Anda di halaman 1dari 9

Nama : PANDU MUHARRAM

UNIVERSITAS MERCU BUANA, NIM : 41118110008


MERUYA - JAKARTA Mata Kuliah : FISIKA TEKNIK
Tugas : Tugas 2
Resume Studi Kasus yang Berkaitan dengan
Modul 3

TUGAS 2
RESUME STUDI KASUS YANG BERKAITAN DENGAN MODUL 3
“Konsep Kalor atau Panas Berkaitan dengan Hukum Termodinamika”
JUDUL JURNAL :

Analisa Termodinamika Pengaruh Aliran Massa Ekstraksi Turbin Uap Untuk Feedwater
Heaters Terhadap Performa Pembangkit Listrik Tenaga Uap 100 MW
PENULIS : Ari Fadlansyah, Jaya Subrata dan Prabowo

LINK : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30467-2109100701-paper.pdf

DIAKSES : 28 Januari 2021

RESUME :

A. KAITAN STUDI KASUS TERHADAP ISI MATERI MODUL 3


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara khusus membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Pada studi kasus di jurnal ini menerapkan
Hukum Thermodinamika yaitu :
1. Hukum Pertama Termodinamika yang isinya pada dasarnya merupakan hukum
koservasi energi, yaitu energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, energi
hanya dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain. Pengertian yang
lebih hakiki tentang hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa jika satu
sistem mengalami serangkaian perubahan yang tidak terbatas kembali kekeadaan
semula, maka total perubahan energi adalah nol.
2. Hukum Kedua Termodinamika terkait dengan entropi hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor
tidak akan mengalir secara spontan dari bend adingin ke benda panas. Penjelasan
hukum II termodinamika pada prinsip kerja mesin dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor
dari satu reservoir dan mengubah kalor seluruhnya menjadi usaha.

1
• Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus dengan
mengambil kalor dari reservoir yang mempunyai suhu rendah dan
memberikannya ke reservoir suhu tinggi tanpa usaha dari luar.
• Mesin yang bekerja di antara reservoir suhu Tt dan reservoir suhu Tt(Tt > Tr),
memiliki efisiensi maksimum.
Hal ini tentu berkaitan dengan proses kerja turbin uap pada sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Uap yang dimana dalam prinsip kerja keduanya terdapat penerapan Hukum 1 dan
2 Termodinamika didalamnya.
Selain itu pada studi kasus di jurnal ini juga dijelaskan bahwa Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) pada umumnya menggunakan siklus rankine pada prinsip kerjanya
yang dimana Sikus Rankine adalah siklus yang terdiri dari proses kompresi isentropik yang
diakhiri dengan proses pelepasan panas pada kondisi tekanan konstan, yang tentunya hal
ini berkaitan dengan Hukum Termodinamika dan Perubahan Kalor.
Pada Jurnal ini dijelaskan bahwa dilakukannya analisa Termodinamika adalah untuk
menambahkan Feed Water Heater yang bergunan untuk meningkatkan temperatur air yang
akan dipanaskan di dalam boiler, sehingga dalam pengaturan boiler dapat ditentukan
apakah untuk menaikan suhu dari main steam menuju Steam Turbine atau menurunkan
konsomsi dari bahan bakar yang digunakan.
Pada penelitian didalam jurnal ini, untuk mengetahui pengaruh aliran massa ekstraksi
trubin uapa untuk pemanasan Feedwater Heaters, analisa dilakukan menggunakan
pendekatan analisa termodinamika dan evaluasi pembangkit secara keseluruhan
menggunakan standar ASME PTC 46 untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Dimana
perhitungan yang ada dalam penelitian ini pada rumus-rumus perhitungan energi seperti
pada Turbine, Pompa Kondensor, Boiler, dll. menggunakan rumus-rumus persamaan yang
ada pada hukum termodinamika.
Berikut adalah penjelasan lebih mendalam tentang prinsip kerja Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) beserta Turbin Uap sebagai dasar sistem kerja dari PLTU itu sendiri
dan hubungannya dengan Hukum Termodinamika yang diterapkan kedalam prinsip kerja
tersebut.

B. PENERAPAN THERMODINAMIKA PADA PRINSIP KERJA PLTU


Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengendalikan energi
kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama pembangkit listrik jenis
ini adalah generator yang di hubungkan ke turbin dimana untuk memutar turbin
2
diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering. Konsumsi energi pada peralatan
PLTU bersumber dari putaran turbin uap. Karena PLTU adalah suatu pembangkit yang
menggunakan uap sebagai penggerak utama (prime mover), maka untuk menghasilkan
uap haruslah ada proses pembakaran untuk memanaskan air, yang tentu saja hal ini
merupakan perubahan kalor yang berkaitan dengan hukum pertama termodinamika.

PLTU merupakan suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan


energi kimia menjadi energi listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida
kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan proses
sudu-sudu turbin menggerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin
menggerakkan generator yang kemudian dibangkitkannya energi listrik. Energi listrik
yang dihasilkan akan menyuplai alat- alat yang disebut beban.

Prinsip Kerja dari PLTU

Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang
merupakan suatu sistem tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses
pengkondensasian di kondensor dan make up water (air yang dimurnikan) dipompa oleh
condensat pump ke pemanas tekanan rendah. Disini air dipanasi kemudian dimasukkan
oleh daerator untuk menghilangkan oksigen, kemudian air ini dipompa oleh boiler feed
water pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya dialirkan ke pipa
untuk dipanaskan pada tube boiler.

Pada tube, air dipanasi berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada
steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater sudah berubah menjadi
uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi, dan selanjutnya uap ini
digunakan untuk menggerakkan sudu turbin tekanan tinggi, untuk sudu turbin
menggerakkan poros turbin. Hasil dari putaran poros turbin kemudian memutar poros
generator yang dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan energi listrik.

Energi listrik yang dihasilkan dari generator disalurkan dan di distribusikan lebih
lanjut ke pelanggan. Uap bebas dari turbin selanjutnya di kondensasikan dari kondensor
dan bersama air dari make up water pump dipompa lagi oleh pompa kondensat masuk
ke pemanas tekanan rendah, daerator, boiler feed water pump, pemanas tekanan tinggi,
economizer, dan akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan menjadi uap lagi. Proses ini
akan terjadi berulang-ulang.

3
C. PENERAPAN THERMODINAMIKA PADA PRINSIP KERJA TURBIN UAP
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi
energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme
yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk
pembangkit listrik.
Siklus yang terjadi pada turbin uap adalah siklus Rankine, yaitu berupa siklus
tertutup, dimana uap bekas dari turbin di manfaatkan lagi dengan cara mendinginkanya
kembali di kondensor, kemudian dialirkan lagi di pompa dan seterusnya sehingga
merupakan siklus tertutup.

Prinsip Kerja dari Turbin Uap


Dalam perancangan ini, turbin uap yang digunakan untuk menggerakkan generator
tenaga listrik pada PLTU, terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-
dauncakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap
bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan
menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai
untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya
dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor
menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju
boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang
masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih
kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000 C
sampai 6000 C dan temperatur kondensor 200 C sampai 300 C.
Untuk mengubah energi potensial uap menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran
poros dilakukan dengan berbagai cara, sehingga secara umum turbin uap dibagi menjadi
tiga jenis utama, yaitu: turbin uap impulus, reaksi dan gabungan (impulus-reaksi).

4
D. KESIMPULAN
Pada Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada dasarnya bersumber
dari siklus kerja Turbin Uap yang dimana siklus yang terjadi pada turbin uap adalah siklus
Rankine, yaitu siklus yang terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan
proses pelepasan panas pada kondisi tekanan konstan, yang tentunya hal ini berkaitan
dengan Hukum Pertama dan Hukum Kedua Termodinamika serta prinsip perubahan kalor.
Hal tersebut dibuktikan dari prinsip kerja PLTU dimana berbentuk uap air. Uap air ini
dikumpulkan kembali pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pada
superheater sudah berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur
tinggi, dan selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu turbin tekanan tinggi,
untuk menggerakkan poros turbin. Hasil dari putaran poros turbin kemudian memutar poros
generator yang dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan energi listrik.
Pada penelitian di jurnal ini terkait Analisa Termodinamika Pengaruh Aliran Massa
Ekstraksi Turbin Uap Untuk Feedwater Heaters Terhadap Performa Pembangkit Listrik
Tenaga Uap 100 MW juga menggunakan rumus-rumus persamaan yang berkaitan dengan
hukum termodinamika yang hasilnya dapat disimpulkan, yaitu (1) Perbandingan komposisi
aliran Ekstraksi Turbin uap terbaik untuk HPH2 dan HPH1 adalah 50%:50% dengan total
ekstraksi turbin uap sebesar 20%; (2) Penambahan FWH akan meningkatkan effisiensi
boiler, namun penambahan FWH mengalami penurunan effisiensi pembangkit dan daya
pembangkit dari 5 FWH hingga 7 FWH; (3) Penambahan ekstraksi turbin uap untuk FWH
dan perubahan aliran massa ekstraksi turbin uap dapat meningkatkan daya pembangkit
netto dari kondisi eksisting hingga 2.44 MW

E. JURNAL STUDI KASUS TERKAIT


(Terlampir)

SUMBER REFERENSI :
Dona Yustea. 2015. “Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap” (online),
(http://clubtermodinamika.blogspot.com/2015/04/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html
, diakses tanggal 28 Januari 2021)
Noor Kholiq. 2015. “Prinsip Dasar Thermodinamika Pembangkit Listrik” (online),
http://dunia-pltu.blogspot.com/2015/03/hukum-dasar-thermodinamika-pembangkit.html ,
diakses tanggal 28 Januari 2021)
Ryan Setyawan. 2015. “Termodinamika Turbin Uap” (online),
http://ryansetyawan301.blogspot.com/2015/09/termodinamika-turbin-uap.html , diakses
tanggal 28 Januari 2021)

5
JURNAL TEKNIK POMITS 1
LAMPIRAN
Analisa Termodinamika Pengaruh Aliran Massa
Ekstraksi Turbin Uap Untuk Feedwater Heaters
Terhadap Performa Pembangkit Listrik Tenaga
Uap 100 MW
Ari Fadlansyah Jaya Subrata dan Prabowo
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: prabowo@me.its.ac.id

