Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Tentang

KONSEP SEHAT SAKIT DAN KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT

DosenPembimbing :

Masdalena, M.Kes

Di SusunOleh : Kelompok II

Dede Kurnia Arahman (1906002)

Litriteten Hasena (1906004)

Vitraturrahma (1906009)

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat tentang Konsep Sehat Sakit Dan
Konsep Pencegahan Penyakit di Stikes Syedza Saintika Padang.

Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang
tidak dapat dituliskan satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan tenaga untuk
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.

Dengan keterbatasan yang dimilikii penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. baik dari segi materi yang disampaikan ataupun dalam penulisan
makalah. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun
pengembangan makalah ini kedepannya. Akhir kata penulis berharap penulisan makalah ini
dapat menjadi berkat dan memberikan manfaat tertentu bagi pembaca

Padang, 30 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................2

BAB II SEHAT SAKIT.............................................................................................................3

A. Definisi Sehat Dan Sakit.................................................................................................3

B. Paradigma Sehat Sakit.....................................................................................................4

C. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Sehat Sakit..........................................6

D. Tingkat Pencegahan Sehat Sakit.....................................................................................8

BAB III PENCEGAHAN SAKIT............................................................................................10

A. Pengertian Pencegahan..................................................................................................10

B. Pengertian Pencegahan Penyakit...................................................................................10

C. Prinsip Pencegahan Penyakit........................................................................................10

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa
kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di
semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita
artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati
dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan
pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-
keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga
beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu
pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor
subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai
konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa
sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor
atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya
dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan
sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai
satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan
sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang
menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?
2. Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?

1
3. Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?
4. Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?
5. Konsep dasar pencegahan penyakit

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit
2. Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit
3. Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit
4. Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat sakit
5. Untuk mengetahui konsep dasar dari pencegahan penyakit

2
BAB II
SEHAT SAKIT

A. DEFINISI SEHAT DAN SAKIT


1. Definisi Sehat
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh.
badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang
Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”,
World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu
“keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari
penyakit atau cacat.
Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia
semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial Konsep
sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ tubuh yang berfungsi
secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Sedangkan konsep sehat secara
ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian individu dengan lingkungannya yang
berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungannya.
Untuk meningkatkan sumber daya alam (SDM)sebagai sebagian dari upaya
mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik,salah satu unsur yang harus mendapat
perhatian adalah faktor kesehatan.hal ini disebabkan beberapa pertimbangan seperti:
a. Kesehatan merupakan unsur vital dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
b. Usaha perbaikan tidak akan terlaksana jika kesehatan individu dan masyarakat tidak
terjamin.
Untuk penjagaan kesehatan perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut
mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan
tubuh,menghirup udara bersih dan segar,melakukan aktivitas olahraga secara
rutin,menjaga diri dari kemungkinan tertular suatu penyakit,menghindarkan diri dari
kemungkinan cedera dan keracunan serta menghindarkan atau meminimalisir stres.
2. Definisi Sakit
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit

3
adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh
tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada
dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya pada penderita penyakit asma, ketika
tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka orang tersebut tidak berada
dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa
penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap
melainkan perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan
bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.
Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara
kehidupan manusia dengan bahan,kekuatan,atau zat yang tidak dikehendaki yang datang
dari luar tubuhnya.kekuatan,zat,atau bahan yang masuk dalam tubuh tersebut bisa
merupakan benda hidup atau benda mati.akibatnya,bisa secara langsung menimbulkan
gangguan,atau mengeluarkan bahan beracun(toxin)dalam tubuh manusia,sehingga
mengganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ.
Menurut Parsors (1972 ) Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya,sedangkan menurut Baursams ( 1965 ). Seseorang menggunakan tiga kriteria
untuk menentukan apakah mereka sakit :
1. Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri.
2. Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah

B. PARADIGMA SEHAT SAKIT


1. Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini menekankan pada melihat masalah
kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor.
Mengacu kepada paradigma kesehatan,ada beberapa variabel yang harus
diperhitungkan dalam setiap kejadian atau petagonesis penyakit,yakni variabel
iklim,temporal,spasial dan suprasystem lainnya.variabel ini dengan kata lain juga harus
diperhitungkan dalam setiap upaya manajemen penyakit.
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

4
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak
efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur
sehat produktif sosial ekonomis.
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif.
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan
khusus.
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health
program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif
merupakan “Health Program for human development”. Paradigma sehat dicanangkan
Depkes pada tanggal 15 September 1998. Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan
upaya kuratif-rehabilitatif kurang menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.
2. Paradigma Sakit
Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada
penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara
individu dan spesialistis. Hal ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumti
Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan
(Does Sampoerna, 1998). Hingga saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata
masih mengusung paradigma sakit. Umumnya, masyarakat baru mengunjungi dokter
ketika sakit melanda. Padahal, memelihara kesehatan wajib dilakukan dalam keadaan
apapun.
Perpindahan agent penyakit melalui berbagai media seperti air,udara,pangan,serangga
atau langsung kontak dengan tubuh manusia,memiliki jalur rumit dan memiliki jalur
rumit dan memiliki sifat khas masing-masing agent penyakit. Untuk tujuan
pencegahan,setiap ahli kesehatan masyarakat harus mampu memberikan gambaran
dinamika transmisi tiap penyakit,baik penyakit menular maupun penyakit tidak

5
menular.kemudian melakukan mamnejemen pencegahan penyakit tersebut dengan
sebaik-baiknya.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.
a. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-organ
tubuh.
b. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang
penyakit yg di deritanya.
c. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan
pengetiannya thd penyakitnya (illness).
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di
Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan
individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak
yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan.
Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau
"kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit
ke dalam 3 bagian yaitu :
1) Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2) Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3) Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan
lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan
mereka terhadap penyebab sakit.

C. FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN SEHAT SAKIT


1. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat
a. Status perkembangan
Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap
perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia. Contoh : Bayi dapat merasakan
sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatsainya.
Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk
melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-
perilaku selanjutnya

6
b. Pengaruh sosiokultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang
tua pada anaknya. Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan
Yang Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa
sehat.
c. Pengalaman masa lalu
Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan
normal karena pengalaman sebelumnya. Membantu menentukan defenisi seseorang
tentang sehat
d. Harapan seseorang tentang dirinya.
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik
maupun psikososialnya jika mereka sehat.
2. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit
Kegiatan yang dilakukan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit.
Dengan tujuan untuk memperoleh Kesehatan Parsons memandang ada empat aspek dari
peran sakit:
a. Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).
b. Klien dibebaskan dari fuyngsi tugas dan sosial
c. Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin
d. Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang yang berkompeten
Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit, yaitu :
a. Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.
b. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat
istiadat.
c. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll.
d. Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
e. Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
f. Faktor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.
g. Faktor yang menmpengaruhi tingkah laku sehat
Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang
tersebut. Rentang sehat sakit :
a. Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang
b. Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual

7
c. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian
pada titik lain.
Rentang sehat sakit menurut model “ Holistik Health “
a. Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa dirinya
tidak sehat, dan merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya. Mempunyai 3
aspek :
1) Secara fisik : nyeri, panas tinggi
2) Kognitif : interpretasi terhadap gejala
3) Respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan
1. Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick rock ) penerimaan terhadap sakit, individu
mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman. Individu mencari pertolongan
dari profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti naseht teman atau
keluarga. Akhir tahap ini dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa
lebih buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya.
Rencana pengobatan di penuhi atau di pengaruhi oleh pengetahuan dn pengalaman.
2. Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari profesi
kesehatan atas inisiatif sendiri. Ada 3 tipe informasi
a. Validasi sakit
b. Penjelasan gejala yang tidak di mengerti
c. Keyakinan bahwa mereka baik
3. Tahap ketergantungan jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan) bahwa
seseorang sakit maka yang menjadi pasien akan ketergantungan untuk memperoleh
bantuan.
4. Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan peran
sakit.

D. TINGKAT PENCEGAHAN SEHAT SAKIT


Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di
kenal tiga tahap pencegahan :
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang
dilakukan ialah:

8
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan
ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk
menanggulangi stress dan lain-lain.
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan tersier:
rehabilitasi.

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.


a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan
utama dari tindakan ini ialah:
1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular.
2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit
dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
3) Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi,
terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan
terjadinya cacat yang lebih buruk lagi

9
BAB III

PENCEGAHAN SAKIT

A. PENGERTIAN PENCEGAHAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pencegahan adalah proses, cara,
tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan demikian,
pencegahan merupakan tindakan yang identik dengan perilaku.
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah – langkah pencegahan, haruslah didasarkan
pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan atau penelitian epidemiologi. (Nur Nasry, 2008).
Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi diartikan sebagai upaya secara
sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi
seseorang atau masyarakat.

B. PENGERTIAN PENCEGAHAN PENYAKIT


Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi
klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain pencegahan penyakit adalah upaya
mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi
tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang membahayakan.
Upaya menekan perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan
melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan. Tujuan pencegahan
penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum sempat
berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan
masalah kesehatan di masyarakat dan menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan perlu mengetahui tentang
riwayat alamiah penyakit. Artinya, dengan mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke
waktu serta perubahan yang terjadi di setiap masa/fase, dapat dipikirkan upaya-upaya
pencegahan apa yang sesuai dan dapat dilakukan sehingga penyakit itu dapat dihambat
perkembangannya sehingga tidak menjadi lebih berat, bahkan dapat disembuhkan.

10
C. PRINSIP PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh
mengatakan pada dasarnya, manusia tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri. Ada tiga hal
prinsip yang dilakukan yaitu to detect (deteksi), to prevent (pencegahan), dan to respons
(respon).
1. Deteksi Yaitu dengan melakukan diagnosis. Deteksi bisa dilakukan secara dini maka
akan memudahkan langkah-langkah diagnosis yang ada. Permasalahan di Indonesia
mengenai kanker adalah terlambatnya diagnosis.
2. pencegahan Dalam pencegahan ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pengetahuan. Jika tidak diberikan secara luas, masyarakat tidak mengerti dengan
baik, maka akan sangat sulit melakukan upaya pencegahan.
b. Harus melakukan perubahan gaya hidup. Ini adalah faktor risiko untuk
melakukan suatu upaya pencegahan dengan baik.
c. Awareness sangat penting. Bukan hanya kepedulian individu, masyarakat,
pemerintah terutama pemerintah daerah, tapi juga kepedulian seluruh lembaga
swadaya masyarakat dari kanker.
3. Respon
Respon penyakit berhubungan erat dengan faktor risiko yang pada dasarnya adalah
semua faktor yang berperan secara lokal spesifik dalam setiap kejadian penyakit. Oleh
sebab itu, pengendalian penyakit harus dilakukan secara komprehensif meliputi :
a. mencari dan mengobati kasus secara adil, merata dan berkualitas
b. mengidentifikasi faktor risiko berbagai penyakit dan berupaya melakukan
eliminasi.
Kemampuan melakukan pencegahan sangat ditentukan oleh kemampuan memahami
teori kejadian yang menghimpun berbagai factor risiko. Namun, pada kenyataannya
manajemen penyakit dan pelaksanaan program sering tidak bersifat komprehensif dan tidak
mampu mengintegrasikan program penatalaksaan kasus dan pengendalian faktor risiko.
Dalam pelaksanaan berbagai program pengendalian penyakit tidak selalu sejalan dengan
alokasi sumber daya dan kegiatan pengendalian kasus dan pengendalian berbagai faktor
risiko.
Faktor risiko penyakit pada dasarnya adalah semua faktor yang berperan dalam kejadian
suatu penyakit di tingkat individu dan tingkat masyarakat. Berbagai variabel lingkungan dan
penduduk yang mencakup perilak hidup sehat merupakan faktor risiko utama penyakit.

11
Menurut Winslow, Profesor Kesehatan Masyarakat dari Yale University pada tahun 1920
(dalam Leavel dan Clark, 1958) mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan
termasuk penyakit, ada tiga tahap pencegahan yang dikenal sebagai teori five levels of
prevention. Hal ini meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan
tersier.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi hal-hal
berikut
a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
Promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah
kesehatan.
Contoh :
1) Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
2) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
3) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah
ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
4) Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
5) Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
6) Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
7) Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial

b. Perlindungan khusus (specific protection)


Perlindungan khusus berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisaasi, dan peningkatan ketrampilan
remaja untuk mencegah ajakan menggunakan nerkotika, penanggulangan stress.
Contoh :
1) Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit
dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )
2) Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu burung
ditempatkan di ruang isolasi.
3) Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja
dengan menggunakan alat perlindungan diri.

12
4) Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi
5) Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “
jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.
6) Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit meliputi hal-hal berikut.
a. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama tindakan ini adalah mencegah penyebaran penyakit jika penyakit ini
merupakan penyakit menular, mengobati dan menghentikan proses penyakit,
menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
Contoh :
1) Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
2) Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan. Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
3) Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan.
4) Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

b. Pembatasan kecacatan (disability limitation)


pada tahap ini, cacat yang terjadi diatasi, terutama agar penyakit tidak berkelanjutan
hingga mengarah pada cacat yang lebih buruk.
Contoh :
1) Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
2) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan
gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat
3) Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif.

3. Pencegahan tersier (rehabilitasi)

13
Pada proses ini, diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga
individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Contoh :
1) Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai
NAPZA dan lain-lain.
2) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Misalnya
dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia
tinggal.
3) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang
telah cacat mampu mempertahankan diri.
4) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

14
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Konsep Sehat Sakit

Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan
meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam
kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat.

Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang
sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi
lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

2. Konsep Pencegahan Penyakit

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu


sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah – langkah pencegahan, haruslah
didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi
atau hasil pengamatan atau penelitian epidemiologi.

Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi


klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain pencegahan penyakit adalah
upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan
melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang membahayakan.

Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit dan


kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan penyakit ini
mampu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat dan menghasilkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya

a. Pencegahan primer
1) Peningkatan kesehatan (health promotion)

15
2) Perlindungan khusus (specific protection)
b. Pencegahan sekunder
1) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
2) Pembatasan kecacatan (disability limitation)
c. Pencegahan tersier (rehabilitasi)

B. SARAN
Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan
kesehatan pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan
pentingnya kesehatan dan sebagai upaya membantu para pembaca untuk mengingatkan
pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang penyakit.

Cara untuk pencegahan dan pengendalian penyakit bisa kita lakukan secara bersamam-
sama mulai dari pemerintah mang memberikan fasilitas Kesehatan dan kebersihan
lingkungan dengan Kerjasama seluruh elemen masyarakat yang menjaga kebersihan dan
lingkungan sekitar.

16
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, UF, 2009. Manajemen penyakit berbasis wilayah. Kesmas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional , 3 (4), hlm.147-153.
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC, 2008.
Efendi, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika,2009.
https://syarifah16.blogspot.com/2019/02/makalah-kdk-1-konsep-sehat-sakit_21.html
https://www.slideshare.net/sarianadowanx/makalah-kedua-kelompok-7-pengantar-
epidemiologi
Maulana, Heri D.J. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009.
Noor, Nur Nasry. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

17

Anda mungkin juga menyukai