Anda di halaman 1dari 5

NAMA: PUTRI SEPTIYANI

NIM :10011381924178

MENATA MASA DEPAN LAYANAN KESEHATAN PRIMER INDONESIA

JUDUL : Transformasi Layanan Kesehtan Primer

NARASUMBER : dr. Maria Endang Sumiwi, MPH

RPJMN pada tahun 2020-2024 memiliki arah kebijakan untuk meningkatkan


pelayanan kesehatan menuju UHC dengan melakukan pengutan dasar (primary health care)
dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan
pemanfaatan teknologi. Terdapat 5 prioritas yang menjadi fokus utama, antara lain:

1. Peningkatan kesehatan ibu, anakm KB, dan kesehtan reproduksi


2. Percepatan perbaikan gizi masyarakat
3. Peningkatan pengendalian penyakit
4. Pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS)
5. Penguatan sistem kesehatan ddan pengawasa obat dan makanan

Pada 5 prioritas yang tersebut terdapat 17 indikator sasaran pokok pembangunan


kesehatan, meliputi: AKI, AKB, AKN (Angka kematian neonatal), presentase imunisasi dasar
lengkap anak usia 12-23 bulan, Prevalensi stunting balita, Prevalensi wasting balita, Insidensi
HIV, Insidensi TB, Eliminasi malaria, presentase merokok penduduk usia 10-18 tahun,
Prevalensi obesitas penduduk usia > 18 tahun, Jumlah kabupatenkota sehat, presentase
fasilitas keseatan FKTP terstandar, presentase RS terakreditasi, presentase puskesmas
standar, presentase puskesmas tanpa dokter, dan presentase puskesmas dengan ketersediaan
obat esensial. Pada transportasi layanan primer hal yang dilakukan pemerintah, antara lain:

1. Penggerakan dan pemberdayaan Germas


2. Pelatihan manajemen puskesmas
3. Pelatihan layanan kesehatan sebelum hamil
4. Pelatihan pelayanan KIA
5. Pelatihan layanan lansia
6. Fasilitas dan pembinaan pelaksaaan kabupatann/kota
7. Penyebaran informasi di media lokal
8. Pembinaan pokjanal dan posyandu di daerah
JUDUL : Kontribusi Kajian Pembangunan untuk Menata Masa Depan
Kesehatan Indonesia serta Peran AIPI dalam membentuk dan
Mempengaruhi Kebijakan Pembangunan Indonesia

NARASUMBER : Satryo Soemantri Brojonegoro

AIPI adalah lembaga mandiri yang bertujuan untuk memberi pendapat, saran, dan
pertimbangan atau mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan serta teknologi
mellaui bukti-bukti ilmiah kepada pemerintah serta masyarakat. Dalam pembentukan
kebijakan perlu dilandasi akan ilmu pengetahuan, data, dan bukti-bukti yang ilmiah.

Evidens-Informed Policy Making adalah metodelogi yang dipilih dalam beberapa


tingkatan hierarki dan kekuatan yang dipakai dalam proses pembuatan kebijakan. Contohnya:
Delivery by women, led by men (a gender and ewuity analysis of the global health and social
workface. Dalam pembuatan kebijakan diharapkan terjadi transisi dimana masyarakat sipil
memiliki oeran dalam pembuatan kebijakan. Karena data dan kolabroasi akademik memiliki
peran penting dalam keterlibatan pembunatan kebijakan. Agenda G20 menjadi momentum
untuk menodorong big data yang terstruktur dan dapat diandalkan untuk mengatkan arah
kebijakan:

1. Arsitektur kesehatan global


2. Transformasi digital
3. Transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan

JUDUL : Peran Strategis Layanan Kesehan Primer dalam Membangun


Sektor Kesehatan dan Refleksi Layanan Kesehatan Primer di
Indonesia dan Pengutannya

NARASUMBER : Prof.Dr.dr.Med.Akmal Taher, Sp.U(K)

Primary health care adalah sistem yang menghandle address kebutuhan kesehtan
individu dan keluarga, ditingkat komunitas dan seluruh aspek masyarakat. primary health
care adalah kontak pertama dalam yankes. Primary health care adalah bagian dari primary
care, namun memiliki elemen-elemen lain yang tidak tercover dalam primary care. Primary
health care meliputi puskesmas, praktik dokter, bidan, dan klinik.

PHC adalah layanan komperhensif yang terdiri dari pon-poin: primary care-fungsi
kesehatan masyarakat, perlibatan komunitas, kolaborasi, dan aksi multipihak. PHC
merupakan menentu dari tercapainya UHC. PHC memerlukan kekutan dari aspek: Kualitas
tenaga dan kader kesehatan, kepiawaian tata kelola dan kepemimpinannya, kualitas
pelayanan faskes, dukungan kebijakan publik, dan kemudahan akses pelayanan kesehatan.

PHC memiliki manfaat:

1. Mampu mencegah penyakit, efektif dan dapat mendukung pemerataan


2. Meningkatkan angka harapan hidup
3. Menurunkan angka kematian anak
4. Mencapai SDG’s
5. Berdampak pada kesehatan mental
6. Menurunkan beban biaya kesehatan
7. Memberikan rasa aman dan keadilan pada kelompok rentan

JUDUL : FORESIGHT UNTUK MENATA MASA DEPAN LAYANAN KESEHATAN

PRIMER

NARASUMBER : Diah S. Saminarsi

METODOLOGI FORESIGHT :

1. Mampu menunjukkan penataan ulang dari kejadian masalalu dan melihat kejadian di
masa yang akan datang
2. Mampu memimpin dalam pembuatan kebijakan yang antisimpatif terhadao perubahan
yang mungkin terjadi
3. Mendorong inovasi kebijakan untuk melakukan percobaan dengan pendekatan
inovatif

Metodologi ini tidak di tunjukkan untuk menebak masa depan tetapi untuk memperluas dan
membingkai ulang perkembangan yang masuk akal,sehingga perlu di pertimbangkan oleh
para pembuat kebijakan.

 Langkah langkah foresight:

Berbasis sains epidemis yang disusun untuk mendapatkan sebuah skenario:

Demand dan dialog terkait layanan kesehatan masih bersifat hospital sentris.

 Beberapa tantangan menurut foresight

1. tantang subtural

- komitmen kepemimpinan

- anggaran yang masih belum mencukupi

- dukungan sumberdaya dan tata kelola yang masih juga kurang dan tidak biasa di tambah
serta keterlibatab masyarakat dengan yg lainnya yg masih minim

Pertanyaan :

1. Di puskesmas dengan nusantara sehat dibingungkan dengan dirjennya (kepala


puskesmas). Di pusat dibekali dengan semangat berapi-api untuk berinovasi di
puskesmas sampai puskesmas seperti dahulu tidak ketemu jalannya. menurut
narasumber, bagaimana kiranya jalan transformasi SDM kesehatannya?
Selama periode, idealnya melakukan forsighting disetiap level di tingkat pusat, sub
nasional, maupun puskesmas. Di tingkat puskesmas, kepala puskemas menunjukkan
nilai perubahan tata kelola dan kepemimpinan lebih (memberi contoh yang baik, dari
etos kerja maupun kecakapan teknis). Hal itu menyebabkan puskesmas dapat
bertransformasi.

2. CBG/BPJS sejak tahun 2016 belum direvisi. Hal ini tidak sesuai dengan realita bahwa
biaya akan berbeda. Bagaimana menurut anda kapan waktu yang tepat untuk merevisi
tarif INA CBGs/ BPJS. dan jika mengacu pada data, Data apa yang mengacu pada hal
tersebut?
Kapitasi, revisi bukan hanya bentuk naik turun tapi dibagikan kepada siapa dan untuk
apa.

3. Bagaimana strategi kementrian kesehatan melibatkan pihak swasta dalam


memberikan layanan primer, apakah ada keuntungannya, dan apakah ada insentif
untuk dokter yang mengabdi puskesmas yg masih minim aksesnya?
Klinik swasta harusnya masuk dalam jejaring BPJS, memberikan insentif untuk
dokter yang bekerja di wilayah terpencil yang besarannya tergantung tingkat
pendidikannya, dan disesuaikan dengan daerahnya

4. Riset tentang primary health care memang dibutuhkan, data puskesmas daerah
ruangnya terbatas akibat regulasi pemerintah daerah yang berdampak pada pelayanan.
bagaimana pemerintah daerah dapat meningkatkan political will dalam mewujudkan
reformasi primary health care?
Pendekatan melalui sistem kesehatan daerah yang didukung oleh pemerintah daerah
dan didukung sistem kesehatan nasional. Dipatok dengan proses dan output dengan
target standar pelayanan minimal.

5. Kesehatan dan pengasuhan perawatan itu adalah kunci tapi bagaimana caranya supaya
integrasi itu dapat terjadi. misalnya pekerja sosial, saat ini dukungan kebijakan dan
anggarannya mssih sangat minim. Apakah low hanging putnya bisa kita usahakan?
PHC merupakan gagasan tentang sistem, bagaimana mekanisme membantu warga
agar sehat dan sejahtera bukan hanya bidang kesehatan aja. Keluarga yang sehat itu
bukan hanya bebas pemyakit tapi punya dukungan untuk merawat anggota yang ada
didalamnya. Kemenkes jika ingin mereformasi bagusnya berkolaborasi dengan
Bumensos

6. Apakah BPJS juga memberikan insentif untuk UKM puskesmas, klinik swasta, dll?
Untuk kegiatan preventif sudah ada walau proporsi kecil. Harus diperhatikan model
pembayarannya, yang dilakukan antara puskesmas 1 dan yang lainnya berbeda.
Payment dan delivery of care yang baik seperti apa. Baru memformulasikan sistem
pembayaran.
Wrap Up / Kesimpulan

Beberapa rumah sakit di amerika sudah menerapkan sosial determinan. pendekatan kesehatan
bisa bekerjasama dengan sosial. bisa diberikan insentif secara merata pada kader. bagaimana
teknologi yg maju di layanan primer. harus diubah mindsetnya mengenai puskesmas pada
masyarakat. bagaimana cara kader dikelola dengan baik. intgerasi polis puskesmas dan non
harus terjadi.

Dari IT, akan dikumpulkan review yang ada dari internal dan eksternal untuk menjadi produk
dari IT. PHC agar berhasil bisa menggerakkan birokrasi di pusat dan daerah serta bagaimana
menggerakan masyarakat.

Menata masa depan, yang fundamental tidak semua masalah bisa diselesaikan hari ini. jika
ada banyak permasalahan yang belum ada jawaban dapat ditargetkan untuk diselesaikan
dengan mengubah cara perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai