Anda di halaman 1dari 6

NAMA: Hersa Pria Ganda

NIM: P05120221075
KELAS: 1B D III KEPERAWATAN

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK”

ETIKA
- Etika sebagai ilmu yang normatif, dengan sendirinya berisi norma dan nilai-nilai
yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
- Etika merupakan hal penting dalam profesionalisme keperawatan, proses
pembelajaran etika bukan hanya memahami difinisi tetapi juga memahami
masalah-masalah yang ada di pelayanan kesehatan saat ini, sehingga diharapakan
mampu memahami teori dan mampu mamahami masalah yang menjadi kenyataan.

KONSEP ETIK

Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan


etis praktik profesional. Teori teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan
bila terjadi konflik antara prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Para ahli falsafah moral telah mengemukakan beberapa teori etik, yang secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.
Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan the end fustifies the means atau
makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini
menekankan pada pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan
sekecil mungkin bagi manusia. Contoh penerapan teori ini misalnya bayi-bayi
yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban
di masyarakat.
- Penerapan teori ini perawat tidak menggunakan pertimbangan, misalnya
seperti tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, karena
setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan
tindakan yang secara moral buruk. Prinsip etika keperawatan meliputi
kemurahan hati (beneficence). Inti dari prinsip kemurahan hati adalah tanggung
jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien dan
menghindari perbuatan yang merugikan atau membahayakan pasien.
- Permasalahan etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan pasien dengan harapan perawat dan
falsafah keperawatan.
- Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika
kesehatan, dalam hal ini dikenal dengan istilah masalah etika biomedis atau
bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah-
masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang
biologi dan kedokteran.

Kode Etik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2000):


Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Perawat dalam melaksanakan pengabdian senantiasa berpedoman
tanggungjawab yang pangkal tolaknya bersumber pada adanya kebutuhan
terhadap perawatan untuk individu, keluarga dan masyarakat, Perawatan dalam
melaksanakan pengabdian dalam bidang perawatan senantiasa memelihara
situasi lingkungan yang menghormati nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga masyarakat.
Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu dan masyarakat
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi
luhur keperawatan.Perawatan senantiasa menjalin hubungan kerjasama yang
baik dengan individu dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan
mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya kesejahteraan pada
umumnya sebagai bagian dari tugas kewajiban pada kepentingan masyarakat.
Tanggung jawab perawat terhadap tugas.
Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan perawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
perawatan sesuai dengan kebutuhan individu dan atau klien, keluarga dan
masyarakat.

- Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan


dengan tugas yang dipercayakan kepadanya.
- Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan perawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma perawatan.
- Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajiban senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh dengan pertimbangan
kebangsaan,kesukuan,keagamaan,warna kulit,umur,jenis kelamin,aliran politik
serta kedudukan sosial.
- Perawat senantiasa melakukan perlindungan dan keselamatan pasien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggungjawab yang ada
hubungan dengan perawatan.
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya.
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lain, baik dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja ataupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya terhadap sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam
bidang perawatan.
Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan.
1. Perawat senantiasa meningkatkan pengetahuan kemampuan profesional
secara sendiri atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan perawatan.
2. Perawat selalu menjungjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan
menunjukkan tingkahlaku dan kepribadian yang luhur.
3. Perawat senatiasa berperan dalam penentuan pembakuan pendidikan dan
pelayanan perawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan perawatan.
4. Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi perawatan sebagai sarana pengabdian.
Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air.
1. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.
2. Perawatan senantiasa berperan aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan
kepada masyarakat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS
1. Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan salah satu
persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatan
profesional.
2. Dalam membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang mempengaruhi
seperti nilai dan kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral
perawatan dan prinsip-prinsip etik.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam membuat keputusan etis

- Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap seseorang dalam membuat


keputusan etis antara lain faktor agama dan adat istiadat, sosial, ilmu
pengetahuan/teknologi, legalisasi/keputusan juridis, dana/keuangan,
pekerjaan/posisi pasien maupun perawat, kode etik keperawatan dan hak-
hak pasien.
Faktor agama dan adat istiadat.

- Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam


membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-
nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya.

- Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua dan


semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa
dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
Adat istiadat

- Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk


dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk
yang menjadi warga negara Indonesia harus beragama/berkeyakinan. Ini
sesuai dengan sila pertama Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana
di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar paling utama.
Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan yang
dianutnya.
Faktor sosial.
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis.
Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem
kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada
program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan
pendekatan tim kesehatan.
Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad
sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang.

Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup


serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin
mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru.
Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat
adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat
diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.
Faktor legislasi dan keputusan yuridis.

Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap


perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang
merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan
tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum
dapat menimbulkan konflik.

Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan
etika kesehatan sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum
kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu, dan perundang-undangan baru
banyak disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau
untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan.
Faktor dana/keuangan
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat,
pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program
yang dibiayai pemerintah.
Faktor pekerjaan.
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan
suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat
dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia
bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat
sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia
mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.
Kode etik keperawatan.

Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik
merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting
dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik
menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah
diterima oleh profesi.
- Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap
masalah yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba
menganalisis permasalahan-permasalahan etis.
Hak-hak pasien.

Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak


manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari
interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.

Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-


hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal
menurut Megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak untuk
dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan,
hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui nama dan a
kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai status tenaga keseh
pendapat kedua(secand opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak
untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap
cedera yang tidak legal dan hak untuk mempertahankan dignitas
(kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan bangga.

Anda mungkin juga menyukai