Anda di halaman 1dari 10

KODE ETIK

KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
M U H A M M A D B I N TA N G S E P TA H A RY O N O
2111011043
ETIKA
K E P E R AWATA N

Etika sebagai ilmu yang normatif, dengan


sendirinya berisi norma dan nilai-nilai yang
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari Etika merupakan hal penting dalam
profesionalisme keperawatan

Kompetensi yang harus dimiliki perawat


adalah perawat mampu mendifinisikan
konsep etik dan mampu mengidentifikasi
masalah yang terjadi di pelayanan
kesehatan, serta mampu menerapkan
pelayanan keperawatan dengan
memperhatikan sikap etik dengan
menggukan kode etik keperawatan sebagai
pedoman
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA (PPNI,2000):
TA N G G U N G J AWA B P E R AWAT T E R H A D A P I N D I V I D U ,
K E L U A R G A D A N M A S YA R A K AT

Perawatan dalam melaksanakan pengabdian senantiasa berpedoman pada


tanggungjawab yang pangkal tolaknya bersumber pada adanya kebutuhan terhadap
perawatan untuk individu, keluarga dan masyarakat,Perawatan dalam melaksanakan
pengabdian dalam bidang perawatan senantiasa memelihara situasi lingkungan yang
menghormati nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
individu, keluarga dan masyarakat.Perawatan dalam melaksanakan kewajibannya
bagi individu dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur  keperawatan.Perawatan senantiasa menjalin
hubungan kerjasama yang baik dengan individu dan masyarakat dalam mengambil
prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan  khususnya serta upaya kesejahteraan
pada umumnya sebagai bagian dari tugas kewajiban pada kepentingan masyarakat.
KODE ETIK
KEPERAWATAN
Kode etik keperawatan.
Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik
merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting
dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik
menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah
diterima oleh profesi.
Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah
yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis
permasalahan-permasalahan etis.
KODE ETIK
KEPERAWATAN INDONESIA
TA N G G U N G J AWA B P E R AWAT
TA NG G U N G J AWAB P E R AWAT T E R H A D A P S E S A M A P E R AWAT D A N
T E R H A D AP T UG A S P R O F E S I K E S E H ATA N L A I N N YA

Perawatan senantiasa memelihara mutu pelayanan Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar
perawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lain, baik
dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
perawatan sesuai dengan kebutuhan individu dan ataupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan.Perawat senantiasa menyebarluaskan
atau klien,  keluarga dan masyarakat.Perawat wajib
pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya terhadap
merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kepadanya.Perawatan tidak akan menggunakan pengetahuan dalam bidang perawatan.Tanggung jawab
pengetahuan dan keterampilan perawatan untuk perawat terhadap profesi perawatan
tujuan yang bertentangan dengan norma perawatan
KODE ETIK
KEPERAWATAN INDONESIA
Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan
tanah air.

Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan sebagai


kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah
dalam bidang kesehatan dan perawatan.Perawatan
senantiasa berperan aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan
kepada masyarakat.
FA K T O R YA N G
MEMPENGARUHI
P E M B U ATA N
KEPUTUSAN ETIS

Kemampuan membuat keputusan masalah etis


merupakan salah satu persyaratan bagi perawat
untuk menjalankan praktik keperawatan
profesional. Dalam membuat keputusan etis,
ada beberapa unsur yang mempengaruhi seperti
nilai dan kepercayaan pribadi, kode etik
keperawatan, konsep moral perawatan dan
prinsip- prinsip etik.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


seseorang dalam membuat keputusan etis
antara lain faktor agama dan adat istiadat,
sosial, ilmu pengetahuan/teknologi,
legalisasi/keputusan juridis, dana/keuangan,
pekerjaan/posisi pasien maupun perawat,
kode etik keperawatan dan hak-hak pasien
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUATAN KEPUTUSAN
ETIS

FA K TO R A G A MA D A N A D AT FAK TO R   S O C IA L
IS T IA D AT

Agama serta latar belakang adat-istiadat Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap
merupakan faktor utama dalam membuat pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain
keputusan etis. Setiap perawat disarankan meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan
untuk memahami nilai-nilai yang diyakini
perundang-undangan.
maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh
memahami ini memang diperlukan proses.
terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan
Semakin tua dan semakin banyak pengalaman kesehatan yang tadinya berorientasi pada program
belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif
dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya. dengan pendekatan tim kesehatan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUATAN KEPUTUSAN
ETIS

FA K TO R IL M U P E N G E TA H U A N FAK TO R L E G IS L A S I D A N
D AN T E K H NO L O G I K E P U T U S A N JU R ID I S
• Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling
meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi
manusia dengan ditemukannya berbagai mesin menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi
mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan- perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan
bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak
gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Hukum
adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu, dan
kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai perundang-undangan baru banyak disusun untuk
inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika. mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum
kesehatan.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai