Hasil Diskusi Kelompok 9 Metodologi Penelitian
Hasil Diskusi Kelompok 9 Metodologi Penelitian
KORELASI”.
NAMA KELOMPOK:
Salah satu kesalahan dalam penelitian korelasi adalah asumsi bukti sebab akibat. Secara
gamblang tentunya peneliti pemula akan membayangkan penelitian korelasi lebih meneliti
pada sebab dan akibat tersebut. Sedangkan dari bahasan saudari tadi, penelitian ini lebih
banyak membicarakan tentang hubungan antara 2 variabel. Jika bukan sebab akibat, maka yg
menjadi pertnyaan saya hubungan variabel yg bagaimanakah yg menjadi perhatian/landasan
kerja penelitian korelasi ini?
Jawab:
Jawab:
● Elseria Afriyanti Togatorop (A1C119071)
Ada variabel di mana peneliti dapat melakukan intervensi dan ada pula variable di mana
peneliti tidak dapat melakukan intervensi. Atas dasar tinjauan ini, variabel dibedakan
menjadi: 1. Variabel dinamis, adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau diintervensi
oleh peneliti, contoh: metoda mengajar, teknik pelatihan, strategi pembiasaan, dst. 2.
Variabel statis, merupakan variabel yang tidak dapat diintervensi atau dimanipulasi oleh
peneliti, contoh : jenis kelamin, umur, status perkawinan, dst. Dimana, Variabel yang
dimanipulasi adalah variabel independen yang merupakan anteseden penyebab. Adapun,
Tujuan manipulasi adalah untuk mempelajari hubungan sebab‐akibat atau hubungan
kausal antara variabel anteseden penyebab dan variabel konsekuensi. Dimana, kita
ketahui adapun tujuan penelitian korelasi ini adalah untuk untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Jawab :
● Desi Anis Satriani (A1C119014)
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam perencanaan penelitian korelasionak dapat
terjadi saat peneliti membuat kesalahan dalam menyusun desain yang akan digunakan
untuk mengumpulkan informasi. Kesalahan ini dapat terjadi pula bila peneliti salah dalam
merumuskan masalah. Kesalahan dalam merumuskan masalah akan menghasilkan
informasi yang tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang diteliti.
Untuk meminimalisit kesalahan ini ialah mengembangkan proposal yang baik dan benar
yang secara jelas menspesifikasikan metode dan nilai tambah penelitian yang akan
dijalankan. Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan
kesalahan dalam proses pengumpulan data di lapangan. Kesalahan ini dapat memperbesar
tingkat kesalahan yang sudah terjadi dikarenakan perencanaan yang tidak matang. Untuk
menghindari hal tersebut data yang dikoleksi harus merupakan representasi dari populasi
yang sedang diteliti dan metode pengumpulan datanya harus dapat menghasilkan data
yang akurat. Cara mengatasi kesalahan ini ialah kehati-hatian dan ketepatan dalam
menjalankan desain penelitian yang sudah dirancang dalam proposal. Kesalahan dalam
melakukan analisis dapat terjadi pada saat peneliti salah dalam memilih cara
menganalisis data. Selanjutnya, kesalahan ini disebabkan pula adanya kesalahan dalam
memilih teknik analisis yang sesuai dengan masalah dan data yang tersedia. Cara
mengatasi masalah ini ialah buatlah justifikasi prosedur analisis yang digunakan untuk
menyimpulkan dan memanipulasi data. Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti
membuat kesalahan dalam menginterprestasikan hasil-hasil penelitian. Kesalahan seperti
ini terjadi pada saat memberikan makna hubungan-hubungan dan angka-angka yang
diidentifikasi dari tahap analisis data. Cara mengatasi kesalahan ini ialah hasil analisis
data diperiksa oleh orang-orang yang benar-benar ahli dan menguasai masalah hasil
penelitian tersebut.
Jawab :
● Desi Anis Satriani (A1C119014)
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian.
Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta
menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat
melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman
arah yang jelas. Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian (menguji hipotesis) dan mengontrol variabel sekunder. Jika
rancangan penelitian tidak sesuai dalam hal penelitian apapun itu, khususnya pada
penelitian korelasional yang kita bahas hari ini maka sebuah penelitian tidak akan
berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan rancangan sebuah penelitian merupakan bagian
dari desain penelitian, dimana menggunakan rancangan korelasional agar dapat
mengetahui seberapa jauh kita melakukan penelitian tersebut. Hal ini dikarenakan sebuah
rancangan korelasional memuat langkah langkah dalam melaksanakan penelitian
korelasional, dimana dimulai dari mendeskripsikan hubungan apa yang ada didalam dua
variabel kemudian Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor
pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Kemudian
dilanjutkan dengan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan
beberapa variabel. Kemudian dilanjutkan dengan Sejumlah besar variabel dikorelasikan
dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang
umum. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan mana dari sejumlah jalur yang
menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan mengukur dua variabel pada
dua titik sekaligus. Sehingga sampai pada penggunaan prosedur matematik yang
kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik. Sehingga jika salah satu tidak
digunakan dan apalagi sampai tidak sesuai dengan rancangan tersebut maka penelitian
korelasional tidak dapat dikatakan berhasil atau berjalan dengan baik.
Jawab:
● Elseria Afriyanti Togatorop (A1C119071)
Peneliti dapat mengetahui pada postest tidak terdapat korelasi antara prestasi belajar dan
kecerdasan spasial-visual dan pada pretest terdapat korelasi yaitu melalui Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes
figural berjumlah 12 soal untuk mengetahui tingkat kecerdasan spasial-visual siswa dan
dan tes kognitif materi bentuk molekul berjumlah 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian
yang sebelumnya telah divalidasi isi dan butir soal. Dimana, hasil analisis korelasi
terdapat korelasi pada pretest, sementara pada posttest tidak terdapat korelasi antara
prestasi belajar dan kecerdasan spasial-visual. Hal ini dimungkinkan disebabkan
pembelajaran yang kurang efektif, karena hanya berlangsung selama 3 (tiga) kali
pertemuan. Selain itu juga dimungkinkan karena bukan hanya kecerdasan spasial-visual
saja yang berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, melainkan terdapat faktor
lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti gaya belajar, faktor psikologis,
bahkan kondisi lingkungan yang tidak mendukung prestasi belajar. Dimana, prestasi
belajar juga dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu (1) faktor internal, seperti psikologis,
gaya belajar, dan kematangan mental, dan (2) faktor eksternal, seperti kondisi sekolah,
kondisi lingkungan, dan kondisi keluarga. Kemudian kemampuan penalaran formal dan
pengetahuan pada materi sebelumnya dapat mempengaruhi prestasi kognitif siswa pada
mata pelajaran kimia.