Anda di halaman 1dari 6

UNMUH JEMBER KRISIS DEHUMANISASI

1. Muhammadiyah dan Kemanusiaan


Muhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang
keagamaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan bertujuan untuk
menegakkan agama islam. Di samping itu organisasi muhammadiyah selain
bergerak dalam bidang keagamaan dan dakwah Amar ma’ruf nahi munkar juga
bergerak dalam bidang ke manusiaan Muhammadiyah juga memegang
pedoman teologi al ma’un yang merupakan pedoman bagi muhammadiyah
dalam setiap menjalankan misi kemanusiaan dan juga pedoman dalam
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Hal ini yang menjadikan
muhammdiyah terkenal sebagai organisasi sosial keagamaan yang bergerak
dalam bidang kemanusiaan.

Sebagai organisasi keagamaan yang bergerak dalam bidang sosial


Muhammadiyah mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Sejak kelahirannya muhammadiyah
telah concern terhadap kegiatan-kegiatan yang terkait dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Muhammadiyah juga tidak terlepas dari semangat
untuk beramal shaleh, salah satunya melaui kegiatan sosial.

Sejak awal Muhammadiyah terbentuk, KH. Ahmad Dahlan sering


mengajak murid-muridnya untuk merawat anak-anak yatim yang miskin hingga
dibuatlah panti asuhan muhammdiyah. Spirit keberpihakan pada kaum tak
berpunya jadi ruh sekaligus napas gerakan Muhammadiyah. Lantaran itu, surah
Al-Ma’un melegenda dan terpatri dalam setiap relung hati aktivis
Muhammadiyah dari dulu hingga kini. Selain pantai asuhan, Muhammadiyah
juga turut menghadirkan rumah sakit yang diperuntukkan bagi masyarakat tak
mampu. Di samping itu hadir pula sederet kegiatan pendidikan untuk warga tak
mampu.
 Dehumanisasi Regulasi Kantin
Namun beberapa bulan yang lalu salah satu amal usaha Muhammadiyah,
Universitas Muhammadiyah Jember kurang memperhatikan nilai-nilai
kemuhammdiyahan. Birokrasi Universitas Muhammdiyah Jember pada tanggal
29 April 2021 mengeluarkan kebijakan melalui surat edaran tentang penertiban
pengelolaan kantin di Universitas Muhammadiyah Jember. Dalam surat edaran
nomor 0020/EDR/II.3.AU/BAU/A/2021 yang di keluarkan oleh Birokrasi
Universitas Muhammadiyah Jember terdapat beberapa poin sebagai berikut :

1. Pengelola kantin adalah dosen/karyawan aktif UM Jember, (belum


pensiun),
2. Pengelola kantin hanya dapat dikelola oleh istri atau suami dari
dosen/karyawan aktif, tidak diperkenankan dialihkan ke anak,
saudara atau orang lain,
3. Pengelola kantin yang bukan dosen/karyawan diberi waktu sampai
dengan 31 Juli 2021.
4. Jika sewaktu-waktu lahan di wilayah pengelolaan kantin dibutuhkan
oleh Universitas, maka pengelola kantin harus siap untuk pindah,
5. Surat pemberitahuan ini berlaku mulai tanggal 1 Mei 2021,
6. Dengan berlakunya surat pemberitahuan ini, maka surat
pemberitahuan nomor 0007//II.3.AU/BAU/A/2021 dinyatakan tidak
berlaku dan dicabut.

Dari beberapa poin tersebut terdapat beberapa yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kemuhammadiyahan, pasalnya dari prinsip dan gerakan
Muhammadiyah bertentangan dengan beberapa poin yang ada didalam surat
edaran tersebut. Kami Aliansi Suara Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Jember menolak pengambilan keputusan tersebut.

Universitas Muhammadiyah Jember tidak mengindahkan gerakan


kemanusiaan Muhammadiyah dalam kebijakannya, melihat rasa kemanusiaan
yang tinggi pada Muhammadiyah maka seharusnya sebagai amal usaha
Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Jember juga harus
mempertimbangkan rasa kemanusiaan dalam setiap kebijakannya.

Birokrasi Universitas Muhammadiyah Jember dalam mengambil keputusan


perihal penertiban pengelolaan kantin UM Jember sangat tidak komprehensif
dan Koleratif dengan nilai-nilai organisasi Muhammadiyah, melihat Universitas
Muhammdiyah Jember merupakan Amal Usaha Muhammdiyah (AUM) maka
sepatutnya dalam mengambil kebijakan atau keputusan harus sesuai dengan
nilai-nilai organisasi Muhammadiyah.

2. Muhammadiyah dan Pendidikan


Humanisasi pendidikan berakar dari keunikan personalitas anak manusia.
Kebijakan yang sentralistik, yang mengabaikan kemanusiaan dan bentuk
penyeragaman, serta metode pendidikan yang tidak memberikan peluang
terhadap tumbuh dan berkembangnya potensi manusia merupakan akar dari
dehumanisasi. Humanisasi pendidikan dapat dijalankan dengan bentuk
demokratisasi pendidikan.

Sebagai cerminan pendidikan muhammadiyah yang humanis, maka


muncullah variasi lembaga pendidikan muhammadiyah, kepemimpinan yang
kolegial dan pola hubungan pimpinan dan yang dipimpin, hubungan antara
guru dan murid yang bersifat egaliter bukan otoriter.

Kebebasan sebagai nilai humanisme ditujukan untuk menjamin hak


manusia. Asumsi dari nilai humanisme ini adalah bahwa manusia merupakan
makhluk mulia, berfikir, sadar akan dirinya sendiri berkehendak bebas, bercita-
cita dan merindukan ideal dan bermoral.

Muhammadiyah mengharapkan agar sekolah muhammadiyah


mencerminkan komponen pendidikan islam sebagaimana yang dicita-citakan
oleh pendirinya, yaitu melaksanakan komponen pendidikan islam yang mantap
dan terpadu. Guru dan murid menghayati dan mengamalkan cara hidup, cara
bergaul, cara belajar yang sesuai dengan nilai-nilai islam, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.

Yang membedakan sekolah muhammadiyah dengan sekolah yang bukan


muhammadiyah adalah bahwa sekolah muhammadiyah melaksanakan
pendidikan agama islam yang luas dan mendalam meliputi tauhid, ibadah,
akhlak dan ilmu bantu dalam pendidikan islam, serta kemuhammadiyahan.

Diera pandemi saat ini banyak aspek yang sangat terdampak mulai dari
pendidikan, ekonomi, kesehatan. Pendidikan di Indonesia sempat tersendat
karena adanya pandemi namun seiring berjalannya waktu system pembelajaran
mulai beradaptasi dengan kondisi terkini, akan tetapi dalam sektor
perekonomian masih sangat terpuruk banyak mahasiswa yang masih kesulitan
dalam membayar biaya pendidikan.

Dari beberapa Amal Usaha Muhammadiyah(AUM) salah satunya adalah


Universitas Muhammadiyah Jember terdapat beberapa permasalahan-
permasalahan yang perlu adanya atensi dari rektorat Unmuh Jember dalam hal
biaya pendidikan, pelayanan dan distribusi informasi. Adapun permasalahan-
permasalahan tersebut sebagai berikut:
 Permasalahan UKT
Universitas Muhammadiyah Jember menuai banyak kritik dari mahasiswa,
karena ketika pademi tidak ada kebijakan yang meringankan mahasiswa dalam
membayar biaya pendidikan, bahkan biaya penundaan pembayaran biaya
pendidikanpun dinaikan menjadi 50% dari total jumah angsuran yang perlu
dibayar.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember meminta untuk adanya


pemotongan biaya pendidikan untuk meringankan mahasiswa dalam
menempuh pendidikan, mahasiswa merasa perlu adanya pemotongan biaya
pendidikan ini dikarenakan kondisi perekonomian yang masih belum pulih
serta mahasiswa merasa tidak mendapat fasilitas kampus secara keseluruhan,
hal itu menjadi dasar mahasiswa untuk menuntut adanya pemotongan biaya
pendidikan.

Adapun hasil dari survey berupa G-form yang telah kami sebarkan kepada
seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember sebagai berikut :

Dari 548 Mahasiswa yang telah mengisi G-form terdapat 86,1% / (473)
mahasiswa merasa keberatan dengan tidak adanya pemotongan UKT.
Mahasiswa merasa perlu adanya pemotongan UKT dikarenakan perekonomian
yang masih belum pulih.

Pekerjaan orang tua mahasiswa dominan adalah wiraswasta, dilihat dari


hasil survey menggunakan G-form tersebut diketahui dari 548 mahasiswa yang
telah mengisi G-form terdapat 35,2%(193) perkerjaan orang tua mahasiswa
adalah wiraswasta, 23,5%(129) Petani, 10,9%(59) PNS, 10,2%(55) Buruh, dan
sisanya adalah pedagang, UMKM, Tenaga Pengajar dll.

Untuk Penghasilan orang tua mahasiswa dari 549 mahasiswa yang telah
mengisi G-form terdapat 38,1%(208) berpenghasilan antara Rp.1.000.000 –
Rp.2.000.000, 35,9%(198) berpenghasilan <Rp.1.000.000., 11,1%(62)
berpenghasilan Rp.2.000.000 – Rp.3.000.000., 6,8%(37) berpenghasilan
Rp.3.000.000 – Rp.4.000.000., 4,6% (25) berpenghasilan Rp.4.000.000 –
Rp.5.000.000.

Dan dari 549 mahasiswa yang telah mengisi G-form terdapat 75,7%(456)
mahasiswa menyatakan tidak menerima fasilitas kampus.

Dari hasil survey menggunakan G-form yang telah kami sebar dapat kami
simpulkan bahwa birokrasi Universitas Muhammadiyah Jember perlu
menanggapi dan melakukan aksi nyata untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut, pasalnya melihat kondisi dan latar belakang mahasiswa pada saat ini
adanya pemotongan UKT merupakan langkah bijak yang perlu diambil oleh
birokrasi kampus.

 Pelayanan Yang Kurang Baik


Pelayanan merupakan hal yang sentral dalam membantu mahasiswa untuk
mengurus administrasi akademik, keuangan dan umum. Pelayanan bertanggung
jawab dalam pelaksanaan kegiatan administrasi akademik, keuangan dan
umum. Yang meliputi perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi.

Pelayanan yang baik merupakan langkah dalam rangka mencapai


pelayanan yang terintegrasi dan selaras dengan visi dan misi Universitas
Muhammadiyah Jember. Akan tetapi secara praktiknya masih belum bisa
dikatakan baik karena masih terdapat keluhan-keluhan dari mahasiswa perihal
pelayanan Universitas Muhammadiyah Jember yang berbelit-belit dan
cenderung membuat mahasiswa kebingungan.

Pelayanan akademik pada universitas muhammadiyah jember baik tingkat


fakultas dan universitas perlu dibenahi dan ditingkatkan lagi, agar dapat
mempermudah mahasiswa dalam kegiatan administrasi akademik, keuangan,
dan umum.

Serta distribusi informasi seputar akademik, beasiswa dll, masih belum


tersampaikan menyeluruh kepada seluruh mahasiswa, entah memang
keterlambatan ini terjadi di universitas ataupun fakultas tetap harus segera
dibenahi karena hal ini berkaitan untuk menunjang akademik mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai