Anda di halaman 1dari 46

By: Dyah Juliastuti, SKp,MSc, Dipl.Trop.Nurs.,M.Kep, Sp.

Mat,
PhD

3/20/2021 D.Juliastuti 1
AKI & AKN YG TINGGI

Program Internasional & Nasional:


◼ Making Pregnancy Safer (MPS) (2000)
◼ Indonesia Sehat 2010
◼ Tenaga Kesehatan Profesional
But:
Millennium Development Goals (MDG) 5
tidak tercapai, WHY??

3/20/2021 D.Juliastuti 2
3/20/2021 D.Juliastuti 3
https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-profil-kesehatan.html
https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-profil-kesehatan.html

3/20/2021 D.Juliastuti 4
◼ Jumlah Kematian Ibu di Indonesia tahun 2019: 4,221
◼ Sebab:
◼ Perdarahan (30.3%, 1.280)
◼ Hipertensi dalam kehamilan (25.2%, 1.066)
◼ Infeksi (4.9%, 207)
◼ Gangguan sistem peredaran darah (4.7%, 200)
◼ Gangguan metabolic (3.7%, 157)
◼ Lain-lain (31.0%, 1.311)

3/20/2021 D.Juliastuti 5
◼ Anemia pada bumil Indonesia: 48.9% (Riskesdas, 2018)
◼ 84.6% anemia terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun.
◼ Hamil dg “4 Terlalu”
◼ Keadaan “3 Terlambat”

3/20/2021 D.Juliastuti 6
'3 Terlambat' :
1. Terlambat mengenal tanda bahaya & mengambil
keputusan →terlambat u/ mendapat penanganan.
2. Terlambat merujuk (C/ kendala transportasi).
3. Terlambat mendapat penanganan (terbatasnya
sarana & sumber daya manusia)

3/20/2021 D.Juliastuti 7
▪ Low quality of skilled birth attendance care, termasuk
kompetensi yang rendah dan kurang askes terhadap faskes
yang dapat memberikan pelayanan kedaruratan obstetrik dasar
dan komprehensif

▪ Socio-economic inequalities, khususnya dalam penggunaan


pelayanan kesehatan professional.

https://indonesia.unfpa.org/en/topics/maternal-health-6

3/20/2021 D.Juliastuti 8
◼ Derajat kesehatan ibu & kesiapan u/ hamil/melahirkan
◼ Frekuensi dan kualitas ANC care, termasuk deteksi risti
◼ Pertolongan persalinan & perawatan segera stlh melahirkan
berkualitas
◼ Sistem rujukan
◼ Sosial budaya :c/ pantangan makan
◼ Kebiasaan hidup (merokok, konsumsi alkohol, NAPZA)
◼ Persepsi yg salah ttg komplikasi perinatal
◼ Ketidaktahuan ibu, suami & klgnya ttg pentingnya ANC, pertolongan
persalinan dg nakes prof, persiapan persalinan & kegawatdaruratan

3/20/2021 D.Juliastuti 9
◼ KTD : kehamilan yang tidak diinginkan/direncanakan
→ berakhir dg: aborsi yang tidak aman
◼ Hamil usia muda → risti perinatal
◼ Seks bebas → risti penularan PMS, HIV/AIDS
◼ Info ttg kespro remaja terbatas

3/20/2021 D.Juliastuti 10
1. Primigravida <20 tahun atau >35 tahun
2. Anak >4
3. Jarak persalinan yang terakhir dan kehamilan sekarang <2
tahun
4. Tinggi badan <145 cm
5. Berat badan <38 kg atau lila < 23,5 cm
6. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi, dan
riwayat cacat kongenital
7. Kelainan bentuk tubuh c/ kelainan tulang belakang atau
panggul

3/20/2021 D.Juliastuti 11
▪ Hiperemesis Gravidarum +tidak mau makan
▪ Hipertemia
▪ Edema kaki, tangan dan wajah + kejang/eklampsia
▪ Janin kurang bergerak
▪ Perdarahan pada jalan lahir
▪ Ketuban pecah dini/ belum waktunya
▪ Anemia berat (Hb <8 gr %)
▪ Hipertensi (sistole> 140mmhg, diastole > 90 mmhg)

3/20/2021 D.Juliastuti 12
▪ Bayi letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu
▪ Bayi letak sungsang
▪ Infeksi akut berat c/COVID-19, TB, malaria
▪ Kehamilan ganda
▪ Janin yang besar
▪ Penyakit kronis pada ibu : jantung, paru dll
▪ Riwayat obstretri yang buruk , riwayat SC dan komplikasi kehamilan

3/20/2021 D.Juliastuti 13
◼ Persalinan lama (41%)
◼ Kelainan jumlah janin
◼ Kelainan besar janin
◼ Kelainan letak dan posisi janin
◼ Persalinan prematur
◼ Ketuban pecah dini
◼ Pre/Eklamsi
◼ Perdarahan paska persalinan
◼ Infeksi masa nifas

3/20/2021 D.Juliastuti 14
3/20/2021 D.Juliastuti 15
▪ 2019: 29.322 kematian balita, 69%(20.244) neonatus
▪ 80% neonatus meninggal di 6 hari pertama kehidupan
◼ BBLR (35.3%), asfiksia (27.0%), Kelainan kongenital (12.5%), sepsis (infeksi sistemik)
(3.5%), Tetanus neonatorum (0.3%), lain-lain (21.4%)(Profil Kesehatan Indonesia
2019)

Faktor yang mempengaruhi:


▪ Kondisi Kesehatan ibu selama hamil
▪ ANC care yang kurang berkualitas
▪ < penanganan komplikasi obstetri & ↓ status kes ibu
▪ Hanya 8,3% diberikan ASI 1 jam ssdh lahir
▪ <<< pemberian ASI eksklusif
3/20/2021 D.Juliastuti 16
1. BBLR
2. Tetanus neonaturum
3. Asfiksia
4. Ikterus neonatorum (>10 hari setelah lahir)
5. Bayi baru lahir dengan sepsis
6. Berat lahir >4000 gr
7. Bayi preterm dan posterm
8. Kelainan kongenital
9. Bayi lahir dengan Tindakan khusus (c/ vakum)

3/20/2021 D.Juliastuti 17
◼Faktor yg berhubungan: < penanganan
komplikasi obstetri & ↓ status kes ibu
◼Sebab kematian neonatus: BBLR (29%), asfiksia
(27%), TN (10%) (SKRT, 2001), sepsis (infeksi
sistemik), kelainan bawaan, dan ISPA(Riskesda
Depkes RI, 2002-2007)
◼BBLR di dunia: 15%, di Ina: 20%
◼Hany 8,3% diberikan ASI 1 jam ssdh lahir
◼<<< pemberian ASI eksklusif

3/20/2021 D.Juliastuti 18
◼ Bimbingan dalam melaksanakan pelayanan KB
◼ Pendidikan dan pelayanan untuk perawatan prenatal
◼ Penanganan proses kelahiran yang aman
◼ Perawatan pascanatal, khususnya pemberian ASI, perawatan
kesehatan bayi, anak dan Ibu
◼ Pencegahan dan pengobatan yang memadai terhadap infertilitas
◼ Penanganan terhadap aborsi
◼ Pengobatan ISK
◼ Pelayanan PMS, HIV/AIDS serta kanker alat reproduksi
◼ Informasi pendidikan dan konseling terhadap seksualitas

3/20/2021 D.Juliastuti 19
Januari-Maret 2020, jumlah seluruh kasus PIMS dengan penegakan diagnosa berdasarkan pendekatan
sindrom berjumlah 11.215 kasus, sedangkan berdasarkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium
berjumlah 17.869 kasus.

Jumlah kasus PIMS terbesar berdasarkan kelompok risiko secara berurutan adalah pasangan risti
(5.033); LSL (3.858); wanita pekerja seks (3.805); pelanggan PS (1.602); Waria (313); pria pekerja seks
(33); dan penasun (8). C

Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan sindrome yang dilaporkan yaitu duh tubuh vagina 8.005
kasus, duh tubuh uretra 2.043 kasus, ulkus genital 367 kasus, bubo inguinal 10 kasus, penyakit radang
panggul 179 kasus, pembengkakan skrotum 39 kasus, konjungtivitis neonatorum 1 kasus, dan duh tubuh
anus 134 kasus.

Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan pemeriksaan laboratorium yang dilaporkan yaitu sifilis dini
3.468 kasus, sifilis lanjut 1.405 kasus, gonore 2.481 kasus, urethritis gonore 1.878 kasus, urethritis non-
GO 1.932 kasus, servisitis proctitis 5.547 kasus, LGV 79 kasus, trikomoniasis 612 kasus, dan herpes
genital 467 kasus.
3/20/2021 D.Juliastuti 20
Kasus HIV

3/20/2021 D.Juliastuti 21
Ibu hamil HIV-postif

Sumber: Kemenkes RI, 2020

3/20/2021 D.Juliastuti 22
Bayi HIV-positif

3/20/2021 D.Juliastuti 23
3/20/2021 D.Juliastuti 24
◼Malaria, TB-Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA), Kusta, Penyakit Menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah,
Rabies, Filariasis, Frambusia dan Antraks.

3/20/2021 D.Juliastuti 25
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang


adekuat.

3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya


pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran

3/20/2021 D.Juliastuti 26
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar universal
3. Mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan kematian balita
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi penyakit HIV/AIDS , malaria dan
penyakit lainnya
7. Menjamin kelestarian lingkungan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan
3/20/2021 D.Juliastuti 27
3/20/2021 D.Juliastuti 28
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran
2. Peningkatan pertolongan persalinan ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga kesehatan secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi atau komplikasi kebidanan baik oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penganan dan pengamatannya secara terus menerus
4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan
5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standar
dan menjangkau seluruh sasaran

3/20/2021 D.Juliastuti 29
Standar minimal “5T” pelayanan antenatal:
1. Timbang BB & ukur TB
2. (Ukur )Tekanan darah
3. (Ukur) Tinggi fundus uteri
4. (Pemberian imunisasi) Tetanus Toksoid/TT lengkap
5. (Pemberian) Tablet tambah darah min. 90 tablet selama kehamilan

3/20/2021 D.Juliastuti 30
- frekuensi ANC : min. 4x selama kehamilan
= Minimal 1 kali pada triwulan I
= Minimal 1 kali pada triwulan II
= Minimal 2 kali pada triwulan III

→u/ menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam memberi


kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko tingi yang
ditemukan.
3/20/2021 D.Juliastuti 31
-Tenaga penolong [persalinan] : dokter spesialis kebidanan,

dokter umum, bidan, perawat maternitas.

-Prinsip Dasar :
1. Sterilitas atau pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yg sesuai dg standar
pelayanan
3. Merujuk kasus yg memerlukan tingkat pelayanan yg lebih
tinggi

3/20/2021 D.Juliastuti 32
Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya :

1. Primigravida <20 tahun atau >35 tahun


2. Anak >4
3. Jarak persalinan yang terakhir dan kehamilan sekarang <2 tahun
4. Tinggi badan <145 cm
5. Berat badan <38 kg atau lila < 23,5 cm
6. Riwayat keluarga menderita kencing manis,hipertensi dan riwayat
cacat kongenital
7. Kelainan bentuk tubuh mis. kelainan tulang belakang atau panggul

3/20/2021 D.Juliastuti 33
Resiko tinggi /komplikasi pada kehamilan

- Hb kurang dari 8 gr %
- Tekanan darah tinggi ( sistole> 140mmhg, diastole > 90 mmhg)
- Oedema yang nyata
- Eklamsia
- Perdarahan pervaginam
- Ketuban pecah dini
- Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
- Letak sungsang
- Infeksi berat atau sepsis
- Persalinan prematur
- Kehamilan ganda
- Janin yang besar
- Penyakit kronis pada ibu : jantung, paru dll
- Riwayat obstretri yang buruk ,riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan
3/20/2021 D.Juliastuti 34
Kejadian komplikasi kebidanan & resiko tinggi (15-20%
bumil → tidak selalu dapat diduga sebelumnya →
Bumil harus selalu berada sedekat mungkin dg
sarana pelayanan yg mampu memberikan pelayanan
obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED)

Kebijakan Depkes: setiap kabupaten/kota harus


mempunyai minimal 4 puskesmas mampu PONED.

3/20/2021 D.Juliastuti 35
Pelayanan Obstetri Dasar terdiri dari:
1. Pencegahan & penanganan perdarahan
2. Pencegahan & penanganan preeklamsi dan
eklamsi
3. Pencegahan & penanganan infeksi
4. Penanganan partus lama/macet
5. Pencegahan dan penanganan abortus

3/20/2021 D.Juliastuti 36
Pelayanan neonatal meliputi:
1. Pencegahan & penanganan asfiksia
2. Pencegahan & penanganan hipotermi
3. Pencegahan & penaganan BBLR
4. Pencegahan & penanganan kejang atau ikterus
5. Pencegahan & penanganan gangguan minum

3/20/2021 D.Juliastuti 37
→ Puskesmas mampu PONED harus didukung o/ RSU
kab./kota yg mampu melaksanakan pelayanan
obstetri & neonatal emergensi
komprehensif(PONEK) selama 24 jam

→PONEK: RSU mampu operasi sesar dan transfusi


darah

3/20/2021 D.Juliastuti 38
◼Peningkatan kualitas persalinan u/ mencegah komplikasi
maternal
◼ Manajemen aktif kala III sesuai standar → mencegah 60%
perdarahan
◼ Pencegahan infeksi → persalinan di faskes
◼ Tatalaksana pre-eklampsia dg MgSO4 → mencegah eklampsia

3/20/2021 D.Juliastuti 39
◼Mengatasi 3 terlambat:
◼ Terlambat mengenal tanda bahaya & mengambil keputusan → P4K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
◼ Terlambat merujuk → DESA SIAGA (ambulans desa, suami siaga,
bidan siaga, warga siaga)
◼ Terlambat mendapat penanganan → mempercepat response time di
fasilitas rujukan, kesiapan UGD, dll

3/20/2021 D.Juliastuti 40
◼Mengatasi 4 terlalu:
◼ Terlalu muda → penundaan usia melahirkan
◼ Terlalu tua → perencanaan kehamilan pd usia 20-35
th
◼ Terlalu dekat → penundaan kehamilan minimal 2
tahun → dg KB
◼ Terlalu banyak → stop kehamilan → KB mantap

3/20/2021 D.Juliastuti 41
Upaya u/ mencegah kematian neonatal:
1. pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin
2. pertolongan sesuai dengan standar pelayanan
3. perawatan bayi baru lahir yang adekuat
→ Yan kes neonatal dasar: ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, injeksi Vit K & imunisasi hep B1 jk tdk
diberikan saat lahir, manajemen terpadu bayi muda
→ Cakupan pelayanan neonatal standar paling sedikit 3x: 6-24 jam stlh
lahir (Kn1), hari 3-7 (Kn2), dan hari ke-28 (Kn3) → di fasilitas yan kes
atau kunjungan rumah (Kn= kunjungan)

3/20/2021 D.Juliastuti 42
4. Deteksi dini & penanganan neonatal resiko tinggi agar segera dapat
diberikan pelayanan yang diperlukan

Resiko tinggi pada neonatal meliputi:


1. BBLR
2. Bayi dengan tetanus neonaturum
3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
4. Bayi dengan ikterus neonatorum( ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
5. Bayi baru lahir dengan sepsis
6. Bayi lahir denagan berat lebih dari 40oogr
7. Bayi preterm dan posterm
8. Bayi baru lahir dengan cacat bawaan
9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan

3/20/2021 D.Juliastuti 43
Upaya Pelayanan Ibu Nifas:

◼Nifas: periode 6 jam s.d. 42 hari paska persalinan


◼Pelayanan nifas standar termasuk: pemberian vit A
2x, persiapan dan /atau pemasanagn KB paska
persalinan, serta deteksi dini komplikasi masa nifas
◼Cakupan yan kes ibu nifas: min.3x → 6 jam s.d. 3
hari paska persalinan , pd minggu ke II dan minggu
ke IV

3/20/2021 D.Juliastuti 44
Antara lain:
◼ Kelainan jumlah janin
◼ Kelainan besar janin
◼ Kelainan letak dan posisi janin
◼ Persalinan prematur
◼ Ketuban pecah dini
◼ Pre/Eklamsi
◼ Perdarahan paska persalinan
◼ Infeksi maa nifas

3/20/2021 D.Juliastuti 45
3/20/2021 D.Juliastuti 46

Anda mungkin juga menyukai