Anda di halaman 1dari 6

Damar Lintang Priyatama

(07) XI-MIPA 4

Organisasi Pergerakan Nasional

 Budi Utomo

Organisasi Budi Utomo merupakan sebuah pergerakan pemuda yang bertujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Kelahiran Budi Utomo menumbuhkan lahirnya gerakan pemuda-
pemuda untuk berjuang melalui pengajaran dan pergerakan organisasi

Budi utomo didirikan dr. Soetomo, dr. Ciptomangunkusumo, dr. Gunawan, dan R.T. Ario
Tirtokusumo pada tanggal 20 Mei 1908. Tujuan Budi Utomo adalah membantu anak – anak
bumi putera yang kekurangan dana.

Meski didirikan oleh Dr. Soetomo dan kawan-kawan, namun sebenarnya penggagas dari
Budi Utomo adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Budi Utomo sendiri pada hakekatnya adalah
organisasi yang fokus pada bidang sosial, ekonomi juga kebudayaan dan tak menjurus pada
bisang politis. Pada saat itu masih berlaku peraturan Belanda yakni Regeering Reglement
Pasal 111 yang melarang mendirikan perkumpulan politik atau yang serupa dengan
perkumpulan yang mengganggu ketentraman umum.

Budi Utomo sebagai organisasi mengalami perkembangan pesat di bawah kepemimpinan


Pangeran Noto Dirojo. Selama riwayat hidupnya, Budi Utomo mengadakan kongres
beberapa kali di mana yang paling pertama berlangsung pada tanggal 3 sampai 5 oktober di
Jogjakarta.

Budi Utomo terpaksa kembali kehilangan kewibawaannya setelah berbagai kebijakan politik
yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Munculllah perpecahan di dalam tubuh
Budi Utomo dan juga muncul sekelompok radikal dan moderat di tubuh organisasi ini. Budi
Utomo pun kurang mendapat dukungan masyarakat Indonesia karena keberadaannya di
dalam arena politik tidak terlalu penting. Organisasi inipun resmi dibubarkan pada tahun
1935.
 Sarekat Islam

Organisasi ini mulanya merupakan perkumpulan para pedagang muslim yang dirintis oleh H.
Samanhudi dan R.M. Tirtoadisuryo tahun 1909. Tujuannya untuk melindungi hak-hak para
pedagang muslim dari monopoli pedagang-pedagang besar Cina.

Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk menghimpun
pedagang muslim agar mampu bersaing dengan pedagang dari Arab, India, dan Cina. Tujuan
gerakannya adalah meningkatkan perekonomian anggotanya.

Organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik setelah dipegang oleh Haji Oemar Said
Tjokroaminoto dan berganti nama menjadi Sarekat Islam pada tahun 1913. Penindasan-
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial tidak luput dari perjuangan organisasi
ini, apalagi jumlah anggotanya sangat besar. Tujuan gerakan ini antara lain memajukan
rakyat dengan cara persaudaraan dan tolong-menolong sesama muslim. Pemerintah
akhirnya memberikan kekuatan hukum tahun 1916, sehingga SI bisa mengirimkan
anggotanya ke Volksraad.

Sarekat Islam berubah lebih radikal setelah disusupi paham sosialis yang dibawa oleh
Sneevliet (pendiri Indische Sosialistische Demokratische Vereeniging atau ISDV). Selain
menyebarkan paham sosialis juga terang-terangan menentang kebijakan Tjokroaminoto.
Akhirnya, organisasi ini pecah menjadi dua, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.O.S.
Tjokroaminoto (Islam) dan SI Merah di bawah Semaun (Sosialis Komunis).

 Indische Partij

Berdiri pada tahun 1912 di Bandung oleh tiga serangkai, Ki Hadjar Dewantara, dr. Cipto
Mangunkusumo, dan EFE Douwes Dekker.Terbentuknya Indische Partij merupakan gagasan
utama dari E.F.E Douwes Dekker. Douwes Dekker yang bernama asli Danudirja Setiabudi
merupakan pejuang kemerdekaan dan Pahlawan Nasional Indonesia. Meskipun keturunan
Belanda, ia adalah seorang pelopor munculnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad
ke-20.

Setelah tiga serangkai membentuk Indische Partij, mereka pun mencoba untuk
mendaftarkan status badan hukum mereka ke pemerintah Hindia Belanda. Namun, upaya
tersebut rupanya ditolak pada 11 Maret 1913 oleh Gubernur Jendral Idenburg sebagai wakil
pemerintah Belanda. Alasan penolakan ini adalah karena organisasi IP saat itu dianggap
oleh kolonial dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak untuk
menentang pemerintah kolonial Belanda. Akhirnya organisasi ini tidak dapat terbentuk.
Di tahun 1913, pemerintah Belanda tengah mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya
Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Sangat aneh dilihat, karena perayaan
ini dilakukan oleh negara penjajah di negara yang sedang mereka jajahi. Suwardi
Suryaningrat pun menulis artikel sarkastik berjudul Als ik een Nederlander was (Andaikan
aku seorang Belanda). Tidak hanya Suwardi, Cipto Mangunkusumo juga melakukan hal
yang sama, ia menuliskan artikel sarkastiknya yang dimuat dalam De Express pada 26 Juli
1913 berjudul “Kracht of Vrees?” Artikel tersebut berisi tentang kekhawatiran, kekuatan,
dan ketakutan Cipto. Douwes Dekker kemudian menyusul melakukan kritik melalui tulisan
berjudul “Onze Helden : Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan
Kita : Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat)”. Akibat dari tindakan tersebut,
tiga serangkai ini kemudian ditangkap dan diasingkan. Douwes Dekker dibuang ke Kupang,
NTT dan Cipto Mangunkusumo diasingkan ke Pulau Banda. Pada 1914, Cipto
Mangunkusumo kembali ke Indonesia karena sakit, sedangkan Douwes Dekker dan Suwardi
kembali ke Indonesia pada tahun 1919.

 Organisasi Islam

1. Muhammadiyah
didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 M di kota Yogyakarta.
Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah dengan maksud untuk berta'faul
(berpengharapan baik), agar dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan
Nabi Muhammad SAW dalam tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
semata-mata demi terwujudnya Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai
idealita dan kemulian hidup umat Islam sebagai realita.
Muhammadiyah di dalam konsep ajarannya berusaha menjadikan islam tidak hanya
sekedar agama yang diam atau statis, melainkan dinamis dan mampu berperan di dalam
segala aspek khususnya melingkupi sosial kemasyarakatan.

2. Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi massa terbesar di Indonesia. Nahdlatul Ulama
artinya Kebangkitan Ulama. Didirikan pada tanggal 31 Januari 1926/ 16 Rajab 1344 H di
Surabaya. Dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar untuk pertama kali.
Bertujuan untuk mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam.
Sebagai akibat dari penjajahan Belanda maupun kungkungan tradisi, maka timbullah
kesadaran di kalangan kaum terpelajar maupun Ulama untuk memperjuangkan
martabat bangsa melalui jalan pendidikan dan organisasi. Di samping melawan secara
fisik (peperangan) kepada Belanda.
3. Majelis Islam A'la Indonesia atau MIAI
Merupakan organisasi Islam yang didirikan di Surabaya pada tanggal 21 September 1937
Bertujuan mempersatukan organisasi – organisasi Islam. Latar Belakang nya adalah
Belanda yang membuat undang undang perkawinan.
Pencetus Dari MIAI yaitu KH Hasyim Asy’ari merupakan pencetus dari organisasi ini. Lalu
kepeminpinannya diserahkan kepada KH. Wachid Hasyim K.H Hasyim Asy’ari
Anggota MIAI terdapat dari, KH. Mas Mansyur, KH. Wahab Hasbullah, Wondoamisena
Konggres MIAI.

Kongres al-Islam pertama yang di selenggarakan MIAI pada tanggal 26 Februari-1 Maret
1938 di Surabaya membahas tentang soal hak waris umat Islam, permulaan bulan
puasa, dan perbaikan perjalanan haji.
Kongres ke-2 di selenggarakan di Solo pada tanggal 7-8 Juli 1941. Pada kongres ini,
materi yang dimusyawarahkan tentang perjalanan haji, tempat shalat di Kereta Api,
penerbitan surat kabar MIAI, zakat fitrah, dan tranfusi darah. Peran MIAI cukup besar
dalam mempersatukan umat Islam di dalam suatu komunitas umat yang berlandaskan
dengan al- Qur’an dan Sunnah

 Partai Komunis Indonesia

Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan
nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat
Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada landasannya terdiri atas 85 bagian dari dua
partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial
Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda.

Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi
di Rusia harus disertai Indonesia. Kumpulan ini berhasil mendapatkan pengikut di selang
tentara-tentara dan pelaut Belanda yang diletakkan di Hindia Belanda. Dibentuklah
"Pengawal Merah" dan dalam saat tiga bulan banyak mereka telah mencapai 3.000 orang.
Pada belakang 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, suatu
pangkalan angkatan laut utama di Indonesia masa itu, dan membentuk suatu dewan soviet.
Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pimpinan
ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pimpinan pemberontakan di
kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara sampai 40 tahun.

Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis
Indonesia (PKI)
 Perhimpunan Indonesia

Didirikan di Bandung tahun 1927. Organisasi ini didirikan di Bandung pada tahun 1927.
Tokoh pendirinya diantaranya Iwa Kusuma Sumantri, M. Hatta, Nazir Pamuncak, Gunawan
Mangunkusumo dan Ali Sastroamidjoyo.

Pada mulanya organisasi ini hanya berupa organisasi sosial untuk mengurus kepentingan
bersama orang-orang Indonesia di perantauan.Unsur-unsur politik mulai muncul dengan
diterbitkannya majalah Hindia Putrapada bulan Maret 1916. Organisasi ini semakin
berkembang dengan kedatangan tokoh-tokoh tiga serangkai pendiri Indische Partij yang
sedang menjalani hukuman buang di negeri Belanda.

Pada tahun 1922 Indische Veereniging berganti nama menjadi Indonesische Veereniging.
Pada tahun 1923 majalah Hindia Putra berganti nama menjadiIndonesia Merdeka.
Pada tahun 1925 Indonesische Veereniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia
(PI),

Aktivitas politik PI ini semakin meningkat sejak bergabungnya Mohammad Hatta dan Ahmad
Subarjo ke dalam Perhimpunan Indonesia.Bahkan kemudian PI menegaskan bahwa tujuan
PI yaitu Indonesia Merdeka yang akan dicapai melalui aksi bersama dan serentak oleh
masyarakat Indonesia.

Pada tahun 1927 diadakan penggeledahan terhadap pemimpin-pemimpin PI. Empat tokoh
PI,yaitu Nazir Datuk Pamuncak,Mohammad Hatta,Ali Sastroamijoyo,dan Abdul Majid
Joyoadiningrat ditangkap pemerintah kolonial Hindia Belanda.Mereka dituduh akan
melakukan pemberontakan dan pemerintah kolonial menduga ada hubungan dengan
pemberontakan PKI,1926.

 Taman Siswa

Taman Siswa adalah sebuah organisasi pendidikan alternatif yang didirikan oleh Suwardi
Suryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Taman Siswa berdiri pada 3 Juli 1922 di kota
Yogyakarta. bertujuan menyesuaikan system pendidikan dengan kebudayaan Indonesia.
Taman Siswa selalu menekankan prinsip nasionalisme dan kemerdekaan dalam pelaksanaan
pendidikannya. Taman Siswa juga bersikap non-kooperatif terhadap pemerintah kolonial
Belanda.

Pendirian Taman Siswa merupakan bentuk perlawanan Ki Hadjar Dewantara terhadap


deskriminasi pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Dalam buku
Munculnya Elite Modern Indonesia (2009) karya Robert Van Niel, pada masa Politik Etis
(1901-1916), Belanda menerapkan sistem pendidikan bertingkat sesuai dengan status sosial
masyarakat Indonesia. Rakyat jelata hanya diberikan pendidikan setingkat Sekolah Dasar
(SD), sedangkan kaum priyayi dan bangsawan Eropa diperbolehkan untuk menempuh
pendidikan tinggi. Bahkan, banyak kaum priyayi yang mendapat akses untuk berkuliah di
Eropa. Dengan kondisi sosial dan pendidikan yang seperti itulah, Ki Hadjar Dewantara
mendirikan Taman Siswa sebagai sarana perjuangan melawan kolonialisme Belanda.

Pada perkembangannya, ajaran Taman Siswa menjadi dasar bagi kaum pribumi Indonesia
untuk melakukan perjuangan kemerdekaan melawan kolonialisme Belanda. Sebagai sebuah
organisasi pendidikan,

terdapat tiga semboyan Taman Siswa, yaitu :

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha, yang berarti ‘di depan memberi contoh’
2. Ing Madya Mangun Karsa, yang berarti ‘di tengah membangun semangat’
3. Tut Wuri Handayani, yang berarti ‘di belakang memberikan dorongan’

Pada tahun 1930, Belanda menerapkan Wilde Scholen Ordonantie atau Undang-Undang
Sekolah Liar untuk membatasi perkembangan pendidikan alternatif Indonesia, termasuk
Taman Siswa. Setelah UU Sekolah Liar berlaku, Belanda menutup seluruh kegiatan Taman
Siswa dan membatasi ruang gerak para pengajar Taman Siswa. Penutupan Taman Siswa
tidak menghentikan aktivitas pendidikan Taman Siswa. Guru dan murid Taman Siswa tetap
melanjutkan pendidikan dengan cara bergerilya atau sembunyi-sembunyi.

Anda mungkin juga menyukai