BUSINESS ETHICS
AND GOOD
GOVERNANCE
KONSEP DAN TEORI ETIKA BISNIS
01
PASCA MM 35040 DR.MIRZA, ST , MM
Abstract Kompetensi
Membahas tentang konsep etika dan bisnis Diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
teori dan konsep etika bisnis
Pembahasan
A. Tiga aspek pokok dari bisnis
Sebelum kita membahas konsep etika dalam bisnis, terlebih dahulu kita perlu memahami
tiga aspek pokok dalam bisnis diantaranya:
Sudut Pandang Ekonomis
Dalam sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan ekonomis, dimana terjadi
proses tukar menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-memperkerjakan dan
interaksi manusia lainnya, dengan tujuannya memperoleh keuntungan. Dalam pandangan
ini, bisnis yang baik adalah bisnis yang membawa banyak keuntungan. Hal ini bisa
terjemahkan ke dalam beberapa fungsi manajemen. Dalam fungsi manajemen produksi,
bisnis yang baik adalah bisnis yang dapat mempertahankan produktivitas perusahaan.
Dimana jika produktivitas menurun, biaya produksi akan bertambah, sehingga harga produk
perlu dinaikkan, dan hal ini berdampak pada harga produk bisa menjadi terlalu tinggi
dibandingkan dengan harga yang ditetapkan pesaing. Pada fungsi pemasaran, diartikan
sebagai menjual sebanyak mungkin produk, dimana hal ini akan membawa keuntungan
maksimal bagi perusahaan
Sudut Pandang Moral
Dalam sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang baik secara moral.
Perilaku yang baik dalam konteks moral adalah perilaku yang sesuai dengan norma norma
moral, sedangkan perilaku yang buruk adalah perilaku yang bertentangan dengan atau
menyimpang dari norma moral. Perilaku dalam konteksi ini adalah tindakan dan kegiatan
yang dilakukan dalam bisnis, baik itu keputusan bisnis, kebijakan yang diambil dan interaksi
bisnis dengan lingkungannya. Dalam kasus di atas, bisnis boleh saja memiiliki tujuan
mencapai keuntungan, asalkan pencapainya tidak merugikan pihak yang lain serta
dilakukan dengan menghormati kepentingan dan hak orang lain yang terlibat baik langsung
dan tidak langsung dalam aktivitas bisnis itu sendiri.
Sudut Pandang Hukum
Bisnis tidak terlepas dari hukum “ hukum dagang” atau “ hukum bisnis”. Dalam sudut
pandang normative, hukum menetapkan apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan pada aktivitas bisnis. Disini, hukum lebih jelas dan pasti, karena tertulis dan ada
sangsi tertentu bila terjadi pelanggaran. Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah
bisnis yang patuh pada hukum.
Untuk menentukan baik tidaknya bisnis dari sudut pandang moral, perlu adanya tolak ukur
dalam menentukan baik buruknya suatu perbuatan dan tingkah laku di setiap aktivitas
bisnis, diantaranya: hati nurani, kaidah emas dan penilaian masyarakat umum.
Penjelasannya sebagai berikut:
2016 Business Ethics And GCG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 DR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id
1) Hati nurani
Suatu perbuatan dan tingkah laku yang baik, jika dilakukan sesuai dengan hati
nurani, begitu juga sebaliknya. Hati nurani memiliki arti, kita harus melakukan apa
yang diperintahkan hati nurani dan tidak boleh melakukan apa yang berlawanan
dengan suara hati nurani. Setiap manusia memiliki hati nurani dimana bagi yang
memiliki agama suara hati nurani adalah bisikan tuhan. Hati nurani sifatnya subyektif,
karena hanya bisa dijawab oleh orang yang bersangkutan, dan hati nurani bisa
dipakai sebagai pegangan kalau terbentuk dengan baik.
2) Kaidah Emas
Menurut kaidah emas, perilaku yang baik adalah memperlakukan orang lain
sebagaimana kita sendiri ingin diperlakukan. Maksudnya, jika kita ingin diperlakukan
baik oleh orang lain, maka terlebih dahulu perlakukanlah orang tersebut dengan baik
( konsep take and give). Kaidah emas bersifat objektif
3) Penilaian Umum
Untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku, cara ketiga adalah
dengan menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilainya. Disebut dengan “
audit social”. Namun, penilaian ini harus bersifat objektif ( tidak ada kepentingan di
dalamnya) dan terbuka bagi khalayak ramai dengan menerapkan penilaian moral di
dalamnya.
Dari hasil catatan di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis dikatakan baik (good business)
jika tidak bertentangan dengan sudut pandang etika dan hukum.
B. Etika bisnis
Arti etika dapat dibedakan dari sisi praktis dan refleksi. Etika sebagai praktis yaitu
sejauhmana nilai-nilai dan norma-norma moral diterapkan dan dilaksanakan dalam berbagai
aktivitas dan kegiatan sehari hari. Atau dapat juga di artikan sebagai apa yang dilakukan
sesuai dengan nilai dan moral. Etika sebagai praktis berarti moral atau moralitas: apa yang
harus dilakukan, tidak boleh dilakukan , pantas dilakukan dan sebagainya. Etika sebagai
refleksi adalah pemikiran moral, dimana kita berfikir tentang apa yang dilakukan lebih
spesifik yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi menyoroti
dan menilai baik buruknya perilaku orang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa etika adalah cabang ilmu falsafat
yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia ( selaku orang yang menjalankan
aktivitas bisnis di perusahaan).etika bisnis dapat dijalankan pada tiga tingkat yaitu makro,
meso dan mikro. Pada tingkat makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari
system ekonomi sebagai keseluruhan. Disini masalah etika disorot pada skala besar.
2016 Business Ethics And GCG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 DR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id
Misalnya: masalah keadilan social masyarakat, terutama berkaitan dengan kaum buruh;
masalah utang Negara, kekayaan Negara dan sebagainya. Pada tingkat madya (meso),
etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang organisasi dalam hal ini perusahaan, dan
stakeholder yang berkaitan langsung dengan aktivitas bisnis di perusahaan seperti lembaga
konsumen, pemasok (supplier), investor, pemerintah, lembaga sosial seperti sarikat pekerja,
dan sebagainya. Sedangkakan pada tingkat mikro, etika bisnis difokuskan pada individu
dalam hubungannya dengan ekonomi dan bisnis. Dalam hal ini dipelajari tentang tanggung
jawab etis dari karyawan dan atasan, produsen dan konsumen, pemasok dan investor.
2016 Business Ethics And GCG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 DR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id
Pebisnis sebagai manusia memiliki nilai mulia dan utama bila melaksanakan
bisnisnya secara bermoral. Keutamaan sebagai ukuran untuk melakukan bisnis
terbaik, merupakan penyempurnaan tertinggi kodrat manusia. Manusia yang berlaku
etis adalah baik, baik secara menyeluruh materil dan spirituil.
Pebisnis harus melakukan sesuatu kebaikan, karena hal itu baik. Pebisnis harus
berintegritas. Dalam bekerja, pebisnis boleh mencari keuntungan. Perusahaan
merupakan organisasi sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Namun pebisnis
atau perusahaan dikatakan tidak berintegritas, jika kegiatan mereka mengumpulkan
kekayaan tanpa pertimbangan moral.
2016 Business Ethics And GCG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 DR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id
2. Dapat membantu dalam menghilangkan grey area. Beberapa ambiguitas moral yang
sering merongrong kinerja perusahaan, dengan demikian dapat dihindarkan.
Contohnya menerima hadiah atau komisi, kesungguhan perusahaan dalam
memberantas memakai tenaga kerja anak di bawah umur, dan keterlibatan
perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup.
3. Kode etik dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab
sosialnya.
4. Kode etik menyediakan bagi perusahaan dalam dunia bisnis untuk mengatur dirinya
sendiri, dengan demikian Negara tidak perlu ikut campur tangan.
2016 Business Ethics And GCG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 DR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id
F. GOOD ETHICS GOOD BUSINESS
Kebanyakan perusahaan pencapai sukses merupakan perusahaan yang memiliki
nilai etika pelaksanaan pekerjaan tinggi. Hal tersebut bisa terjadi karena disaat diterapkan
nilai etika bisnis tinggi, maka konsumen atau masyarakat lainnya merasa puas sehingga
dilain kesempatan mereka bersedia mengikat perikatan bisnis dengan perusahaan tersebut,
dengan demikian bisnis perusahaan beretika tinggi tersebut terus berkembang. Yang baik
harus dilakukan karena hal itu baik, bukan hanya karena membuka jalan menuju sukses.
Peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip keutamaan di zaman Aristoteles. Namun mungkin
etika bisnis hanya bisa berlaku intensif dalam suatu komunitas masyarakat moral. Moralitas
bukan merupakan komitmen individual, namun berlaku dalam suatu jangkauan kerangka
sistim sosial.
Daftar Pustaka
2016 Business Ethics And GCG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 DR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis : Tuntutan dan Relivansinya. Yogyakarta : Kanisius
2016 Business Ethics And GCG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 DR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id