Disusun Oleh:
Pembimbing :
dr. Hotber Edwin Rolan Pasaribu, M.Si.Med, Sp.A(K)
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu hingga terselesaikannya laporan kasus ini. Ucapan terima kasih
yang telah memberikan waktu, ilmu, pikiran, serta membimbing dengan penuh
3. dr. Nazardi Oyong, Sp.A, dr. Ismet, Sp.A, dr. Deddy Satriya Putra,
penulis.
ini.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan laporan kasus ini.Akhir kata, semoga laporan
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................ iv
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar malformasi anorektal pada laki-laki ................................ 6
Gambar 2.2 Gambar malformasi anorektal pada perempuan ............................ 6
Gambar 2.3 Contoh kasus malformasi anorektal dengan fistula perineal ........ 8
Gambar 2.4 Contoh kasus malformasi anorektal tanpa fistula perineal ............ 8
Gambar 2.5 Foto Rontgen knee-chest position.................................................. 10
Gambar 2.6 Foto Rontgen knee-chest position menunjukkan letak tinggi ........ 10
Gambar 2.7 Algoritma penatalaksanaan MAR pada neonatus laki-laki ........... 11
Gambar 2.8 Algoritma penatalaksanaan MAR pada neonatus perempuan ....... 12
Gambar 3.1 Foto genitalia pasien ...................................................................... 17
Gambar 3.2 Foto abdomen pasien ..................................................................... 17
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Follow up ........................................................................................... 17
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
adalah suatu kelainan bawaan berupa aganglionosis usus, mulai dari sfingter anal
internal ke arah proksimal dengan panjang segmen tertentu, selalu termasuk anus,
dilakukan Rahman Z. dkk (2010) dari tahun 2005 sampai 2009 dirumah sakit
181 kasus) lebih banyak dari pada perempuan dengan rasio 2,08:1.2
secara pasti, tetapi berkisar di satu di antara 5000 kelahiran hidup. Dengan jumlah
penduduk Indonesia 220 juta dan tingkat kelahiran 35 permil, maka diprediksikan
setiap tahun akan lahir 1540 bayi dengan penyakit Hirschsprung.1 Di Provinsi
Riau menurut penelitian yang dilakukan oleh Odih T di RSUD Arifin Achmad
jumlah pasien yang mengalami Hirschsprung periode tahun 2010 hingga 2016
pasien perempuan.3
8
Hirschsprung dibagi dalam dua jenis berdasarkan panjang segmen yang
obstipasi merupakan tanda utama dan dapat merupakan gejala obstruksi akut.
Trias yang sering ditemukan adalah mekonium yang terlambat keluar lebih dari
24 jam, perut kembung dan muntah berwarna hijau. Pada anak yang lebih besar
dengan atau tanpa disertai pembilasan dengan air garam hangat secara teratur.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
2.3 Embriologi Kolon dan Rektum
Secara embriologi, kolon kanan berasal dari usus tengah, sedangkan kolon kiri
sampai dengan rectum berasal dari usus belakang. Dalam perkembangan embriologik
kadang terjadi gangguan rotasi usus embrional, sehingga kolon kanan dan sekum
atau volvulus sebagian besar usus yang sama halnya dapat terjadi dengan
mesenterium yang panjang pada kolon sigmoid dengan radiksnya yang sempit.7
parasimpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan
saraf pelvikus yang berasal dari daerah sacral mensuplai bagian distal. Serabut
pleksus tersebut.8
13
Gambar 1. Skema syaraf autonom intrinsik usus
Jadi pasien dengan kerusakan medulla spinalis, maka fungsi ususnya tetap
normal, sedangkan pasien dengan penyakit hirschprung akan mempunyai fungsi usus
yang abnormal karena pada penyakit ini terjadi keabsenan pleksus aurbach dan
meissner.9
Persarafan motorik spinchter ani interna berasal dari serabut saraf simpatis (N.
hipogastrikus) yang menyebabkan kontraksi usus dan serabut saraf parasimpatis (N.
splanknicus) yang menyebabkan relaksasi usus. Kedua jenis serabut saraf ini
membentuk pleksus rektalis. Sedangkan muskulus levator ani dipersarafi oleh N.
sakralis III dan IV. Nervus pudendalis mempersarafi sphincter ani eksterna dan
m.puborektalis. Saraf simpatis tidak mempengaruhi otot rektum. Defekasi
sepenuhnya dikontrol oleh N. N. splanknikus (parasimpatis). Akibatnya kontinensia
sepenuhnya dipengaruhi oleh N. pudendalis dan N. splanknikus pelvik (saraf
parasimpatis).8
14
Hirschsprung’s disease. Teori terbaru mengajukan bahwa neuroblasts mungkin bisa
ada namun gagal untuk berkembang menjadi ganglia dewasa yang berfungsi atau
bahwa mereka mengalami hambatan sewaktu bermigrasi atau mengalami kerusakan
karena elemen-elemen didalam lingkungn mikro dalam dinding usus. Faktor-faktor
yang dapat mengganggu migrasi, proliferasi, differensiasi, dan kolonisasi dari sel-sel
ini mingkin terletak pada genetik, immunologis, vascular, atau mekanisme lainnya.
b) Mutasi pada RET Proto-oncogene
Matriks protein ekstraseluler adalah hal penting dalam perlekatan sel dan
pergerkan dalam perkembangan tahap awal. Kadar glycoproteins laminin dan
kolagen tipe IV yang tinggi alam matriks telah ditemukan dalam segmen usus
aganglionik.
Kelainan pada penyakit ini berhubungan dengan spasme pada distal colon dan
sphincter anus internal sehingga terjadi obstruksi. Maka dari itu bagian
15
yang abnormal akan mengalami kontraksi di segmen bagian distal sehingga
a. Hipoganglionosis
Hipoganglionosis adalah keadaan dimana jumlah sel ganglion kurang dari 10 kali dari
jumlah normal dan kerapatan sel berkurang 5 kali dari jumlah normal. Pada colon
kadang mengenai sebagian panjang colon namun ada pula yang mengenai seluruh
colon.
Sel ganglion yang imatur dengan dendrite yang kecil dikenali dengan
pemeriksaan LDH (laktat dehidrogenase). Sel saraf imatur tidak memiliki sitoplasma
sel Schwann’s dan sel saraf lainnya. Pematangan dari sel ganglion diketahui
padaminggu pertama kehidupan. Pematangan dari sel ganglion ditentukan oleh reaksi
16
c. Kerusakan sel ganglion
Aganglionosis dan hipoganglionosis yang didapatkan dapat berasal dari vaskular atau
Kerusakan iskemik pada sel ganglion karena aliran darah yang inadekuat, aliran darah
pada segmen tersebut, akibat tindakan pull through secara Swenson, Duhamel, atau
Soave.
Ultra short segment: Ganglion tidak ada pada bagian yang sangat kecil dari rectum.
Short segment: Ganglion tidak ada pada rectum dan sebagian kecil dari colon.
Long segment: Ganglion tidak ada pada rectum dan sebagian besar colon.
Very long segment: Ganglion tidak ada pada seluruh colon dan rectum dan kadang
mulai terlihat :
17
a. Periode Neonatal.
Ada trias gejala klinis yang sering dijumpai, yakni pengeluaran mekonium
yang terlambat, muntah hijau dan distensi abdomen. Pengeluaran meconium yang
terlambat (lebih dari 24 jam pertama) merupakan tanda klinis yang signifikan.
Muntah hijau dan distensi abdomen biasanya dapat berkurang manakala mekonium
yang serius bagi penderita penyakit Hirschsprung ini, yang dapat menyerang pada
usia kapan saja, namun paling tinggi saat usia 2-4 minggu, meskipun sudah dapat
dijumpai pada usia 1 minggu. Gejalanya berupa diare, distensi abdomen, feces berbau
busuk dan disertai demam. Swenson mencatat hampir 1/3 kasus Hirschsprung datang
dengan manifestasi klinis enterokolitis, bahkan dapat pula terjadi meski telah
dilakukan kolostomi.11
18
b. Periode anak
Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi
kronis dan gizi buruk (failure to thrive). Dapat pula terlihat gerakan peristaltik usus di
dinding abdomen. Jika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya
Gambar 3. Foto anak yang telah besar, sebelum dan sesudah tindakan definitif bedah.
Sulit untuk membedakan antara distensi kolon dengan distensi pada usus
kecil jika hanya melalui foto polos abdomen. Oleh karena itu, harus dilakukan
barium enema adalah pemeriksaan yang terbaik untuk melihat obstruksi yang
19
Pemeriksaan barium enema
bervariasi;
daerah dilatasi;
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas penyakit
Hirschsprung, maka dapat dilanjutkan dengan foto retensi barium, yakni foto setelah
24-48 jam barium dibiarkan membaur dengan feces. Gambaran khasnya adalah
terlihatnya barium yang membaur dengan feces kearah proksimal kolon. Sedangkan
pada penderita yang bukan Hirschsprung namun disertai dengan obstipasi kronis,
Pada orang dewasa yang menderita penyakit ini, biasanya lesi hanya terbatas
pada bagian sigmoid kolon atau rektum. Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita
dewasa itu hampir sama seperti dengan pemeriksaan yang dilakukan ke atas bayi,
yaitu dengan pemeriksaan barium enema. Dalam suatu studi, didapatkan pemeriksaan
dengan CT scan juga bermanfaat untuk menentukan letak zona transisi dari penyakit
ini. Hasil gambaran CT scan yang didapatkan juga sesuai dengan hasil pemeriksaan
20
Pemeriksaan lainnya
Laboratorium Studi
CBC count: Tes ini dilakukan untuk mendeteksi terjadinya komplikasi seperti
Anorektal manometri
Pada anak berusia lebih lanjut dengan keluhan sembelit kronis dan riwayat
untuk melihat refleks anorektal pada pasien yang dicurigai dengan penyakit
Hischsprung. Orang yang menderita penyakit ini biasanya akan kehilangan atau
adalah kurangnya relaksasi pada bagian anus setelah dilakukan inflasi balon di bagian
rektum.13
Biopsi rektum
Biopsi rektum merupakan tes yang paling akurat untuk mendeteksi penyakit
Hirschsprung tidak terbukti. Jika tidak terdapat sel-sel ganglion pada jaringan contoh,
Pada biopsi full-thickness lebih banyak jaringan dari lapisan yang lebih dalam
21
2.8 Tatalaksana Hirschsprung
1. Penanganan umum
2. Penanganan khusus
pembedahan definitif.14
Bagaimanapun, biasanya setelah prosedur operasi ini, keadaan kolon tetap dalam
kedaan abnormal (kurang baik) dan hasil penanganan operasi selanjutnya akan lebih
bervariasi.14
22
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AAP/ Laki-laki
No MR : 01002679
Alamat : Jl. Nusa Indah Gg. Chili Kp. Baru, selat panjang
Agama : Islam
Suku : Melayu
Nama Orang tua
Ayah : Tn. AS
Ibu : Ny. R
Tanggal masuk RSUD AA : 14 Juli 2019 pukul 17.23 WIB
Tanggal periksa : 28 Juli 2019 pukul 13.30 WIB
Tanggal pulang :
Status pulang :
ANAMNESIS
Diberikan oleh : Ibu pasien
Keluhan utama : Bayi laki-laki usia 8 bulan masuk via poliklinik dengan rencana
Pull-Through
23
Neonatus lahir pada tanggal 16/11/2018 secara spontan di RSUD Selat
Panjang. Pasien lahir dibantu dokter obgyn. Saat lahir bayi langsung menangis,
sianosis (-) BAB (-), BAK (+). Saat hamil ibu bayi rutin kontrol ke puskesmas.
Setelah lahir bayi dirawat dalam inkubator, pada hari ke 2 dan 3 bayi terlihat sesak
dan telah diberikan oksigen nasal kanul. Keluhan sesak berkurang pasien
dipulangkan. Setelah dirumah pada hari ke 4, perutnya membesar, tidak bisa BAB,
perut menjadi kembung, muntah (+) berwarna hijau yang keluar dari hidung dan
mulut. BAK normal. Setelah 18 hari dibiarkan keluarga bayi, perut bayi semakin
membesar. Kemudian dibawa ke RSUD Selat Panjang dipasang rectal tube, dilakukan
spooling kemudian BAB mulai keluar dan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad.
Hari ke 19 bayi datang dengan keluhan tidak buang air besar sejak 16 hari
sebelum masuk rumah sakit, keluhan tidak BAB disertai perut yang semakin
membesar dari hari ke hari serta perut terlihat tegang sejak 16 hari SMRS. Perut
membesar dan tegang serta muntah berwarna hijau setiap kali minum ASI dan belum
kentut. Dilakukan pemeriksaan babygram, barium enema dan serta foto thorax.
Terdapat riwayat keterlambatan keluarnya mekonium (+).
24
tidak pernah minum obat dan kontrol tekanan darah dengan alasan takut. Serta
memiliki riwayat gula darah tinggi 1 tahun terakhir, tidak kntrol dan tidak minum
obat. Ibu mengaku tidak mengetahui ukuran lingkar lengan atas, tinggi fundus uteri,
dan denyut jantung janin. Presentasi janin kepala tunggal hidup. Ibu tidak
mengkonsumsi obat-obatan, rokok dan alkohol selama hamil. Ibu memiliki berat
badan sebelum hamil 58 kg, berat badan hamil 70 kg dan tinggi badan 160 cm. Ibu
mengkonsumsi suplemen asam folat dan tablet Fe selama kehamilan, namun tidak
melakukan senam hamil, konsultasi gizi maupun imunisasi TT saat hamil. Demam (-)
dan riwayat keputihan (+). Riwayat Ibu menggunakan KB setiap 3 bulan dengan jenis
KB suntik.
Riwayat obstetri :
Ibu G4P4A0H4, aterm, periksa rutin ke puskesmas
Anak pertama, BBL= 3100 gr, normal di bidan
Anak kedua, BBL = 2900 gr, normal di bidan
Anak ketiga, BBL = 3300 gr, normal di bidan
Riwayat kelahiran spontan ditolong dokter obgyn, langsung menangis, BBL 3100
gr
Usia ibu saat melahirkan 33 tahun
25
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Gerakan aktif, tangis kuat, kesadaran alert.
Kepala/wajah
LK: 42 cm, fontanella datar, sutura normal, langit-langit utuh, sianosis sentral (-), low
set ear (-).
Sistem respiratori
RR : 30 kali/menit, bernafas tanpa upaya keras, merintih (-), pernafasan cuping
hidung (-), retraksi (-), gerakan dada simetris, bunyi nafas vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskular
HR : 117 dpm, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
26
Sistem gastrointestinal
Warna dinding perut kemerahan, dinding perut > dinding dada, distended (+), LP
±60 cm, massa (-), organomegali (-), BU (+) meningkat, edema tali pusat (-), nyeri
tekan (-), anus paten.
Genitalia
Jenis kelamin laki-laki, kelainan kongenital (-).
Ekstremitas
LILA : 13 cm, bentuk simetris, CRT <3 detik, CTEV (-).
Diagnosis masuk :
Post op Pull-Through atas indikasi Hirschsprung disease
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin:
-Hb : 9 g/dl (L)
-Ht : 28,7 % (L)
-Trombosit : 645.000/Ul (H)
27
-Leukosit : 24.090/Ul (H)
-Eritrosit : 3.610.000/Ul (L)
- MCV :79,5 fL
- MCH : 24,9 pg (L)
- MCHC : 31,4 g/dl (L)
Diff Count :
- Neutrofil : 82,0 (↑)
-Limfosit : 14,4 (↑)
-Monosit : 2,9
-Eosinofil : 0,5 (↓)
- Basofil : 0,2
Tatalaksana
Pasang OGT
Puasa
Direncanakan Pull-Through pada tanggal 16-07-2019
Prognosis :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam :bonam
28
21 April 2018
Tanda-tanda vital GDS Asupan Cairan Berat Badan Pemeriksaan Terapi
(TTV) Penunjang
Kesadaranalert, suhu, 89 Susu formula D10 1/5 NS 2860 gram Hb 16,7 mg/dL, Ht 47%,
frekuensipernapasandan 70cc/3 jam . 17,7cc/jam leukosit 10.670/uL,
naditidakstabil trombosit 307.000/uL,
albumin : 3.9. PT13,3
APTT : 41,8. INR 0,98
22 April 2018
Tanda-tanda vital GDS Asupan Cairan Berat Badan Pemeriksaan Terapi
(TTV) Penunjang
Kesadaranbayialert, - Susu formula 2920 gram - Cryopresipitat
namunsuhu, 70cc/3 jam 6x30cc, 2 kantong
frekuensipernapasan, hari pertama.
dan nadistabil
23 April 2018
Tanda-tanda vital GDS Asupan Cairan Berat Badan Pemeriksaan Terapi
(TTV) Penunjang
Kesadaranbayialert, - Susu formula 3070 gram - Cryopresipitat
dengankeadaansuhu, 70cc/3 jam 6x30cc, 2
frekuensipernapasan, kantong hari
naditidakstabil kedua
24 April 2018
13
Tanda-tanda vital GDS Asupan Cairan Berat Badan Pemeriksaan Terapi
(TTV) Penunjang
Kesadaran alert, suhu, Susu formula 3195 gram Hb 13,3 g/dL Cryopresipitat
frekuensipernapasan, 70cc/3 jam Ht 39,6 % 6x30cc, 2
nadistabil, Leukosit 11.730/uL kantong hari
danmulaibergerakaktif Trombosit 355.000 ketiga.
CRP reaktif
IT Ratio 0,4
Bayi kemudian dilakukan operasi colostomy pada jam 12.00 sampai 12.45
25 April 2018
Tanda-tanda GDS Asupan Cairan Berat badan Pemeriksaan Terapi
vital (TTV) penunjang
Kesadaran alert Susu formula 3250 gram Ampicilin
keadaansuhu 70cc/3 jam sulbactam
tinggi, frekuensi 225mg/12 jam
pernapasan dan Amikasin
nadistabil 22,5mg/12 jam
26 April 2018
Tanda-tanda vital GDS Asupan Cairan BeratBadan PemeriksaanPenunjang Terapi
(TTV)
Kesadaran alert - Susu formula 3200 gram Ampicilin
keadaansuhu tinggi, 70cc/3 jam sulbactam
frekuensipernapasan, 225mg/12 jam
nadistabil Amikasin
22,5mg/12 jam
Bayikemudian dipulangkan dalam keadaan sadar, suhu tubuh dalambatas normal, refleks hisap dan
toleransiminumbaiksertamengalamipeningkatanberatbadan. Pasien kontrol ulang ke bedah anak untuk tindakan selanjutnya.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Neonatus laki-laki lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan dari hasil
HPHT saat hamil yaitu 38−40 minggu dan berat badan lahir bayi 3100 gram
Hal ini sudah sesuai dengan anjuran dari Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia yang menganjurkan ANC pada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada
trimester 1, 1 kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3. Berat badan ibu
sebelum hamil 58 kg, berat badan saat hamil 70 kg dan tinggi badan 160 cm.
Kenaikan berat badan saat hamil sesuai dengan kenaikan berat badan barat
menurut IMT. Ibu memiliki IMT 22,65 mm2, kenaikan berat badan untuk ibu
dengan IMT 18,5-22,9 adalah11,3 sampai dengan 15,9 kg. Pada ibu ini kenaikan
berat badan sebanyak 13 kg. Tekanan darah ibu selama hamil adalah 110/80
mmHg, ibu mengatakan tidak pernah mengalami darah tinggi selama hamil. Ibu
mengaku tidak mengetahui ukuran lingkar lengan atas, tinggi fundus uteri, dan
denyut jantung janin. Presentasi janin kepala tunggal hidup. Ibu rutin
mengonsumsi tablet besi yang diberikan oleh bidan. Ibu tidak pernah melakukan
seksual. Saat hamil ibu sudah melakukan temu wicara dengan bidan mengenai
21
spontan di RSUD Selat Panjang, langsung menangis, tonus otot kuat dan refleks
kuat.
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis dengan ibu pasien, ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya tidak bisa BAB disertai perut yang semakin membesar dan tegang
serta muntah hijau setiap kali minum ASI. Dari seluruh kasus Hirschsprung, 6%-
dikeluarkan dalam waktu 48 jam setelah lahir. Gejala lain yang biasanya terdapat
caudal. Sehingga sel ganglion selalu tidak ditemukan dimulai dari anus dan
Sebelum pulang, telah diberikan edukasi kepada orang tua pasien untuk
menjaga kebersihan luka post colostomy, mengganti kasa penutup luka setiap
terisi penuh dengan buang air besar, membersihkan kulit sekitar luka dengan air
bersih hangat serta membawa neonatus ke dokter jika ditemukan adanya tanda-
tanda infeksi seperti demam, kulit disekitar luka berwarna merah dan luka bekas
operasi berair dan berbau busuk. Pasien harus kontrol ke dokter spesialis bedah
colostomy. Tindakan yang akan dilakukan selanjutnya yaitu pull trough tetapi
biasanya tindakan tersebut dapat dilakukan saat pasien sudah berumur 6 bulan.
22
Pada usia 8 bulan ibu membawa bayi ke RSUD AA untuk dilakukan pull
trough
23
DAFTAR PUSTAKA
3. Odih T. Hasil luaran operasi pulltrough pada hirsprung dengan skoring klotz di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru 2010-2016 . Riau: Universitas Riau: 2018
6. Hackam D.J., Newman K., Ford H.R. 2005. Chapter 38 Pediatric Surgery in:
Schwartz’s PRINCIPLES OF SURGERY. 8th edition. McGraw-Hill. New
York. Page 1496-1498.
8. Leonidas J.C., Singh S.P., Slovis T.L. 2004. Chapter 4 Congenital Anomalies
of The Gastrointestinal Tract In: Caffey’s Pediatric Diagnostic Imaging 10th
edition. Elsevier-Mosby. Philadelphia. Page 148-153
10. Febrina A, 2014. Seorang bayi laki-laki usia 10 hati dengan megacolon
kongenital. Fakultas kedokteran UNS; Surakarta
11. Budi Irawan , Bab 1 dan Bab 2 dalam; Pengamatan fungsi anorektal pada
penderita penyakit Hirschprung pasca operasi pull- through .Bagian ilmu bedah
fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara 2003. Halaman
1,3,4,5,6,7,8,9,10,11 dan 15.
24
12. Pediatric Surgical Problem, Chapter 18.Colon and Rectal Surgery.Marwin
L.Corman. Edisi ke 5. Lippincott Williams and Wilkins 2005. Halaman 559
dan 560.
13. Alberto Pena dan Marc A Levitt, Surgical Therapy of Hirschprung Disease
dalam Constipation Etiology, Evaluation and Management. Ditulis oleh;
Steven Wexner dan Graeme S. Duthie. Springer- Verlag London Limited 2006.
Pediatric Surgical Problem Chapter 18 dalam Colon and Rectal Surgery ditulis
oleh Marwin L.Corman. Edisi ke 5. Lippincott Williams and Wilkins 2005.
25