Anda di halaman 1dari 15

Nama : Alya Sofia Aryanti

Kelas : 3B Keperawatan

Nim : 10119090

LAPORAN PENDAHULUAN

ANAK STUNTING

1. PENGERTIAN
Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih
pendek di bandingkan tinggi badan lain pada umumnya(yang seusia). Kondisi ini
diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi
median standar pertumbuhan anak dari WHO. Seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu
saat hamil.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor
seperti kondisi sosial ekonomi,gizi ibu hamil, kesakitan pada bayi. Balita stunting
dimsa yang akan datang mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik
dan kognitif yan optimal.

2. RIWAYAT KEPERAWATAN dan DATA FOKUS


A. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,suku, dll.
b. Data Fokus
Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif
merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau
keluarga pasien (apa yang dikatakan pasien atau kelurga pasien ) sedangkan
data objektif adalah data yang di peroleh dari pemeriksaan. Biasanya data
fokus yang di dapatkan adalah:
 Data Subjektif
- Pasien mengatakan lemah, letih, lesu
 Data Objektif
- Pasien tampak lemah, letih, lesu
- Pertumbuhan pasien melambat
- Batas kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal
- Pada kecepatan tumbuh tinggi <4 cm/tahun
- Pertumbuhan gigi tampak terlambat.
c. Keluhan Utama
Biasanya keluahan yang paling utama pada penederita anak stunting yaitu
lemah, letih,lesu, pertumbuhan pasien melambat.
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.Pengumpulan data yang
dilakukan untuk menentukan sebab dari anak stunting, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa
ditentukan apa yang terjadi. Pada pasien anak stunting , biasanya anak
stunting akan mengalami tanda pubertas terlambat, pertumbuhan gigi
terlambat, usia 8-10 thn anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak
melakukan eye contact, pertumbuhan melambat, wajah tampak lebih muda
dari usianya
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah pernah mengalami penyakit typoid, diare, demam dll sebelumnya.
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab cacingan.
Penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya
cacingan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan
seperti diabetes militus, penyakit jantung, struk?. Penyakit keluarga yang
berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik.
4) Kebiasaan sehari- hari
a. Pola Nutrisi : Mengetahui sebeapa banyak asupan nutrisi
pada pasien dengan mengamati adakah
penurunan berat badan atau tidak ada pada
pasien(Susilawati, 2008). Untuk mengetahui
jenis, frekuensi makanan. Biasanya pasien
cacingan akan merasa mual,
muntah,anoreksia,perut
buncit,hipoglikemua,dehidrasi,dan berat badan
menurun.
b. Pola Eliminasi : Untuk mengetahui perubahan sikluasi BAB
dan BAK sedikit atau jarang(Susilawati,2008).
Biasanya pasien cacingan akanmerasakan diare,
penurunan haluaran urine
c. Pola Istirahat : Mungkin terganggu karena ada rasa yang tidak
yang tidak nyaman (Susilawati, 2008). Biasanya
pasien anak cacingan akan merasakan
kelemahan,kelelahan,malaise,insomnia,tidak
tidur karena semalaman diare, terasa gelisah dan
ansietas.
d. Pola Hyigine : Kebiasaan mandi setiap harinya (Susilawati,
2008).
e. Aktivitas : Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh
yang lemah atau adanya nyeri akibat penyakit
yang dialaminya (Ssusilawati, 2008).
3. KEMUNGKINAN DATA FOKUS HASIL PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan pasien apakah baik cukup , atau
kurang baik. Dan biasanyaa pasien stunting akan terlihat lemah,
letih, dan lesu.
.
b. Kesadaran : Untuk mengetahui kesadaran pasien anemia, dimulai dari
Kesadaran compos mentis (15-14), apatis (13-12), delirium
(11-10), somnoler (9-7), sopor coma (6-4), coma (3).
c. Tanda-tanda Vital :
- Tekanan Darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau
hipotensi / anemia dengan nilai satuannya mmHg.
Keadaan ini sebaiknya antara 90/60-130/90 mmhg atau
peningkatan sistliku tidak lebih dari 130 mmhg dan
peningkatan distolik tidak lebih dari 90 mmhg dari
keadaan normalpasien atau paling sedikit pada
pengukuran 2 kali berturut-turut padaselisih 1 jam
(saifuddin,2006).
- Suhu : Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan
demam atau febris yang merupakan gejala adanya
infeksi yang berdampak suhu diukur dengan
menggunakan skala derajat celcius. Batas normal 36,5°-
37,0°C.

