Jum'at
10-09-2021
A. Kebijakan Pemerintahan
Pada tahun 1743, Paku Buwono II menyerahkan pantai utara pulau Jawa
kepada VOC. Pangeran Mangkubumi dan Mas Said tidak setuju karena
pantai tersebut merupakan pelabuhan dagang yang menjadi sumber
penghasilan bagi Mataram. Dalam pertemuan para bangsawan di istana
pada tahun 1745, Pangeran Mangkubumi dipermalukan oleh Gubernur
Jendral Van Imhoff. Ketika perang mulai berkobar, Paku Buwono II
wafat dan digantikan oleh putranya yang bergelar Paku Buwono III.
Dalam perang melawan VOC, Pangeran Mangkubumi dan Mas Said
menggunakan taktik gerilya. Ketika terjadi pertempuran di sungai
Bogowonto, pasukan VOC banyak yang binasa dan pimpinan VOC De
Clerk juga tewas. VOC akhirnya berhasil membujuk Pangeran
Mangkubumi untuk menandatangani perjanjian giyanti (1755).
a. Perjanjian Giyanti
Isi perjanjian giyanti adalah Kerajaaan Mataram dibagi menjadi 2,
yaitu sebagai berikut.
1. Mataram barat diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi dengan
gelar Hamengkubuwono I dan kerajaan dinamakan Kesultanan
Yogyakarta.
2. Mataram timur tetap dikuasai oleh Paku Buwono III dan
kerajaannya dinamakan Kesultanan Surakarta.
b. Perjanjian Salatiga
Untuk menghentikan perlawanan Mas Said, VOC pada tahun 1575
membujuknya untuk mendatangi perjajian salatiga yang isinya
Kerajaan Surakarta dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
1. Bagian barat diperintah oleh Sultan Paku Buwono III dan
wilayahnya disebut Kesunanan.
2. Bagian timur diperintah oleh Mas Said yang bergelar Pangeran
Adipati Mangkunegoro I dan wilayahnya disebut Mangkunegaran.