Dosen Pengampu :
Ns. Nurul Fatwati Fitriana, M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Jami’atul hidayah 1811020047
2. Rifat Sinatria Wibisono 2111020040
3. Wulan Juniarti 2111020041
4. Restu Puji Lestari 2111020042
5. Karina Anjelita 2111020043
6. Ita Trisnawati 2111020044
7. Safira Jihan safitri 2111020045
8. Dini Pramita Sari 2111020046
9. Naomi Apriliani Marpaung 2111020047
10. Aida Ziyannisa Lisdiyantari 2111020048
11. Nuzul dwi setyanugroho 2111020049
12. Ayunda Zulfa Amanda N 2111020050
Puji syukur kami naikan kehadirat Allah SWT, karena atas kasih karuniaNya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Teori Culturecare Leininger” ini Dalam penyusunan
makalah ini, kami saling bertukar pikiran untuk membuatnya. Dalam kesempatan ini kami ingin
berterimakasih kepada dosen yang telah memberikan kami tugas ini, membantu kami dalam
mengetahui lebih dalam Teori Culturecare Leininger dengan mencari sendiri referensi yang kami
butuhkan dan merampungkannya dalam sebuah makalah dan tak lupa segala bantuan yang di
berikan oleh dosen yang bersangkutan. Kami menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku penyusunan makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen mata kuliah ini dan juga
pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Medeleine Leininger (lahir pada tanggal 13 Juli 1925 di Sutton, Nebraska,
Amerika Serikat dan meninggal di Omaha, Nebraska 10 Agustus 2012). Leininger adalah
perintis teori keperawatan, pertama kali diterbitkan pada tahun 1961. Kontribusinya
untuk teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama ia
mengembangkan konsep keperawatan transkultural, membawa peran faktor budaya
dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang bagaimana terbaik hadir untuk
mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan. Dr. Medeleine Leininger menempuh
pendidikan dan gelar akademis berikut dengan judul Tahun 1945 mengambil program
diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver CO dan menyelesaikan pada tahun
1948, Tahun 1950 menyelesaikan pendidikan di St. Scholastica College dan mendapat
gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora dan BSN dari Benedictine,
College, Atchison, KS.M., Tahun 1953memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic
University America, Washington DC., tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan
dan direktur program pasca sarjana di Universitas Cincinnati, Tahun 1965, menjadi
perawat pertama mendapat gelar Ph.D Doctor of Phylosophy (Antropologi budaya dan
sosial), Tahun 1966, di tunjuk sebagai profesor keperawatan dan antropologi di
University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di
perkenalkan di dunia keperawatan. Tahun 1969-1974, sebagai dekan dan profesor Utah
University dan membuka program pertama untuk master dan dektoral transkultural
keperawatan. Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne
State University. Saat bekerja di sini Medeleine Leininger mendapat beberapa
penghargaan, antara lain: penghargaan bergengsi dari presiden dalam keunggulan dalam
mengajar,
- The Board of Governor’s Distinguidhed Faculty Award, Gersheon’s Research
Fellowship Award.
– Certified Transcultural Nurse CTN,
- Perawat Transkultural Bersetifikat.
– FRCNA
– Fellow of the Royal Collage of Nursing in Australia FRCNA.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi MADELEINE LEININGER ?
2. Bagaimana sejarah teori culture care Leininger ?
3. Bagaimana definisi teori pada tokoh tersebut?
4. Bagaimana definisi paradigm (keperawatan, manusia, sehat, lingkungan) ?
5. Bagaimana teori culture care menurut Fundamental Keperawatan Potter dan Perry
?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tentang Biografi MADELEINE LEININGER ?
2. Menjelaskan tentang sejarah teori culture care Leininger ?
3. Menjelaskan tentang definisi teori pada tokoh tersebut?
4. Menjelaskan definisi paradigma (keperawatan, manusia, sehat, lingkungan) ?
5. Menjelaskan tentang teori culture care menurut Fundamental Keperawatan Potter
dan Perry ?
BAB II
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di seluruh dunia,
penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara publik. Menjadi professor dari
sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari 220
artikel yang sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne State University
digunakan juga sebagai bahan penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah
umum di seluruh dunia dan telah mengembangkan software sendiri untuk
perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural,perawatan
manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan
kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan. Magnificent
Achievement.
1. Apa yang dimaksud rentan sehat sakit? Dan bagaimana cara penerapan observasi terbaik
berdasarkan teori leininger?
Jawab :
Rentang sehat sakit adalah Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan
sehat/kesehatan seseorang. Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat
individual. Jarak dalam skala ukur adalah keadaan sehat secara optimal pada satu titik
dan kematian pada titik lain. Pengkajian atau observasi dirancang berdasarkan 7
komponen padaSunrise Model(Harmoko,2016) yaitu;
a. Faktor teknologi. Faktor teknologi yang dimaksud adalah teknologi kesehatan yang
memungkinkan individu dapat memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan
masalah dalam pelayanan kesehatan. Tugas perawat harus mengkaji persepsi sehat sakit,
kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup. Agama dan keyakinan klien menjadi titik tolak yang
mengakibatkan pandangan menjadi amat realistis bagi para pemeiuknya. Agama menjadi
tuntunan dalam membuat penilaian kebaikan, keburukan, serta benar dan salah dalam
kehidupan klien di atas segalanya. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawatadalah
agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga mencakup hubungan sosial yang terbangun di
lingkungan klien berada serta kebiasaan yang dilakukan. Perawat pada tahap ini harus
mengkaji fakto-faktor: nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan
klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup. Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan
dan disepakati dalam suatu masyarakat tertentu, menjadi sebuah kebiasaan, kepercayaan,
simbol, dengan ciri tertentu yang dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya. Nilai
budaya digunakan untuk dasar perilaku dan tanggapan tentang apa yang sedang terjadi.
Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang memiliki sifat mengikat pada golongan
tertentu dalam masyarakat. Perawat perlu mengkaji posisi dan jabatan yang dipegang
oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan
makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, dan persepsi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku. Kebijakan dan peraturan yang berlaku
merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan lintas budaya berhubungan dengan kehadiran negara melalui peraturan
perundangan yang menjadi dasar pelaksanaan pelayanan.Perlu dikaji pada tahap ini
adalah peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan KB, JAMKESMAS,
ASKESKIN.
f. Faktor ekonomi, kemampuan klien yang membiayai sakitnya agar segera sembuh
selama di rumah sakit. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya:
pekerjaan, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari
sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota
keluarga.
g. Faktor pendidikan. Latar belakang pendidikan klien dalam keluarga yang dimaksud
pengalaman klien dalam menempuh pendidikan formal tertinggi saat ini. Jika klien
memiliki riwayat pendidikan yang tinggi maka keyakinan klien biasanya didukung oleh
bukti-bukti ilmiah yang logis.Klien akan dapat dengan mudah beradaptasi terhadap
budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini
adalah tingkat pendidikan anggota keluarga, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk
belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali.
https://enmwikipediaorg.translate.goog/wiki/Madeleine_Leininger?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,tc,sc,elem diakses 27 september 2021
Harmoko dan Riyadi, Sujono. 2016. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Potter & Perry. (2006) Fundamental Keperawatan, konsep, proses, & praktik, Jakarta : buku
Kedokteran EGC