Anda di halaman 1dari 45

Pengkajian Dan Pemeriksaan Fisik Pada Anak

Oleh Veronika Sriyanti Ratuloli


191112024
A. Pengkajian Anak
Pengkajian pada anak umur 1 – 18 bulan
Lebih mudah mendapatkan hasil jika ada hubungan saling percaya
Pengkajian pada anak juga bisa dilakukan dengan
cara wawancara :
1. pengkajian langsung ke pasien
2. Aloanamnesis ( pengkajian tidak langsung) :
semua keterangan diperoleh selain dari
pasiennya sendiri
▫ Orang tua
▫ Wali
▫ Keterangan dari dokter yang merujuk
• 1. Riwayat Kesehatan Pada Anak
• Mendapatkan riwayat kesehatan merupakan
komponen penting dari proses pengkajian
kesehatan. Wawancara kesehatan membantu
dalam membangun hubungan antara orang tua dan
anak, memberikan diagnosis sementara dapat
dibuat, dan memberikan kesempatan kepada
perawat dan keluarga untuk mendapatkan tujuan
• Riwayat kesehatan anak
a. Identitas
• pasien & penanggung jawab
(identitas pada klien meliputi nama, umur,
jenis kelamin, pendidikan, status agama suku
alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian
sumber informasi dan diagnosa masuk)

b.Keluhan Utama
Gunakan pernyataan pembukaan singkat
seperti “ apa masalah yang membuat ia
datang kesini ?” catat semua kata – kata
orang tua dan anak.
Riwayat Penyakit Sekarang
▫ Disusun cerita yg kronologis, terinci dan jelas sejak sebelum
terdapat keluhan sampai ia berobat
▫ Bila pasien telah berobat sebelumnya tanyakan
kapan,kepada siapa, obat apa yg diberikan dan bagaimana
hasilnya
▫ Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkinan
terjadinya komplikasi,
adanya gejala sisa, bahkan juga kecacatan
Beberapa keluhan yang sering ditemukan pada anak

1. Demam

• Demam. Yang perlu ditanyakan:

• Lama demam

• Apakah timbulnya mendadak ritme, kontinue

• Apakah terutama terjadi pada malam hari, atau

berlangsung beberapa hari kemudian menurun lalu naik

lagi dsb

• Apakah pasien menggigil, kejang, kesadaran menurun,

meracau, menggigau, mencret, muntah, sesak nafas,

terdapatnya manifestasi perdarahan


2. Batuk
• Berapa lama
• Apakah batuk sering berulang atau kambuh
• Sifat batuk: spasmodik, kering atau
produktif/banyak dahak
• Dirinci sifat dahaknya: kekentalan,warna, bau
serta adanya darah pada dahak
• Keluhan lain yg menyertai batuk: sesak napas,
mengi, berkeringat pd malam hari, sianosis,
berat badan menurun, apakah pasien
memerlukan perubahan posisi, muntah dsb
• Terdapatnya orang disekitar pasien yang juga
batuk dapat memberi petunjuk
• diagnosis.
3. Mencret

• Keluhan mencret sering menyertai gangguan traktus


gastrointestinalis atau keluhan penyerta penyakit lain
• Apakah mencret berlangsung akut atau kronik
• Frekuensi defekasi sehari
• Banyaknya feses setiap buang air besar
• Konsistensi feses, apakah disertai lendir atau darah
• Warna feses( hitam,hijau,kuning,putih seperti
dempul)
• Baunya ( busuk, anyir),
• Selain rasa mulas,tenesmus atau kolik perlu
ditanyakan keluhan lain yang menyertai mencret
mis: muntah, sesak napas, kejang, gangguan
kesadaran, kencing berkurang, lemas, lecet didubur,
dubur keluar dsb
4. Muntah

