Anda di halaman 1dari 2

kerangka konseptual telah dianggap sebagai bentuk konstitusi.

Meskipun demikian ada


perbedaan yang mendasar antara kerangka konseptual dengan konstitusi. Solomon (1986)
mengajukan perbedaan tersebut sebagai berikut :
1.      Konstitusi memiliki kekuatan hukum. Sedangkan kerangka konseptual tidak memiliki
otoritas pelaksanaan.
2.      Konstitusi terdiri dari elemen yang bersifat arbitrer, seperti jangka waktu pemilihan, jumlah
anggota parlemen dan lain-lain. Sedangkan dalam kerangka konseptual tidak ada ruang untuk
sesuatu yang bersifat arbitrer.
3.      Ada perbedaan yang signifikan diantara berbagai negara di dunia dalam merancang
konstitusi. Sedangkan untuk kerangka konseptual mungkin perbedaan tidak begitu material
(hal 115).
Kedua, Miller (1985) mengatakan bahwa ada 8 mitos yang berkaitan dengan kerangka
konseptual, yaitu :
1.      Accounting Principles Board mengalami kegagalan karena badan tersebut tidak memiliki
kerangka konseptual.
2.      FASB tidak akan berhasil kalau tidak memiliki kerangka konseptual.
3.      Kerangka konseptual akan menghasilkan standar yang konsisten.
4.      Kerangka konseptual dapat mengatasi standar yang berlebihan (overload).
5.      Kerangka konseptual FASB hanya mencakup status quo dari praktik akuntansi.
6.      Proyek kerangka konseptual membutuhkan dana yang lebih besar dari yang seharusnya.
7.      FASB akan merevisi standar yang ada, agar konsisten dengan kerangka konseptual.
8.      FASB telah membatalkan kerangka konseptual.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa meskipun kerangka konseptual belum dapat
memecahkan semua masalah, sebenarnya ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari
pendekatan kerangka konseptual dalam menentukan standar akuntansi. FASB
mengidentifikasi 5 manfaat yang diperoleh dari kerangka konseptual. Manfaat tersebut
adalah:
1.      Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2.      Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akintansi apabila standar yang
sekarang ada tidak mengatur isu-isu baru yang muncul.
3.      Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgmen) dalam menyajikan laporan keuangan.
4.      Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternatif metode akuntansi
yang ada.

Kerangka Konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal


terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam
standar akuntansi pemerintahan. Dalam hal terjadi
pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka
ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap kerangka
konseptual. Dalam jangka panjang, konflik demikian
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan
SAP di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai