Tentang
DosenPembimbing :
Masdalena, M.Kes
Di SusunOleh : Kelompok II
Vitraturrahma (1906009)
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat tentang Konsep Sehat Sakit Dan
Konsep Pencegahan Penyakit di Stikes Syedza Saintika Padang.
Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang
tidak dapat dituliskan satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan tenaga untuk
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.
Dengan keterbatasan yang dimilikii penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. baik dari segi materi yang disampaikan ataupun dalam penulisan
makalah. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun
pengembangan makalah ini kedepannya. Akhir kata penulis berharap penulisan makalah ini
dapat menjadi berkat dan memberikan manfaat tertentu bagi pembaca
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................2
A. Pengertian Pencegahan..................................................................................................10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa
kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di
semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita
artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati
dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan
pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-
keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga
beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu
pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor
subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai
konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa
sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor
atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya
dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan
sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai
satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan
sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang
menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?
2. Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?
1
3. Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?
4. Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?
5. Konsep dasar pencegahan penyakit
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit
2. Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit
3. Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit
4. Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat sakit
5. Untuk mengetahui konsep dasar dari pencegahan penyakit
2
BAB II
SEHAT SAKIT
3
adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh
tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada
dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya pada penderita penyakit asma, ketika
tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka orang tersebut tidak berada
dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa
penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap
melainkan perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan
bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.
Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara
kehidupan manusia dengan bahan,kekuatan,atau zat yang tidak dikehendaki yang datang
dari luar tubuhnya.kekuatan,zat,atau bahan yang masuk dalam tubuh tersebut bisa
merupakan benda hidup atau benda mati.akibatnya,bisa secara langsung menimbulkan
gangguan,atau mengeluarkan bahan beracun(toxin)dalam tubuh manusia,sehingga
mengganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ.
Menurut Parsors (1972 ) Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya,sedangkan menurut Baursams ( 1965 ). Seseorang menggunakan tiga kriteria
untuk menentukan apakah mereka sakit :
1. Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri.
2. Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah
4
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak
efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur
sehat produktif sosial ekonomis.
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif.
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan
khusus.
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health
program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif
merupakan “Health Program for human development”. Paradigma sehat dicanangkan
Depkes pada tanggal 15 September 1998. Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan
upaya kuratif-rehabilitatif kurang menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.
2. Paradigma Sakit
Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada
penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara
individu dan spesialistis. Hal ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumti
Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan
(Does Sampoerna, 1998). Hingga saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata
masih mengusung paradigma sakit. Umumnya, masyarakat baru mengunjungi dokter
ketika sakit melanda. Padahal, memelihara kesehatan wajib dilakukan dalam keadaan
apapun.
Perpindahan agent penyakit melalui berbagai media seperti air,udara,pangan,serangga
atau langsung kontak dengan tubuh manusia,memiliki jalur rumit dan memiliki jalur
rumit dan memiliki sifat khas masing-masing agent penyakit. Untuk tujuan
pencegahan,setiap ahli kesehatan masyarakat harus mampu memberikan gambaran
dinamika transmisi tiap penyakit,baik penyakit menular maupun penyakit tidak
5
menular.kemudian melakukan mamnejemen pencegahan penyakit tersebut dengan
sebaik-baiknya.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.
a. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-organ
tubuh.
b. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang
penyakit yg di deritanya.
c. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan
pengetiannya thd penyakitnya (illness).
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di
Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan
individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak
yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan.
Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau
"kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit
ke dalam 3 bagian yaitu :
1) Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2) Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3) Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan
lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan
mereka terhadap penyebab sakit.
6
b. Pengaruh sosiokultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang
tua pada anaknya. Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan
Yang Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa
sehat.
c. Pengalaman masa lalu
Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan
normal karena pengalaman sebelumnya. Membantu menentukan defenisi seseorang
tentang sehat
d. Harapan seseorang tentang dirinya.
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik
maupun psikososialnya jika mereka sehat.
2. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit
Kegiatan yang dilakukan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit.
Dengan tujuan untuk memperoleh Kesehatan Parsons memandang ada empat aspek dari
peran sakit:
a. Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).
b. Klien dibebaskan dari fuyngsi tugas dan sosial
c. Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin
d. Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang yang berkompeten
Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit, yaitu :
a. Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.
b. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat
istiadat.
c. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll.
d. Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
e. Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
f. Faktor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.
g. Faktor yang menmpengaruhi tingkah laku sehat
Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang
tersebut. Rentang sehat sakit :
a. Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang
b. Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual
7
c. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian
pada titik lain.
Rentang sehat sakit menurut model “ Holistik Health “
a. Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa dirinya
tidak sehat, dan merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya. Mempunyai 3
aspek :
1) Secara fisik : nyeri, panas tinggi
2) Kognitif : interpretasi terhadap gejala
3) Respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan
1. Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick rock ) penerimaan terhadap sakit, individu
mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman. Individu mencari pertolongan
dari profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti naseht teman atau
keluarga. Akhir tahap ini dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa
lebih buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya.
Rencana pengobatan di penuhi atau di pengaruhi oleh pengetahuan dn pengalaman.
2. Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari profesi
kesehatan atas inisiatif sendiri. Ada 3 tipe informasi
a. Validasi sakit
b. Penjelasan gejala yang tidak di mengerti
c. Keyakinan bahwa mereka baik
3. Tahap ketergantungan jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan) bahwa
seseorang sakit maka yang menjadi pasien akan ketergantungan untuk memperoleh
bantuan.
4. Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan peran
sakit.
8
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan
ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk
menanggulangi stress dan lain-lain.
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan tersier:
rehabilitasi.
9
BAB III
PENCEGAHAN SAKIT
A. PENGERTIAN PENCEGAHAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pencegahan adalah proses, cara,
tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan demikian,
pencegahan merupakan tindakan yang identik dengan perilaku.
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah – langkah pencegahan, haruslah didasarkan
pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil
pengamatan atau penelitian epidemiologi. (Nur Nasry, 2008).
Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi diartikan sebagai upaya secara
sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi
seseorang atau masyarakat.
10
C. PRINSIP PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh
mengatakan pada dasarnya, manusia tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri. Ada tiga hal
prinsip yang dilakukan yaitu to detect (deteksi), to prevent (pencegahan), dan to respons
(respon).
1. Deteksi Yaitu dengan melakukan diagnosis. Deteksi bisa dilakukan secara dini maka
akan memudahkan langkah-langkah diagnosis yang ada. Permasalahan di Indonesia
mengenai kanker adalah terlambatnya diagnosis.
2. pencegahan Dalam pencegahan ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pengetahuan. Jika tidak diberikan secara luas, masyarakat tidak mengerti dengan
baik, maka akan sangat sulit melakukan upaya pencegahan.
b. Harus melakukan perubahan gaya hidup. Ini adalah faktor risiko untuk
melakukan suatu upaya pencegahan dengan baik.
c. Awareness sangat penting. Bukan hanya kepedulian individu, masyarakat,
pemerintah terutama pemerintah daerah, tapi juga kepedulian seluruh lembaga
swadaya masyarakat dari kanker.
3. Respon
Respon penyakit berhubungan erat dengan faktor risiko yang pada dasarnya adalah
semua faktor yang berperan secara lokal spesifik dalam setiap kejadian penyakit. Oleh
sebab itu, pengendalian penyakit harus dilakukan secara komprehensif meliputi :
a. mencari dan mengobati kasus secara adil, merata dan berkualitas
b. mengidentifikasi faktor risiko berbagai penyakit dan berupaya melakukan
eliminasi.
Kemampuan melakukan pencegahan sangat ditentukan oleh kemampuan memahami
teori kejadian yang menghimpun berbagai factor risiko. Namun, pada kenyataannya
manajemen penyakit dan pelaksanaan program sering tidak bersifat komprehensif dan tidak
mampu mengintegrasikan program penatalaksaan kasus dan pengendalian faktor risiko.
Dalam pelaksanaan berbagai program pengendalian penyakit tidak selalu sejalan dengan
alokasi sumber daya dan kegiatan pengendalian kasus dan pengendalian berbagai faktor
risiko.
Faktor risiko penyakit pada dasarnya adalah semua faktor yang berperan dalam kejadian
suatu penyakit di tingkat individu dan tingkat masyarakat. Berbagai variabel lingkungan dan
penduduk yang mencakup perilak hidup sehat merupakan faktor risiko utama penyakit.
11
Menurut Winslow, Profesor Kesehatan Masyarakat dari Yale University pada tahun 1920
(dalam Leavel dan Clark, 1958) mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan
termasuk penyakit, ada tiga tahap pencegahan yang dikenal sebagai teori five levels of
prevention. Hal ini meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan
tersier.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi hal-hal
berikut
a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
Promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah
kesehatan.
Contoh :
1) Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
2) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
3) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah
ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
4) Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
5) Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
6) Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
7) Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial
12
4) Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi
5) Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “
jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.
6) Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit meliputi hal-hal berikut.
a. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama tindakan ini adalah mencegah penyebaran penyakit jika penyakit ini
merupakan penyakit menular, mengobati dan menghentikan proses penyakit,
menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
Contoh :
1) Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
2) Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan. Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
3) Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan.
4) Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker
13
Pada proses ini, diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga
individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Contoh :
1) Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai
NAPZA dan lain-lain.
2) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Misalnya
dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia
tinggal.
3) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang
telah cacat mampu mempertahankan diri.
4) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Konsep Sehat Sakit
Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan
meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam
kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat.
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang
sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi
lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi
pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
a. Pencegahan primer
1) Peningkatan kesehatan (health promotion)
15
2) Perlindungan khusus (specific protection)
b. Pencegahan sekunder
1) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
2) Pembatasan kecacatan (disability limitation)
c. Pencegahan tersier (rehabilitasi)
B. SARAN
Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan
kesehatan pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan
pentingnya kesehatan dan sebagai upaya membantu para pembaca untuk mengingatkan
pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang penyakit.
Cara untuk pencegahan dan pengendalian penyakit bisa kita lakukan secara bersamam-
sama mulai dari pemerintah mang memberikan fasilitas Kesehatan dan kebersihan
lingkungan dengan Kerjasama seluruh elemen masyarakat yang menjaga kebersihan dan
lingkungan sekitar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, UF, 2009. Manajemen penyakit berbasis wilayah. Kesmas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional , 3 (4), hlm.147-153.
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC, 2008.
Efendi, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika,2009.
https://syarifah16.blogspot.com/2019/02/makalah-kdk-1-konsep-sehat-sakit_21.html
https://www.slideshare.net/sarianadowanx/makalah-kedua-kelompok-7-pengantar-
epidemiologi
Maulana, Heri D.J. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009.
Noor, Nur Nasry. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
17