Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FIQIH

“Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram”


Dosen Pengampu: Abd. Qohar. M.Si.

DISUSUN OLEH:

1. Reza Wahyu Ramadhan (2131060204)

2. Rona Badya Asnandari (2131060207)

3. Salsabila Putri (2131060175)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM FAKULITAS


USHULLUDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
RADEN INTAN LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “Makanan dan Minuman yang Halal
dan Haram” ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Penulisan Makalah Ini disusun Dalam rangka Memenuhi tugas Mata


Kuliah Fiqih dan diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
kurang sempurna. Oleh karena itu, segala kritik yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan tangan terbuka.

Bandar Lampung, 8 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan baru dan modern dewasa ini, identitas suatu Negara
secara tidak langsung juga menjadi identitas ideologi, politik, ekonomi, budaya,
dan pertahanan keamanan.hal tersebut oleh organisasi kekuasaan Negara, telah
diejawantahkan dalam sistem nilai, norma dan hukum, serta pola-pola tindakan
kolektif yang mengatur tata laku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Tidak ada bangsa di dunia ini yang tidak memiliki identitas nasional,
termasuk bangsa Indonesia. Setiap bangsa memiliki kepentingannya untuk
mengembangkan identitas nasionalnya. Hal ini bersumber dari hakikat
kemanusiaan sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan bersatu,
karena adanya kesamaan-kesamaan yang melandasi pembentukan bangsa tersebut.
Identitas nasional menunjukkan karakteristik unik dari satu kelompok
bangsa yang membedakannya dengan karakteristik atau ciri-ciri kelompok bangsa
lainnya. bangsa Indonesia misalnya, memiliki karakteristik unik yang
membedakannya dari bangsa-bangsa lain di dunia.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian Identitas Nasional?
2. Apa faktor pembentuk Identitas Nasional?
3. Bagaimana Identitas Nasional sebagai karakteristik Bangsa?
4. Bagaimana upaya pemberdayaan Identitas Nasional?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Identitas Nasional
2. Dapat memahami faktor pembentuk Identitas Nasional
3. Mengetahui bahwa Identitas Nasional adalah Karakteristik Bangsa
4. Mengetahui upaya-upaya pemberdayaan Identitas Nasional
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Identitas Nasional


Identitas berasal dari kata identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau
jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Dalam kamus Maya Wikipedia dikatakan “ identity is an umbrella
term used throughout the sosial sciences to describe a person’s conception and
expression of their individuality or group affiliations ( such a national identity
and curtural identity)”. Dalam arti terminologi antropologi, identitas adalah sifat
khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan, kelompok,
komunitas, atau negaranya sendiri.
Kata Nasional dalam identitas nasional merupakan identitas yang melekat
pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,
baik fisik seperti budaya, agama, bahasa, maupun nonfisik seperti keinginan, cita-
cita, dan tujuan. Identitas Nasional Indonesia bisa disebut juga sebagai jati diri
bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literature, baik dalam bentuk
bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang
pemerintahan Indonesia.
Identitas Nasional bangsa Indonesia merupakan salah satu identitas yang
telah melekat pada Negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Ungkapan
Bhineka Tunggal Ika dalam lambang Nasional terletak pada simbol Burung
Garuda dengan lima simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar Negara Pancasila.
Beberapa bentuk identitas Nasional Indonesia, adalah:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang digunakan sebagai
bahasa pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa nasional pada tanggal
28 Oktober 1928.

2. Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih.


Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Bendera merah putih
pertama kali dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun telah ditunjukkan
pada peristiwa Sumpah Pemuda.

3. Lagu Kebangsaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya.


Lagu Indonesia sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada
tanggal 28 Oktober 1928.

4. Lambang Negara, yaitu Garuda Pancasila.


Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan sebagai lambang
Negara.

5. Semboyan Negara, yaitu Bhineka Tunggal Ika.


Artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan Indonesia adalah
bangsa yang heterogen namun tetap berkeinginan untuk menjadi bangsa satu,
yakni Indonesia.

6. Dasar Falsafah Negara, yaitu Pancasila.


Berisi lima sila yang dijadikan sebagai dasar falsafah dan ideologi dari
Negara Indonesia. Selain itu Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara dan
ideologi Nasional.

7. Hukum Dasar Negara, UUD 1945.


Merupakan hukum dasar tertinggi dalam tata urutan perundang-undangan dan
dijadikan sebagai pedoman penyelanggaran Negara.

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat.


Bentuk Negara kita adalah kesatuan, bentuk pemerintahan adalah republik
dan sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi.

9. Konsepsi Wawasan Nusantara.


Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan Nasiaonal.

10. Kebudayaan Daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan Nasional.


Sebagai Negara Kesatuan Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa,
sehingga Indonesia memiliki kebudayaan daerah yang sangat kompleks.

11. Ketahanan Nasional; MPR RI


Pada tahun 1973 menetapkan Ketahanan Nasional sebagai konsepsi, metode,
dan cara dalam pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara sekaligus identitas Nasional di dalam menghadapi segala ancaman
gangguan, hambatan, dan tantangan.
B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta
keunikan sendiri-sendiri, yang ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia adalah:

1. Faktor objektif
Faktor objektif sendiri meliputi faktor geografis, dan demografis, kondisi
geografis ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia
di Asia Tenggara, ikut memengaruhi perkembangan kehidupan demografis,
ekonomis, sosial dan kultural bangsa.

2. Faktor subjektif
Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini memengaruhi proses pembentukan
masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai
faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut
melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan Negara bangsa beserta
identitas bangsa di Indonesia.

Berdasarkan parameter sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas


nasional adalah:

1. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak
lama) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa (kurang lebih 300)
dan setiap suku bangsa memiliki adat-istiadat, tata kelakuan, dan norma yang
berbeda-beda, tetapi terintegrasi dalam suatu Negara Indonesia
2. Kebudayaan, yang menurut ahli sosiologi termasuk di dalamnya adalah ilmu
pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian, mata pencarian, peralatan/perkakas,
sistem kepercayaan, adat-istiadat, dan lain-lain. Kebudayaan sebagai parameter

6
identitas nasional harus yang merupakan milik bersama (bukan individu/pribadi).

7
3. Bahasa, yang merupakan keistimewaan manusia dalam berkomunikasi dengan
sesamanya. Bahasa memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan mampu
melambangkan arti apa pun.
4. Kondisi geografis, yang menunjukkan lokasi Negara dalam kerangka ruang,
tempat, dan waktu, sehingga maenjadi jelas batas-batas wilayahnya di muka bumi.

C. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa


Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu
bangsa dengan ciri-ciri khas sehingga bangsa sehingga dengan ciri-ciri khas tadi
suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Diletakkan dalam
konteks yang mendiami wilayah yang sangat luas yang terdiri dari 13.667 pulau
dengan 358 suku bangsa yang berbeda dalam penganutan dan pengamalan agama,
mitos, tradisi, bahasa, dan kondisi sosialnya, maka identitas nasional itu
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang
semenjak sebelum masuknya agama-agama besar di bumi Indonesia. Nilai-nilai
dari ratusan suku bangsa itu kemudian “dirakit dan dihimpun” dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh
Bhineka Tunggal Ika.

Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran faham kebangsaan di Indonesia yang
berawal dari berbagai pergerakan seperti Boedi Oetomo (1908) yang

berbasis subkultur Jawa, Serekat Dagang Islam (1911) yaitu kaum


pedagang Islam, Muhammadiyah (1912) dari subkultur Islam modemis, indische
Party (1912) dari subkultur campuran Indo Belanda, Indo Chinese, Indo Arab dan
Indonesia Asli yang mencerminkan elemen politis nasionalisme non rasial yang
berselogan “tempat yang member nafkah yang menjadikan Indonesia sebagai
tanah airnya”,
Dari keanekaragaman subkultur, maka terkristalisasikan eksistensi nation-
state Indonesia yaitu nasionalisme. Apapun subkulturnya, tetap bernusa satu,

8
berbangsa satu dan berbahasa satu-Indonesia sehingga itulah cetusan identitas
nasional.

D. Pemberdayaan Identitas Nasional


Upaya pemberdayaan identitas nasional perlu ditempuh melalui
revitalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, yang mengandung
dimensi seperti di bawah ini:

1. Realitas, dalam arti nilai-nilai yang dikandung Pancasila bersifat objektif yang
dapat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
2. Idealitas, dalam arti idealisme yang dikandung Pancasila bukan sekedar utopis
tanpa makna tetapi sebuah kata kerja untuk membangkitkan gairah dan optimisme
dalam menjalani masa depan.
3. Fleksibilitas, artinya Pancasila terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi
kebutuhan perkembangan sehingga Pancasila tetap aktual, relevan serta fungsional
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang berbhineka tunggal ika.

Dengan demikian identitas nasional dapat dipahami oleh masyarakat sebagai


penerus tradisi dengan nilai-nilai yang diwariskan dan diajarkan oleh para pendiri
Negara. Namun, perlu diingat bahwa zaman senantiasa berubah yang tidak saja
berbeda, bahkan bertentangan dengan nilai-nilai tradisi yang diwariskan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Identitas Nasional bangsa Indonesia merupakan salah satu identitas yang
telah melekat pada Negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Ungkapan
Bhineka Tunggal Ika dalam lambang Nasional terletak pada simbol Burung
Garuda dengan lima simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar Negara Pancasila.
Identitas nasional menunjukkan karakteristik unik dari satu kelompok bangsa
yang membedakannya dengan bangsa lainnya.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta
keunikan sendiri-sendiri, yang ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung

9
kelahiran identitas nasional tersebut faktor-faktor tersebut adalah : faktor objektif
dan faktor sujektif. Dalam pemberdayaan identitas nasional terdapat nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila yang didalam nya yang mengandung dimensi
seperti : realitas, idealitas dan flekssibilitas.

B. Saran
Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini
yang jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber referensi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Saran kami dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan bagi para
pembaca agar kita sama-sama memahami apa itu identitas nasional, sebagai
bangsa Indonesia yang baik dan mampu menjunjung tinggi serta mengamalkan
pancasila.

1
0
1
1

Anda mungkin juga menyukai