Anda di halaman 1dari 8

2.

18 ASUHAN KEPERAWATAN

1) PENGKAJIAN

 Anamnesis

Identitas Pasien

Nama : Tn. L

Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 25 Januari 1963

Alamat : Jl cilolohan, Tasikmalaya

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Petani

Tanggal Masuk : 2 April 2020

Tanggal Pengkajian : 2 April 2020

Ruang Perawatan : Anggrek

Diagnosa : Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

No. Rekam Medic : 11-45-45

Identitas Penaggung jawab

Nama : Ny. B

Tempat, tanggal, lahir : Tasikmalaya, 9 Juni 1965

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl cilolohan, Tasikmalaya

Hubungan : istri
Riwayat kesehatan

Keluhan utama

Kesakitan pada bagian bawah perutnya, dan mengeluh tidak bisa buang air kecil total
sejak 3 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Saat Ini

Pasien mengalami kesakitan pada bagian bawah perutnya, tidak bisa buang air kecil
sehingga menyebabkan buang air kecil tidak lancar. Pada saat dikaji pasien kesakitan
pada bagian bawah perutnya dan tidak bisa buang air kecil disertai urine agak
berwarna kemerahan, buang air kecil harus mengejan dan tersa nyeri dipinggangnya,
air kencing macet total, perut bagian bawah semakin besar, menegang dan saat nyeri,
nyeri teralokasi pada bagian bawah perutnya dan menyebar ke pinggang.

Riwayat Penyakit dahulu

Menurut penuturan klien dan keluarganya klien tidak pernah mengalami penyakit
tersebut sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga

Menurut penuturan keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang pernah
mengalami penyakit seperti ini.

 Pengkajian Psikososial

Pengkajian psikososial meliputi apa yang dirasakan klien terhadap penyakit yang
dideritanya, cara apa saja yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya serta bagaimana perilaku klien terhadap tindakan yang diberikan
kepedanya.

 Pemeriksaan Fisik

2
B1 (Breathing)

Inspeksi

Terdapat masa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung kemih).

Palpasi

Pada palpasi bimanual ditemukan adanya rabaan pada ginjal. Dan pada palpasi supra
simfisis akan teraba distensi bladder dan terdapat nyeri tekan.

Perkusi

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya residual urin terdapat suara redup
dikandug kemih karena terdapat residual (urin).

Auskultasi

Biasanya bising usus normal.

2) DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Retensi urine berhubungan dengan obstruksi akibat pembesaran prostat

b. Nyeri berhubungan dengan iritasi dimukosa kandung kemih dan infeksi


disaluran perkemihan.

c. Cemas berhubungan dengan menghadapi prosedur bedah/ operasi.

3) RENCANA INTERVENSI

Retensi urin berhubungan dengan obstruksi akibat pembesaran prostat.

Tujuan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 klien dapat berkemih dengan

3
jumlah yang cukup dan tidak teraba distensi kandung kemih.

Kriteria Evaluasi:

Eliminasi urine lancar, urine berwarna kuning cerah tetapi sedikit pucat, volume

pengeluaran urin 3000cc/menit

Rencana Intervensi Rasional

Dorong pasien berkemih tiap 2-4 jam dan Meminimalkan retensi urin, distensi
bila tiba-tiba dirasakan. berlebihan pada kandung kemih.

Observasi aliran urine, perhatikan ukuran Berguna untuk mengevaluasi obstruksi


dan kekuatan. dan pilihan intervensi.

Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap Retensi urin meningkatkan tekanan
berkemih.
dalam saluran perkemihan atas yang

dapat mempengaruhi fungsi ginjal.

Dorong pasien untuk berkemih bila terasa Berkemih dengan dorongan sampai
adanya dorongan. mencegah retensi urine.

Dorong masukan cairan sampai 3000 Peningkatan aliran cairan mempertahan-


ml/hari.
kan perfusi ginjal dan membersihkan
ginjal dan kandung kemih dari
pertumbuhan bakteri.

Awasi tanda-tanda vital Kehilangan fungsi ginjal mengakibatkan


penurunan eliminasi cairan dan akumula-

si sisa toksik.

Berikan obat-obatna antispasmodik Menghilangkan spasme kandung kemih.

4
Nyeri berhubungan dengan iritasi dimukosa kandung kemih dan infeksi disaluran
perkemihan.

Tujuan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 klien menyatakan nyeri hilang
dan mampu untuk melakukan istirahat dengan tenang.

Kriteria Evaluasi:

1.Hilangnya perasaan nyeri

2.menurunnya retensi nyeri.

3.adanya respon fisiologi yang baik.

Rencana Intervensi Rasional

Kaji nyeri, lokasi dan intensitas. Memberikan informasi untuk membantu


dalam menentukan pilihan/keefektivan
intervensi.

Perhatikan tirah baring bila Tirah baring mungkin diperlukan pada


awal selama fase retensi urine.
Diindikasikan.

Ajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik Membantu mengurangi rasa nyeri dengan
distraksi. cara mengalihkan perhatian klien.

Masukkan kateter untuk kelancaran Pengaliran kandung kemih meurunkan


drainase. tegangan dan kepekaan kelenjar.

Kolaborasi dalam pemberian obat Untuk menghilangkan nyeri berat dan


menberikan relaksasi mental dan fisik.
Antianalgetik sesuai indikasi, contoh

Eperidin

5
Cemas berhubungan dengan menghadapi prosedur bedah/ operasi

Tujuan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 diharapkan kecemasan klien


berkurang.

Kriteria Evaluasi:

1.Kecemasan berkurang

2.Pasien tampak rileks

3.TTV dalam batas normal.

Rencana Intervensi Rasional

Kaji tingkat kecemasan klien. Untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Berikan rasa nyaman pada klien. Memudahkan klien terhadap informasi


yang diberikan.

Berikan penjelasan tentang penyakitnya Meningkatkan pemahaman klien tentang


dan penyebab penyakitnya. penyakitnya.

Libatkan keluarga untuk mendampingi Agar klien merasa lebih tenang.


klien.

6
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Masalah yang diderita oleh klien dapat teratasi meliputi nyeri akut, hambatan
mobilitas ditempat tidur, resiko infeksi sehingga klien dapat sembuh lagi dan dapat
melakuakan kegiatan sehari-hari tanpa masalah.

B. Saran

1. Untuk klien: agar selalu menerapkan anjuran dari dokter dan perawat supaya tidak
terjadi masalah yang sama dan dihindari.

2. Institusi pelayanan kesehatan : diharapakan meningkatkan kualitas, ketelitian,


perawatan, pendokumentasian dan pelayanan yang propesional.

3. Tenaga ksehatan: duharapkan dapat melakukan perawatan yang holistic,


komprehensif, serta tanggung jawab dalam melakukan tindakan

4. Pendidikan: supaya meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas, professional,


bermutu, terampail, cekatan dan bertanggung jawab.

7
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. 2000. Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik


(Terjemahan). Edisi 6. Jakarta: EGC.

Djuantoro, D. 2011 Case Files: Ilmu Badah (Terjemahan). Edisi 3. Tangerang


Selatan: Karisma Publishing Group.

Doenges, E. M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Terjemahan). Edisi 3. Jakarta:


EGC.

Jitowiyono, S. 2011. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Edisi 2. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius.

Muttaqin, A & Sari, K. 2009. asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep, Proses,


Aplikasi. Jakarta: salemba Medika.

NANDA. 2012-2014. Panduan Diagnosa Keperawatan (Terjemahan). Jakarta: EGC.

Purnomo, B. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto.

Sjamsuhidajat, R. 2011, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC

Wijaya, S. A. & Putri, M. Y. 2013. Keperawatan Medikal Bedah: Keperawatan


Dewasa, Teori, Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai