Anda di halaman 1dari 48

PEMERIKSAAN FISIK PADA

ANAK
OLEH : IKE NUR SUCI RAHAYU,
SST
PENGKAJIAN FISIK KEPERAWATAN
PADA ANAK
Merupakan pengkajian yang dilakukan
pada anak yang bertujuan untuk
memperoleh data status kesehatan anak
serta dapat dijadikan sebagai dasar dalam
menegakkan diagnosis keperawatan.
PENGKAJIAN KEADAAN UMUM
Pada pengkajian ini terdiri dari
pemeriksaan secara umum seperti
pemeriksaan status kesadaran, status gizi,
tanda-tanda vital, dan lain-lain.
PEMERIKSAAN KESADARAN
Pemeriksaan Kesadaran
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai
status kesadaran anak, status kesadaran ini
dilakukan dengan dua penilaian yaitu
penilaian secara kualitatif dan penilaian
secara kuantitatif.
secara kualitatif dapat nilai antara lain :
Composmentis mempunyai arti anak
mengalami kesadaran penuh dengan
memberikan respons yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan,
apatis : anak mengalami acuh tak acuh terhadap
keadaan sekitarnya.
somnolen, anak memiliki kesadaran yang lebih
rendah dengan ditandai dengan anak tampak
mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsif
terhadap rangsangan ringan dan masih
memberikan respons terhadap rangsangan yang
kuat
spoor mempunyai arti bahwa anak tidak
memberikan respons ringan maupun sedang
tetapi masih memberikan respons sedikit
terhadap rangsangan yang kuat dengan adanya
refleks pupil terhadap cahaya yang masih positif,
koma mempunyai arti bahwa anak
tidak dapat bereaksi terhadap
stimulus atau rangsangan apapun
refleks pupil terhadap cahaya tidak
ada dan delirium merupakan tingkat
kesadaran yang paling bawah
ditandai dengan disorientasi yang
iritatif.
Sedangkan penilaian kesadaran
secara kuantitatif dapat diukur
melalui penilaian skala koma
(Glasgow), yang dinyatakan dengan
Pemeriksaan Status Gizi
Penilaian tentang status gizi ini dapat dilakukan
dengan melakukan beberapa pemeriksaan
seperti pemeriksaan antropometrik, yang
meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan klinis
dan laboratorium yang dapat digunakan untuk
menentukan status gizi anak, kemudian dalam
penilaian status gizi anak dapat disimpulkan
apakah anak mengalami gizi baik, cukup atau
gizi yang kurang.
Pemeriksaan Nadi
Dalam melakukan pemeriksaan nadi,
seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur
atau istirahat, pemeriksaan nadi dapat
disertai dengan pemeriksaan denyut
jantung untuk mengetahui adanya pulsus
defisit yang merupakan denyut jantung
yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan
denyut nadi sehingga denyut jantung lebih
tinggi dari pada denyut nadi.
Frekuensi Nadi

Umur Frekuensi Nadi Rata-Rata


Lahir 140
1 bulan 130
1-6 bulan 130
6-12 bulan 115
1-2 tahun 110
2-4 tahun 105
6-10 tahun 95
10-14 tahun 85
14-18 tahun 82
Pola Nadi
Bradikardia : Frekuensi nadi lambat
Takikardia : Frekuensi nadi meningkat,
dalam keadaan tidak pada ketakutan,
menangis, aktivitas meningkat, atau
demam yang menunjukkan penyakit
jantung.
Sinus aritmia :Frekuensi nadi
meningkat selama inspirasi, menurun
selama ekspirasi, sinus aritmia
merupakan variasi normal pada anak
khususnya selama tidur.
Pulsus alternans : Denyut nadi yang silih
berganti kuat lemah dan kemungkinan
menunjukkan gagal jantung.
Pulsus paradoksus : Kekuatan nadi menurun
dengan inspirasi
Thready pulse : Denyutan nadi cepat dan
lemah menunjukkan adanya tanda syok,
nadi sukar dipalpasi tampak muncul dan
menghilang.
Pulsus corrigan : Denyut nadi kuat dan
berdetak-detak disebabkan oleh variasi
yang luas pada tekanan nadi.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Dalam melakukan pemeriksaan
tekanan darah, hasilnya sebaiknya
dicantumkan dalam posisi atau
keadaan apa seperti tidur, duduk,
berbaring atau menangis sebab
posisi akan mempengaruhi hasil
penilaian tekanan darah yang
dilakukan. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan secara langsung maupun
Pemeriksaan Pernapasan
Pada pemeriksaan ini dilakukan
dengan cara menilai frekuensi
pernapasan, irama pernapasan,
kedalaman pernapasan dan tipe atau
pola pernapasan. Dengan ketentuan
sebagaimana pada tabel berikut :
Pola Pernapasan
Dispnea : Susah napas yang
ditunjukkan adanya retraksi
Bradipnea : Frekuensi pernapasan
lambat yang abnormal, irama teratur
Takipnea : Frekuensi pernapasan
cepat yang abnormal
Hiperpnea : Pernapasan cepat dan
dalam
Apnea : Tidak ada pernapasan
Cheyne stokes : Periode pernapasan cepat
dalam yang bergantian dengan periode
apnea, umumnya pada bayi dan pada anak
selama tidur nyenyak, depresi dan
kerusakan otak
Kusmaul : Napas dalam yang abnormal bisa
cepat, normal atau lambat pada umumnya
pada asidosis metabolic
Biot : Tidak teratur terlihat pada kerusakan
otak bagian bawah dan depresi pernapasan
Pemeriksaan Suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan
melalui rektal, axial, dan oral yang
digunakan untuk menilai
keseimbangan suhu tubuh yang
dapat digunakan untuk membantu
menentukan diagnosis dini suatu
penyakit.
Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan kulit ini dilakukan untuk
menilai warna, adanya sianosis, ikterus,
pucat, turgor kulit, kelembaban kulit,
tekstur kulit, dan edema.
Pemeriksaan Kuku
Pada pemeriksaan kuku ini dilakukan
dengan mengadakan inspeksi terhadap
warna, bentuk dan keadaan kuku.
bentuk kuku yang cekung atau cembung
menunjukkan adanya cedera, defisiensi
besi, dan infeksi.
Pemeriksaan Rambut
Pada pemeriksaan rambut ini dilakukan untuk
menilai adanya warna, kelebatan, distribusi, dan
karakteristik lainnya dari rambut. Keadaan normal
adalah rambut menutupi semua kecuali telapak
tangan dan kaki, permukaan labia sebelah dalam
dan rambut kepala seperti berkeliauan seperti
sutera dan kuat. Adanya rambut kering rapuh
kurang pigmen dapat menunjukkan adanya
kekurangan gizi, adanya kurang tumbuh rambut
dapat menunjukkan adanya malnutrisi, dan lain-
lain.
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
Pemeriksaan kelenjar getah bening
dengan cara melakukan Palpasi pada
daerah leher atau inguinal yang lain,
apabila terjadi pembesaran dengan
diameter lebih dari 10 mm
menunjukkan adanya kemungkinan
tidak normal atau indikasi penyakit
tertentu
PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHER
Pada pemeriksaan bagian kepala ini
meliputi pemeriksaan kepala secara
umum, pemeriksaan wajah, mata,
telinga, hidung, mulut, faring, laring
dan leher
Kepala
Pada pemeriksaan ini menilai tentang lingkaran
kepala, apabila didapatkan lingkar kepala yang
lebih besar dari normal dinamakan makrosefali.
Biasanya dapat ditemukan pada penyakit
hydrocephalus dan mikrosefali dimana lingkar
kepala kurang dari normal.
Pemeriksaan yang lain adalah ubun-ubun atau
fontanel. Apabila didapatkan dalam keadaan
normal ubun-ubun besar rata atau sedikit cekung
dan apabila ubun-ubun besar menonjol pada
keadaan tekanan intracranial meninggal dan
apabila ubun-ubun cekung maka kemungkinan
dapat ditemukan pada kasus dehidrasi dan
malnutrisi.
Pemeriksaan wajah yang dilakukan
pada anak dapat dilihat tentang
adanya asimetri atau tidak, asimetri
pada wajah dapat disebabkan karena
adanya paralysis fasialis, kemudian
menilai adanya pembekalan daerah
wajah
Pada pemeriksaan mata ini menilai adanya visus
atau ketajaman penglihatan, pada pemeriksaan
visus ini dapat dilakukan dengan pemberian
rangsangan cahaya pada umur neonatus, pada
umur 1 bulan sudah mampu melihat adanya
benda-benda dan pada usia 2 bulan mampu
melihat jari dan untuk memperjelas pemeriksaan
dengan menggunakan oftamologis.
Pemeriksaan mata selanjutnya adalah palpebra
dapat dilihat simetris atau tidak, kelainan yang
muncul antara lain adanya patosis dimana
palpebra yang tidak dapat terbuka
lagoftalmos merupakan kelopak mata yang tidak
dapat menutup dengan sempurna sehingga
sebagian kornea tidak dilindungi oleh kelopak mata
dan pseudo lagoftamos ditandai dengan kedua
belah mata tidak tertutup sempurna,
adanya hordeolum yang merupakan infeksi lokal
pada palpebra. Pemeriksaan kelenjar lakrimalis dan
duktus nasolakrimalis juga dapat diketahui dengan
ada tidaknya produksi air mata dan apabila
produksi air mata yang berlebihan disebut epifora,
selain itu pemeriksaan konjungtiva dapat dilihat
dengan ada tidaknya perdarahan subkonjungtiva
yang dapat ditandai dengan adanya hyperemia dan
edema konjungtiva palpebra
Pemeriksaan pupil secara normal adalah berbentuk
bulat, simetris dan pupil dikatakan normal apabila
diberikan sinar akan mengecil dengan refleks
cahaya langsung dan apabila pupil yang sisi
kontralateral yang tidak terkena sinar, kemudian
adanya midriasis atau dilatasi pupil yang
menunjukkan adanya rangsangan simpatis dan
miosis yang menunjukkan keadaan pupil mengecil
dan apabila ditemukan pupil yang berwarna putih
kemungkinan adanya penyakit katarak.
Pemeriksaan lensa juga sangat menentukan dalam
pemeriksaan mata dengan menilai jernih atau
keruh sebab apabila ditemukan kekeruhan pada
lensa akan mengalami katarak.
Kemudian pada pemeriksaan bola
mata apabila ditemukan dalam
keadaan menonjol dinamakan
eksoftalmos dan apabila bola mata
mengecil dinamakan enoftalmos.
Pemeriksaan strabismus atau juling
yang merupakan sumbu visual yang
tidak sejajar pada lapang gerakan
bola mata, selain strabismus
terdapat nistagmus yang merupakan
pemeriksaan telinga
dapat dilakukan mulai telinga bagian luar, telinga
bagian tengah dan telinga bagian dalam. Pada
pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai
dengan pemeriksaan daun telinga dan liang telinga
dengan menentukan bentuk, besar dan posisinya.
Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan
dengan bantuan otoskop, kemudian pemeriksaan
selanjutnya adalah membran tympani dimana
dikatakan normal membran tympaninya adalah
sedikit cekung dan mengkilat kemudian dilihat juga
adanya perforasi atau tidak.
kemudian pemeriksaan mastoid
dengan melihat adanya
pembengkakan pada daerah
mastoid, setelah itu baru
dilaksanakan pemeriksaan
pendengaran apakah mengalami
gangguan atau tidak dengan
bantuan alat garputala
pemeriksaan hidung untuk menilai
adanya kelainan bentuk dari hidung
atau juga untuk menentukan ada
tidaknya epistaksis, pemeriksaan
yang dapat digunakan adalah
pemeriksaan rhinoskopi anterior
maupun posterior
pemeriksaan mulut dapat ditemukan ada tidaknya
trismus yang merupakan kesukaran membuka
mulut, halitosis yang merupakan bau mulut tidak
sedap karena personal hygiene yang kurang,
labioskisis dimana keadaan bibir yang tidak
simetris. Pemeriksaan selanjutnya adalah gusi dapat
ditentukan adanya edema atau tanda-tanda radang
Pemeriksaan lidah juga dapat ditentukan apakah
terjadi kelainan kogenital atau tidak, yang dapat
dilihat adanya makroglosia yang merupakan lidah
yang terlalu besar dan ada mikroglosia dimana
lidahnya terlalu kecil dan ada glosoptosis dimana
lidah tertarik ke belakang, kemudian juga dapat
diperiksa ada tidaknya tremor lidah dengan
menjulurkan lidah
Pada pemeriksaan gigi khususnya pada anak
kadang-kadang gigi tumbuh, dan mudah lepas
dan perkembangan gigi susu dimulai tumbuh
pada umur 5 bulan tetapi kadang-kadang satu
tahun, pada umur 3 tahun kedua puluh gigi susu
akan tumbuh, kelainan yang dapat ditemukan
pada gigi antara lain adalah karies dentis yang
terjadi akibat infeksi bakteria. Dalam
pemeriksaan selanjutnya dapat diketahui adanya
pengeluaran saliva dengan melihat banyaknya
saliva yang dikeluarkan, adanya hipersaliva pada
anak kemungkinan pertumbuhan gigi pada anak
akan tumbuh atau proses keradangan yang lain.
Laring
Pada pemeriksaan laring ini sangat
berhubungan dengan pemeriksaan
pernapasan apabila adanya obstruksi pada
laring maka suara mengalami stridor yang
disertai dengan batuk dan suara serak pada
pemeriksaan laring dapat digunakan alat
laringoskop baik direk (langsung) maupun
indirek yang menggunakan alat yang
dimasukkan ke dalam secara perlahan-lahan
dengan lidah ditarik ke luar.
Pada pemeriksaan leher untuk menilai adanya
tekanan vena jugularis, dengan cara
meletakkan pada pasien dalam posisi
terlentang dengan dada dan kepala diangkat
setinggi 15-30 derajat, dapat ditemukan ada
tidaknya distensi pada vena jugularis.
Kemudian pemeriksaan yang lain adalah ada
tidaknya massa dalam leher. Pada bayi
dengan cara dalam keadaan telentang dan
kelenjar tiroid diraba dari kedua sisi dengan
jari-jari telunjuk dan tengah, dan perhatikan
adanya pergerakan pada tiroid ke atas apabila
pasien menelan.
pemeriksaan dada
dengan cara dalam melakukan
pemeriksaan adalah dengan cara inspeksi,
Palpasi, perkusi dan auskultasi.
Dalam melakukan penilaian terhadap hasil
pemeriksaan dada yang perlu
diperhatikan adalah bentuk dan besar
dada, kesimetrisan, gerakan dada, adanya
adanya penonjolan, pembengkakan atau
kelainan yang lain
Pada penilaian bentuk dada di antaranya :
Pertama, funnel chest yang merupakan bentuk dada di
mana sternum bagian bawah serta iga masuk ke dalam
terutama saat inspirasi, yang dapat disebabkan hipertropi
adenoid yang berat.
Kedua pigeon chest (dada burung), merupakan bentuk
dada di mana bagian sternum menonjol ke arah luar,
dimana biasanya disertai dengan depresi ventrikel pada
daerah kostokodral, kelainan ini dapat dilihat pada kasus
osteoporosis.
Ketiga barrel chest, merupakan bentuk dada dimana dada
berbentuk bulat seperti tong yang mana sternum
terdorong ke atas depan dengan iga-iganya horizontal
yang dapat ditemukan pada penyakit obstruksi paru
seperti asma, emfisema, dan lain-lain. Pemeriksaan pada
daerah dada yang lain adalah pemeriksaan payudara, paru
dan jantung
Pemeriksaan payudara pada anak
dapat digunakan untuk mengetahui
perkembangan atau kelainan
payudara anak, diantaranya
mengetahui ada tidaknya
ginekomastia patologis atau terjadi
galaktore, sebelum anak mengalami
masa pubertas
pemeriksaan paru langkah pertama adalah inspeksi
untuk melihat apakah terdapat kelainan patologis
ataukah hanya fisiologis dengan melihat
pengembangan paru saat bernapas.
Sedangkan untuk pemeriksaan secara Palpasi dapat
dinilai :
a. Simetri atau asimetri dada yang dapat diperoleh
karena adanya benjolan yang abnormal, pembesaran
kelenjar limfe pada aksila dan lain-lain.
b. Adanya fremitus suara, yang merupakan getaran
pada daerah thorak saat anak bicara atau menangis
yang sama dalam kedua sisi thorak, penilaiannya
apabila meninggi suaranya maka terjadi konsolidasi
seperti pada pneumonia dan apabila menurun terjadi
obstruksi, atelektasis, pleuritis, efusi pleura, tumor
pada paru.
.c. Adanya krepitasi subkutis, yang merupakan
adanya udara pada daerah jaringan kulit, adanya
krepitasi ini dapat terjadi spontan, setelah trauma
atau tindakan trackeostomi dan lain-lain.
Kemudian pemeriksaan secara perkusi dapat
dilakukan dengan cara langsung atau tidak langsung,
cara langsung dengan mengetukkan ujung jari atau
jari telunjuk langsung ke dinding dada, sedangkan
cara tidak langsung dengan cara meletakkan satu jari
pada dinding dada dan mengentuknya dengan jari
tangan yang lainnya yang dimulai dari atas ke bawah
dan kanan atau ke kiri dengan membandingkannya
Hasil penilaian dari pemeriksaan fisik
ini adalah :
Pertama sonor, merupakan suara
paru yang normal, kedua adalah
redup atau pekak suara perkusi yang
berkurang normalnya pada daerah
scapula, diafragma, hati, jantung.
Ketiga adalah hipersonor atau
timpani yang terjadi apabila udara
dalam paru bertambah atau pleura
bertambah seperti pada emfisema
paru atau pneumothorak
pemeriksaan jantung
yang pertama kali dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan secara :
a. Inspeksi dan Palpasi, dari pemeriksaan ini dapat
ditentukan antara lain : Pertama, denyut apek atau
aktivitas ventrikel lebih dikenal dengan nama iktus
kordis merupakan denyutan jantung yang dapat dilihat
pada daerah apek yaitu sela iga keempat pada garis
mid klavikularis kiri atau sedikit lateral. Denyutan ini
dapat terlihat apabila terjadi pembesaran ventrikel
seperti apabila daerah ventrikel kiri yang besar maka
apek jantung bergeser ke bawah dan ke lateral
detak pulmunal, yang merupakan detak
jantung apabila tidak teraba pada bunyi
jantung II dalam keadaan normal, apabila
bunyi jantung II mengeras dan dapat diraba
pada sela iga kedua tepi kiri stenum maka
keadaan tersebut dikatakan sebagai detak
pulmonal atau pulmonary tapping.
Ketiga, getaran bising (thrill), merupakan
getaran dinding dada akibat bising jantung
yang keras, yang terjadi pada kelainan
organik
b. Perkusi dapat dilakukan untuk menilai adanya
pembesaran pada jantung (kardiomegali) serta batasan
dari organ jantung tersebut yang dilakukan daerah sekitar
jantung dari perifer hingga ke tengah.

c. Auskultasi pada jantung dengan cara mendengarkan


mulai dari apeks kemudian ke tepi kiri sternum bagian
bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum, tepi
kanan sternum daerah infra dan supra klavikula
kanan/kiri, lekuk supra sternal daerah karotis di leher
kanan atau kiri dan seluruh sisa dada atau dapat
dilakukan pada berbagai cara pemeriksaan seperti
dengan daerah tradisional seperti untuk menilai daerah
mitral pemeriksaan di apeks, untuk trikuspidalis di
parasternal kiri bawah, daerah pulmonal pada sela iga ke
2 tepi kiri sternum dan daerah aorta di sela iga ke 2 tepi
kanan sternum
Pemeriksaan abdomen
pada anak dilakukan dengan cara inspeksi,
auskultasi, Palpasi dan perkusi, pemeriksaan
auskultasi didahulukan mengingat bising
usus atau peristaltik usus yang akan
didengarkan agar tidak dipengaruhi oleh
stimulasi dari luar melalui Palpasi atau
perkusi. Berbagai organ yang diperiksa
dalam pemeriksaan abdomen di antaranya
hati, ginjal dan lambung itu sendiri.
Inspeksi untuk menilai ukuran dan
bentuk perut : apabila membuncit
dengan menilai simetris atau tidak,
apabila simetris dapat terjadi
hipokalemi, hipotiroid, penimbunan
lemak, perforasi, asites, illeus
obstrukif sedangkan membuncit
asimetris kemungkinan dijumpai
pada poliomyelitis, pembesaran
organ intra abdominal, illeus, dan
secara auskultasi dengan mendengarkan melalui
stekoskop dengan mendengarkan adanya suara
peristaltic usus normal terdengar setiap 10-30
detik, peristaltic usus meningkat (nyaring) pada
obstruksi traktus gastrointestinal dan menurun
pada peritonitis atau illeus. Selain itu, suara bising
(burit) juga kemungkinan dapat terdengar pada
seluruh permukaan perut pada koarktasio aorta
abdominalis, dan apabila suara ini dapat terdengar
pada daerah ginjal bagian posterior kemungkinan
terjadi konstriksi salah satu arteri renalis.
secara Palpasi dapat dilakukan dengan cara
monomanual (satu tangan) atau bimanual (dua
tangan) seperti pada Palpasi pada lapangan
atau dinding abdomen seperti adanya nyeri
tekan, ketegangan dinding perut, Palpasi pada
hati (normal umur 5-6 tahun teraba 1/3 dengan
tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan rata
dan tidak ada nyeri tekan), Palpasi limfa (normal
masih teraba 1-2 cm di bawah arcus kosta) dan
Palpasi ginjal (normal tidak teraba, kecuali pada
neonatus) dengan cara meletakkan tangan kiri
pemeriksa di bagian posterior tubuh dan jari
telunjuk menekan atau masa ke atas dan
tangan kanan melakukan Palpasi
Pemeriksaan Tulang Belakang (deviasi tulang belakang
ke arah anterior), kifosis (deviasi tulandan Ekstremitas
Pada pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas
pada anak dapat dilakukan dengan cara inspeksi
terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti
lordosis g belakang ke arah posterior), scoliosis (deviasi
tulang belakang ke arah samping), kelemahan, serta
perasaan nyeri yang ada pada tulang dengan cara
mengobservasi pada posisi terlentang, tengkurap atau
duduk.
Kemudian pemeriksaan tulang, otot, sendi dengan
dimulai inspeksi pada jari-jari seperti pada jari tabuh
(clubbed fingers) dapat dijumpai pada penyakit jantung
bawaan atau penyakit paru kronik, adanya nyeri tekan,
gaya berjalan, ataksia (inkoordinasi hebat) spasme otot,
paralysis, atropi/hipertropi otot, kontraktor, dan lain-lain.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologist pada anak pertama kali dapat
dilakukan secara inspeksi dengan mengamati berbagai
adanya kelainan pada neurologis seperti kejang,
tremor/gemetaran (gerakan halus yang konstan),
twitching (gerakan spasmodic yang berlangsung singkat
seperti otot lelah, nyeri setempat), korea (gerakan
involunter kasar, tanpa tujuan, cepat dan tersentak-
sentak, tak terkoordinasi), parese (kelumpuhan otot
tidak sempurna), paralysis (kelumpuhan otot yang
sempurna), diplegia (kelumpuhan pada dua anggota
gerak), paraplegia (kelumpuhan pada anggota gerak
bawah), tetraplegia / parese (kelumpuhan pada
keempat anggota gerak), hemiparese /plegi
(kelumpuhan pad sisi tubuh atau anggota gerak yang
dibatasi garis tengah di daerah tulang belakang).
REFERENSI
A. Aziz Alimul Hidayat (2005).
Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.
Salemba Medika, Jakarta.
Darwis Danim (1997). Kumpulan
Bahan Kuliah Keperawatan Anak
dalam Konteks Keluarga. FKUI,
Jakarta.
Soejiningsih (1995). Tumbuh
Kembang Anak. EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai