KELOMPOK 5
SUSTAINABILITY REPORTING
Pemangku kepentingan juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi risiko dan
peluang ini bagi organisasi, terutama yang non-finansial. Transparansi yang meningkat ini
mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih baik, yang membantu membangun dan
mempertahankan kepercayaan pada bisnis dan pemerintah.
Pada saat yang sama, pengumpulan data ini membutuhkan upaya bersama dari berbagai
departemen. Sebagai hasil dari data yang dibuat, karyawan sering kali menjadi lebih sadar
bahwa perusahaan berfokus pada CSR dan keberlanjutan, yang membuat mereka bangga –
meningkatkan retensi karyawan dan menurunkan turnover (dan biayanya) dan pada akhirnya
meningkatkan branding perusahaan.
Jadi pada intinya manfaat laporan keberlanjutan bagi pihak internal adalah:
Dalam hal manfaat eksternal, sustainability report dapat membantu perusahaan terlibat
lebih baik dengan pihak yang berkepentingan. Dengan memberi tahu pemangku kepentingan
mereka tentang keputusan proyek jangka pendek, menengah, dan panjang organisasi,
perusahaan dapat lebih memahami mana yang mungkin memiliki keluaran keuangan yang
positif.
Investor dapat mengantisipasi jika perusahaan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi
konsekuensi perubahan iklim dan memutuskan apakah akan berinvestasi di dalamnya atau
tidak. Jurnalis dapat berbagi berita terbaik dari perusahaan terkemuka pada topik seperti
polusi mikroplastik atau pengasaman laut. LSM dapat memberikan tekanan dan mengekspos
praktik yang tidak bertanggung jawab.
Jadi pada intinya manfaat laporan keberlanjutan bagi pihak eksternal adalah:
Agar pelaporan lebih berguna bagi manajer, eksekutif, analis, pemegang saham dan
pemangku kepentingan, saat ini sudah tersedia berbagai kerangka pelaporan, yang paling
banyak diadopsi adalah Global Reporting Initiative (GRI) Sustainability Reporting
Framework.
Prinsip-prinsip ini dirancang untuk digunakan secara bersamaan guna menentukan konten
laporan. Sebuah organisasi diwajibkan menerapkan Prinsip-Prinsip Pelaporan jika ingin
mengklaim bahwa laporan keberlanjutan telah disusun sesuai dengan GRI.
Melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder inclusiveness)
Pemangku kepentingan perusahaan adalah seluruh pihak yang terkena dampak dari
dan/atau pihak-pihak yang memberikan dampak terhadap operasi perusahaan.
Harapan dan kepentingan dari para pemangku kepentingan akan menjadi acuan dalam
banyak pengambilan keputusan untuk menyiapkan laporan keberlanjutan, termasuk
bagaimana organisasi telah menggapai harapan.
Materialitas (materiality)
Materialitas mencakup dua aspek. Aspek pertama yaitu sebuah laporan harus
mencerminkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi yang signifikan dari
organisasi. Sedangkan, aspek yang kedua yaitu laporan harus substansial
mempengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan. Materialitas memiliki
dampak finansial jangka pendek atau jangka panjang yang signifikan pada
perusahaan.
Kelengkapan (completeness)
♣ Tahap Identifikasi
Dalam tahap ini dilakukan pemilihan topik yang berhubungan dengan konteks
keberlanjutan untuk aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.
♣ Tahap Prioritas
Dalam tahap ini dilakukan pemilihan topik keberlanjutan yang signifikan menurut
pemangku kepentingan.
♣ Tahap Validasi
Tahapan ini diterapkan untuk memastikan kelengkapan dari ruang lingkup, batasan,
dan waktu dari topik material yang ditetapkan dari tahap sebelumnya.
♣ Tahap Kajian
Tahapan ini diterapkan untuk memastikan bahwa isi laporan sesuai dengan konteks
keberlanjutan.
Konten laporan ini juga melihat aspek-aspek dari indicator tersebut secara mendalam,
seperti diskriminasi dalam tempat kerja, buruh anak, sampai hak-hak penduduk lokal pada
suatu daerah seperti yang terdapat dalam indicator yang menunjukkan performa dalam hak
kemanusiaan.
Indikator dan aspek-aspek itulah yang akan menjadi sebuah sustainability report
perusahaan dan dipublikasikan. Laporan ini yang akhirnya akan menjadi sebuah pertanggung
jawaban perusahaan terhadap para pemangku kepentingan (stakeholder), pemerintah,
karyawan, dan masyarakat.
H. Komponen dalam Sustainability Report
Sebenarnya, tidak ada pendekatan khusus dalam perancangan laporan berkelanjutan satu
ini. Beberapa organisasi tingkat menengah hingga besar memilih laporan standar yang
dikombinasikan dengan sertifikasi. Sementara, yang lainnya memilih membuat sustainability
report gaya bebas. Apapun itu bentuknya, ada beberapa komponen yang perlu dimasukkan
didalamnya. Apa sajakah itu? Simak selengkapnya pada ulasan berikut.
♣ Pernyataan CEO yang menyatakan secara singkat apa saja visi dan pendorong dibalik
ditulisnya laporan berkelanjutan.
♣ Struktur tata kelola organisasi serta model bisnis perusahaan Anda.
♣ Konteks keberlanjutan. Dalam hal ini, dijabarkan analisis SWOT tentang apa yang
sedang terjadi di tingkat pasar serta industri.
♣ Terinspirasi analisis SWOT. Pada bagian ini, Anda diminta untuk menjelaskan
penilaian dampak yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi dampak negatif
organisasi dan resiko bisnis tersebut
♣ Identifikasi pemangku kepentingan dan masalah apa yang sedang mereka
khawatirkan.
♣ Analisis materialitas. Pada poin ini, dijelaskan tentang poin kekhawatiran organisasi
dan pemangku kepentingan sebagai prioritas
♣ Tinjauan kinerja dari satu waktu ke waktu berikutnya. Disini, setiap kemajuan dari
waktu ke waktu diidentifikasi melalui indikator dan metrik utama.
♣ Cerita dan gambar menarik mengenai strategi keberlanjutan sehingga membuat
karyawan lebih termotivasi untuk bekerja. Selain itu, komponen ini juga berfungsi
untuk mengajak investor supaya mau menanamkan modal serta mengajak LSM
supaya bersedia berkolaborasi dengan proyek.