• Pada keluhan muntah perlu diketahui sejak umur


berapa keluhan muntah mulai berlangsung.
• Hal-hal yang perlu diteliti:
• Berapa kali frekuensi muntah
• Sifat muntah: ( proyektil atau dengan keluhan
nausea lebih dahulu)
• Berapa banyak muntahan
• Jenis muntahan dan warnanya
• Apakah muntahnya terjadi setelah makan/minum
• Apkah muntahnya berhubungan dg perubahan
posisi dari berbaring ke duduk.
• Keluhan lain yang sering menyertai : perut
kembung, konstipasi,atau mencret, demam,
batuk spasmodik dll
5. Kejang
• Kapan kejang terjadi : pertama
kali atau berulang
• Frekuensi kejang
• Sifat kejang : klonik , tonik,
umum atau fokal
• Lama serangan, interval
antara dua serangan,
kesadaran pada waktu kejang
dan pasca kejang.
• Gejala lain yang menyertai:
demam, muntah, lumpuh,
penurunan kesadaran, atau
kemunduran kepandaian
• Sesak Napas
• Keluhan sesak napas sering
berhubungan dengan penyakit saluran
napas dan penyakit kardiovaskular
• Diteliti saat keluhan sesak napas
timbul, apakah baru pertama kali atau
berulang-ulang
• Berapa bantal anak tidur
• Apakah sesak napas timbul setelah
aktivitas (disebut toleransi latihan:
pada bayi ditanyakan bagaimana si
bayi minum susu atau menetek)
• Keluhan lain yang menyertai sesak
napas ialah batuk, mengi, perut
membesar, pernah sakit sendi yang
berpindah, demam, sakit dada,
sianosis dan apakah ada riwayat
tersedak
Riwayat Penyakit Dahulu
Keadaan umum kesehatan
Tanyakan tentang napsu makan, penurunan atau peningkatan Berat
badan akhir – akhir ini, keletihan, stres, dan juga jangan
memasukan data – data yang telah dimasukan pada keluhan utama
atau riwayat penyakit sekarang.

• Riwayat Kelahiran
Termasuk riwayat perinatal ( kesehatan maternal, infeksi, obat-
obatan yang diminum, perdarahan abnormal, peningkatan BB,
persalinan, jenis kelahiran, komplikasi, berat badan lahir, kondisi
bayi saat lahir )
• Riwayat neonatal ( distres pernapasan, sianosis, ikterus, kejang dan
kempuan makan buruk)
• Penyakit Operasi Atau Cedera Sebelumnya
• Penyakit Pada Masa Anak – Anak
Termasuk riwayat terinfeksi penyakit menular yang umum seperti campak , gondok dan
cacar air, tanyakan kontak terakhir dengan orang yang menderita penyakit menular.

• Imunisasi
Tanyakan riwayat imunisasi termasuk hal – hal yang spesifik ( tanggal, jenis ) dan
tanyakan pada orang tua alas an anak belum dilakukan imunisasi. Catat disentrilisasi
misalnya, campak, gondok, rubella.

• Pengobatan Saat Ini


Catat keseluruhan pengobatan termasuk obat – obat dan resep dokter atau tanpa resep
dokter, dosis, frekuensi dan waktu dari dari dosis terakhir.
• Pertumbuhan dan perkembangan fisik
• Catat tinggi dan berat badan rata – rata pada umur 1, 2, 5. Tahun dan erupsi tanggal gigi.

• Riwayat Perkembangan
• Riwayat perkembangan yang dikaji pentingdalam merencanakan intervensi keperawatan
yang sesuai dengan tingkat usia anak, termasuk umur pada saat anak berguling
badan
• Riwayat Sosial
• Meliputi melakukan defekasi dan miksi
• Tidur
• Kemampuan berbicara ( plat, gegap, jelas)
• Seksualitas ( hubungan dengan lawan jenis, keingintahuan tentang
informasi dan aktivitas seksual, jenis informasi yang diberikan anak
• Sekolah ( tingkatan dalam sekolah, prestasi akedemik, penyesuaian
terhadap sekolah)
• Kebiasaan ; mengisap jari, mengigit kuku, makan tanah ( pica)
membenturkan kepala
• Kepribadian dan watak ; agresif , menarik dengan teman sebaya dan
keluarga
• Anak – nak remaja harus ditanyai apakah mereka pernah merasa sedih
atau” murung “ jika ditanyi apakah mereka pernah merasa ingin bunuh
diri
 
• Riwayat Keluarga
• Kaji termasuk umur dan kesehatan anggota keluarga
terdekat, penyakit keturunan, adanya kelainan kongenital
dan jenisnya, keturunan dari orang tua , pekerjaan dan
pendidikan orang tua dan hubungan keluarga, tanyakan
tentang kondisi kehidupan ( jenis tempat tinggal dan
tetangga ). Hal ini berguna untuk menunjukan hubungan,
umur, dan kesehatan anggota keluarga, kebutuhan program
perawatan kesehatan seharusnya diseimbangkan dengan
kebutuhan keluarga, orang tua mengidentifikasi kebutuhan
utama mereka seperti informasi tentang diagnosis pada
perkembangan, informasi tentang pengobatan
• B .PEMERIKSAAN FISIK DENGAN “HEAD TO TOE”

A. Keadaan Umum :
1. Kondisi klien secara umum; Keadaan umum
2. Kesan keadaan sakit
3. Kesadaran
4. Keletihan
5. Penambahan berat badan atau penurunan berat badan
6. Menggigil
7. Kemampuan umum menjalankan aktivitas
B. Antropometri
1. Berat badan
2. Tinggi badan dan
panjang badan
3. Lingkar Kepala
4. Lingkar lengan
5. Lingkar dada
D. Kulit
C. Tanda –
Kulit
Tanda Vital Tekstur
1. Suhu Suhu
2.Nadi Turgor

3. Pernapasan  
4. Tekanan darah E. Struktur Aksesoris
Rambut inspeksi warna kulit, tekstur,
kualitas distribusi, elastisitas,hygiene
Kuku ; inspeksi warna , tekstur ,
kualitas distribusi, elastisitas, hygiene
Observasi lipatan fleksi pada telapak
tangan .
F. Nodus Limfe

• Palpasi bagian nodus limfe


menggunakan bagian distal jari
G Kepala
• Tekan perlahan tapi tegas
Perhatikan bentuk kesimetrisan
dengan gerakan jari melingkar
• Perhatiakan Perahtikan kontrol kepala ( terutama pada bayi )
ukuran,
dan postur kepala
mobilitas,suhu kekerasan,
Wajah simetris, kepala garis tengah
• Aksila ; rileks lengan disamping
Evaluasi rentang gerak
tetapi sedikit terabduksi
Palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus,
• Inguinalis; tempatkan anak
atau pembengakan yang nyata.
pada posis telentang
Fontanel posterior menutup pada usia dua bulan.
• Normalnya nodus limfe tidak
Fontanel anterior menutup pada usia 12 -18
dapat dipalpasi atau sangat
bulan.
kecil, tidak ada nyeri tekan,
Perikasa hygien kulit kepala akan adanyan lesi,
dapat digerakan
trauma, kehilangan rambut, perubahan warna.
 
• H. Leher I Mata
Inspeksi ukuran leher Inspeksi penempatan dan
kesejajaran anat kedua mata
• Trakhea : Palpasi adanya deviasi,
Bila anormalitas dicurugai ukuran
letakan ibu jari dan jari telunjuk pada
jarak ukuran kantus dibagian dalam (
setaip dan gerakan jari kedepan dan
+ 3 cm )
kebelakang
Observasi adanya kelebihan lipatan
• Tiroid : Palpasi ukuran, bentuk, epikantus dari atap hidung sampai
kesimetrisan,nyeri tekan. Twmpatkan terminasi dalam alis mata ( sering
bantalan jari telunjuk dan jari tengah pada anak asia)
dibawah kartilago krikoid, rasakan ismus Observasi penempatan, gerakan dan
( jaringan penyambung lobus )naik ketika warna kelopak mata
menelan Inspeksi konjunngtiva atau palpebra.

• Arteri karotis; Palpasi di kedua sisi


Lipatan leher 2-3 kali lipat lebih pendek
dari orang dewasa.Periksa arteri karotis
• Vena Jugularis
• J Hidung K Telinga
Pinna : inspeksi penempatan dan kesejajaran
Vestibula Anterior; tengadahkan kepala
kebelakang, dorong ujung telinga Perhatikan adanyta lubang abnormal, simetris
keatas, kiri dan kanan
Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali
• Posisi hidung apakah simetris kiri kanan keposisi semula menunjukkan tulang rawan
• Jembatan hidung apakah ada atau tidak masih lunak.
ada, jika tidak ada diduga down
syndrome. Canalis auditorious ditarik kebawah kemudian
kebelakang,untuk melihat apakah ada
• Cuping hidung masih keras pada umur < serumen atau cairan.
40 hari
 
• Pasase udara : gunakan kapas dan
letakkan di depan hidung, dan apabila
bulu kapas bergerak, berarti bayi
bernafas.
• Gunakan speculum untuk melihat
pembuluh darah mukosa, secret, poliup,
atau deviasi septum.
L Mulut
 
• Perhatikan warna, tekstur dan lesi sebelumnya
• Minta anak untuk membuka mulut, dengan tangan diangkat
keatas disamping kepala, minta keluarga menjaga tangan
anak dan imobilisasi kepala, dapat dilakukan didepan cermin
dan gunakan lampu senter dengan penyinaran yang baik.

• Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau


pembengkakan.

• Observasi membrane mukosa; merah mudah terang,


berkilau halus dan lembab
• Ginggiva : kuat merah muda, kekuningan dan bintik – bintik.
• Lidah : tekstur kasar, dapat bergerak bebas, ujung dapat
mencapai bibir, tidak ada lesi atau masa dibawah lidah.
• Tekan pangkal lidah dengan menggunakan spatel,hasil
positif bila ada refleks muntah ( Gags refleks)
2. Palpasi

M. Dada Dan Paru


• 1. Inspeksi kaji pernapasan; Dengan anak pada posisi duduk,
tempatkan kedua tangan datar pada
punggung dan dada dengan ibu jari di garis
• frekuensi irama, kedalaman, kualitas dan tengah sepanjang tepi kostal bawah
karakter Taktil fremitus ; Palpasi pada rongga torak
• Dinding dada dan minta anak untuk mengatakan “ 777”
• Bentuk dan besar dada atau eeee
• Simetri dada dalam keadaan statis Fremitus suara Mudah dilakukan pada
/dinamis anak yang menangis atau anak yang bisa
• Bentuk dada
diajak bicara ( suruh katakan tujuh puluh
• Pektus ekskavatum Sternum bagian
tujuh)
bawah serta rawan iga masuk ke dalam
terutama inspirasi Meninggi : konsolidasi Berkurang:
• Pektus karinatum Sternum menonjol atelektasis, efusi, tumor
biasanya disertai depresi vertikal Bentuk dada apakah simetris kiri dan
kostokondral kanan
• Barrel chest Dada berbentuk bulat seperti Bentuk dada barrel anterior – posterior
tong ,Sternum terdorong kearah depan dg dan tranversal hampir sama 1:1 dan
iga-iga horizontal
dewasa 1: 2
3. Perkusi

Perkusi kedua sisi dada pada ruang interkosta Perkusi Dapat dilakukan dg 2
cara Langsung dan Tidak langsung

• Suara perkusi
• Normal: sonor
• Abnormal : hipersonor/ redup
• Suara perkusi berkurang : redup atau pekak
 
4 .Auskultasi
• Anjurkan kepada anak untuk napas dalam dengan meminta anak meniup
bola kapas yang berada ditelapak :
• Deteksi suara napas dasar dan tambahan
• Dilakukan diseluruh dada dan punggung
• Stetoskop sebaiknya ditekan dg cukup kuat pada sela iga
• Dimulai dari atas kebawah dan bandingkan kanan dan kiri dada
• Vesikuler :
 Terjadi karena udara masuk dan keluar melalui
jalan napas
 Saat inspirasi lebih keras dan lebih panjang
 Terdengar seperti membunyikan ‘ffff’ dan’wwww’
• Bronkial
 Terdengar inspirasi keras yang disusul oleh
ekspirasi yang lebih keras
 Dapat disamakan dg bunyi ‘khkhkhkh’
• Amforik
 Menyerupai bunyi tiupan diatas mulut botol
kosong
 Terdengar pada caverne
• Ronki basah( rales)
 Suara napas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran
yg terjadi karena cairan dlm jln napas dilalui udara
 RBH : dari duktus alveolus, bronkiolus, bronkus halus
 RBS : dari bronkus kecil atau sedang
 RBK: dari bronkus diluar jaringan paru
 RB nyaring: berarti nyata benar terdengar karena suara disalurkan
melalui benda padat ( infiltrat/konsolidasi), karena melalui media
normal ( tdk ada infiltrat/konsolidasi)
 RB tak nyaring suara ronki disalur

• Ronki kering ( rhonchi)


 Suara kontinu yg terjadi karena udara melalui jalan nafas yang sempit
 Lebih jelas terdengar pada ekspirasi
 Jenis ronki kering yang terdengar lebih musikal atau sonor
• 
• Wheezing ( mengi )
 Sering terdengar fase ekspirasi
 Mengi fase inspirasi : obstruksi sal. napas atas
 Mengi fase ekspirasi : obstruksi sal.napas bawah( asma, bronkiolitis)
• Krepitasi
 Suara membukanya alveoli
 Normal dibelakang bawah dan samping pada inspirasi dalam
 Patologis : pada pneumonia
• Pleural friction rub
 Bunyi gesekan pleura
 Suara gesekan kasar seolah-olah dekat telinga
 Paling jelas akhir inspirasi
 Biasanya terdengar di bagian bawah belakang paru
• 
O Jantung 3. Auskultasi bunyi jantung
• 1. Inspeksi
• Inpeksi jantung dengan anak pada Dengarkan dengan anak dalam posisi duduk dan
bersandar
posisi semi fowler, observasi
Gunakan stetoskop bagian diafragma dan bel
dinding dada dari sebuah sudut dada
dinding dada simestri2. Kaji kualitas (jelas dan jernih ) intensitas (kuat
tetapi tidak mantap) frekuensi (sama dengan nadi
2. Palpasi radialis), irama ( teratur dan datar).
• Untuk menentukan lokasi inpuls Areal aorotik : ruang intercosta ke – 2 destra para
sterna S2 terdengar lebih keras dari pada S1.
apikal (ictus kordis) yaitu impuls Areal pulmonik : ruang intercosta ke 2 snistra
jantung paling leteral , ictus cordis para sterna. Pemecahan dari S2 yang terdengar
berada di leteral midklavikula paling baik (normalnya melebar pada inpirasi)
sinistra dan intercosta ke -4 pada Areal apikal atau mitral : ruang intercosta ke – 5
anak < 7 tahun. Pada anak 7 garis midklavikula sinistra ( ruang intercosta ke -3
sampai ke -4 dan lateral pada garis midklavikula
tahun ictus cordis teraba pada sinistra pada bayi) S1 terdengar paling keras
garis midklavikula sinitra pemecahan dapat di dengarkan
intercosta ke - 5
P. Abdomen
• Pada bayi & anak kecil pemeriksaan abdomen seringkali
didahulukan dari bagian tubuh lain

• Pada pemeriksaan abdomen palpasi paling berperan.


Tetapi auskultasi dilakukan lebih dulu (agar interpretasi
auskultasi tidak salah karena setiap manipulasi abdomen
akan mengubah bunyi peristaltik usus). Hasil pemeriksaan
selain dinyatakan dengan kata atau angka, dianjurkan
untuk digambarkan secara skematik
1. Inspeksi
3. Palpasi:
• Permukaan abdomen (datar,
Nilai: turgor, adanya massa, nyeri tekan
cembung,cekung), kelainan- dan organ-organ dalam seperti hati, limpa
kelainan seperti: hernia umbilikalis, dan ginjal
dll), efloresensi, dilatasi vena
Palpasi hati Nilai: Konsistensi, tepi,
• 2. Auskultasi dg intensitas rendah permukaan, nyeri , ukuran
dan terdengar tiap 10-30 dtk
Bising usus meningkat : obstruksi Palpasi limpaJarak maksimum dari pusat
(bunyi metalik). Bising usus ke garis singgung pada arkus kosta kiri
dibagi 4 bagian yang sama
Bising ususNormal : suara
peristaltik terdengar sbg suara
berkurang/hilang : peritonitis/ileus
Pembesaran limpa dinyatakan dg memproyeksikan kebagian ini.
Limpa yang membesar sampai kepusat dinyatakansbg SIV,sampai lipat paha S VIII
Beda splenomegali dg pembesaran lobus kiri hati
Ikut bergerak pada pernapasan
Insisura lienalis
Dapat didorong kemedial, lateraal dan atas

• Palpasi ginjal
• Normal : tidak dapat diraba kecuali pada neonatus ,abnormal : ginjal dapat diraba
dengacara ballottement, caranya :
• Letakkan tangan kiri pemeriksa di bagian posterior tubuh pasien sedemikian
sehingga jari telunjuk berada di angulus kostovertebralis. Kemudian jari telunjuk ini
menekan organ atau massa keatas, sementara itu tangan kanan melakukan palpasi
secara dalam dari anterior dan akan merasakan organ atau massa tersebut
menyentuh,lalu ‘jatuh’ kembali
• 4. Perkusi

• Adanya cairan ( asites)

• Dilakukan perkusi sistemik dari umbilikus ke arah lateral dan bawah untuk mencari batas berupa garis
konkaf antara daerah yang timpani dengan daerah pekak yang terdapat bila ada asites

• Menentukan daerah redup yang berpindah ( shifting dullness) dg melakukan perkusi dari umbilikus
kesisi perut untuk mencari daerah redup atau pekak; daerah redup ini akan menjadi timpani bila anak
berubah posisi dg cara miringkan pasien

• Tentukan adanya gelombang cairan (fluid wave) atau disebut cara undulasi (bila asites sangat banyak
serta dinding abdomen tegang)
• Cara undulasi (posisi telentang)

• Dilakukan pada asites yang sangat banyak serta dinding abdomen tegang Caranya satu tangan
pemeriksa diletakkan pada satu sisi perut pasien, sedangkan jari tangan satunya mengetuk-ngetuk
dinding perut sisi lainnya.Sementara itu dg pertolongan orang lain gerakan yg diantarkan melalui
dinding abdomen dicegah dg jalan meletakkan satu tangan ditengah abdomen pasien dg sedikit
menekan. Pada asites dpt dirasakan gelombang cairan pada tangan pertama atau dapat didengar
dengan stetoskop .
• Pemeriksaan Neurologis
• Dapat dinilai dari awal penderita
masuk ke ruang periksa sadar/ tidak.
Sadar cara berjalan/ gait Tidak
sadar postur tubuh: normal,
dekortikasi, deserebrasi
• Motorik: nilai gerakan, kekuatan,
tonus, klonus, reflex fisiologis dan
patologis
• Reflex patologis:
Q Punggung. R. Tangan

• Susuri tulang belakang , apakah ada spina


Jumlah jari – jari polidaktil ( .>
bivida okulta : ada lekukan pada lumbo dari 5 ) , sindaktil ( jari – jari
sacral,tanpa herniasi dan distribusi lanugo bersatu)
lebih banyak. Pada anak kuku dikebawakan,
dan tidak patah , kalau patah
diduga kelainan nutrisi.
• Spina bivida sistika : dengan herniasi , Ujung jaru\i halus
meningokel ( berisi meningen dan CSF) Kuku klubbing finger < 180
dan mielomeningokel ( meningen + CSF + ,bila lebih 180 diduga kelainan
saraf spinal). system pernafasan
Grasping refleks : meletakkan
jari pada tangan bayi, maka
• Rib hum and Flank: dalam posisi bungkuk refleks akan menggengam.
jika tulang belakang rata/simetris Palmar refleks : tekan pada
▫ ( scoliosis postueral) sedangkan jika asimetris telapak tangan ,akan
menggengam
atau bahu tinggi sebelah dan vertebra bengkok
( scoliosis structural) skoliometer >40
S. Pelvis T Lutut

• CDH : test gluteal , lipatan paha Ballotemen patella : tekan mendorong kuat akan
simetris kiri kanan menimbulkan bunyi klik jika ada cairan
diantaranya
• Ortholani test : lutut ditekuk sama
Mengurut kantong supra patella kebawah akan
tinggi/tidak timbul tonjolan pada kedua sisi tibia jika ada
• Barlow test : kedua lutut ditekuk cairan diduga ada atritis.
dan regangkan kesamping akan Reflek patella, dan hamstring.
terdengar bunyi klik  
U. Kaki
• Tredelenburg test : berdiri angkat
Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh
satu kaki, lihat posisi pelvis apakah telapak kaki.
simetris kiri dan kanan. Talipes : kaki bengkok kedalam.
• Waddling gait : jalan seperti bebek. Clubfoot : otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki
jatuh kedepan.
• Thomas test : lutut kanan ditekuk
Refleks babinsky
dan dirapatkan kedada,sakit dan Refleks Chaddok
lutut kiri akan terangkat Staping Refleks
v. Pemeriksaan Neurologis

• Dapat dinilai dari awal penderita masuk ke


ruang periksa sadar/ tidak. Sadar cara
berjalan/ gait Tidak sadar postur tubuh:
normal, dekortikasi, deserebrasi

• Motorik: nilai gerakan, kekuatan, tonus, klonus,


reflex fisiologis dan patologis
• Reflex patologis:
Babinski
• Gores permukaan plantar kaki dg alat yg sedikit runcing, positif bila
terjadi reaksi berupa ekstensi ibu jari kaki disertai dg menyebarnya
jari-jari yg lain Normal pada bayi umu sampai 18 bln
• Abnormal pada lesi piramidal

 Oppenheim
Tekan sisi medial pergelangan kakirefleks yg terjadi seperti
Babinsky

 Refleks Hoffmann
• Dilakukan ketukan pada falang terakhir jari kedua, positif terjadi
fleksi jari pertama dan ketiga terdapat pada lesi piramidal dan
tetani.
• GRM: kaku kuduk, bruzinski 1 dan 2, kernig
 kaku kuduk
• Pasien telentang bila lehernya ditekuk
secara pasif terdapat tahanan shg dagu tdk
dapat menempel pada dada
 bruzinski 1
• letakkan 1 tangan pemeriksa dibawah kepala
pasien, tangan lain diletakkan didada pasien
agar badan tdk terangkat, kemudian kepala
pasien difleksi kedada secara pasif. Bila ada
GRM maka kedua tungkai bawah akan fleksi
pada sendi panggul dan sendi lutut.
• 
bruzinski 2
• fleksi pasif tungkai atas pada sendi panggul akan
diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul
dan sendi lutut.

 kernig
• fleksi pasif tungkai atas pada sendi panggul akan
diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul
dan sendi lutut.
• Kemudian dicoba meluruskan tungkai bawah pada
sendi lutut sehingga membentuk sudut 135°.
• Kernig sign (+) bila tungkai bawah tidak dapat
diekstensikan sampai 135°
• Pemeriksaan tambahan Jenis-Jenis Refleks Pada
Bayi

1. Root reflex (refleks mencari puting)


• Pemicu root reflex adalah sentuhan lembut pada pipi bayi
baru lahir. Bayi menuju ke arah sentuhan dengan mulut
terbuka. Refleks ini muncul saat lahir dan berlangsung
hingga bayi berumur 3 sampai 4 bulan (kadang bayi terus
melakukan root reflex saat tidur setelah usianya lewat 4
bulan). Refleks ini membantu bayi menemukan makanan.
• Bayi yang lahir prematur atau memiliki gangguan
neurologikal atau CNS depression karena obat tertentu
yang dikonsumsi ibu selama hamil kemungkinan tidak
memiliki refleks rooting. Refleks rooting membantu bayi
bersiap untuk menghisap
2.Refleks menghisap
• Refleks ini dipicu oleh puting
payudara, botol susu, atau jari
orangtua, yang menyentuh bagian
atas mulut bayi. Sebagai responnya,
bayi menghisap puting. Refleks ini
muncul saat lahir dan berlangsung
hingga bayi berusia 2 sampai 4 bulan.
• Refleks menghisap tidak sepenuhnya
berkembang hingga kehamilan 36
minggu, yang berarti bayi prematur
bisa memiliki kemampuan menghisap
yang lemah atau belum matang.
3. Refleks Babinski
• Refleks ini dipicu oleh sentuhan lembut pada
telapak kaki (dari tumit sampai jari kaki).
Refleks ini muncul saat lahir dan berlangsung
hingga bayi berusia 6 sampai 24 bulan.
Refleks Babinski jadi refleks bayi yang
utama, yang diambil dari nama Joseph
Babinski, yang pertama kali menggambarkan
tanda Babinski pada tahun 1896. Refleks ini
terjadi karena kontraksi otot yang memicu
bayi membuka jari keluar sebagai respon
terhadap rangsangan pada telapak kaki
4. Refleks berjalan
• Refleks berjalan dipicu oleh memegang bayi di 5. Refleks leher
posisi tegak dengan telapak kaki datar pada Refleks ini dipicu oleh berbaring
permukaan. Bayi merespon dengan mengangkat telentang dengan kepala menoleh
satu kaki dan kaki lainnya seolah seperti ke satu sisi. Bayi merespon
berjalan. Refleks ini muncul saat lahir dan dengan lengan pada sisi tersebut
berlangsung hingga usia anak 2 bulan. Refleks membuka, sedang lengan lainnya
ini mempersiapkan perkembangan bayi untuk menekuk di siku. Refleks ini
berjalan pada beberapa bulan dari sekarang. muncul antara waktu lahir hingga
ketika bayi berusia 2 bulan dan
berlangsung hingga bayi 4 sampai
6 bulan. Refleks ini membantu
mempersiapkan perkembangan
bayi yang akan dicapai nantinya.
7. Refleks Moro (refleks terkejut)
6. Refleks menggenggam (palmar
grasp)
Sebagian bayi kadang terkejut sebagai
respon untuk suara bising, gerakan tiba-
• Palmar grasp dipicu oleh tekanan tiba, atau sensasi terjatuh ketika Anda
oleh satu jari atau objek lain, seperti meletekkan tubuh bayi di tempat tidur.
mainan, pada telapak tangan bayi. Bayi akan mengencangkan tubuh,
Bayi merespon dengan mengepalkan merentangkan lengan, membuka telapak
tangan dan mencoba meraih jari atau tangan yang biasanya mengepal,
benda. Refleks ini muncul saat lahir menarik lutut, lalu kembali mengepalkan
dan berlangsung hingga bayi tangan, dan lengannya mendekat ke
berumur 3 sampai 6 bulan. tubuh, seperti memberikan pelukan
untuk dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai