Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN KE 8

KONSTITUSI DAN KEKUASAAN NEGARA

Pokok Bahasan :

- Konstitusi

- Kekuasaan Negara

A. TUJUAN BELAJAR

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Kekuasaan Negara

2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan tentang kekuasaan negara

3. Mahasiswa dapat memahami tentang kekuasaan negara

4. Mahasiswa dapat menunjukkan sikap tentang sikap kekuasaan negara

B. URAIAN MATERI

Sub Pokok Bahasan :

1. Definisi, istilah, sifat , fungsi dan maksud konstitusi

Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan baik

tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara

penyelenggaraan suatu pemerintahan. Nah, pada kesempatan kali ini, Zona Siswa akan

mencoba menghadirkan artikel tentang Pengertian Konsitusi. Tetapi tidak cuma sebatas
pengertian saja, pada artikel di bawah ini juga terdapat kedudukan, jensi, sifat, unsur,

tujuan, dan fungsi konstitusi. Semoga bermanfaat

A. Pengertian Konstitusi

Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti

membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara.

Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat,

mendirikan atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan

sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan

suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau

memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan

badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik

penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini

dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut.

1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan

pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.

2. KC. Wheare

Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan

peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.

3. Herman Heller

Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:

 Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan

kehidupan politik masyarakat.

 Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang

hidup di dalam mayarakat.

 Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah

sebagai undang-undang.

4. CF. Strong

Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada

kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara

keduanya yang diatur.

5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi

sistem pemerintahan negara.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua pengertian

konstitusi, yaitu

1. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum

dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang

mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu

negara;

2. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang

berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari

ketatanegaran suatu negara.


B. Kedudukan Konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat penting

karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui

aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara negara maupun

masyarakat dalam ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sebagai hukum dasar

Dalam hal ini, konstitusi memuat aturanaturan pokok mengenai penyelengara

negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan

kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan

pemerintahan.

2. Sebagai hukum tertinggi

Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap

peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan

demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai

dengan aturan-aturan yang terdapat pada konstitusi.


C. Jenis-jenis Konstitusi

Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.

1. Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka

dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara

kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal

dengan sebutan undang-undang dasar.

2. Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan

dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak

tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi.

D. Unsur-unsur Konstitusi

Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman adalah:

1. Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian dari

kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah;

2. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu hak dan

kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah;

3. Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan

pemerintah.

E. Sifat Konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu konstitusi

dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk

mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang di negara

yang bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu

1. Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur yang

berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang

bersangkutan;

2. Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan bahwa

konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat

undang-undang pada negara yang bersangkutan.


F. Tujuan Konstitusi

Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan penyelenggara

negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak warga

negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan

konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang

memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan) sebagai suatu kumpulan kegiatan

yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

C. TUGAS/PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi menurut pendapat saudara?

2. Sebutkan pengertian konstitusi menurut para ahli?

3. Jelaskan perbedaan antara konstitusi tertulis dengan konstitusi tidak tertulis!

4. Sebutkan unsur-unsur konstitusi!

5. Apa yang melatarbelakangi terbentuknya konstitusi dan mengapa konstitusi harus

ada dalam suatu negara?


D. REFERENSI

Abu Daud Busroh. (1990). Aksara Ilmu Negara. Jakarta: Bumi

Budiyanto. (2000). Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU. Jakarta: Erlangga.

C.S.T Kansil. (2001). Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: Pradnya Paramita

Miriam Budiarjo. (1995). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Moh. Kusnardi dan Bintan Saragih. (1998). Ilmu Negara. Jakarta: Mega Media Pratama.

M.Solly Lubis. (1998). Ilmu Negara. Bandung: Penerbit Alumni.

Anda mungkin juga menyukai