Abstrak— Salah satu jenis pembangkit yang banyak di Steam Turbine, hal tersebut juga memudahkan dalam
gunakan adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang penentuan jumlah volume yang akan diekstraksi, namun
bekerja dengan siklus rankine. Salah satu cara meningkatkan semakin besar ekstraksi dan penentuan tempat ekstraksi
effisiensi dari sebuah PLTU adalah dengan menambahkan berpengaruh besar kepada effisiensi dari Pembangkit itu
feedwater heaters (FWH) kedalam sistem, yang bermaksud sendiri, sehingga diperlukan studi lebih lanjut mengenai
meningkatkan temperatur air yang akan dipanaskan boiler,
hubungan aliran massa ekstraksi turbin uap untuk
sehingga uap keluaran dari boiler bisa memiliki temperatur
yang lebih tinggi dibandingkan tanpa FWH. Energi yang pemakanan feedwater heater terhadap performa dari
digunakan FWH berasal dari ekstraksi turbin uap, dengan pembangkit tenaga uap sederhana.
jumlah aliran massa dan tekanan tertentu. Proses ektraksi
yang kurang tepat dapat mengakibatkan effisiensi turbin dan
pembangkit, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk
mengetahui komposisi yang tepat pada ekstraksi turbin uap.
Penilitian mengenai pengaruh aliran massa dan tekanan
ekstraksi turbin uap ini dilakukan dengan perhitungan yang
digunakan menggunakan standar ASME PTC 6 untuk
Performa Turbin Uap dan ASME PTC 46 untuk performa
pembangkit secara keseluruhan. Perhitungan performa
pertama dilakukan pada model PLTU 100 MW dengan 2 buah
turbin (high pressure dan low pressure) dengan 5 FWH. Aliran
massa untuk HPH1 dan HPH2 yang diambilkan dari ekstrasi
uap high pressure turbin divariasikan dengan kenaikan 25% Gambar 1Perbandingan ekstraksi turbin uap Vs Effesiensi Boiler
untuk HPH2 dan pengurangan 25% untuk HPH1, sehingga
Penelitian terkait tentang pengaruh ekstraksi turbin uap
total didapatkan 5 variasi. Tiap perubahan variasi dilakukan
perhitungan performa pembangkit yang meliputi effisiensi pernah dilakukan oleh Yong Li dan Chao Wang (2012) [1].
boiler, effisiensi pembangkit serta daya pembangkit (netto). Hasil penelitiannya (gambar 1) menujukkan bahwa proses
Hasil penelitian yang didapatkan adalah komposisi ekstraksi ekstraksi turbin uap mengurangi effisiensi dari boiler, yaitu
uap untuk pembangkit listrik tenaga uap 100 MW adalah semakin besar ekstraksi berarti semakin besar penurunan
ketika komposisi HPH1 dan HPH2, dan perubahan aliran effisiensi boiler, namun penurunan effisiensi boiler tidak
massa ekstraksi turbin uap dapat meningkatkan daya selalu berbanding lurus dengan effisiensi pembangkit dan
pembangkit hingga 5.32 MW. daya pembangkit yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi
ketika ekstraksi turbin uap dilakukan dengan dan untuk
Kata Kunci — Aliran Massa Ekstraksi Turbin Uap, Feedwater tujuan yang tepat seperti menjadi sumber energy untuk
Heaters, Performa Pembangkit
feedwater heaters.

I. PENDAHULUAN
iklus Rankine merupakan siklus ideal untuk menjelaskan
Sproses turbin uap. Siklus Rankine terdiri dari proses
kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan
panas pada kondisi tekanan konstan. Feed Water Heater
Berguna untuk menaikkan temperatur air yang akan di
panaskan di dalam boiler, sehingga dalam pengaturan boiler
dapat ditentukan apakah untuk menaikkan suhu dari main
steam menuju Steam Turbine atau menurunkan konsomsi
dari bahan bakar yang digunakan. Sumber energi Feed
Water Heater berasal dari hasil ekstraksi Steam turbine,
dimana pengekstarksiana tersebut dapat menurunkan Gambar 2 Perbandingan Jumlah FWH Vs Effesiensi Desain
efisiensi dari turbine. Sedangkan pada penelitian yang lain, oleh Dendi Junaidi
Kondisi Fisik dari Steam Turbine memungkinkan untuk dkk (2010) [2] melakukan penambahan FWH untuk sebuah
melakukan ekstraksi pada tiap tingkatan Sudu yang ada pada pembangkit listrik tenaga nuklir. Hasil penelitiannya
(gambar 2) menyebutkan bahwa penambahan FWH pada
JURNAL TEKNIK POMITS 2

sebuah pembangkit dapat meningkatkan effesiensi persamaan sebagai berikut:


pembangkit, namun penambahan FWH lebih dari 7 buah
pada pembangkit tidak akan memberikan peningkatan ............................................................... (1)
effesiensi yang signifikan, dan cenderung bisa mengurangi ............................................. (2)
effesiensi dari pembangkit itu sendiri.
.................................... (3)
( )
..................................... (4)
( )
............... (5)

Gambar 3 Perbandingan jumlah Ekstraksi Turbin Uap Vs Effesiensi


Pembangkit

Penelitian dari segi jumlah ekstraksi turbin uap pernah


dilakukan oleh T. Srinivas dkk (2007) [3]. Hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa Persentasi uap yang di
ekstrak optimal ketika 20%-40% dari jumlah total aliran
massa yang masuk kedalam turbin uap seperti ditunjukkan
pada gambar 3.
Gambar 5 T-s Diagram Model 100 MW
II. URAIAN PENELITIAN
Langkah selanjutnya mencari energi tiap proses yang
Pada penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh aliran massa
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
ekstraksi turbin uap untuk pemanasan Feedwater Heaters,
analisa dilakukan menggunakan pendekatan analisa  Turbine
termodinamika dan evaluasi pembangkit secara keseluruhan ̇ ̇[
menggunakan standar ASME PTC 46 untuk Pembangkit ].................................................. (6)
Listrik Tenaga Uap. ̇ ̇[
Tahap pertama adalah menentukan data teknis model
pembangkit listrik tenaga uap 100MW dan mencari properti ]
dari tiap kondisi yang ada, setelah itu menggambarkan T-s ....................................................................... (7)
Diagram untuk model pembangkit 100 MW seperti  Kondensor
ditunjukkan pada gambar 4. ̇ ̇[ ]
.................................................................................. (8)
 Pompa Kondensor
̇ ̇[ ] ............... (9)
 Pompa BFW
̇ ̇[ ]......... (10)
 Boiler
̇ ̇[ ] ................................................ (11)
Langkah terakhir mencari effesiensi pembangkit dan daya
pembangkit (netto) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
̇ ̇ ̇ ̇ ̇ ................. (12)
̇
̇
................................................................. (13)
Gambar 4 Model Pembangkit 100 MW Effesiensi Boiler dihitung dengan persamaan Direct Method
sebagai berikut:
Tahap Kedua menghitung performa dari pembangkit tenaga
uap 100 MW dengan acuan T-s diagram pada gambar 5,  ̇ ̇ ( ) ̇ ... (14)
dimana performa yang dihitung meliputi effisiensi boiler,  ( ̇ ) ...................................... (15)
effisiensi pembangkit dan daya pembangkit (netto).
Perhitungan dilakukan dengan bebarapa langkah, langkah  ....................................... (16)
pertama mencari fraksi ekstraksi y’ hingga y’’’’’ dengan
JURNAL TEKNIK POMITS 3

Dimana:
̇ = Hot reheat steam flow (kg/h) Dengan acuan data teknis pada tabel 1 dan dengan
̇ = Superheater Spray Flow (kg/h) menggunakan acuan model pembangkit 100 MW seperti
̇ = Turbine Throttle Steam Flow (kg/h) ditunjukkan pada gambar 4 maka perhitungan performa
= Hot reheat steam entalpi (kcal/kg) pembangkit dapat dilaksanakan.
= Cold reheatsteam entalpi (kcal/kg) B. Perhitungan Effesiensi Boiler
= Main feedwater entalpi (kcal/kg)
= Turbine throttle steam entalpi (kcal/kg)

Gambar 6 Ilustrasi Variasi Ekstraksi HPH2 dan HPH1


Gambar 7 Effesiensi Boiler tiap Variasi
Tahap ketiga yaitu merubah aliran massa ekstraksi turbin
Gambar 7 menunjukkan bahwa effisiensi boiler untuk
uap untuk HPH2 dan HPH1 dari 0% hingga 100% dengan
variasi perubahan ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan
kenaikan dan penurunan tiap 25%. Ilustrasi perhitungan
HPH1 mengalami penurunan ketika pada scenario A
variasi ekstraksi ditunjukkan gambar 3 dan dihitung dengan
Aliran Massa ekstraksi dari High Pressure Steam Turbine
persamaan sebagai berikut:
hanya untuk HPH2 hingga komposisi variasi 50%-50%
̇ ̇ ̇ ̇ ........................................... (17) aliran massa ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan HPH1.
Dimana nilai fraksi massa y’ dan y’’ diubah menjadi 5 Setelah mengalami penurunan hingga komposisi 50%-
variasi sebagai berikut: 50% untuk HPH2 dan HPH1 Effisiensi Boiler mengalami
 Variasi A : peningkatan kembali hingga akhirnya ekstraksi dari high
 Variasi B : pressure steam turbin 100% hanya untuk HPH1 saja.
 Variasi C : C. Perhitungan Daya Pembangkit (Netto)
 Variasi D :
 Variasi E :

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


A. Data Teknis Pembangkit Tenaga Uap 100 MW
Langkah pertama yaitu menentukan data teknis model
pembangkit yang akan digunakan sehingga didapatkan
property tiap kondisi sebagai berikut:
Tabel 1 Properti tiap kondisi Model 100 MW
ṁ Steam Temp Press Enthalpy Entropy
kondisi
(kg/hr) (˚C) (kPa) (kJ/kg) (kJ/kg-K)
1 381120 538 12552.71 3444.6 6.5908
2 24350 345.8 3118.564 3103.5 6.7078
3 20530 269.5 1682.848 2963.1 6.7344 Gambar 8 Daya Pembangkit (netto) tiap Variasi
4 336240 264.75 1263.117 2966.7 6.8673
5 19900 260 843.3853 2970.6 7.0545 Gambar 8 menunjukkan bahwa daya pembangkit untuk
6 21310 134.5 307.9337 2726.3 6.9833 variasi perubahan aliran massa ekstraksi turbin uap untuk
7 23150 95.6 86.39796 2668.6 7.4081 HPH2 dan HPH1 mengalami tren peningkatan ketika pada
8 271880 48.4 8.041581 2589.5 8.2666 scenario A Aliran Massa ekstraksi dari High Pressure Steam
9 336240 42.2 8.041581 2577.6 8.2292
Turbine hanya untuk HPH2 hingga komposisi variasi 50%-
10 336240 42.7 1667.157 180.28 0.6076
11 336240 92.8 1667.157 389.97 1.2238 50% aliran massa ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan
12 336240 131.7 1667.157 554.58 1.6512 HPH1. Setelah mengalami peningkatan hingga puncaknya
13 381120 167 730.607 2765.4 6.6943 pada komposisi 50%-50% untuk HPH2 dan HPH1, daya
14 381120 169.1 15200 723.37 2.0153 pembangkit mengalami penurunan setelah mengalamai
15 381120 201 15200 862.63 2.3193
puncaknya hingga ekstraksi dari high pressure steam turbine
16 381120 235 15200 1016 2.6316
17 24350 206.6 2806.708 882.63 2.3912 100% hanya untuk HPH1 saja.
18 24350 206.6 2806.708 882.63 2.3912
D. Perhitungan Effesiensi Pembangkit
19 44880 174.7 1514.563 740.16 2.0872
20 44880 174.7 1514.563 740.16 2.0872 Gambar 9 menunjukkan bahwa effisiensi pembangkit untuk
21
22
21310
21310
98.4
98.4
277.1403 412.49
277.1403 412.49
1.2888
1.2888
variasi perubahan aliran massa ekstraksi turbin uap untuk
23 44460 48.4 77.75816 202.71 0.683 HPH2 dan HPH1 mengalami peningkatan ketika pada
24 44460 48.4 77.75816 202.71 0.683 scenario A Aliran Massa ekstraksi dari High Pressure Steam
JURNAL TEKNIK POMITS 4

Turbine hanya untuk HPH2 hingga komposisi variasi 50%- V. UCAPAN TERIMA KASIH
50% aliran massa ekstraksi turbin uap untuk HPH2 dan Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Eng.
HPH1. Setelah mengalami peningkatan hingga puncaknya Ir. Prabowo, M.Eng selaku dosen yang selalu membimbing,
pada komposisi 50%-50% untuk HPH2 dan HPH1. memberi motivasi dan banyak masukan yang baik hingga
Effisiensi pembangkit mengalami penurunan setelah terselesaikannya artikel ilmiah ini. Kementrian Agama
mengalamai puncaknya hingga ekstraksi dari high pressure melalui program PBSB yang telah membiayai biaya kuliah
steam turbine 100% hanya untuk HPH1 saja. penulis hingga selesai dan semua pihak yang karena
bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung
membantu penulis menyelesaikan Jurnal ini.

VI. DAFTAR PUSTAKA


[1] Li, Yong & Wang Chao. Study on The Effect of Regenerative System
on Power Type Relative Internal Efficiency of Nuclear Steam
Turbine. 2012 International Conference on Future Electrical Power an
Energy Systems, Energy Procedia 17 (2012) 906-912: 2012
[2] Dendi Junaidi, I Made Suardjaja, Tri Agung Rohmat. Kesetimbangan
Massa dan Kalor Serta Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap pada
Berbgai Perubahan Beban dengan Menvariasikan Jumlah Feedwater
Heater. Seminar Nasional VI SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta ;
2010
Gambar 9 Effesiensi Pembangkit tiap Variasi [3] Srinivas T., Gupta A. V. S. S. K. S., Reddy B.V. Generalized
Thermodynamic Analysis of Steam Power Cycles with ‘n’ Number of
E. Evaluasi Performa Pembangkit Feedwater Heaters. International Journal of Thermodynamics, Vol.
10, No. 4, pp 177-185 ; 2007
Effesiensi Boiler yang ditunjukkan hasil perhitungan
menunjukkan trend yang berbanding terbalik dengan trend
grafik yang ditunjukkan oleh daya pembangkit maupun
effesiensi pembangkit. Hal ini menunjukkan bahwa
effesiensi boiler dengan menggunakan BHI yang konstan
untuk tiap variasi berubah-ubah Δh antara air masuk boiler
dan uap keluar boiler, dimana semakin tinggi temperatur air
masuk bearati memerlukan energi (BHI) yang lebih besar
pula untuk menghasilkan Δh yang sama, berarti hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yong Li dan
Chao Wang.
Grafik daya pembangkit (netto) dan effesiensi pembangkit
menunjukkan tren yang berbanding lurus, hal ini sesuai
dengan teori dimana dengan meningkatnya daya pembangkit
maka effesiensi pembangkit yang merupakan perbandingan
antara daya pembangkit dengan ̇ , dan pada penelitian ini
nilai dari ̇ dijaga konstan.
Dari 5 variasi yang dilakukan, variasi D diangga sebagai
kondisi eksisting, dikarenakan jumlah aliran massa yang
digunakan mendekati dengan eksisting, dan bila
dibandingkan dengan tiap kondisi maka untuk Variasi A
mengalami penurunan Daya pembangkit sebesar 0.033 MW,
untuk Variasi B mengalami penurunan 0.00043 MW, untuk
variasi C mengalami kenaikan 2.44 MW dan untuk variasi E
mengalami penurunan 1.57 MW.

IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat disampaikan dari penuliasan ini
adalah sebagai berikut :
1. Perbandingan komposisi aliran Ekstraksi Turbin uap
terbaik untuk HPH2 dan HPH1 adalah 50%:50% dengan
total ekstraksi turbin uap sebesar 20%;
2. Penambahan FWH akan meningkatkan effisiensi boiler,
namun penambahan FWH mengalami penurunan
effisiensi pembangkit dan daya pembangkit dari 5 FWH
hingga 7 FWH.
3. Penambahan ekstraksi turbin uap untuk FWH dan
perubahan aliran massa ekstraksi turbin uap dapat
meningkatkan daya pembangkit netto dari kondisi
eksisting hingga 2.44 MW

Anda mungkin juga menyukai