Anda di halaman 1dari 6

Nama : Riza Yanti Anggraini

Nim : 1902110297

Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan

Analisis Aktivitas Pendanaan

1. Jelaskan perbedaan operating lease dan financing lease?


2. Jelaskan dampak operating lease dan financing lease pada laporan keuangan!
3. Jelaskan tentang imbalan pasca pension serta bagaimana pelaporannya di laporan
keuangan!
4. Jelaskan tentang kontigensi dan komitmen!
5. Apa itu pendanaan di luar neraca? Berikan contohnya!

Jawab

1. Perbedaan operating lease dan financing lease


Operating Lease Financing Lease
Dari segi pengertian Operating lease merupakan Finance laease adalah sebuah
kegiatan sewa guna usaha kegiatan sewa guna usaha
namun pada masa akhir namun, lesee pada akhir masa
kontrak tidak diberikan opsi kontrak mendapatkan opsi
untuk melakukan pembelian membeli objek sewa dengan
objek sewa, jadi saat kontrak nilai atau harga yang
sudah berakhir maka objek disepakati bersama.
sewa harus dikembalikan.
Peran lessor Operating lease, Dalam prakteknya finance
lessor berperan sebagai lease, lessor bertindak
pemilik barang atau benda sebagai pihak pemilik barang
objek sewa yang bergerak dari objek leasing. Objek
maupun tidak bergerak, tersebut bisa berwujud barang
namun menentukan masa yang bergerak atau tidak
sewa lebih pendek dari umur bergerak, serta memiliki
benda atau masa kegunaan umur maksimal sama dengan
objek sewa itu masa kegunaan
sendiri. Lessor pun objek leasing itu sendiri.
memegang penuh tanggung
jawab perawatan barang atau
objek sewa pada operating
lease ini.
Peran lessee Operating lease, lessee di sini Finance lease bisanya
juga perlu melakukan melakukan pemilihan barang
pembayaran biaya secara modal sesuai kebutuhannya
berkala, hanya saja jumlah namun tetap masih atas nama
dari biaya yang perlu perusahaan leasing. Selama
dibayarkan pada lessor tidak masa leasing, Lessee di sini
mencakup biaya lainnya atau harus melakukan
keseluruhan seperti pembayaran residual value.
pada finance lease. Hal ini Pembayaran harus dilakukan
dikarenakan ada sebagian secara berkala sesuai dengan
biaya yang hanya ditanggung jumlah serta jangka waktu
pihak lessor saja sebagai yang sudah disepakati.
pemilik objek sewa. Jumlah yang perlu dibayarkan
pada lessor adalah angsuran
yang terdiri dari biaya
perolehan barang di total
dengan semua biaya lainnya
yang dikeluarkan lessor.
Pemutusan kontrak Pada operating Pada finance
lease, lessor atau lessee bisa lease pihak lessor akan
melakukan pembatalan dikenakan denda jika
kontrak tanpa adanya denda, melakukan pembatalan
asalkan pembiayaan atau kontrak yang masih belum
pembayaran berkala sudah berakhir.
terpenuhi.
Hak opsi Operatin lease tidak ada opsi Finance lease, ada hak opsi
pembelian objek leasing bagi pada akhir masa
para lessee di akhir masa kontrak. Lessee diberikan
kontrak. opsi untuk membeli barang
atau objek sewa dengan nilai
atau jumlah yang disepakati
bersama dengan lessor

2. Dampak operating lease dan financing lease pada laporan keuangan.


Operating lease
 Menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan
pendanaan sewa guna usaha dalam neraca
 Menyajikan aktiva lebih rendah dari seharusnya
 Menunda pengakuan-pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease
 Menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
dalam neraca
 Memasukkan bunga dalam beban sewa dengan demikian operating lease melebih
sajikan laba operasi dan beban bunga.
Financing lease
 Sewa mengalihkan kepemilikan asset kepada lessee pada akhir masa sewa
 Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup
rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,
sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan
 Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomi aset meskipun hak milik
tidak dialihkan
 Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan
 Asset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material
 Pengalihan secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat aset dalam
transaksi finance lease berakibat pada diharuskannya lessee untuk mengakui asset
dan liabilitas yang timbul sebesar nilai wajar asset sewaan.

3. Program Pensiun employer menjanjikan manfaat moneter kepada karyawan setelah


pensiun, misalnya, gaji bulanan sampai kematian. Imbalan pasca pension/Imbalan Pasca
Kerja adalah imbalan yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan
sudah berhenti bekerja. Terdapat dua jenis imbalan pasca kerja:
 Iuran Pasti, - Manfaat tergantung dari akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya - Perusahaan tidak memiliki kewajiban lagi di luar akumulasi
iuran dan pengembangannya - Misalnya JHT atau tabungan hari tua
 Manfaat Pasti, - Manfaat diterima pada saat pensiun dan nilainya sudah
ditetapkan terlebih dahulu - Banyak variabel penentu: gaji dasar Imbalan, asumsi
gaji dan melibatkan perhitungan yang kompleks - Misalnya UUK-13/2003
Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara perhitungan akuntansi harus
dicadangkan dari saat ini, karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke
dalam salah satu konsep akuntansi yaitu accrual basis. Imbalan pasca kerja yang dihitung
untuk dicadangkan dalam PSAK 24 yaitu :
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan / Cacat
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan diri (secara baik-baik)
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Pascakerja Program Iuran Pasti
Pengukuran imbalan pascakerja yaitu, jika pekerja telah memberikan jasa kepada
entitas selama suatu periode, maka entitas mengakui iuran terutang kepada program iuran
pasti atas jasa pekerja (PSAK 24, 2015):
a. Sebagai liabilitas (beban terakru), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar.
Jika iuran tersebut melebihi iuran terutang jasa sebelum akhir periode pelaporan,
maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka)
sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayaran iuran masa depan atau
dikembalikan.
b. Sebagai beban, kecuali jika SAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran tersebut
termasuk dalam biaya perolehan aset (misalnya, lihat PSAK 14: Persediaan dan
PSAK 16: Aset Tetap).
Jika iuran dalam program iuran pasti tidak diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja
memberikan jasanya, maka iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat
diskonto yang diatur. Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk
program iuran pasti.
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Pascakerja Program Imbalan Pasti
Program imbalan pasti mungkin saja tidak didanai, atau mungkin seluruhnya atau
sebagian didanai oleh iuran entitas dan pekerja, ke dalam suatu entitas (dana) yang
terpisah secara hukum dari entitas pelapor dan dari pihak yang menerima imbalan kerja.
Pada saat jatuh tempo, pembayaran atas imbalan yang didanai tidak hanya bergantung
pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana namun juga pada kemampuan entitas,
dan kemauan untuk menutupi kekurangan pada asset dana tersebut. Jadi, entitas pada
hakikatnya menanggung risiko investasi dan aktuaria yang terkait dengan program.
Sebagai akibatnya, beban yang diakui untuk program imbalan pasti tidak harus sebesar
iuran untuk suatu periode. Akuntansi oleh entitas untuk program imbalan pasti meliputi
tahap berikut :
a. Menentukan defisit atau surplus.
b. Menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai jumlah defisit atau
surplus yang ditentukan dalam huruf (a), disesuaikan untuk setiap dampak dari
pembatasan aset imbalan pasti neto dari batas atas aset.
c. Menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi:
 Biaya jasa kini.
 Setiap biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian
 Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
d. Menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang akan
diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, yang terdiri atas:
 Keuntungan dan kerugian actuarial
 Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam
bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dan
 Perubahan apapun karena dampak batas atas aset tidak termasuk jumlah yang
dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto.

4. Kontigensi
Kontigensi - potensi kerugian dan keuntungan yang penyelesaiannya tergantung pada
satu atau lebih peristiwa di masa depan.
Kewajiban kontijensi - kontinjensi dengan klaim potensial atas sumber daya untuk
mencatat kewajiban kontinjensi (dan kerugian) dua kondisi harus dipenuhi:
a. kemungkinan besar yaitu suatu aset akan mengalami penurunan nilai atau
kewajiban yang timbul, dan
b. jumlah kerugian dapat diperkirakan secara wajar;
untuk mengungkapkan kewajiban kontinjensi (dan kerugian) setidaknya harus ada
kemungkinan yang wajar terjadinya.
Aset kontinjensi - kontinjensi dengan potensi tambahan sumber daya
 aset kontinjensi (dan keuntungan) tidak dicatat sampai kontinjensi diselesaikan
 aset kontinjensi (dan keuntungan) dapat diungkapkan jika probabilitas realisasi
sangat tinggi
Sumber informasi yang berguna: Catatan, MD&A, dan Pengungkapan Pajak Tangguhan
Analisis yang berguna:
 Meneliti perkiraan manajemen
 Menganalisis catatan mengenai kontinjensi, termasuk
 Deskripsi kontinjensi dan tingkat risikonya
 Jumlah yang berisiko dan bagaimana diperlakukan dalam menilai
eksposur risiko
 Biaya, jika ada, terhadap pendapatan
 Mengakui bias untuk tidak mencatat atau meremehkan kewajiban kontinjensi
 Waspadalah terhadap big baths — cadangan kerugian adalah kemungkinan tidak
terduga
 Tinjau pengajuan SEC untuk rincian cadangan kerugian
 Analisis catatan pajak tangguhan untuk penyisihan kerugian masa depan yang
tidak diungkapkan
Catatan: Cadangan kerugian tidak mengubah eksposur risiko, tidak memiliki konsekuensi
arus kas, dan tidak memberikan asuransi
Komitmen
Komitmen - klaim potensial terhadap sumber daya perusahaan karena kinerja masa depan
berdasarkan kontrak.
Sumber informasi yang berguna: Catatan dan Pengajuan MD&A dan SEC
Analisis yang berguna:
 Mencermati komunikasi manajemen dan siaran pers
 Analisis catatan mengenai komitmen, termasuk
 Deskripsi komitmen dan tingkat risikonya
 Jumlah yang berisiko dan bagaimana diperlakukan dalam menilai
eksposur risiko
 Kondisi dan waktu kontrak
 Kenali bias untuk tidak mengungkapkan komitmen
 Tinjau pengajuan SEC untuk rincian komitmen
5. Pendanaan di luar neraca (off-balance sheet financing) adalah suatu upaya untuk
meminjam uang dengan cara sedemikian rupa sehingga kewajibannya tidak tercatat.
Akibatnya, setiap perusahaan yang memakai pembiayaan di luar neraca akan berisiko
ditinggalkan para investor yang membeli sahamnya. Namun demikian, sejumlah besar
pembiayaan di luar neraca terus ada.
Menurut Donald E. Kieso (2011) Pembiayaan di luar neraca dapat mempunyai
beberapa bentuk:
1. Anak perusahaan yang tidak terkonsolidasi. Sebuah induk tidak perlu mengonsolidasi
anak perusahaan, yang kepemilikan perusahaan induk dalam anak perusahaan
tersebut tidak sampai 50 persen. Dalam kasus seperti itu, perusahaan induk tidak
perlu melaporkan aktiva dan kewajiban anak perusahaannya. Yang dilaporkan
perusahaan induk dalam neracanya hanyalah investasi dalam anak perusahaan.
2. Entitas dengan tujuan khusus atau Special Purpose Entity (SPE). Sebuah perusahaan
dapat menciptakan sebuah entitas dengan tujuan khusus untuk menjalankan sebuah
proyek khusus. Company memutuskan untuk membangun sebuah pabrikbaru.
Namun, manajemen tidak ingin melaporkan pabrik itu atau pinjaman yang dipakai
untuk mendanai konstruksi tersebut pada neraca. Oleh karena itu, perusahaan
menciptakan SPE, tujuannya untuk membangun pabrik sebagai perjanjian proyek.
3. Lease operasi. Perusahaan tidak perlu mencantumkan hutang di neraca adalah dengan
leasing. Perusahaan hanya melaporkan beban sewa per periode dan menyediakan
catatan pengungkapan dari transaksi.
Contoh Pendanaan Di Luar Neraca
Beberapa cara untuk mendanai properti, pabrik, dan peralatan adalah
meminta pihak luar untuk mendapatkannya dan perusahaan sepakat untuk
menggunakan aset tersebut danmenyediakan dana yang cukup untuk melunasi
utang. Perusahaan menempatkan transaksi ini sebagai investasi dalam ekuitas
dan tidak mengkonsolidasikannya dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan
demikian pendanaan tersebut tidak masuk kedalam kewajiban.
c o n t o h d a l a m r a n c a n g a n i n i adalah purchase agreement dimana
perusahaan sepakat untuk membeli barang sejumlah tertentu melalui fasilitas
pemerosesan atau take or pay arragment dimana perusahaan memberikan
jaminan untuk membayar sejumlah tertentu barang, diperlukan atau tidak. Variasi
r a n c a n g a n i n i m e l i b a t k a n p e n c i pt a a n e n t i t a s t e r p i s a h d a n k e m u d i a a n
pendanaan tidak lebih dari 50% kepemilikan seperti join venture atau
p e r s e k u t u a n tebatas. perusahaan dapat menetapkan transaksi sebagai investasi
dalam ekuitas dan tidak mengonsolidasikan dalam laporan keuangan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai