Anda di halaman 1dari 7

RPS 4 MATERI Permasalahan di Lingkungan dan Etika Bisnis

1. Stakeholders Impact Analysis (alat untuk menilai keputusan dan tindakan)


Stakeholder impact analysis merupakan penerapan teori utilitarianisme dalam
keputusan bisnis. Kelebihan dari stakeholder impact analysis ini adalah memberikan
kerangka analisis mengenai pihak-pihak yang kemungkinan terkena pengaruh dari
keputusan yang diambil.
Tahapan dalam stakeholder impact analysis adalah sebagai berikut:
a) Analisis kepentingan dari masing-masing pemangku kepentingan
b) Hitung dampak yang dapat dikuantifikasi
c) Lakukan penilaian terhadap dampak yang tidak dapat dikuantifikasi.

2. Kepentingan Fundamental Stakeholders


Keragaman pemangku kepentingan dan kelompok pemangku kepentingan
menjadikan kekhawatiran dan kepentingan pemangku kepentingan saat mengambil
keputusan, dengan mempertimbangkan dampak potensial dari keputusan masing-masing
pemangku kepentingan, sehingga praktik yang bijaksana dapat dilakukan oleh para
eksekutif yang ingin mempertahankan dukungan pemangku kepentingan. Pada proses
penyerderhanaan, diharapkan untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan
serangkaian kepentingan pemangku kepentingan yang biasa dipegang atau fundamental
yang berfokus pada analisis dan pengambilan keputusan pada dimensi etis, seperti
berikut.
a) Kepentingan mereka harus lebih baik sebagai akibat dari keputusan.
b) Keputusan harus menghasilkan distribusi manfaat dan beban yang adil.
c) Keputusan tidak boleh menyinggung salah satu hak dari setiap pemangku
kepentingan, termasuk pembuat keputusan.
d) Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas-tugas yang sebagaimana yang
diharapkan.

3. Menentukan Pengukuran yang dapat dikuantifisir (Quantifiable Impact)


a) Laba
Keuntungan merupakan hal mendasar bagi kepentingan pemegang saham dan
sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kesehatan perusahaan kita. Pada
masa inflasi, laba sangat penting untuk mengganti persediaan dengan harga yang
lebih tinggi. Pada saat ini untungnya, 5 pengukuran laba berkembang dengan baik
dan membutuhkan sedikit tanggapan maupun tindak lanjut terkait dengan
penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis.
b) Item Tidak Termasuk Dalam Keuntungan: Dapat Terlihat Langsung
Adanya dampak dari keputusan dan kegiatan perusahaan yang tidak etis termasuk
dalam penentuan laba perusahaan yang menyebabkan timbulnya masalah.
Gambaran lengkap tentang dampak keputusan dapat ditunjukkan dari laba atau
rugi suatu transaksi sehingga hal ini harus dimodifikasi oleh eksternalitas.
c) Item Tidak Termasuk Dalam Keuntungan: Tidak Dapat Terlihat Langsung
Eksternalitas lain ada pada biaya yang dimasukkan dalam penentuan laba
perusahaan, tetapi manfaatnya dinikmati oleh orang-orang di luar perusahaan.
Sumbangan dan beasiswa adalah contoh eksternalitas semacam ini dan jelas akan
melibatkan evaluasi keseluruhan keputusan yang diajukan. Masalahnya adalah
bahwa tidak ada manfaat maupun biaya dari beberapa dampak negatif, seperti
kehilangan kesehatan yang diderita oleh orang yang menyerap polusi, dapat
diukur secara langsung, tetapi mereka harus dimasukkan dalam penilaian
keseluruhan.
d) Membawa Masa Depan Ke Saat Ini
Teknik untuk membawa dampak keputusan di masa depan ke dalam analisis
tidaklah sulit. Pendekatan ini ditunjukkan sebagai bagian dari analisis biaya
manfaat di Brooks (1979). Dengan menggunakan pendekatan nilai bersih saat ini
dari analisis penganggaran modal, manfaat dan biaya tindakan yang diusulkan
dapat dinilai sebagai berikut: Nilai Sekarang Bersih = Nilai Manfaat Sekarang -
Nilai Sekarang dari Biaya Tindakan yang Diusulkan
e) Berhubungan Dengan Hasil Yang Tidak Sesuai
Berbagai teknik telah dikembangkan untuk faktor ketidakpastian ini ke dalam
analisis keputusan yang diusulkan. Semua ini adalah nilai yang diharapkan, yang
merupakan kombinasi dari nilai dan probabilitas kemunculannya. Hal ini dapat
dinyatakan sebagai berikut: Nilai yang Diharapkan = Nilai Hasil x Probabilitas
Hasil yang Terjadi dari Hasil.
f) Mengidentifikasi Stakeholders & Ranking Minat Mereka
Pengukuran keuntungan, ditambah dengan eksternalitas diskon hingga saat ini dan
faktor oleh keberisikoan hasil, lebih berguna dalam menilai keputusan yang
diusulkan dari keuntungan 6 semata. Namun, kegunaan dari analisis dampak
pemangku kepentingan tergantung pada identifikasi penuh dari semua pemangku
kepentingan dan kepentingan mereka, dan apresiasi penuh tentang pentingnya
dampak pada posisi masing-masing.

4. Pengkajian terhadap Pengaruh yang tidak dapat Dikuantifisir (Nonquantifiable


Impact)
a) Keadilan antara Stakeholder
Meskipun harapan perlakuan yang adil adalah hak yang individu dan kelompok
benar dapat mengharapkan untuk menerima, itu dirawat di sini sendiri karena
pentingnya untuk pengambilan keputusan etis. Perhatian untuk perlakuan yang
adil telah jelas dalam keasyikan baru-baru ini masyarakat dengan isu-isu seperti
diskriminasi terhadap perempuan dan hal-hal lain dari perekrutan, promosi, dan
membayar. Akibatnya, keputusan akan dianggap tidak etis kecuali terlihat adil
kepada semua pemangku kepentingan.
b) Hak Stakeholder
Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak menyinggung
hak-hak stakeholder berdampak pada, dan hak-hak orang yang membuat
keputusan. Para eksekutif membuat keputusan yang pemangku kepentingan untuk
itu di kanan mereka sendiri. Hak Stakeholder adalah sebagai berikut:
 Kehidupan
 Kesehatan dan keselamatan
 Perlakuan adil
 Latihan hati nurani
 Martabat dan privasi
 Kebebasan berbicara
c) Penilaian Motivasi & Perilaku Motivasi, Kebajikan, Karakter Trait & Proses
Harapan
Motivasi diharapkan:
1) Kontrol diri daripada keserakahan
2) Keadilan atau keadilan pertimbangan
3) Kebaikan, perhatian, kasih sayang, dan kebajikan
Kebajikan diharapkan:
1) Loyalitas berbakti
2) Integritas dan transparansi
3) Ketulusan daripada bermuka dua

Karakter yang diharapkan:


1) Keberanian untuk melakukan hal yang benar pribadi dan/atau profesional
2) Kepercayaan
3) Objektivitas, imparsialitas
4) Kejujuran, kebenaran
5) Mementingkan diri sendiri dan bukan egoisme yang
6) Pilihan seimbang antara ekstrem Proses yang mencerminkan motivasi,
kebajikan dan karakter yang diharapkan

5. Pendekatan Pengambilan Keputusan


Pendekatan pengambilan keputusan beretika menurut the American Accounting
Assosiation:
a) Menentukan fakta: apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana mereka akan terkena
dampak dari keputusan yang akan diambil.
b) Tentukan problem etika atas keputusan yang akan diambil.
c) Identifikasikan prinsip utama, aturan, dan nilai yang diyakini.
d) Baut alternatif penyelesaian.
e) Bandingkan antara nilai yang diyakini dengan alternatif penyelesaian.
f) Buat penilaian atas dampak dari alternatif keputusan yang akan diambil.
g) Buat keputusan.

Formula keputusan berbasis etika


a) Golden rule: perlakuan mereka seperti anda menginginkan mereka memperlakukan
anda.
b) Disclosure rule:  jika anda merasa nyaman dengan keputusan yang akan diambil,
termasuk nyaman diketahui siapapun, buat dan lakukan keputusan tersebut.
c) The intuition ethic:  buat keputusan sesuai dengan bisikan hati nurani anda.
d) The categorical imperative: tidak membuat keputusan yang tidak akan mungkin
bisa dijalankan oleh pihak yang terkena keputusan.
e) The profesional ethic: hanya membuat keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan
dihadapan komite atau rekan seprofesi.
f) The utilitarian principle: membuat keputusan yang memberi manfaat bagi sebagian
besar orang (do the greatest good for the greatest number).
g) The virtual principle: membuat keputusan untuk mewujudkan kebaikan yang
diharapkan.

http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/eptkk/files/basic-html/page29.html
http://akuntansiseni.blogspot.com/2018/07/stakeholders-impact-analysis-analisis.html

RPS 5 MATERI Permasalahan Etika Perlindungan Kepada Konsumen dan Karyawan


1. Perlindungan kepada konsumen
2. Hak dan kewajiban konsumen
3. Konsumerisme dan gugatan kepentingan kelompok
4. Hak karyawan tetap, kontrak, dan Alih daya
5. Hubungan Perusahaan dan karyawan
6. Etika kerja karyawan
7. Whistle Blowing dan dilema Etis
8. Hubungan Perusahaan, karyawan , dan Pemerintah

RPS 6 MATERI Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Audit Kinerja Sosial
1. Kesadaran terhadap Kesenjangan Sosial
2. Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) beserta penjabaran kasus

3. Menjelaskan Audit Kinerja Tanggung Jawab Sosial


Audit kinerja pertanggungjawaban sosial merupakan suatu proses dimana
organisasi dapat menentukan kewajaran kinerja sosial mereka, melaporkan dan
mengembangkan kinerjanya. Audit pertanggungjawaban sosial mengukur dampak sosial
dan perilaku relasi perusahaan. Audit pertanggungjawaban sosial diharapkan dapat
dipergunakan untuk menilai dampak sosial dari kegiatan perusahaan, mengukur efektifitas
program perusahaan yang bersifat sosial dan melaporkan sampai seberapa jauh perusahaan
memenuhi tanggung jawab sosialnya. Suatu informasi internal dan eksternal
memungkinkanpenilaian menyeluruh terhadap sumber sumber daya dan dampaknya (baik
sosial maupun ekonomi), oleh karena itu pada prinsipnya audit pertanggungjawaban sosial
timbul dalam upaya memenuhi ketentuan informasi bagi pihak – pihak yang
membutuhkan. Ide dasar audit sosial adalah keinginan untuk membuat bisnis semakin
bertanggung jawab kepada masyarakat dan untuk
meyakinkan bahwa dampak penting dan tidak penting dari suatu bisnis dapat dipahami.
Audit kinerja pertanggungjawaban sosial bermanfaat untuk memberikan ukuran yang lebih
akurat untuk kinerja non-eksekutif, memprediksi kinerja sosial di masa mendatang,
melakukan perbandingan antar perusahaan, intra perusahaan dan inter industri.

4. Pengkajian Akuntansi Lingkungan dan Sosial


Akuntansi lingkungan dan sosial (dikenal juga sebagai akuntansi sosial dan
lingkungan, pelaporan sosial perusahaan, pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan,
pelaporan non-keuangan, atau akuntansi keberlanjutan) adalah proses mengkomunikasikan
dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi untuk kepentingan
kelompok tertentu dalam masyarakat dan untuk masyarakat luas.
Akuntansi lingkungan dan sosial menjadi penting karena perusahaan perlu
menyampaikan informasi mengenai aktivitas sosial dan perlindungan terhadap lingkungan
kepada  stakeholder  perusahahaan. Perusahaan tidak hanya menyampaikan informasi
mengenai keuangan kepada investor dan kreditor yang telah ada serta calon investor atau
kreditor  perusahaan, tetapi juga perlu memperhatikan kepentingan lingkungan dan sosial
di mana perusahaan beroperasi.
Akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan penerapan akuntansi dalam ilmu
sosial, ini menyangkut pengaturan, pengukuran, analisis dan pengungkapan pengaruh
kegiatan ekonomi dan sosial dari kegiatan yang bersifat mikro dan makro pada kegiatan
pemerintah maupun perusahaan.  Kegiatan pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur
dan mengungkapkan kegiatan ekonomi dan sosial suatu negara, mencakup akuntansi sosial
dan pelaporan akuntansi dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro bertujuan
untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungan yang
mencakup, financial, managerial social accounting dan social auditing. Akuntansi
pertanggungjawaban sosial juga  merupakan alat yang sangat berguna bagi perusahaan
dalam mengungkapan aktivitas sosialnya di dalam laporan keuangan. Pengungkapan
tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan penting karena melalui social reporting
disclosure, pemakai laporan keuangan akan dapat menganalisis sejauh mana perhatian dan
tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjalankan bisnis. Adapun Tujuan akuntansi
pertanggungjawaban sosial yaitu : Untuk meningkatkan citra perusahaan dan untuk
mempertahankan biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara
fundamental adalah baik. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi
adanya kotrak sosial diantara organnisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini
menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial. Sebagai perpanjangan dari pelaporan
keuangan tradisional dan tujuannya memberikan informasi kepada investor.
http://kelascakuntansi2011.blogspot.com/2013/01/akuntansi-sosial-dan-
lingkungan_2978.html?m=1
Jackman, C. J. (1982) An Accountant’s view of Social Accounting and Social
Disclosure, Institute of chartered Accountants Profesional development Course on Social
Accounting and Social Disclosure.

Anda mungkin juga menyukai