PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA EROPA
A. Ciri-Ciri Perlawanan Sebelum Abad XX
1. Kebijakan penjajah Eropa yang diskriminatif dan eksploitatif terhadap bangsa Indonesia menimbulkan keinginan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa asing. Namun, perlawanan yang muncul belum berdasarkan nasionalisme Indonesia secara keseluruhan. Perlawanan yang muncul masih bersifat kedaerahan sehingga mudah dikalahkan oleh penjajah asing. 2. Ciri-ciri perlawanan bangsa Indonesia sebelum abad xx adalah sebagai berikut. a. Perlawanannya bersifat lokal, terjadi di daerah-daerah tanpa adanya koordinasi antar daerah. b. Tidak melalui organisasi, tetapi dilakukan secara berkelompok saja. c. Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang disegani. d. Mengutamakan kekuatan senjata, tetapi kalah dari segi persenjataan. e. Mudah dipecah belah karena kurangnya koordinasi antara pemimpin dan bawahannya. Sering terjadi jika pemimpin tertangkap atau tewas, perlawanannya pun berakhir.
B. Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Portugis di Indonesia
1. Perlawanan rakyat Aceh a. Latar belakang 1) Sejak Malaka (pusat perdagangan di Asia Tenggara) dikuasai bangsa Portugis pada 1511, para pedagang muslim banyak yang menghindari Malaka dan memilih untuk berdagang dengan Aceh, karena adanya monopoli Portugis di Malaka serta sikap Portugis yang tidak bersahabat terhadap pelaut dan saudagar dari India dan Arab.banyak kapal pelaut dan saudagar tersebut yang ditembaki atau dirampas oleh bangsa Portugis. 2) Posisi Aceh yang strategi membuatnya mudah disinggahi oleh pelaut dan saudagar asing sebelum mereka menuju pelabuhan pelabuhan di nusantara atau sebaliknya. Para pelaut dan saudagar Nusantara singgah di Aceh sebelum melanjutkan perjalanan melintasi Samudra Hindia. Aceh kemudian menjadi bagian dari kawasan perdagangan dan pelayaran di Samudra Hindia. Perkembangan Aceh sebagai pusat perdagangan dianggap Ancaman bagi bangsa Portugis yang berkuasa di Malaka. 3) Hubungan antara kesultanan Aceh dan bangsa Eropa (Belanda dan Inggris) yang dianggap mengancam keberadaan bangsa Portugis di Malaka. 4) Sikap kesultanan Aceh di bawah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528) yang menentang kehadiran bangsa Portugis di Malaka. b. Tokoh perlawanan rakyat Aceh antara lain Sultan Mughayat Syah yang berhasil mengusir bangsa Portugis dari wilayah Aceh, seperti Daya, Pidie, dan Pasai pada sekitar tahun 1520. c. Pada tahun 1606, Portugis di bawah Martim Alfonso de Castro menyerang Kutaraja, ibukota kesultanan Aceh. Namun, sekarang diurungkan akibat adanya serangan gabungan VOC dan kesultanan Johor ke Malaka. d. Adapun Sultan Iskandar Muda (1607 sampai 1636) menyerang bangsa Portugis di Malaka pada 1629, tetapi gagal. e. Perjuangan rakyat Aceh mengusir Portugis terus berlanjut dibawah Sultan Iskandar Tsani (1636 sampai 1641) Malaka akhirnya jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1641.
2. Perlawanan rakyat Maluku
a. Latar belakang 1) Monopoli perdagangan oleh Portugis. Bangsa Portugis pertama kali datang ke Maluku (Hitu) pada 1512 untuk membeli cengkeh dan pala. 2) Bangsa Portugis melakukan campur tangan terhadap urusan Kesultanan Ternate dan Tidore. 3) Penyebaran agama Katolik di tengah masyarakat Maluku yang beragama Islam. Salah satu Tokoh penyebar agama Katolik adalah Fransiskus Xaverius (1506 sampai 1552) yang datang ke Ambon pada 1546 dan 1547. b. Tokoh perlawanan rakyat Maluku antara lain Sultan Khairun buka (1534 sampai 1570) dan anaknya Sultan Baabullah (1570 sampai 1583), dari kesultanan Ternate. c. Sultan Khairun ditangkap melalui suatu perundingan tipudaya dan kemudian dihukum mati pada tahun 1570 oleh bangsa Portugis. Sultan Baabullah kemudian melanjutkan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Ia menggempur benteng Portugis di Ternate dan Bacan hingga akhirnya berhasil mengusir bangsa Portugis dari Maluku pada 1575.
3. Perlawanan rakyat Demak
a. Latar belakang 1) Monopoli bangsa Portugis di Malaka yang menghambat perdagangan para pedagang muslim, terutama para pedagang dari Demak. 2) Kerjasama antara bangsa Portugis dan Pajajaran yang mengancam kekuasaan Kesultanan Demak. 3) Perebutan Pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan penting kerajaan Sunda, yang strategis dan sebagai salah satu pintu masuk utama perdagangan di Jawa. b. Perlawanan rakyat Demak dimulai sejak masa pemerintahan Raden Patah yang mengutus Pati Unus untuk menyerang bangsa Portugis di Malaka pada 1512 dan 1513, tetapi gagal. c. Perlawanan dilanjutkan oleh Sultan Trenggono yang mengutus Fatahillah menyerang bangsa Portugis di Sunda Kelapa. Pada 22 Juni 1527, bangsa Portugis dibawah Fransisco de Sa berhasil diusir dari Sunda Kelapa. Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan gemilang.
C. Perlawanan terhadap Spanyol
1. Bangsa Spanyol tiba di Maluku pada tahun 1521 dibawah pimpinan Sebastian del Cano. Armada Spanyol tiba di Sulawesi Utara dan mendirikan benteng di Manado. Upaya kolonisasi Spanyol dimulai dengan menjadikan Minahasa sebagai lumbung beras Spanyol dan memanfaatkan penduduk pribumi setempat dalam memperluas kekuasaannya. 2. Spanyol berhasil menipu penguasa lokal Kepala Walak Lolong Lasut sehingga berhasil mendirikan benteng di Wenang. Spanyol juga menggunakan orang-orang pribumi Mongodouw untuk menduduki benteng Portugis di Amurang. Bahkan di daerah Kema, telah menjadi kota pemukiman bangsa Spanyol yang terdiri atas budak-budak Spanyol. 3. Perlawanan terhadap bangsa Spanyol di daerah Minahasa terjadi beberapa kali. Pada 1617-1645, penduduk Minahasa mengadakan perlawanan terhadap Spanyol akibat monopoli beras yang dilakukannya dan memenangkan perlawanan tersebut. 4. Pada tahun 1644-1683, penduduk Minahasa kembali melakukan perlawanan terhadap Spanyol. Penduduk Minahasa, terutama suku Tombatu, mengadakan perlawanan dipimpin oleh Ratu Oki dan suaminya Panglima Monde. Perlawanan terhadap bangsa Spanyol di Minahasa baru berakhir Setelah VOC turut campur melerai pertempuran tersebut dan mengadakan kesepakatan damai pada 21 September 1694.
D. Perlawanan Terhadap VOC
1. Perlawanan rakyat Mataram a. Latar belakang 1) VOC melakukan monopoli perdagangan yang merugikan pedagang pribumi. 2) VOC menolak mengakui kedaulatan Kesultanan Mataram dibawah Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) 3) VOC dianggap sebagai penghambat bagi Sultan Agung dalam mewujudkan cita-citanya mempersatukan tanah Jawa di bawah Kesultanan Mataram. b. Tokoh utama perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC adalah Sultan Agung. Beliau menyerang VOC yang dipimpin oleh J. P. Coen, di Batavia pada 1628 dan 1629, tetapi gagal. Jarak tempuh yang terlalu jauh melelahkan pasukan Mataram ketika tiba di Batavia. Selain itu, VOC juga menghancurkan lumbung logistik pasukan Mataram di daerah Karawang dan Bekasi sehingga mereka kekurangan bahan makanan dan terpaksa kembali ke Mataram. Kalahnya persenjataan Mataram dari VOC juga menjadi faktor penyebab kegagalan tersebut. c. Selain Sultan Agung, perlawanan Mataram juga dipimpin oleh Tumenggung baureksa, Sura Agul Agul, Dipati Ukur, dan Dipati mandurareja. Mereka adalah pemimpin pasukan Mataram dalam penyerangan ke Batavia. d. Perlawanan Mataram mulai melemah pasca meninggalnya Sultan Agung pada tahun 1645. Penggantinya tidaklah secakep beliau. Bahkan pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat 1 (1645 sampai 1677) kerajaan Mataram justru memilih bekerjasama dengan VOC.
2. Perlawanan rakyat Banten
a. Latar belakang 1) Persaingan dagang dengan VOC di Batavia yang menganggap Banten sebagai ancaman. 2) Rongrongan VOC terhadap politik Kesultanan Banten. b. Tokoh yang memimpin perlawanan terhadap VOC adalah Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Dalam upayanya melawan VOC, Sultan Ageng Tirtayasa mencoba bekerjasama dengan pedagang pedagang asing lainnya, seperti pedagang Inggris. Sultan Ageng Tirtayasa juga menyerang kapal- kapal dagang VOC di perairan Banten dan wilayah perbatasan dengan Batavia, seperti peperangan di daerah Angke, Tangerang, tahun 1658 sampai 1659. Perang yang berlangsung selama setahun itu berakhir dengan perjanjian damai pada 10 Juli 1659. VOC melawan serangan Sultan Ageng dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan di Batavia dan memblokade pelabuhan pelabuhan dagang Banten.
3. Perlawanan rakyat Makassar
a. Latar belakang perlawanan adalah Kebijakan monopoli dagang VOC, terutama rempah-rempah, yang merugikan rakyat Makassar. b. Tokoh yang memimpin perlawanan terhadap VOC adalah Sultan Hasanuddin (1653-1669), yang dikenal juga dengan julukan " ayam jantan dari timur ". Iya adalah Gowa-Tallo yang menolak monopoli dan keberadaan VOC di Makassar. c. Dalam menghadapi perlawanan rakyat Makassar VOC menggunakan strategi devide at impera. VOC memanfaatkan penguasa wilayah taklukan Makassar untuk membantu melawan Sultan Hasanuddin. Salah satunya adalah raja Bone, Aru Palaka. Perlahan-lahan, perlawanan Sultan Hasanuddin pun berakhir setelah satu-persatu benteng pertahanannya direbut. d. Pada 18 November 1667, ditandatangani Perjanjian Bongaya yang berisi sebagai berikut: 1) Kesultanan Gowa Tallo mengakui monopoli perdagangan VOC. 2) Pedagang asing, selain Belanda, dilarang Berniaga di wilayah kekuasaan Gowa-Tallo. 3) Kesultanan Gowa-Tallo harus membayar ganti rugi perang. 4) VOC diperbolehkan mendirikan benteng pertahanan (Benteng Rotterdam).