Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAKTERIOLOGI III

PENYEBARAN DAN PENGENDALIAN BAKTERI


CHLAMYDIA TRACHOMATIS

OLEH
SRI WIDYAWATI TAHIR
2320201012
A/2020

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2022
1. Chlamydia Trachomatis

Chlamydia trachomatis (CT) adalah bakteri batang Gram-negatif yang


obligat intraselular dan bersifat aerobic (dapat bertahan dan hidup di
lingkungan yang terpapar oksigen), dan hanya dapat hidup di dalam sel
inangnya (patogen intraselular). Bentuk bakteri ini umumnya adalah bulat atau
berbentuk seperti batang. Sebagaimana bakteri pada umumnya, struktur
Chlamydia terdiri dari dinding sel, membran, DNA, RNA, ribosom, dan
sitoplasma. Dinding sel pada bakteri Chlamydia di bagian luar dilapisi oleh
membran yang mengandung lipopolisakarida dan membran protein (Aisyah,
2019).
Chlamydia Trachomatis adalah bakteri yang jika menyerang tubuh akan
menyebabkan penyakit Chlamydia. Penyakit Chlamydia adalah infeksi menular
yang disebabkan oleh yang menular dari aktivitas seksual. Wanita memiliki
faktor yang lebih besar terinfeksi penyakit ini dibandingkan pria (Aisyah,
2019).
2. Penularan Chlamydia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, bakteri yang
ditularkan pengidapnya melalui hubungan seksual tanpa kondom. Penularan ini
bisa melalui hubungan seks oral, anal, vaginal, ataupun hanya saling
bersentuhan alat kelamin (Aisyah, 2019).
3. Gejala Chlamydia

Chlamydia biasanya tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, penderita


chlamydia tetap dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain. Bila terdapat
gejala, biasanya gejala tersebut baru muncul 1-3 minggu setelah penderita
terinfeksi. Karena organ yang terinfeksi berbeda, gejala chlamydia pada pria
dan wanita juga akan berbeda. Berikut ini adalah gejala yang dapat dialami
oleh penderita chlamydia (Johnson, 2012):
a. Gejala chlamydia pada wanita
- Keputihan yang sangat bau.
- Rasa terbakar ketika buang air kecil.
- Sakit saat sedang berhubungan seksual, dan dapat mengalami perdarahan
di vagina sesudahnya.
- Bila infeksi sudah menyebar, maka penderita akan merasa mual, demam,
atau merasa sakit pada perut bagian bawah.
b. Gejala chlamydia pada pria
- Keluar cairan dari penis.
- Luka di penis terasa gatal atau terbakar.
- Rasa terbakar ketika buang air kecil
- Rasa sakit atau bengkak pada salah satu atau kedua buah zakar.
- Baik pada pria maupun wanita, apabila chlamydia menginfeksi dubur,
akan timbul rasa sakit yang dapat disertai keluarnya cairan atau darah dari
dubur.
4. Penyebab Chlamydia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yang menyebar
melalui cairan pada organ kelamin. Seseorang dapat tertular penyakit ini bila
berhubungan seksual dengan penderita, terutama bila tidak menggunakan
kondom (Hendri, 2013).
Bakteri Chlamydia juga dapat menginfeksi organ mata. Infeksi bakteri
Chlamydia pada mata dinamakan penyakit trakhoma, yang bisa menimbulkan
kebutaan. Trakhoma dapat terjadi pada bayi baru lahir dari ibu penderita
chlamydia yang tidak diobati. Selain pada bayi baru lahir, trakhoma juga sering
ditemukan pada orang yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Melihat cara penularannya, chlamydia lebih mudah terjadi pada orang-orang
yang memiliki faktor risiko berikut (Aling, 2014) :
a. Pernah menderita penyakit menular seksual.
b. Sering bergonta-ganti pasangan seksual.
5. Pengobatan Chlamydia
Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau
doxycycline. Penderita chlamydia perlu minum antibiotik selama 7 hari, atau
cukup minum antibiotik dosis tunggal, sesuai anjuran dokter. Penderita
chlamydia tidak boleh melakukan hubungan seksual sampai 7 hari setelah
pengobatan selesai (Hendri, 2013).
Ibu hamil penderita chlamydia perlu segera diobati dengan antibiotik, agar
tidak menularkan kepada janin dan bisa melahirkan secara normal. Pengobatan
chlamydia pada ibu hamil baru dimulai setelah diagnosanya dipastikan lewat
pemeriksaan laboratorium. Jika ibu hamil tetap berisiko terkena chlamydia,
akan dilakukan pemeriksaan ulang pada trimester ketiga kehamilan. Bila
hasilnya kembali positif, ibu hamil akan diobati lagi. Jika ibu hamil masih
menderita chlamydia saat mendekati waktu persalinan, maka dokter akan
menyarankan persalinan dengan operasi caesar. Tujuannya adalah untuk
mengurangi risiko penularan chlamydia pada bayi yang dilahirkan (Aling,
2014).
6. Pencegahan Chlamydia
Pencegahan chlamydia dapat dilakukan dengan tidak bergonta-ganti
pasangan seksual, menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan
seksual, serta rutin mengikuti tes skrining chlamydia (Baud, 2011)
Penderita chlamydia perlu menghindari hubungan seksual sampai
diizinkan oleh dokter, untuk menghindari penularan penyakit ke pasangannya
(Baud, 2011).
Orang yang berisiko terinfeksi chlamydia perlu rutin menjalani skrining
chlamydia agar penyakit ini dapat dideteksi dan diobati secara dini, sehingga
risiko penularannya ke orang lain juga akan lebih rendah (Baud, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. dan Amanda, S.S. 2019. Infeksi Chlamydia Trachomatis pada


Saluran Genital, Tuba Fallopi, dan Serviks.
Aling, D.M.R., Kaeng, J.J dan Wantania, J. 2014. Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi dengan Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu di BLU
RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode 2009-2013.
Baud, D., Goy, G., Jaton, K., Osterheld, M.C., Blumer, S., Borel, N.,
Vial ,Y. 2011. Role Of Chlamydia Trachomatis in Miscarriage.
Hendri, A., Henri, S.., Fidel. 2013. Kejadian Infeksi Klamidia Trakomatis
di Serviks dan Tuba pada Pasien kehamilan Ektopik Terganggu di
RSUP H.
Johnson, R.E., Newhall, W.J., JR, JS. 2002. Chlamydia Trachomatis and
Neisseria Gonorrhoeae Infection.

Anda mungkin juga menyukai