Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

PRAKTIKUM PATIENT SAFETY

MENGURANGI RESIKO CIDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH

KELOMPOK 1

Arie Yuliyanti 120011

Desi Risnawati 120021

Ratu Rokhliani 120061

Rosita 120067

Sulastri 120073

Dosen Pengampu : Apt. Kurniatul Hasanah, M. Farm

POLTEKKES HERMINA JAKARTA

PRODI D-III FARMASI

2021/2022
MENGURANGI RESIKO CIDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH

Program Patient safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
menjadi lebih aman yang mencangkup pengkajian resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Salah satu resiko yang akan timbul adalah pasien jatuh (fall). Untuk mengantisipasi dan
mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cedera, perlu dilakukan pengkajian di awal
maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala menegenai resiko pasien jatuh, termasuk resiko
potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil tindakan untuk
mengurangi semua resiko yang telah diidentifikasi tersebut, pengkajian resiko jatuh ini telah dapat
dilaksanakan sejak pasien mulai terdaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh patient safety
atau tim keselamatan pasien yang dibentuk rumah sakit.Morse fall scale (MFS) sebagai instrument
yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko jatuh. Penilaian pasien anak
menggunakan scoring humpty dumpty dan pada pasien geriatri menggunakan Ontario modified
straftify-sidney scoring.

A. Ruang Lingkup Lokasi


1. Poli pelayanan rawat jalan
2. Unit gawat darurat
3. Ruang rawat inap
4. Kamar operasi
5. Instansi radiologi

B. Ruang Lingkup Usia


1. Anak-anak dari usia 0-14 tahun
2. Dewasa dari rentan usia 14-60 tahun
3. Geriatri dari usia > 60 tahun

Pengkajian resiko pasien jatuh ini dapat dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar,
dengan menggunakan skala jatuh.
Tim patient safety atau tim keselamatan pasien RS dibentuk untuk mengidentifikasi pasien
dewasa yang beresiko jatuh, pada pasien anak menggunakan scoring Humpty Dumpty, pada pasien
dewasa menggunakan score MFS, dan pada pasien geriatri menggunakan Ontario stratify-sidney
scoring.

Scoring Humpty Dumpty

Merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien
beresiko jatuh untuk pasien berusia 0-14 tahun. Dengan menghitung skor jatuh Humpty Dumpty
dapat ditentukan resiko jatuh pada pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat diupayakan
pencegahan yang perlu dilakukan.

Assesmen resiko jatuh Scoring Humpty Dumpty

Tingkat resiko Skor morse Tindakan


Resiko rendah 1-6 Tidak ada tindakan
Resiko sedang 7-11 Pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi ≥ 12 Pencegahan jatuh resiko tinggi

Morse fall scale (MFS)

Merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien
beresiko jatuh untuk pasien berusia 14-60 tahun. Dengan menghitung Scoring MFS dapat
ditentukan resiko jatuh pada pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat diupayakan
pencegahan yang perlu dilakukan.

Assesmen resiko jatuh Morse Fall Scale

Tingkat resiko Skor MFS Tindakan


Resiko rendah 0-24 Tidak ada tindakan
Resiko sedang 25-44 Pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi ≥45 Pencegahan jatuh resiko tinggi

Ontario Stratify-Sidney Scoring

Merupakan salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien
beresiko jatuh untuk pasien berusia > 60 tahun. Dengan menghitung Ontario Stratify-Sidney
Scoring dapat ditentukan resiko jatuh pada pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat
diupayakan pencegahan yang perlu dilakukan.

Assesmen resiko jatuh Ontario Stratify-Sidney Scoring

Skor Ontario Stratify Sidney


Tingkat resiko Tindakan
Scoring
Resiko rendah 0-5 Tidak ada tindakan
Resiko sedang 6-15 Pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi ≥ 16 Pencegahan jatuh resiko tinggi

Tingkatan resiko jatuh terbagi menjadi resiko jatuh rendah, sedang, dan tinggi. Untuk
pasien dengan risiko jatuh yang tinggi pada tempat tidur pasien dipasang kode atau lambang
berupa gambaran orang yang akan jatuh dengan layar warna merah, sedangkan resiko sedang
berlatar warna kuning, kode jatuh ini harus menempel pada tempat tidur pasien dan mudah terlihat
oleh petugas, kode berupa gambar orang yang akan jatuh tersebut dipasang menempel pada tempat
tidur dengan maksud apabila pasien pindah maka kode akan terbawa barsama pasien. Apabila
pasien jatuh maka petugas harus dapat segera melakukan penanganan pasien jatuh sesuai dengan
SPO yang ada. Buat pelaporan mengenai pasien jatuh ke tim patient safety. Dari laporan insiden
ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk memperbaiki sistem sehingga
dapat mengurangi atau menekan angka KTD karena jatuh.
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian
rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang resiko jatuh
berwarna kuning dipergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien atau keluarga tentang
maksud pemasang gelang tersebut.
Hal-hal umum yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam ruang lingkup pelayanan di
rumah sakit pada pasien dengan resiko jatuh :

1. Faktor Lingkungan
• Selalu meninggalkan tempat tidur dengan posisi horizontal terendah (untuk tempat tidur
dengan ketinggian yang bisa diubah-ubah) ketika perawat sudah selesai memberikan
asuhan.
• Memasang penghalang tempat tidur dan memeriksa keamanannya
• Memeriksa dan menyesuaikan obyek-obyek yang menonjol seperti roda tempat tidur.
• Membersihkan dan memindahkan alat-alat yang tidak dibutuhkan lagi.
• Menganjurkan untuk menggunakan pegangan sepanjang dinding koridor pada saat
berjalan.
• Memastikan bahwa ada cukup cahaya, terutama diwaktu senja dan malam hari.

2. Faktor pasien
• Salah memperkirakan jarak dari tempat tidur ke lantai
• Merasa lemah atau pusing pada saat mencoba untuk bangun
• Merubah posisi terlalu cepat dan kehilangan keseimbangan ketika mencoba untuk bangun
dari kursi. Hal ini umum terjadi khususnya pada pasien lanjut usia.
• Tidak mengenal lingkungan sekitarnya.
• Meminum obat yang membuat kesadaran mereka terhadap lingkungan berkurang.
• Berada ditempat gelap.
• Gangguan status mental (misalnya: bingung atau disorientaasi).
• Gangguan mobilitas (misalnya: gangguan berjalan, kelamahan fisik, menurunnya mobilitas
tungkai bawah, gangguan keseimbangan).
• Riwayat jatuh sebelumnya.
• Obat-obatan (sedatif dan penenang, obat-obatan yang berlebihan).
• Berkebutuhan khusus contohnya memerlukan bantuan untuk buang air.
• Usia lanjut.
Pencegahan yang harus dilakukan adalah :
• melibatkan keluarga/ penunggu pasien.
• Mengajarkan hal-hal tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah pasien jatuh,
misalnya tidak meninggalkan pasien sendiri, menutup pengaman tempat tidur dan anjurkan
keluarga untuk memberitahukan perawat bila meninggalkan pasien.
• Segala upaya pencegahan jatuh telah perawat lakukan dalam meminimalkan dan tidak
terjadinya pasien jatuh.

3. Penerapan SPO oleh perawat


• Melaporkan kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD) pada yang berwenang.
• Berperan aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan kualitas atau mutu
pelayanan.
• Meningkatkan komunikasi pasien dan tenaga kesehatan profesional lainnya.
• Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup.
• Meningkatkan standar baku untuk progam pengendalian infeksi (infection control).
• Mengusulkan SPO dan protokol pengobatan yang dapat meminimalisasi kejadian error.
• Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili dokter, para ahli farmasi, dll.
• Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan obat.
• Berkolaborasi dengan sistem pelaporan nasional untuk mencatat, menganalisa data,
mempelajari kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD).

Upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien jatuh yaitu :


• Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya.
• Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan darurat.
• Posisikan alat bantu panggil darurat dalam jangkauan.
• Posisikan barang-barang pribadi dalam jangkauan pasien.
• Menyediakan pegangan tangan yang kokoh dikamar mandi, kamar dan lorong.
• Posisikan sandaran tempat tidur RS diposisi rendah ketika pasien sedang beristirahat, dan
posisikan sandaran tempat tidur RS diposisi rendah ketika pasien tidak tidur.
• Posisikan roda tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal RS.
• Menjaga roda pada kursi roda diposisi terkunci ketika stasioner.
• Gunakan alas kaki yang nyaman dan baik dan tepat pada pasien.
• Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan.
• Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering.

Referensi :

1. Panduan nasional pasien Rumah Sakit Dep.Kes tahun 2008


2. PMK No. 1691 tahun 2011, tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai