Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP PELAYANAN KESEHATAN BAIK PUSAT MAUPUN DAERAH


Dosen Pengampu : Anna Y. Pomalingo, M.Kes

DISUSUN
O
L
E
H

FRANS WUNANI
751341121013

1A DIII GIZI
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt., atas segala rahmat dan karuniaNya-
lah sehingga saya dapat menyeselesaikan makalah ini. Makalah ini akan membahas mengenai
Konsep Pelayanan Kesehatan Baik Pusat Maupun Daerah. Walaupun saya menyadari banyak
kekurangan dalam makalah yang saya buat, oleh karena itu saya sendiri mengharapkan kritik
ataupun saran dari Bapak\Ibu untuk perbaikan sehingga makalah ini juga dapat menjadi lebih
baik. Demikian dari makalah ini yang saya buat semoga bermanfaat.

Gorontalo, 22 Maret 2022

Frans wunani
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
i. Pengertian
a. Konsep Pelayanan Kesehatan di Tingkat Pusat
b. Konsep Pelayanan Kesehatan di Tingkat Daerah
ii. Standar Pelayanan Minimal
iii. Kebijakan Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan
a. Pusat
b. Daerah
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu oraganisasi untuk memelihara dan meningkatnya kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Azrul anwar, 1996).
Salah satu indikator kualitas mutu pelayanan puskesmas adalah kepuasan pasien.
Namun, tidak semua puskesmas dapat memenuhinya. Fakta menganai buruknya
pelayanan di puskesmas masih ada. Terlebih lagi sikap dari pihak puskesmas yang
membeda-bedakan pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang cepatn dan tepat, biaya
pengobatan yang murah, serta sikap tenaga medis yang ramah dan komunikatif adalah
sebagian dari tuntutan pasien terhadap pelayanan puskesmas. Namun, hanya sebagian
puskesmas yang dapat memenuhi tuntutan tersebut terutama masalah kepuasan pasien
(Zulfa, 2009).
Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui
usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, control
infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan
penyakit dan pengembangan aspek social, yang akan mendukung agar setiap orang di
masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga kesehatannya
(Leavel and Clark, 1958).
Tentang Kesehatan menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri
dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan. Definisi sakit, seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita
penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk
angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia
dianggap tidak sakit (UU No.23,1992)
Manusia adalah faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Untuk
menciptakan manusia yang berkualitas diperlukan suatu derajat kesehatan manusia yang
prima sehingga dalam hal ini mutlak diperlukan pembangunan kesehatan.

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik dan menerapkan
algoritma data mining untuk mengetahui pengelompokan wilayah berdasar masalah
jumlah pasien yang berobat pada tiap puskesmas daerah di kabupaten Dompu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

i. Pengertian
a. Konsep Pelayanan Kesehatan di Tingkat Pusat
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya ialah bagian dari Pembangunan Nasional
yang merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajad kesehatan yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan
yang telah dilaksanakan secara bertahap, telah memeratakan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya
sarana kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas serta penyediaan tenaga
kesehatan seperti tenaga dokter dan perawat / bidan.
Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan
pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di suatu wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh,
meliputi aspek-aspek; promotif (upaya peningkatan, preventif (upaya pencegahan),
kuratif (upaya penyembuhan), dan rehabilitatif (upaya pemulihan). Keempat aspek ini
harus berjalan secara bersama-sama tidak boleh ada yang terabaikan.
Tersedianya sarana pelayanan kesehatan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan di Indonesia memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan kesehatan
di negara ini. Pembangunan kesehatan dalam mencapai derajad kesehatan yang
optimal sehingga dapat terwujud keadaan sehat, maka peran puskesmas perlu
ditingkatkan guna memantapkan dan mengembangkan sistem pelayanan kesehatan.
Demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka
pemerintah telah menetapkan bahwa pelayanan kesehatan harus ditingkatkan
mutunya, seperti yang tertuang dalam misi pembangunan kesehatan poin ke tiga yakni
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu , merata, dan
terjangkau. Dengan demikian, seluruh elemen yang terkait dengan pelaksanaan
pelayanan kesehatan harus melakukan upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan.
Salah satu elemen pelayanan kesehatan yang saat ini semakin dituntut mutu
pelayanannya adalah puskesmas. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di
Indonesia mulai dikembangkan sejak dicanangkannya pembangunan jangka panjang
(PJP) yang pertama tahun 1971.

b. Konsep Pelayanan Kesehatan di Tingkat Daerah


Di era reformasi, kata perubahan menjadi kata yang sering disuarakan, baik untuk
individu ataupun oleh anggota kelompok masyarakat lainnya.Tuntutan perubahan
sering ditujukan kepada aparatur birokrasi menyangkut pelayanan publik yang
diberikan kepada masyarakat. Rendahnya mutu pelayanan publik yang diberikan oleh
aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang peduli dan
terpusat pada pelanggan, kebutuhan, serta harapan, faktanya dalam buku katalog data
kesehatan menyebutkan bahwa Kota Kotamobagu sesuai pendataan yang dilakukan
pada tiap-tiap puskesmas menunjukan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 12 orang
dari 4961 ibu melahirkan, dengan demikian terdapat 5 kematian ibu dari 100 orang
ibu yang melahirkan. Angka kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, infeksi dan
partus lama. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat sebanyak 39 dari 3683
kelahiran hidup atau dapat dikatakan 3 bayi dari 1000 kelahiran hidup telah meniggal
sebelum usia genap 1 bulan,sebagian besar penyebabnya ialah kelahiran yang
dilakukan oleh dukun dimana praktek persalinan yang dilakukan masih
tradisional(BPS, Kota Kotamobagu Tahun2014).
Pencapaian tujuan tersebut harus disertai dengan keinginan Pemerintah Daerah
setempat untuk membangun tingkat pelayanan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan
apa yang diamanatkan dalam PeraturanDaerah Kota Kotamobagu Nomor 06 tahun
2007 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Daerah, sampai sesuai dengan pengamatan
peneliti belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat, sehingga masih banyak
masyarakat yang menggunakan layanan jasa kesehatan dengan menggunakan
jamkesmas yang merupakan program pemerintah pusat, atau bagi masyarakat yang
belum memiliki jaminan kesehatan menjadi pasien umum dengan biaya yang cukup
mahal
. Pemerintah daerah adalah penyelengaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam system dan prinsip negara
kesatuan Republik Indonesia sebagaimana termaktub dalam Undang-undang dasar
negara Republik Indonesia. Pemerintahan daerah. Penyelengara pemerintahan daerah
Kabupaten/kota terdiri atas kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah.

ii. Standar Pelayanan Minimal


Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai Jenis dan
Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap Warga Negara secara minimal. Sebagian substansi Pelayanan Dasar
pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar ditetapkan
sebagai SPM.
SPM adalah jenis dan mutu pelayanan dasar yang berhak diperoleh setiap warga
Negara. Juknis Pelaksanaannya dalam bentuk peraturan menteri, peraturan daerah, dan
lainnya.
Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah maka pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal menggantikan
Peraturan Pemerintah sebelumnya Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Dalam Peraturan ini disebutkan bahwa Standar Pelayanan Minimal atau disingkat
dengan SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap  Warga Negara
secara minimal. Pelayanan dasar dimaksud adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara.
Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal merupakan urusan
pemerintahan wajib yang diselenggarakan Pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Daerah. Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi jenis SPM terdiri atas :
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman
5. Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarkat, dan Sosial
Layanan dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Setiap standar pelayanan minimal memiliki standar teknis masing-masing yang
sekurang-kurangnya memuat standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa, standar
jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial, dan petunjuk teknis atau
tata cara pemenuhan standar. Standar teknis tersebut ditetapkan oleh Kementerian
terkait dikoordinasikan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintah dalam negeri dan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.

iii. Kebijakan Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan

A. Kebijakan Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan Pusat


Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Sistem Kesehatan Provinsi dan
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Upaya Kesehatan ini menjadi Landasan
Pemerintah Jember dalam mengoptimalkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat. .Sasaran
Utama dalam Peningkatan Pelayanan tersebut adalah masyarakat miskin yang belum
mendapatkan Jaminan Kesehatan yang Layak.
Tujuan program pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang dijamin pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten adalah meningkatkan cakupan masyarakat miskin
yang belum memiliki atau terjaring jaminan kesehatan nasional di kabupaten Jember
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit Daerah Kabupaten
maupun di Rumah sakit Rujukan Tersier/ Rumah Sakit Provinsi, menggunakan yang
namanya surat pernyataan miskin dan kartu jamkesda.
Jaminan pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang dimaksud disini adalah
jaminan masyarakat miskin yang dimana para masyarakat betul-betul miskin tapi belum
memiliki jaminan kesehatan.

B. Kebijakan Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan Daerah


Secara umum, komitmen pemerintah daerah cukup tinggi untuk sektor kesehatan
khususnya dalam menjamin penduduknya dalam proses rujukan untuk mengakses
layanan kesehatan. Hal ini terlihat dari alokasi pembiayaan APBD kabupaten untuk
program pemeliharaan kesehatan sebesar Rp6.653.264.300,00 atau 17,01% dari total
belanja langsung APBD dinas kesehatan. Jaminan kesehatan ini diselenggarakan untuk
menjamin penduduk yang kurang mampu yang tidak mendapat jam kesmas dan
penduduk kelompok khusus.
Kelompok khusus adalah penduduk yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
pegawai dan guru tidak tetap, tenaga honor harian lepas, tenaga honor komite, segenap
perangkat desa, anggota badan permusyawaratan desa, segenap perangkat lembaga
permberdayaan masyarakat desa, seluruh kader PKK, dan seluruh kader posyandu.
BAB III
KESIMPILAN DAN SARAN

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan jenis produk jasa. Dalam melakukan
pemasaran jasa, hal penting yang perlu di perhatikan adalah bagaimana personil kontaknya.
Untuk itu relationship dan komunikasi menjadi modal utama. Image positif di masyarakat
akan tercipta bila masyarakat sudah merasakan kepuasan atas pelayanan kesehatan di rumah
sakit yang di dapatnya. Bila image positif di masyarakat sudah tumbuh, maka kekurangan-
kekurangan yang mungkin terjadi akan dapat di terima oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3919/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
https://media.neliti.com/media/publications/97922-ID-pelayanan-kesehatan-di-pusat-
kesehatan-m.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/1168-ID-implementasi-kebijakan-
pemerintah-daerah-dalam-pelayanan-kesehatan-masyarakat-st.pdf
http://repository.unmuhjember.ac.id/7508/1/JURNAL.pdf
file:///C:/Users/paud/Downloads/3072-5250-1-SM%20(1).pdf
http://scholar.unand.ac.id/16587/3/BAB_5_%28Penutup%29.PDF

Anda mungkin juga menyukai