Anda di halaman 1dari 4

Nama : Donita Rahmy

NIM : 2109913
Pra-Resume Peristiwa Situasi Pendidikan
Kajian Pedagogik
Pendidikan Bahasa Jepang
Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia

Kegiatan pendidikan yang terlaksana melalui hubungan atau interaksi pendidikan antara peserta
didik dan pendidik, merupakan peristiwa dan sekaligus upaya yang istimewa dan unik. Istimewa
karena dengan pendidikan itulah (individu-individu) manusia dipersiapkan untuk menjalani
kehidupannya, dan diarahkan serta dimungkinkan untuk mencapai tujuan kehidupannya. Unik
karena mengandung ciri-ciri khas yang tidak terdapat pada kegiatan pendidikan, yaitu adanya
peserta didik, pendidik dan tujuan pendidikan, yang ketiganya terintregasi melalui proses
pembelajaran yang terjadi pada suatu kondisi yang disebut situasi pendidikan.

Peristiwa pendidikan terjadi dalam hubungan sosial antara pendidik dan peserta didik.
Berkenaan dengan hubungan sosial ini, sejak awalnya para ahli dalam bidang Psikologi Sosial
(antara lain dalam Harlow, McGange & Thomson, 1971) menampilkan berbagai pokok kajian
tentang pengaruh sosial, salah atu diantaranya ialah konformitas. Konformitas merupakan
pengaruh sosial dalam bentuk penyamaan pendapat atau pola bertingkah laku seseorang terhadap
orang lain yang mempengaruhinya. Dalam hubungan pendidikan, konformitas terjadi pada peserta
didik sebagai hasil pengaruh dari peserta didik.

Situasi pendidikan terbentuk diatas hubungan sosial antara dua orang atau lebih, keduanya
kemudian membangun hubungan pendidikan, satu orang mempengaruhi orang yang satunya lagi.
Orang yang satu tersebut disebut dengan peserta didik dan yang satu lagi disebut pendidik. Dalam
hal ini figur peserta didik tidak harus berarti manusia yang umurnya lebih muda atau dalam status
atau kondisi yang lebih rendah, melainkan manusia sembarang usia, status ataupun kondisi yang
menghendaki untuk memperoleh sesuatu dari hubungan dengan manusia lain yang disebut
pendidik tersebut.

Hubungan pendidikan antara peserta didik dengan pendidik tidak terjadi begitu saja. Namun
akan terjadi apabila situasi tersebut tumbuh dan berkembang melalui teraktualisasikannya kondisi
tertentu didalam relasi kedua belah pihak yang berhubungan itu. Bukanlah monopoli pendidik
untuk menciptakan situasi pendidikan, namun terkadang inisiatif itu muncul dari pihak yang
berperan sebagai peserta didik, misalnya seorang siswa A berkunjung kerumah temannya si B,
setelah berbincang-bincang, si A meminta si B untuk mengajarkannya pelajaran matematika,
dengan demikian telah terjadi situasi pendidikan. Dari contoh diatas dapat dilihat adanya
perubahan hubungan sosial menjadi hubungan pendidikan. Jadi situasi pendidikan tidak hanya
terjadi pada lingkungan formal, namun juga bisa terjadi di lingkungan non formal.

Situasi pendidikan terbentuk diatas hubungan sosial antara dua orang atau lebih, keduanya
kemudian membangun hubungan pendidikan, satu orang mempengaruhi orang yang satunya lagi.
Orang yang satu tersebut disebut dengan peserta didik dan yang satu lagi disebut pendidik. Dalam
hal ini figur peserta didik  tidak harus berarti manusia yang umurnya lebih muda atau dalam status
atau kondisi yang lebih rendah, melainkan manusia sembarang usia, status ataupun kondisi yang
menghendaki untuk memperoleh sesuatu dari hubungan dengan manusia lain yang disebut
pendidik tersebut.

Komponen pokok situasi pendidikan adalah :

1.      Peserta didik

2.      Pendidik

3.      Tujuan pendidikan

4.      Proses pembelajaran

Situasi pendidikan merupakan suatu perubahan dari situasi pergaulan, dimana komponen-
komponennya berubah dari orang dewasa atau orangtua menjadi pendidik, dan anak menjadi anak
didik, kemudian syarat teknisnya dari kepercayaan menjadi kewibawaan namun mutlak harus ada.
Situasi pendidikan merupakan situasi pergaulan yang diciptakan dengan sengaja karena ada suatu
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Ada suatu nilai yang hendak disampaikan kepada anak
sebagai anak didik dari orang dewasa (orangtua, guru) sebagai pendidik.

Misalnya seorang ibu menyuruh anak perempuannya mencuci piring didasari oleh suatu tujuan
agar anaknya berdisiplin dan mandiri, hal itu merupakan situasi pendidikan. Dalam hati ibu
terbersit suatu tujuan: aku harus mendidik anak saya agar ia memiliki disiplin dalam kehidupan
yang dihadapinya agar terbiasa hidup mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Akan tetapi
seandainya ibu menyuruh anaknya mencuci piring sekadar untuk membantu pekerjaan ibunya
sehingga ibunya bisa santai dan tidak capek, situasi tersebut hanyalah merupakan situasi pergaulan
biasa.

Situasi pendidikan secara khusus diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu dari pendidik
seperti contoh diatas. Seluruh kegiatan dalam situasi pendidikan menunjukkan bahwa segala
sesuatu yang dilakukan pendidik, dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan kewaspadaan. Di
dalam situasi pendidikan tidak ada satu tindakan pun yang dilakukan dengan coba-coba (trial and
error- mencoba-coba dan salah). Semua tindakan yang dilakukan direcanakan dan dipikirkan
matang-matang sebelumnya. Apa pengaruh atau akibat suatu tindakan pendidikan tertentu, apa
pengaruh sampingannya, apa kelanjutannya, semuanya telah dipertimbangkan dengan cermat
sebelum dilaksanakan.

Jadi situasi pendidikan adalah suatu keadaan dimana terjadi komunikasi interaktif antara orang
dewasa dan anak, antara orangtua (ayah/ibu) dengan anaknya, antara guru dengan muridnya secara
sengaja dan terencana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu manusia dewasa.

Dalam Undang-undang Nomor tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan
bahwa: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, merupakan suatu keadaan dimana terjadi
komunikasi interaktif antara orang dewasa dan anak. Sedangkan agar anak memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara, merupakan tujuan pendidikan yaitu
manusia dewasa. Jadi manusia dewasa menurut Undang-undang Nomor 20/2003 adalah manusia
Indonesia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mampu mengendalikan diri,
berkepribadian, manusia yang cerdas, memiliki akhlak mulia serta memiliki keterampilan yang
diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Situasi pendidikan merupakan perubahan dari situasi pergaulan ke situasi pendidikan, dimana
orang dewasa berubah menjadi pendidik, dan anak menjadi anak didik, kemudian syarat teknisnya
dari kepercayaan menjadi kewibawaan. Situasi pendidikan merupakan situasi pergaulan yang
diciptakan dengan sengaja karena ada tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Ada suatu nilai
yang akan disampaikan kepada anak sebagai anak didik dari orang dewasa sebagai pendidik.

Dalam situasi pendidikan terdapat komponen-komponen seperti: pendidik, anak didik, tindakan
pendidikan atau alat pendidikan, dan kewibawaan. Kewibawaan merupakan unsur terpenting yang
bisa digolongkan sebagai syarat teknis dalam situasi pendidikan seperti halnya kepercayaan yang
merupakan syarat teknis dalam situasi pergaulan. Apabila kewibawaan tidak ada maka tidak akan
tercipta situasi pendidikan, yang ada hanyalah situasi pergaulan saja.
Mantja, W. 2001. Bahan Ajar; Landasan-Landasan Kependidikan. Malang. Universitan Negeri Malang

Prayitno. 2008. Dasar Teori dan Praktis. Padang : UNP

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta : Grasindo

Anda mungkin juga menyukai