Oleh:
Dandi Irfandi
(031811021)
Pembimbing :
Lulus Suci Hendrawati, S.Kom., M.Si
ii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Safety Helmet...................................................................................................1
2.2 Pelindung Tangan............................................................................................2
2.3 Kacamata pengaman ......................................................................................3
2.4 Face shield.......................................................................................................3
2.5 Pelindung Telinga ............................................................................................4
2.6 Pelindung Pernafasan......................................................................................5
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
penggerak (aktivitas) tetapi semuanya bermuara kepada
pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Oleh karena
itu semakin seseorang merasakan kelelahan maka kemampuan
manusia untuk melakukan aktivitas berkurang.
d. Sikap Sikap adalah reaksi yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku.
Faktor – faktor unsafe condition Sebagian besar unsafe
condition didominasi akibat kondisi lingkungan kerja yang tidak aman.
Adapun faktor – faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi
terjadinya unsafe condition antara lain :
a. Tempat kerja Tempat kerja merupakan tempat yang digunakan
untuk melakukan suatu pekerjaan yang didalamnya terdapat
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan ditempat kerja
tersebut kemungkinan adanya bahaya dapat terjadi. Disain tempat
kerja yang tidak ergonomis dapat mengakibatkan unsafe condition
sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
b. Bahan Bahan brperan penting dalam proses produksi, sebab
bahan merupakan hal yang paling mendasar digunakan untuk
menciptakan suatu produk yang dihasilkan. Sebaiknya pemilihan
bahan dasar material berasal dari bahan yang aman, sehingga
tidak membahayakan para pekerja selama proses produksi
berlangsung.
c. Peralatan Peralatan merupakan hal terpenting guna menunjang
proses produksi, sehingga sebaiknya pemilihan peralatan dan
perlengkapan yang efektif sesuai dengan apa yang diproduksi (2).
Angka kecelakaan kerja diindonesia meningkat antara lain
disebabkan karena masih rendahnya tingkat kesadaran pengusaha
dan pekerja terhadap pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja.
Data kecelakaan kerja di Indonesia menurut BPJAMSOSTEK (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) memperlihatkan
2
bahwa sepanjang Januari hingga September 2021, terdapat 82.000
kasus kecelakaan kerja dan 179 kasus penyakit akibat kerja (3). Masih
banyaknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi merupakan salah satu
alasan perusahaan wajib menerapkan perilaku keselamatan para
pekerja termasuk kebijakan tentang kewajiban penggunaan APD pada
saat bekerja dan selama berada di area kerja.
Salah satu industri yang masih memiliki angka kecelakaan
tinggi adalah industri baja, dimana area kerja industri baja memiliki
tingkah bahaya dan risiko tinggi terhadap kejadian kecelakaan kerja.
PT. Krakatau Steel merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang industri baja dengan hasil produksinya berupa termasuk air
bersih, tenaga listrik, baja, rekayasa industri, kawasan industri,
pelabuhan, jasa bidang teknologi informasi, dan jasa medis. PT.
Krakatau Steel berada dikawasan industri Cilegon yang memiliki lahan
seluas 220 hektare dan jumlah pekerja 7.710.
Industri baja PT. Krakatau Steel memiliki beberapa sektor kerja,
salah satunya adalah bagian workshop. Bagian workshop merupakan
bagian yang bertanggung jawab untuk proses pemotongan baja,
pengelasan baja dan lain-lainnya. Proses kerja di bagian workshop
memiliki bahaya dan risiko seperti jari terpotong, iritasi mata, tertimpa
material baja dan area kerja yang panas. Dari bahaya dan risiko dari
bagian workshop ini, pekerja diwajibkan menggunakan beberapa APD
diantaranya safety helmet, safety shoes, safety glove, kacamata,
rompi keselamatan. Di area pekerja di bagian workshop terdapat
bahaya kerja seperti terdapatnya aktivitas pengelasan yang
menyebabkan percikan api, alat pemotong baja, tumpukkan baja,
sehingga penggunaan APD pada saat bekerja menjadi sesuatu hal
yang sangat penting.
Dari uraian tentang proses kerja dan bahaya kerja di bagian
workshop PT. Krakatau Steel serta perilaku penggunaan APD pada
pekerja maka penelitian ini berfokus pada analisis kesesuaian
3
penggunaan APD dengan permenkertrans no. 8 tahun 2010 pada
pekerja bagian workshop di PT. Krakatau Steel.
4
2. Untuk mengetahui gambaran pengawasan penggunaan APD
di bagian workshop di PT. Krakatau Steel Tahun 2022.
3. Untuk mengetahui gambaran pelatihan penggunaan APD di
bagian workshop di PT. Krakatau Steel Tahun 2022.
4. Untuk mengetahui gambaran perawatan APD di bagian
workshop di PT. Krakatau Steel Tahun 2022.
5. Untuk mengetahui gambaran evaluasi penggunaan APD di
bagian workshop di PT. Krakatau Steel Tahun 2022.
5
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi pengetahuan, dokumentasi data penelitian, dan
sebagai referansi bagi penelitian yang serupa, serta sebagai
wujud peran akademisi dalam penerapan K3 pada perusahaan.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membangun jaringan
kerjasama antara pihak perusahaan dengan pihak Universitas.
6
BAB II
LANDASAN TEORI & KERANGKA TEORI
2.1 Alat Pelindungan Diri (APD)
2.1.1 Definisi
Menurut Permenaker No. 08/VIII/2010, Alat pelindung diri
(APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja.
Berdasarkan pasal 14 ayat c UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, perusahaan wajib menyediakan APD secara
cuma - cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja, apabila kewajiban tersebut tidak dipenuhi merupakan
suatu pelanggaran undang - undang. Berdasarkan pasal 12 huruf b
tenaga kerja diwajibkan memakai APD yang telah disediakan.
Dalam menyediakan APD prioritas pertama perusahaan adalah
melindungi pekerjanya secara keseluruhan. Ketersediaan APD
harus sesuai dengan bahaya yang ada diperusahaan, terbuat dari
material yang tahan terhadap bahaya tersebut, nyaman dipakai
Upaya keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan salah satu
aspek perlindungan tenaga kerja untuk mencapai produktivitas
kerja yang optimal. Pengedalian secara teknologis terhadap potensi
bahaya atau penyakit akibat kerja merupakan pengendalian yang
efektif dalam usaha pencegahan kecelakaan akibat kerja dan
penyakit kerja. Namun Karena berbagai hambatan upaya tersebut
belum dapat dilakukan secara optimal.
Tujuan penggunaan alat pelindung diri adalah tubuh dari
bahaya pekerjaan yang dapat menyebabkan kecelakaan akibat
kerja dan penyakit akibat kerja. Sehingga pengunaan alat
pelindung diri bermanfaat bukan untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri tetapi juga bagi orang di sekelilingnya Alat
pelindung diri (APD) akan memberikan perlindungan yang cukup
bila alat pelindung tersebut dipilih secara tepat dan selalu dipakai
7
oleh pekerja yang bersangkutan. Perusahaan wajib menyediakan
semua alat pelindung diri yang di wajibkan dan pekerja wajib pula
untuk selalu memakainya(4).
8
Gambar 2.1 Safety Helmet
9
telah dianjurkan untuk tidak dipakai, hal ini disebabkan
kemungkinan adanya bahaya dari serat asbes yang
dapat mengakibatkan timbulnya kanker paru-paru
(mesoteliomia) apabila serat-serat asbes rontok
terhirup oleh tenaga kerja. Sebagai gantinya
disediakan sarung tangan dari asbes yang benang-
benangnya telah dilapisi dengan aluminium.
10
kerja yang bekerja dengan menggunakan alat-alat
yang menimbulkan getaran harus memakai sarung
tangan anti getaran. Sarung tangan anti getaran ini di
dalamnya dilapisi dengan spons (banyak lubang-
lubang udara) atau dibuatkan kantong-kantong udara
(dengan menggunakan pipa-pipa karet).
11
dan tanpa topeng samping. Kegunaannya untuk
melindungi mata dari benda-benda melayang seperti
paku, paku keling, serpihan logam atau batu-batuan,
percikan logam dari pekerjaan menempa, percikan benda-
benda keras lainnya yang dihasilkan oleh pekerjaan yang
menggunakan pahat, alat pengebor batu-batuan, alat
pembuat lubang pada beton(8).
12
Gambar 2.3 Kacamata pengaman
13
pada pekerjaan mengelas.
14
4) Bukan gas beracun tetapi seperti C02 yang menurunkan
konsentrasi oksigen di udara. Untuk mencegah masuknya
kotoran-kotoran tersebut, kita dapat menggunakan alat
yang di sebut “masker”. Hal yang perlu di perhatikan
dalam menggunakan masker yaitu:
15
Gambar 2.6 Pelindung Pernafasan
16
2.2 Permanaker No. 08 tahun 20
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI No.8/MEN/VII/2010, alat pelindung diri (APD) atau personal
protective equipment didefinisikan sebagai alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja. Menurut permenaker no.8 tahun 2010 bahwa setiap
pengusaha wajib menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi
pekerja/buruh di tempat kerja. Kewajiban-kewajiban lain yang
berhubungan dengan APD yang harus dipenuhi menurut peraturan
menteri ini antara lain:
17
2.3 Kerangka Teori
18
BAB III
METODE PENELITIAN
OUTPUT
19
Kesesuaian
penggunaan APD
berdasarkan
Permenakertrans
No. 8 Tahun 2010
PROSES
Permenakertrans
No. 8 Tahun 2010
tentang Alat
Pelindung Diri
20
Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian
21
penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung pada
pekerja PT. Krakatau Steel saat bekerja. Pengisian ini checklist
dilakukan ketika observasi.
22
3.6 Pengumpulan Data
1.) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan penyusunan
proposal penelitian, dan penyusunan kuisoner.
2.) Tahap Pelaksanaan Wawancara
Untuk mencari informasi dengan cara memberikan beebrapa
pertanyaan kepada narasumber untuk memperoleh data yang
dibutuhkan.
3.) Tahap Akhir
Lembar checklist pada penelitian ini untuk melihat
penerapan penggunaan APD pada pekerja dan melihat penerapan
APD pada perusahaan berdasarkan Permenakertrans No. 08
Tahun 2010
23
DAFTAR PUSTAKA
1.Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja. Harapan Press. Surakarta.
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-013460152/canangkan-bulan-
k3-menaker-usia-20-25-tahun-terbanyak-alami-kecelakaan-
kerja#:~:text=Kemudian%2C%20sepanjang%20Januari%20hingga
%20September,muda%2020%20sampai%2025%20tahun.
24
Ridley J. Kecelakaan dalam ikhtisar kesehatan dan keselamatan kerja.
Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga;2007. h. 113-20.
25
LAMPIRAN
cutting?
26
4. Apakah kondisi APD diperusahaan
baik dan tepat dan sesuai
pekerjaan dan resiko?
5. APD apa saja yang digunakan di
unit pekerja cutting?
6. Apakah bapa tahu akibat jikat
tidak menggunakan APD di bagian
cutting?
7. Apakah diperusahaan sudah
menerapkan kebijakan dalam
penggunaan APD?
8. Apakah APD yang digunakan
saat bekerja cutting tidak
merepotkan dan tidak mengganggu
pekerja cutting?
9. Apakah bapa tahu pentingnya
untuk selalu menggunakan APD
selama bekerja ?
10. Apakah menurut bapa perusahaan
selalu menyediakan dan mengawasi
penggunaan APD pada pekerja
cutting?
11 Apakah diperusahaan sudah
diterapkan pelatihan penggunaan
APD?
12. Apakah penggunaan APD untuk
pekerja sudah benar dilakukan?
PENERAPAN
27
YA TIDAK
No ITEM PERTANYAAN
1. APD tersedia ditempat kerja
sesuai dengan resiko yang
dihadapi
2. APD tersedia sesuai dengan
kebutuhan kerja
3. APD yang tersedia telah mencakupi
jumlahnya untuk semua pekerja
4. Tersedia tempat penyimpanan APD
yang baik dan benar
5. Jenis APD yang tersedia :
a. Alat pelindung kepala
Pelatihan
28
10. Terdapat sanki terdapat pekerja
yang tidak menggunakan APD
11. Perusahaan memberikan
penghargaan terhadap pekerja
yang taat menggunakan APD
12. APD yang tidak layak (rusak,retak
dan habis masa pakai ) langsung
diganti
13.. Wajib menggunakan APD
dilingkungan tempat kerja sesuai
kebutuhan
14. Ada pegaturan jadwal kerja yang baik
Pengawasan
29
24. APD sesuai dengan standar Nasional
Indonesia (SNI)
Rambu-rambu APD
30
31