Anda di halaman 1dari 1

1,Bagaimana keabsahan perjanjian distribusi yang dibuat di tahun 2018 dan 2021 ?

Apa masalah
hukum yang terjadi di kasus ini ?

Perjanjian akan dianggap sah apabila telah memenuhi syarat-syarat sah suatu perjanjian
berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata yang berisi bahwa syarat sahnya sebuah perjanjian dibutuhkan
empat syarat yakni :

- Sepakat untuk mereka yang mengikatkan dirinya

- Kecakapan untuk membuat perjanjian

- Suatu hal tertentu;

- Suatu sebab yang halal.

Berdasarkan kasus tersebut,dalam pembentukan perjanjian distribusi antara Toko Colosus dengan
PT Maria di tahun 2018 dan 2021 terdapat cacat kehendak (error in persona) berupa kekhilafan,
dimana terdapat kesalahan yang dilakukan oleh PT Maria yang membuat perjanjian dengan Toko
Colosus tanpa memperhatikan adanya perbedaan pencantuman nama, sehingga berakibat secara
subjektif pada isi perjanjian tersebut.

Masalah hukum yang terjadi dalam kasus ini adalah Wanprestasi, karena Toko Colosus belum
menyelesaikan pembayaran sesuai yang tertera dalam kontrak, jika tidak adanya pembayaran sesuai
dengan yang telah disepakati maka terjadilah wanprestasi.

2.Berikan argumen mengapa perjanjian distribusi yang dibuat di 2021 tetap sah dan mengikat bagi
PT Maria dan Armin ?

Berdasarkan Pasal 1265 dan 1266 KUH Perdata, suatu perjanjian dinyatakan tetap berlaku dan
mengikat bagi pihak-pihak terkait selama belum dibatalkan oleh pengadilan. Dalam kasus terkait
yakni PT Maria dengan Armin belum mengajukan pembatalan perjanjian kepada pengadilan,
sehingga perjanjian tersebut tetap sah dan mengikat bagi pihak-pihak terkait selama belum ada
pembatalan oleh salah satu pihak yang bersangkutan.

Dapat dilihat dalam Pasal 1322 KUH Perdata Ayat (2)

"Kekhilafan tidak mengakibatkan kebatalan, jika kekhilafan itu hanya terjadi mengenai diri orang
yang dengannya seseorang bermaksud untuk mengadakan persetujuan, kecuali jika persetujuan
itu diberikan terutama karena diri orang yang bersangkutan."

Anda mungkin juga menyukai