- Nadi : Untuk mengetahui denyut nadi klien yang dihitung


dalam 1 menit,denyut nadi normal 60-80x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
- Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernaasan yang dihitung
dalam 1 menit, respirasi normalnya 19-21x/menit.
d. Pemeriksaan Fisik :
- Rambut : Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau
tidak, untuk menilai warnanya, kelebatan, karakteristik
Rambut dan kebersihan bagian kepala.
- Kepala : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya
benjolan dan untuk menilai kebersihan kepala.
- Wajah :Untuk mengetahui adanya edema atau tidak. Lalu
untuk melihat pada kulit wajahnya tampak pucat atau
tidak, anak stunting mukanya akan terlihat muda dari
usia sebenarnya.
- Mata : Untuk mengetahui keadaan conjugtiva pucat atau
merah muda, warna sclera putih atau kuning.

- Hidung : Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan


alergi debu atau tidak, ada polip atau tidak. Biasanya
pada ibu hamil tidak terjadi gangguan.
- Bibir : Untuk mengetahui mukosa bibir lembab atau tidak
. Biasanya akan di temukan mukosa bibirnya pucat dan
stomatitis
- Mulut : Untuk melihat kebersihan mulut, ada pembengkakan
vaskuler pada gusi tidak, adanya pendarahan atau tidak.
untuk mengetahui keadaan mulut apakah ada caries,
keadaan bibir kering atau tidak, lidah kering dan kotor
atau tidak.
- Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada
gangguan pendengaran atau tidak, ada serumen atau
tidak. Biasanya pasien anemia akan mengalami vertigo,

dan tinnitus.

- Leher : Untuk mengetahui apakah ada pembengkakan kelenjar


Thyroid dan limpe.
- Dada : Dilihat pengembangan dadanya simetris atau tidak,
ada nyeri tekan atau tidak.
 Dada
:pasiendenganhiperglikemiapernafasannyacepat
dan dangkal, napasbauketon
 Sirkulasijantung
:perludikajipeningkatantekanandarah dan
nadipasien
- Thorax :
 Paru – paru : biasanya akan terjadi peningkatan respirasi,
edema paru dan napas pendek
 Jantung : pada pasien anemia akan mengalami
pernafasan takikardi, hipotensi, kardiomegali,
sampai gagal jantung
- Abdomen : Untuk melihat pada bagian perut ada nyeri
tekan atau tidak , ada kembung atau tidak,
mendengar bising usus
- Genetalia :
 Laki- laki : untuk melihat adanya kelainan tidak, ada
pendarahan atau tidak .Inspeksi genetalia periksa
posisi lubang uretra, periksa adanya
hipospadia/tidak, pada anak laki-laki skrotum di
palpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
 Perempuan :untuk meliat ada kelainan atau tidak di labia
mayora dan labia minora, adanya pengeluaran
cairan darah atau tidak dan dilihat
kebersihannya.pada perempuan labia mayora
sudah 24 menutupi labia minora,
inspeksi lubang uretra dan vagina terpisah,
inspeksi lubang anus ada/tidak
- Ektremitas : Adanya edema atau tidak, CRT< 3 detik, akral
dingin atau hangat, turgor kulit elastis atau tidak.
Inspeksi : Bentuk simetris/tidak, Oedem/tidak,
jika anak sudah dapat berdiri inspeksi gaya
berdiri tegap/tidak sejajar antara pinggul dan
bahu, inspeksi gaya berjalan.
Palpasi : Akral dingin, terjadi nyeri otot dan
sendi serta tulang, ukur berapa tonus dan
kekuatan otot.

- Tonus Otot : Untuk menentukan kekuatan otot

5 5

5 5

- Pemeriksaan tingkat perkembangan (KPSP).:


Pada pemeriksaan tingkat perkembngan menggunakan parameter termasuk
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala, perkembanga
motoring dengan hasil interpretasi perkembangan (normal / meragukan /
penyimpangan) (Kemenkes RI, 2016).
- Pemeriksaan penunjang.:
Pemeriksaan berupa hasil pengukuran lingkar kepala, lingkar lengan atas,
tinggi badan, berat badan dan nilai z-score TB

4. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MENGGUNAKAN


TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

Tingkat kemandirian 1 2 3 4
Menerimapetugas 
Menerimapelayanankesehatansesuairencanakeperawatan 
Tahudandapatmengungkapkanmasalahkesehatansecarabenar

Memanfaatkanfasilitaskesehatanmasyarakat
Melakukantindakankeperawatansederhanansesuaianjuran
Melakukantindakanpencegahansesuaiasertif
Melakukantindakanpeningkatan / promotifsecaraasertif

1) Keluarga mandiri tingkat pertama (KM – I), kriteria :


a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
2) Keluarga mandiri tingkat dua (KM – II), kriteria :
a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
3) Keluarga mandiri tingkat tiga (KM – III), kriteria :
a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
4) Keluarga mandiri tingkat empat (KM – IV), kriteria :
a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
g. Melakukan tindakan promotif secara aktif
5. KEMUNGKINAN DATA FOKUS HASIL PEMERIKSAAN KLINIS
a. Pengukuran antropometri (TB,BB,LK,LD, panjang lengan, panjang kaki)
b. Pola grafik TB dan BB pada kurva pertumbuhan NHCS( National Center
for Health statistic ) dinilai menurut persentil yang sesuai
c. Ukuran TB, BB ayah, Ibu dan saudara- saudaranya
d. Menghitung kecepatan tumbuh tinggi badan (growt velocity)pada
pengukuran pertaman
e. Kelainan kongenital, kelainan saluran pencernaan , paru, kardiovaskuler,
leher, kelenjar tyroid, pertumbuhan gigi.

6. KEMUNGKINAN DATA FOKUS HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Riwayat antenal dan post natal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan maturasi
dalam keluarga (pendek, menache), penyakit infeksi kongenital, KMK (kecil masa
kehamilan), penyakit kronis pada organorgan (saluran cerna, kardiovaskuler, organ
pernafasan dan ginjal).
a) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c) Kekurangan volume cairan

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA YANG MUNGKIN MUNCUL


a) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c) Kekurangan volume cairan

8. PERENCANAAN TUJUAN DAN KRITERIA TUJUAN


1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang stunting
Tujuan umum : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x pertemuan
pertumbuhan anak berkembang dan membaik sesuai dengan tingkat usia
Tujuan khusus
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x kunjungan rumah keluarga
mampu :
- mengenal masalah tumbuh kembang anak
- keluarga mampu merawat dan mengambil keputusan yang tepat
- keluarga mampu menciptakan lingkungan yang sehat
- keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
kriteria evaluasi :
respon : verbal
kriteria hasil :
- keluarga mampu mengetahui cara cara menstimulasi tumbuh kembang anak
khususnya dalam hal cara berjalan dan berbicara
- keluarga tahu tentang informasi dan standar pertumbuhan dan perkembangan anak
usia 1-5
- keluarga bisa membuat menu makanan yang menarik untuk anaknya
- keluarga mmapu cara menstimulasi agar anak bisa berbicara dengan banyak kata
Intervensi :
Diskusikan dengan keluarga :
- pengertian tanda dan gejala serta penyebab stunting
- berikan pendidikan kesehatan nutrisi dan tumbuh kembang pada anak
- ajarkan menstimulasi perkembangan berjalan dengan cara pijat pada kaki
- ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas tugas
perkembangan sesuai usia anak.
2. Kurang pengetahuan informasi kesehatan pada keluarga
Tujuan umum : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x pertemuan
pengetahuan tentang informasi kesehatan pada keluarga bertambah atau meningkat
Tujuan khusus : setelah di lakukan 2x pertemuan di harapkan keluarga dapat :
- Mengetahui informasi tentang gizi dan nutrisi pada anak
Kriteria evaluasi
Respon : verbal
Kriteria hasil :
- Keluarga mengetahui tentang nutrisi yang baik, cara meningkatkan gizi akibat
kurang gizi.
- Keluarga mengerti tentang standar tumbuh kembang anak yang normal
penyebab tumbuh kembang tidak normal
- Cara penanganan dan mengerti cara menstimulasi anak agar cepat bejalan
Intervensi :
- Kaji pengetahuan klien dan diskusi bersama tentang masalah kesehatan yang
sedang di alaminya
- Berikan pendidikan kesehatan terkait masalah kesehatan yang di alami
- Jelaskan kepada keluarga pengertian dan gejala penyebab terlambatnya
tumbuh kembang, cara memperbaiki status gizi dan cara memperbaiki ststus gizi dan
cara menstimulasi agar anak cepat berjalan
9. KEMUNGKINAN PRORITAS INTERVENSI DENGAN MENGGUNAKAN
SKORING
1. Cara menentukan skoring

No Kriteria Skor Bobot


1. Sifatmasalah
 Actual (tidak/kurangsehat) 3
 Ancamankesehatan 2 1

 Keadaansejahtera 1
2. Kemungkinanmasalahdapatdiubah
 Mudah 3
 Sebagian 2 2

 Tidakdapat 1
3. Potensimasalahuntukdicegah
 Tinggi 3
 Sedang 2 1

 Rendah 1
4. Menonjolnyamasalah
 Masalahberat, 2
harussegeraditangani 1
 Ada masalah, 1
tetapitidakperlusegeraditang
ani 0
 Masalahtidakdirasakan

Skoring skor/angka tertinggi x bobot

2. Faktor yang mempengaruhi penentu prioritas


a. Kriteria 1
Sifat masalah: bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat
karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari
dan dirasakan oleh keluarga
b. Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah
2) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah yang ada
2) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah
3) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.Nilai skor tertinggiyang
terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga

10. TINDAKAN KEPERAWATAN BERDASARKAN PRORITAS


1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
yang stunting
Tujuan umum : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x
pertemuan pertumbuhan anak berkembang dan membaik sesuai dengan
tingkat usia
Tujuan khusus
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x kunjungan rumah
keluarga mampu :
- mengenal masalah tumbuh kembang anak
- keluarga mampu merawat dan mengambil keputusan yang tepat
- keluarga mampu menciptakan lingkungan yang sehat
- keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
kriteria evaluasi :
respon : verbal
kriteria hasil :
- keluarga mampu mengetahui cara cara menstimulasi tumbuh
kembang anak khususnya dalam hal cara berjalan dan berbicara
- keluarga tahu tentang informasi dan standar pertumbuhan dan
perkembangan anak usia 1-5
- keluarga bisa membuat menu makanan yang menarik untuk anaknya
- keluarga mmapu cara menstimulasi agar anak bisa berbicara dengan
banyak kata
Intervensi :
Diskusikan dengan keluarga :
- pengertian tanda dan gejala serta penyebab stunting
- berikan pendidikan kesehatan nutrisi dan tumbuh kembang
pada anak
- ajarkan menstimulasi perkembangan berjalan dengan cara pijat
pada kaki
- ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan
tugas tugas perkembangan sesuai usia anak.
2. Kurang pengetahuan informasi kesehatan pada keluarga
Tujuan umum : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x pertemuan
pengetahuan tentang informasi kesehatan pada keluarga bertambah atau
meningkat
Tujuan khusus : setelah di lakukan 2x pertemuan di harapkan keluarga dapat :
- Mengetahui informasi tentang gizi dan nutrisi pada anak
Kriteria evaluasi
Respon : verbal
Kriteria hasil :
- Keluarga mengetahui tentang nutrisi yang baik, cara meningkatkan gizi
akibat kurang gizi.
- Keluarga mengerti tentang standar tumbuh kembang anak yang normal
penyebab tumbuh kembang tidak normal
- Cara penanganan dan mengerti cara menstimulasi anak agar cepat
bejalan
Intervensi :
- Kaji pengetahuan klien dan diskusi bersama tentang masalah kesehatan
yang sedang di alaminya
- Berikan pendidikan kesehatan terkait masalah kesehatan yang di alami
- Jelaskan kepada keluarga pengertian dan gejala penyebab terlambatnya
tumbuh kembang, cara memperbaiki status gizi dan cara memperbaiki ststus
gizi dan cara menstimulasi agar anak cepat berjalan

11. EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MENGGUNAKAN


TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28).
Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah :
a.    Infeksi tidak terjadi.
b.    Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c.    Peningkatan perfusi jaringan.

Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan


keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui
kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang
diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai
sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan
pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana atau mengganti dengan
rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto, 2007)
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan
pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada
setiap tahap proses keperawatan.
Evaluasi didasarkan didasarkan pada bagaimana efektifnya
intervensi/tindakan yang dilakukan oleh keluarga, peraawt dan yang
lainnya. Keefektifan ditemukan dengan melihat respon keluarga dari hasil,
bukan intervensi yang diimplementasikan.
Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan,
seringkali membuat frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam
membuat kriteria objektif hasil yang diharapkan. Rencana keperaatan
mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi merupakan proses yang
berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat
memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum rencana
dikembangkan lebih lanjut, perawat bersama dengan keluarga apakah
tindakan keperawatan yang sudah dilaksanakan benar-benar membantu
keluarga atau tidak.
Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini dilaksanakan dengan dengan melihat respon klien ketika
dilaksanakan tindakan keperawatan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan untuk:

a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

b. Memodifiasi rencana tindakan keperawatan

c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan.

Proses Evaluasi

a. Mengukur pencapaian tujuan

1) Kognitif (pengetahuan)

a. Interview

b. Siapkan kertas dan pensil

2) Afektif

a. Observasi langsung

b. Feedback dari staf kesehatan

3) Psikomotor

4) Perubahan fungsi tubuh dan gejala.


b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi

1) Klien telah mencapai hasil yang ditetapkan dalam tujuan

2) Klien masih dalam proses mencapai tujuan yang telah


ditentukan

3) Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan.

Komponen mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan

a. Proses (formatif)

Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan

tindakan keperawatan.

a. Hasil (sumatif)
Fokus evaluasi ini adalah perubahan perilaku klien atau status
kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien.
Metode dan sumber data evaluasi
a. Observasi
b. Melakukan laporan atau dokumenatsi keperawatan
c. Wawancara dan angket d. Latihan/simulasi/demosntrasi Penilaian
dilaskanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP :
S: hal yang dikemukanan keluarga, misalnya anak A nafsu makannya
lebih baik
O: hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya BB anak
A naik 0,5 kg
A: analiasa yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose
P: perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga.
Penialain terhadap asuhan keperwatan keluarga juga dilakukan
dengan melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. pada saat
melakukan pengkajian, kemandirian keluarga dikaji untuk
mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan
pembinaan/tindakan keperawatan, sedangkan apda saat evaluasi
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah
pembinaan/tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Dalam
keputusan Menteri Kesehatan RI No: 267/2006, penilaian
kemandirian keluarga ini dijadikan sebagai outcome pelaksanaan
perawatan keehatan masyarakat (perkesmas) di puskesmas.
Kemandirian keluarag dibagi ke dalam empat tingkatan mulai dari
tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi.
Tabel Penilaian Tingkat Kemandirian keluarga

Tingkat kemandirian 1 2 3 4
Menerimapetugas    
Menerimapelayanankesehatansesuairencanakeperawatan    
Tahudandapatmengungkapkanmasalahkesehatansecarabenar   

Memanfaatkanfasilitaskesehatanmasyarakat   
Melakukantindakankeperawatansederhanansesuaianjuran   
Melakukantindakanpencegahansesuaiasertif  
Melakukantindakanpeningkatan / promotifsecaraasertif 

12. BUKU SUMBER

Kementerian Kesehatan RI. Infodatin (Pusat Data dan Informasi Kementrian


Kesehatan RI Situasi Gizi di Indonesia). Kemenkes RI.Jakarta Selatan. 2016

Andarmoyo, S.2012.Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai