PERTEMUAN 3
CARA PEMBERIAN OBAT HEWAN COBA
(ORAL)
DESI RISNAWATI
120021
KELAS B
I. DASAR TEORI
Contoh
Buatlah perhitungan dosis dan volume pemberian serta konsentrasi larutan yang diperlukan
untuk memberikan obat glibenklamid dengan dosis lazim pada manusia sebesar 5 mg
kepada mencit.
II. TUJUAN PERCOBAAN
Melalui praktikum ini diharapkan anda mampu memegang, memberikan obat secara
peroral pada hewan coba dengan benar.
IV. ALAT
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Kendang restrain
4. Sonde oral
1. Memegang mencit
a. Mencit diangkat dengan cara
memegang ekor kearah atas dengan
tangan kanan.
b. Lalu letakkan mencit di permukaan
yang kasar, biarkan mencit
menjangkau/ mencengkeram alas
yang kasar (kawat kendang)
c. Kemudian dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri menjepit kulit
tengkuk mencit seerat mungkin.
d. Ekor dipindahkan ke tangan kiri,
dijepit antara jari manis dan
kelingking.
e. Mencit siap diberi perlakuan.
2. Memegang tikus
a. Tikus adalah hewan yang pandai
dan responnya baik bila dipegang
dengan baik.
b. Tikus tidak akan menyerang
kecuali merasa terancam atau
diprovokasi, gunakan sarung
tangan untuk mengurangi resiko
alergi, juga menghindari paparan
feromone dan senyawa kimia lain
yang dapat menyebabkan tikus
gugup.
c. Angkat hewan dengan lembut,
posisi tangan disekitar dada bagian
atas tanpa meremas, letakkan ibu
jari dibawah rahang hewan jika
takut digigit tanpa memberikan
tekanan pada tenggorokan.
d. Tikus akan tetap santai jika perut
dipijat lembut, berbicara dengan
tenang dan menghindari suara
bernada tinggi.
3. memberi obat pada hewan coba
a. Per oral
Cairan obat diberikan dengan
menggunakan sonde oral. Sonde
ditempelkan pada langit-langit
mulut, kemudian perlahan-lahan
dimasukan sampai ke esophagus
dan cairan obat dimasukan.
b. Subcutan
Kulit di daerah tengkuk diangkat
dan ke bagian bawah kulit
dimasukan obat dengan spuit 1 mL.
Selain itu bisa di daerah belakang
tikus.
c. Intravena
Mencit dimasukan kealam kandang
retriksi, dengan ekornya menjulur
keluar. Ekor dicelupkan dalam air
hangat (28-30oC) agar pembuluh
vena ekor mengalami dilatasi
sehingga memudahkan pemberian
obat ke dalam pembuluh vena.
Pemberian obat dilakukan
menggunakan jarum suntik no. 24
d. Intramuskular
Obat Obat disuntikkan pada paha
posterior dengan jarum suntik no.
24
e. Intra Peritoneal
Pada saat penyuntikan, posisi
kepala lebih rendah dari abdomen.
Jarum disuntikkan dengan sudut
sekitar 100o dari abdomen pada
daerah yang sedikit menepi dari
garis tengah, agar jarum suntik
tidak mengenai kandung kemih.
Penyuntikan tidak di daerah yang
terlalu tinggi untuk menghindari
terjadinya penyuntikan pada hat
❖ MENCIT 2
21,44 g x 0,013 mg = 0,013 mg ~ 0,01 mg
20g
Dosis yang diberikan = 1 ml
Dibuat larutan persediaan = 100 m
Jumlah bahan yang ditimbang = 100 ml x 0,01 mg = 1 mg
1 ml
Jika digunakan tablet Glibenklamid , maka :
Berat 1 Tablet = 201,8 mg/Tab
Berat serbuk glibenklamid yang ditimbang = 1 x 201,8 mg = 40,36 mg/100 ml
5
Sediaan larutan glibenclamid adalah = 0,01 mg / ml
❖ MENCIT 3
22,08 gr x 0,013 mg = 0,014 mg ~ 0,01 mg
20
Dosis yang diberikan = 1 ml
Dibuat larutan persediaan = 100 m
Jumlah bahan yang ditimbang = 100 ml x 0,01 mg = 1 mg
1 ml
VIII. PEMBAHASAN
1. Pemberian glibenclamid pada praktikum kali ini diganti menggunakan CMC dan
pemberian dosis mengacu pada perhitungan berat tablet glibenclamid.
2. Bahan uji yang tersedia masih dalam bentuk serbuk CMC, maka dibuat dulu larutan
atau suspensi dengan dosis yang telah ditetapkan agar dapat diberikan pada hewan
uji melalui sonde oral yang ujungnya tumpul untuk menghindari masuk ke trakea dan
mencegah trauma pada hewan uji.
3. Dosis yang diberikan pada mencit no 3 mengakibatkan mencit mati, sehingga
pemberian obat secara oral pada mencit berikutnya diganti dengan aquadest.
4. Praktikum kali ini lebih mengarahkan praktikan mengetahui prosedur dan teknik
pemberian obat secara oral.
Rudy Agung Nugroho, Mulawarman University Press, Mengenal Mencit Sebagai Hewan
Laboratorium
ModuL Praktikum Penanganan Hewan Coba, Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2019