Psikologi Pendidikan
Tentang
Disusun oleh:
Kelompok 4
Dosen Pengampu:
TA 1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
ب ا ْل ٰعلَ ِم ْي َن
ِ ا َ ْل َح ْم ُد ِهللِ َر
Puji syukur pemakalah ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga pemakalah bisa menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan”. Shalawat serta salam
tetap tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Yang mana beliau telah
memberikan kita petunjuk kepada jalan yang benar.
Ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan dan
teman-teman yang telah membantu selesainya makalah ini. Kritik yang
membangun informasi dan gagasan yang inovatif tetap pemakalah harapkan
dikemudian hari, agar pemakalah bisa menjadi lebih baik.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 20
B. Saran .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Thorndike yang terkenal dengan binatang coba kucing yang telah dilaparkan
dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka
secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut
tersentuh.Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and Error” atau
“Selecting and conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara
mencoba-coba dan berbuat salah.
c. Robert Gagne
1
Chairul Anwar, Teori-teori pendidikan klasik hingga Kontemporer,
(Yogyakarta: IRcisod, 2017), h.109
4
1) Pendidik tidak banyak memberikan ceramah, tetapi melalui intruksi
singkat yang diikuti contoh-contoh, baik yang dilakukan sendiri maupun
melalui stimulasi. Inti teori ini adalah contoh perilaku yang bisa dilihat dan
diperhatikan oleh peseta didik. Jadi, pendidik lebih banyak memberikan
contoh dalam pembelajarannya daripada menerangkaan secara verbal
terhadap materi yang diberikan.
2) Bahan pembelajaran disusun secara hirerarki, dari yang sederhana sampai
yang kompleks. Materi atau bahan ajar disusun sedemikian rupa, sehingga
pendidik hanya perlu menjalankan intruksi hierarkis susunan materi
pembelajaran. Susnan materi dari yang mudah sampai yang komplek dan
tidak dijalankan ssecara acak.
3) Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai
dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu. Arahan dari pembelajaran
behaviorisme ialah terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
yang harus dicapai. Oleh karenanya, dalam setipa pembelajaran, materi
diuraikan dalam bagian-bagiankecil dan ditandai dengan adnya perubahan
atau penyerapan materi pembelajaran oleh peserta didik yang ditandai oleh
sikap.
5
mengingat ada perbedaan yang cukup mencolok antara hewan dan
manusia.
Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah
teori belajar kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir secara
komplek dan mementingkan proses belajar. Teori belajar kognitif merupakan
teori belajar yang muncul setelah teori behavioristik. Hadirnya teori belajar
kognitif untuk merespon teori belajar behavioristik yang hanya memerhatikan
kondisi psikologi saja. Para penemu teori belajar behavioristik beranggapan
bahwa kondisi mental yang ada di dalam peset didik tidak bisa diamati. Padahal
pada kenyataannya, kondisi mental bisa dikatakan harus diamati saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung.
Menurut Drs. H. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007: 89) yang
menyatakan” aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar
stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan
belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang
6
sedang belajar”.2 Kutipan tersebut di atas berarti bahwa belajar adalah sebuah
proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan
perilaku, sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan
diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan,
keyakinan dan lain sebagainya.
a. Dengan menerapkan teori belajar kognitif ini akan mewujudkan daya serap
yang cepat dan memiliki memori jangka panjang. Bahkan dimulai sejak
anak-anak di usia dini pun fungsi kognitif telah bekerja dan inilah yang
akhirnya mempengaruhi tumbuh kembang anak.
b. Sejak usia dini anak-anak dapat disajikan kegiatan yang dapat merangsang
daya ingat mereka dengan metode yang baik. Ini juga akan membantu anak
mengasah konsentrasi mereka agar tetap fokus. Melalui pendekatan kognitif
dapat membuat para orang tua mampu melihat potensi yang ada pada anak
mereka.
c. Fungsi selanjutnya yakni perhatian, dimana murid dengan pembelajaran
kognitif akan mampu menyeleksi rangsangan terhadap bau, suara, gambar
dan lainnya yang berhubungan dengan indera dengan baik.
2
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni,Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta :
Ar – Ruzz Media, 2007), h.89
7
d. Melalui pendekatan kognitif, otak yang sudah terbiasa menyerap banyak
konsep dan berpikir kompleks serta kreatif akhirnya mampu mewujudkan
pribadi yang solutif, mampu melihat peluang dan menyelesaikan
permasalahan.
e. Pendekatan kognitif juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
kemampuan berbahasa seseorang.
f. Berdasarkan fungsi kognitifnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa teori
kognitif memberikan pengaruh yang besar saat dilakukan pendekatan
kognitif terhadap seseorang. Baik dalam hal belajar maupun pertumbuhan
kembang seorang anak. Semuanya merupakan campur tangan konsep
kognitif itu sendiri.
3. Tokoh – tokoh Teori Belajar Kognitif
a. Piaget
8
b. David Ausubel
c. Jerome Bruner
9
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan sebagainya
melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan yang
menjadi sumbernya.
3
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta
: Rineka Cipta, 2008), h.89
10
a. Kelebihan Teori Belajar Kognitif
Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena
mereka tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi
memproses informasi yang diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan
ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih
mandiri contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa mengerjakan
sendiri karena pada saat belajar siswa menggunakan fikiranya sendiri untuk
mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang lain dengan
11
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya
untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif ini yang disebut
sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya
menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif.
Kemampuan positif tersebuterat kaitannya dengan pengembangan emosi positif
yang terdapat dalam domain afektif.
Emosi merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar
merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti
mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus
mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar
siswa tersebut dapat memahaminya. Dan juga siswa dapat mengetahui mana,
kapan, dan bagaimana mereka akan belajar. Dengan demikian maka siswa
12
diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi dirinya
sendiri. Aliran humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang
terjadi dalam individu yang meliputi bagian/domain yang ada yaitu dapat
meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Tokoh Humanisme
4
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016),
h.45
13
Sehingga guru harus lebih memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa
yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs
berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi
bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran
itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa diri siswa untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
b. Maslow
14
c. Carl Roger
15
5). Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel
untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran
guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para
siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna
belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar
kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan
pembelajaran.
16
mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan mengapa dan
bagaimana peristiwa itu terjadi5. Belajar adalah kegiatan yang berproses dalam
memakai unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan. Menurut Gagne, belajar merupakan suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai bentuk pengalaman. 2
Pengertian Sosial adalah Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu
’socius’ yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam
kehidupan bersama . Sudarno menekankan pengertian sosial pada strukturnya,
yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang
menempatkan pihak-pihak tertentu (individu, keluarga, kelompok, kelas)
didalam posisi-posisi sosial tertentu berdasarkan suatu sistem nilai dan norma
yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu.
5
Faida Noorlaila, Teori-Teori Belajar Dalam Pendidikan, (Jawa Barat: Edy
Publisher, 2020). h. 27
17
dan mikro dengan sejumlah teori yang berpayung di dalam perspektifnya.
Sosiologi pendidikan dapat membantu memahami peren-canaan, proses
implementasi dan implikasi penerapan progam maupun kebijakan tertentu.
Dalam pembagian perspektif sosiologi pendidikan akan diperlihatkan
perbedaan sosiologi pendidikan yang berorientasi pada dimensi kajian makro
dan dimensi kajian mikro. Selain itu, dipaparkan pula Teori Fungsional
Struktural, Teori Konflik, Teori interak-sionisme simbolik.
Teori ini menekankan pada fungsi peran dari struktur sosial yang
didasarkan pada konsensus dalam suatu masyarakat. Struktur itu sendiri berarti
suatu sistem yang terlembagakan dan saling berkaitan. Kaitannya dengan
6
Bambang Rudito Social Mapping Metode Pemetaan Sosial: Teknik Memahami
Suatu Masyarakat Atau Komoniti, (Bandung: Rakayasa Sains, 2008). h. 58-59
18
pendidikan, Talcot Parson, mempunyai pandangan terhadap fungsi sekolah
diantaranya:
7
Dewi Wulandari. Sosiologi Konsep dan Teori.( Bandung: Refika Aditama,
2009). h. 174-176
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta : Ar – Ruzz Media
Wulandari, Dewi. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama.