Anda di halaman 1dari 11

ftdNama Anggota Kelompok : 1) Putri Dinie Kamilah (200210303008)

2) Putri Anggraini (200210303015)


3) Ahmad Ardinata P. (200210303023)
Tugas : Statistik
Dosen Pengampu : Bejo Apriyanto S.Pd.,M.Pd.

PENGARUH PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA

A. Pengertian Tumbuhan/flora
Tumbuhan ialah salah satu makhluk hidup yang ada di jagat raya. Tumbuhan adalah mahkluk
hidup yang bisa menjalani proses fotosintesis karena memiliki daun, batang, dan akar
sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan. Hasil dari
fotosintesis tersebut menjadi Bahan makanan yang bermanfaat bagi semua makhluk hidup
yang membutuhkannya. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat
menghasilkan Oksigen (O2) dan mengubah Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh
manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh mahkluk hidup lain
(Ferdinand, 2009:23). Begitu pentingnya peranan tumbuhan bagi kelangsungan hidup dan
juga bumi ini. Karena tumbuhan merupakan produsen pertama pada rantai makanan, selain
itu juga memiliki peranan penting sebagai penghasil Oksigen (O2) terbesar bagi
kelangsungan hidup mahkluk hidup di bumi serta menangani krisis lingkungan. Oleh karena
itu, mari tingkatkan penghijauan sehingga kita dapat mengurangi dampak pencemaran udara,
dalam hal ini mengurangi Karbondioksida (CO2) atau polutan lainnya, mengurangi dampak
dari efek rumah kaca, dan gangguan iklim.
Indonesia adalah negara kepuluauan dengan luas kurang lebih 9 juta km2 yang
terletak diantara dua samudra dan dua benua dengan jumlah pulau sekitar 17.500 buah yang
panjang garis pantainya sekitar 95.181 km. Kondisi geografis tersebut menyebabkan negara
Indonesia menjadi suatu negara megabiodiversitas walaupun luasnya hanya sekitar 1,3% dari
luas bumi. Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia termasuk bagian dari flora dari
Malesiana yang diperkirakan memiliki sekitar 25% dari spesies tumbuhan berbunga yang ada
di dunia yang menempati urutan negara terbesar ketujuh dengan jumlah spesies mencapai
20.000 spesies, 40%-nya merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia.
Tumbuhan sendiri dibedakan menjadi beberapa golongan yaitu tumbuhan tanaman
hias dan tanaman buah.Tanaman hias merupakan tanaman atau tumbuhan yang gunanya
untuk keindahan atau estetika.Tanaman hias banyak ditanam dirumah untuk pemandangan
baik dan keindahan yang ditanam diluar rumah maupun didalam rumah. Tanaman hias tidak
hanya memberikan unsur keindahan saja namun juga memberikan berbagaimanfaat bagi
kehidupan. Tanaman hias yang sering kita sebut dengan bunga ini juga memberi manfaat
terhadap lingkungan seperti mengurangi pencemaran udara atau polutan lainnya (Sulistyorini,
2009)
Negara Indonesia termasuk negara dengan tingkat keterancaman dan kepunahan
spesies tumbuhan tertinggi di dunia. Saat ini tercatat sekitar 240 spesies tanaman dinyatakan
langka, diantaranya banyak yang merupakan spesies tanaman budidaya. Selain itu, sekitar 36
spesies pohon di Indonesia dinyatakan terancam punah, termasuk kayu ulin di Kalimantan
Selatan, sawo kecik di Jawa Timur, Bali Barat, dan Sumbawa, kayu hitam di Sulawesi, dan
kayu pandak di Jawa serta ada sekitar 58 spesies tumbuhan yang berstatus dilindungi. Istilah
flora diartikan sebagai samua jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah tertentu. Apabila
istilah flora ini dikaitkan dengan life-form (bentuk hidup/habitus) tumbuhan, maka akan
muncul berbagai istilah seperti flora pohon (flora berbentuk pohon), flora semak belukar,
flora rumput, dsb. Apabila istilah flora ini dikaitkan dengan nama tempat, maka akan muncul
istilah-istilah seperti Flora Jawa, Flora Gunung Halimun, dan sebagainya. Sesuai dengan
kondisi lingkungannya, flora di suatu tempat dapat terdiri dari beragam jenis yang masing-
masing dapat terdiri dari beragam variasi gen yang hidup di beberapa tipe habitat (tempat
hidup). Oleh karena itu, muncullah istilah keanekaragaman flora yang mencakup makna
keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik dari jenis, dan keanekaragaman habitat
dimana jenis-jenis flora tersebut tumbuh.
Tumbuhan sangat dipengaruhi oleh fenomena geosfer. Suatu lingkungan (geografi)
atau kawasan sempit tempat tumbuhnya, suatu tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya
habitat dataran tinggi, dataran rendah tebing dan lain-lain. Dalam lingkungan suatu habitat
terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni oleh masyarakat tumbuhan.
Tumbuhan dapat juga dikelompokkan menurut strukturnya atau sifat-sifat fisiknya yang
tampak dari luar, yaitu:
No Tumbuhan menurut struktur dan sifat-sifatnya
1 Bentuk hidup (life form)
2 Ukuran dan stratifikasinya

3 Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang, berpencar, tandus, dan
lain-lain)
4 Fungsi
5 Bentuk dan ukuran daun
6 Tekstur daun

Disamping itu tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan toleransi terhadap suhu,
kemudian air maupun tempat tumbuh atau habitat. Berdasarkan toleransi terhadap suhu maka
tumbuhan dapat digolongkan menjadi:
No Tumbuhan berdasarkan toleransi terhadap suhu
1 Tumbuhan daerah panas (megaterma)

2 Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)

3 Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)

Berdasarkan ketersediaan air, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi


No Tumbuhan berdasarkan ketersediaan air
1 Tumbuhan daerah basah (hidrofit)

2 Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)

3 Tumbuhan daerah kering (xerofit)


Berdasarkan habitat utama, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi:
No Tumbuhan berdasarkan habitat utama
1 Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
2 Tumbuhan dengan habitat udara
3 Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
4 Tumbuhan dengan habitat mikro.

Dan adapun tujuan atau pentingnya dalam mempelajari geografi hewan dan tumbuhan
antara laian dalah sebagai berikut::
1.    Dapat mepelajari tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi
manusia dan hewan (binatang)
2.   Dapat menjaga ekosistem dan lingkungan sesuai dengan ketentuan.
3.  Bahwa persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap persebaran dan migarasi
manusia dan hewan.
4. flora dan fauna selalu berkaitan dengan manusia di satu lapisan bumi

B. Pengertian Hewan
Menurut Anshori (2009) menjelaskan bahwa hewan merupakan kelompok organisme yang
termasuk kedalam kerajaan animalia atau metazoa dari berbagai makhluk hidup di bumi.
Hewan disebut juga dengan margasatwa (satwa) atau fauna. Dalam pengertian sistematika
modern hewan adalah kelompok bersel banyak (multiseluler) dan dikelompokkan kedalam
fungsi yang berbeda (jaringan) yang merupakan masuk kedalam kelompok histozoa. Hewan
bersifat heterotrof. Dalam artian hewan tidak dapat membuat energi sendiri, akan tetapi
hewan memanfaatkan dan mengambil energi dari lingkungan sekitarnya. Hewan dapat
bergerak, merespon rangsangan eksternal, tumbuh dengan ukuran tertentu, membutuhkan
makanan, memiliki bentuk kompleks dan jaringan tubuh lunak. Setiap individu pada hewan
uniseluler dan multiseluler adalah satu kesatuan. Hewan dikelompokan dalam artian semua
bagian bagian tubuh berada dibawah individu secara keseluruhan, baik sebagai bagian dari
sel atau sebagai sel keseluruhan.
Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 menjelaskan bahwa hewan adalah satwa
atau binatang yang sebagian atau seluruh dari siklus hidupnya berada di darat, air, udara baik
yang dipelihara maupun yang di habitatnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa hewan merupakan makhluk
hidup bernyawa yang mampu bergerak atau berpindah tempat dan mampu peka terhadap
rangsangan, namun tidak berakal budi.
C. Faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi persebaran flora dan fauna
Tidak semua wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh mahluk hidup. Berdasarkan penelitian
diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian saja dari muka bumi yang berpotensi sebagai
lingkungan hidup. Hal ini berarti, kehidupan flora dan fauna di suatu wilayah sangat terkait
dengan kondisi lingkungannya. Itulah yang menyebabkan persebaran flora dan fauna secara
tidak merata di permukaan bumi. Keberadaan fenomena biosfer merupakan fungsi dari
kondisi lingkungan di sekitarnya. Karena kondisi iklim dan tanah di permukaan bumi sangat
beragam, maka beragam pula persebaran flora dan fauna. Beberapa faktor lingkungan yang
mempengaruhi keberadaan flora dan fauna di muka bumi antara lain adalah faktor klimatik
(iklim), edafik (tanah), dan biotik (mahluk hidup). Berikut akan dibahas mengenai faktor-
faktor lingkungan yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi.
1) Faktor Iklim
Faktor penentu kondisi iklim di suatu wilayah berkaitan dengan cuaca. Unsur
pembentukan cuaca meliputi durasi penyinaran matahari, angin, kelembapan udara,
temperatur, dan tekanan udara. Kondisi cuaca di suatu daerah menentukan jenis flora
yang dapat tumbuh dengan baik. Jenis flora menjadi peran sebagai produsen dalam
rantai makanan. Dalam artian produsen (tumbuhan) menyediakan makanan bagi
konsumen (makhluk hidup lainnya). Ketersediaan jenis makanan tersebut
menyebabkan persebaran fauna di dunia beragam. Iklim merupakan faktor utama
yang memperngaruhi pola persebaran flora dan fauna. Daerah dengan pola iklim
ekstrem seperti di wilayah kutub selalu tertutup salju dan lapisan es serta di daerah
gurun wilayahnya gersang yang abadi tentu akan menyulitkan bagi kehidupan
organisme. Oleh karena itu, persebaran di wilayah yang memiliki iklim ekstrem ini
akan sangat minim baik jumlah maupun jenis fauna dan floranya. Namun sebaliknya
di daerah yang beriklim tropis wilayahnya optimal untuk kehidupan makhluk hidup.

1. Suhu
Letak garis lintang di bumi terkait erat dengan penerimaan intensitas radiasi
matahari yang berbeda di berbagai wilayah. Wilayah yang terletak di garis lintang
iklim tropis menerima lebih banyak sinar matahari setiap tahun daripada daerah
lain. Perbedaan ini menyebabkan suhu berfluktuasi di berbagai belahan dunia.
Perbedaan suhu juga terjadi dalam arah bertikal. Artinya posisi wilayah relatif
terhadap perbedaan ketinggian atas permukaan laut. Kondisi suhu memang
memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan.
Dikarenakan spesies dari spesies yang berbeda memiliki kebutuhan suhu
lingkungan yang ideal atau optimal sebesar dan batas toleransi yang berbeda.
Sebagai contoh flora dan fauna yang ada di kutub yakni lebih tahan dan toleran
terhadap perbedaan suhu ekstrem antara siang dan malam daripada flora fauna di
wilayah tropis.
Secara umum, daerah yang suhunya tidak terlalu dingin atau terlalu panas
merupakan habitat yang baik dan optimal untuk sebagian besar organisme
termasuk flora fauna dan manusia. Dikarenakan terlalu panas dan terlalu dingin
akan menjadi faktor penghambat untuk makhluk hidup.
2. Kelembaban udara
Faktor iklim lainnya adalah kelembaban yang secara langsung akan
memperngaruhi pola sebaran tumbuhan di bumi. Ada beberapa jenis tumbuhan
yang cocok untuk hidup di daerah gersang. Sedangkan ada jenis tumbuhan yang
hanya dapat bertahan hidup di tanah berkadar air tinggi. Berdasarkan kadar air,
spesies tanaman yang berbeda termasuk dalam kelompok utama yakni ada 4
kelompok :
a. Xerophyta ialah jenis tumbuhan yang tahan terhadap lingkungan kering atau
tingkat kelembabannya rendah. Contohnya yakni kaktus dan rumput gurun.
(Kaktus) (Rumput Gurun)
b. Mesophita ialah spesies tumbuhan yang beradaptasi untuk hidup di lingkungan
lembab. Contohnya anggrek dan jamur.

(Bunga Anggrek) (Jamur)


c. Tumbuhan higroskopis ialah jenis tumbuhan yang beradaptasi untuk hidup di
lingkungan lembab. Contohnya eceng gondok dan bunga teratai.

(Eceng Gondok) (Bunga Teratai)


d. Trophophyta ialah jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan perubahan
musim tahunan. Contohnya yakni pohon jati.

(Pohon Jati)

3. Angin
Angin berperan sebagai alat transportasi, menggerakkan beberapa benih jenis
tumbuhan dan mendukung proses penyerbukan pada tanaman. Angin juga
memiliki kemampuan untuk menyebarkan awan yang mengandung uap air dan
hujan dari satu lokasi ke lokasi lain.
4. Curah hujan
Curah hujan dapat mempengaruhi proses persebaran flora dan fauna. Curah hujan
merupakan tingkat intensitas titik hujan yang turun ke muka bumi. Curah hujan
dapat mempengaruhi proses persebaran flora dan fauna karena terdapat beberapa
jenis flora dan fauna yang bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara.
Contohnya yaitu hutan hujan tropis yang ada dan tumbuh di wilayah yang
memiliki curah hujan diantara 1000-2000 mm. Sedangkan pada kawasan padang
rumput stepa berkembang pada curah hujan 200-1000mm. Perbedaan kondisi
tersebut dapat menyebabkan flora dan fauna yang tinggal dikawasan dengan curah
hujan tertentu berbeda, Karena semua jenis vegetasi dan hewan pasti sudah
mempunyai proporsi kehidupan masing-masing dengan adaptasi melalui
lingkungannya masing-masing.
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Sehingga kebutuhan
air bagi makhluk hidup sangat penting. Dalam siklus air, hujan merupakan sumber
distribusi air di permukaan bumi. pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan
pola distribusi dan kepadatan kehidupan antar wilayah yang biasanya bergantung
pada curah hujan. Daerah dengan curah hujan tinggi umumnya merupakan rumah
bagi berbagai jenis spesies dengan jumlah dan spesies yang jauh lebih banyak
daripada daerah yang relatif kering. Contohnya yakni wilayah tropis yang dilewati
garis khatulistiwa dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara
alami ditutupi oleh hutan hujan tropis yang dihuni oleh spesies flora dan fauna.
2) Faktor Edafik/Tanah
Selain faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran hewan dan tumbuhan, faktor
lingkungan lainnya yang mempengaruhi persebaran mahluk hidup terutama tumbuhan adalah
kondisi tanah atau edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Tingkat kesuburan tanah merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran
tumbuhan. Semakin baik kondisi tanah maka tumbuhan yang berkembang biak juga akan
lebih banyak dan subur. Kondisi dan kandungan mineral yang ada dilapisan tanah juga
memengaruhi pertumbuhan flora yang ada.
Faktor-faktor edafik yang mempengaruhi jenis flora dan fauna antara lain:

 Keasaman tanah

Tingkat keasaman atau pH menentukan kesuburan sebuah tanah. Tanah yang subur memiliki
zat hara yang tinggi. Ciri-ciri tanah yang subur anatara lain ialah yang memiliki ph netral atau
pada rentang 6-8. Jika tanah memiliki ph yang terlalu asam atau basa maka dapat dilakukan
pengapuran atau pemberian sulfur agar tumbuhan lebih mudah dalam menyerap unsur hara.
Dengan tingkat keasaman tanah ini maka akan adanya persebaran flora diberbagai tempat
sesuai karakteristik tanahnya.

 Tekstur tanah
Tekstur tanah yang bagus bagi tumbuhan ialah yang memiliki komposisi tanah lengkap
seperti lempung, pasir, dan debu. Jika tanah terlalu kasar dapat menjadikan tumbuhan yang
tumbuh kurang subur karena kekurangan dari komposisi tanah yang ada. Sebagai contoh
adalah Tanah di gurun terdiri dari pasir yang sangat kering. Tanahnya gersang dan hanya
terdapat beberapa jenis flora dan fauna yang dapat bertahan hidup di gurun. Pachypodium
adalah tanaman khas padang pasir yang berasal dari Benua Afrika. Tanaman ini tumbuh di
tempat kering sehingga ia mampu menyimpan air (tanaman sukulen). Batangnya lunak dan
tidak memiliki kayu, cadangan makanan disimpan di bonggol yang terletak di pangkal
batang. Tanaman ini berfungsi sebagai tanaman hias.

Contoh lainnya yaitu tekstur tanah mempengaruhi sebaran tumbuhan mangrove. Pada hutan
mangrove Teluk Buo memiliki tekstur tanah lempung liat berpasir, lempung berpasir, liat,
pasir berlempung, dan lempung. Sebaran tumbuhan terbanyak ditemukan pada tanah lempung
berpasir karena mangrove cocok terhadap tekstur tanah tersebut.

 Struktur tanah

Struktur tanah adalah bagian dari sifat fisik tanah yang membahas sekelompok partikel tanah
yang mengalami koogulasi karena adanya koloid lempung dan organik. Istilah struktur tanah
digunakan untuk tubuh tanahyang umumnya terikat oleh bidang-bidang/zona lemah secara
berulang-ulang, bukan disebabkan oleh perbedaan komposisi bahan pembentuknya. Satuan
struktur yang terbentuk oleh perkembangan tanah disebut sebagai "ped". Sedangkan
gumpalan atau bongkahan tanah adalah kumpulan dari satuan struktur utama yang
disebabkan adanya faktor fisik yang mempengaruhinya, misalnya hasil dari pengolahan tanah
(pencangkulan dan sebagainya). Bangun struktur tanah berbeda-beda tergantung dari proporsi
lempung dan organik sebagai pengikat yang ada di dalam tanah. Struktur tanah adalah
komposisi material yang membentuk tanah. Porositas adalah tingkat kemampuan tanah untuk
membuat air mengalir diantaranya. Sedangkan permeabilitas adalah besar pori-pori diantara
komposisi tanah. Kedua faktor tersebut memainkan peran penting dalam penyediaan air bagi
tumbuhan.

3) Faktor Topografi

Topografi merupakan faktor geografis yang dapat mempengaruhi persebaran tumbuhan dan
hewan. Tinggi rendahnya suatu tempat akan memiliki suatu karakter tumbuhan dan hewan
yang khas disebabkan oleh keadaan ketersediaan air dan iklim pada lokasi tertentu. Faktor
ketinggian suatu lokasi di permukaan bumi dilihat elevasi diatas permukaan laut, misalnya
memiliki ketinggian 2000 mdpl dapat diartikan bahwa lokasi tersebut memiliki elevasi 2000
m diatas permukaan laut. Perbedaan topografi antar satu tempat dengan tempat lainnya akan
menimbulkan perbedaan dari suhu udara, ketersediaan air, dan kemiringan lereng nya.
Semakin tinggi tempatnya akan memiliki tekanan udara semakin tinggi serta suhu udara akan
semakin rendah. Setiap kenaikan 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 C. Faktor
ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap persebaran tumbuhan dan hewan
dikarenakan setiap lokasi yang memiliki topografi yang berbeda akan menimbulkan vegetasi
yang berbeda pula serta memiliki karakteristik hewan yang tersebar di lokasi tersebut.
Topografi sendiri merupakan faktor lingkungan yang akan membentuk sistem adaptasi pada
tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu pengaruh ketinggian tempat pada jenis dan persebaran
tumbuhan sangatlah signifikan. Contohnya pada daerah yang memiliki suhu udara yang
lembab basah di daerah tropis tanamannya lebih subur daripada daerah yang suhunya panas
dan kering.
Menurut Klasifikasi Kartawinata ada 3 tingkatan klasifikasi yang menjelaskan persebaran
vegetasi di Indonesia yaitu Bioma, Subbioma, dan, Tipe ekosistem. Bioma merupakan suatu
komunitas besar , yang terdiri dari tumbuhan dan hewan yang membentuk satu ekosistem
besar, baik yang masih berkembang atau sudah tidak mengalami perkembangan lagi. Ada
beberapa tipe bioma di Indonesia :
 Hutan Hujan
 Hutan Musim
 Savana
 Padang rumput
Selain itu, dikarenakan bioma merupakan unit yang sangat luas maka akan ada pembagian
atau klasifikasi lagi menjadi subbioma yang didasarkan dari faktor keadaan iklim, contohnya
pada hutan hujan diklasifikasikan menjadi hutan hujan kering dan hutan hujan rawa. Selain
itu akan diklasifikasikan lagi menjadi lebih luas dalam tipe tipe ekosistem berdasarkan faktor
ketinggian tempat, faktor iklim, dan jenis tanah.
Tabel 1. Klasifikasi tipe ekosistem berdasarkan faktor ketinggian tempat (Kartawinata: 1976)

No   Nama  Ketinggian


 1  Hutan Hujan non Diptocarpaceae  <1000
 2  Hutan Diptocarpaceae campuran  <1000
 3  Hutan Agathis campuran  <2500
 4  Hutan Pantai  <5
 5  Belukar  <1000
 6  Hutan Pagaceae  1000-2000
 7  Hutan Casurina  1000-2000
 8  Hutan Pinus  700-1000
 9  Hutan Nothofagus  1000-3000
 10  Hutan Ericaceae 1500-3000
 11  Hutan Araucaria  1500-3000
 12  Hutan Konifer  2400-4000
 13  Semak  4000
 14  Hutan Rawa  <100
 15  Hutan Rawa Gambut  <100
 16  Hutan Rawa Gambut  <1000
 17  Hutan Melaleuca (sekunder)  <100
 18  Hutan Payau (Mangrove)  <5
 19  Hutan musim gugur daun  <800
 20  Hutan musim selalu hijau  <1200
 21  Sabana pohon dan palma  <900
 22  Sabana casurina  1500-2400
 23  Padang rumput tanah rendah  <1000
 24  Rawa rumput dan terna tanah rendah  <100
 25  Padang rumput pegunungan  1500-2400
 26  Padang rumput  1500-2400
 27  Padang rumput alpin  4000-4500 (batas salju)
 28  Komunitas dan lumut kerak  >4500
29 Padang rumput iklim kering >9000

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa setiap bioma mempunyai vegetasi yang berbeda
dipengaruhi oleh topografi kawasan tersebut. Topografi merupakan faktor lingkungan yang
dapat berperan dalam habitat tumbuhan dan hewan. Habitat setiap vegetasi dan hewan sangat
berbeda dikarenakan hewan memiliki struktur fisik yang berbeda menyesuaikan dengan
lingkungannya. Sebagai contoh jenis hewan dan tumbuhan yang hidup di hutan pantai dengan
sabana casurina akan memiliki perbedaan, hal itu erat kaitannya dengan faktor ketinggian
tempat. Tidak banyak hewan yang bisa beradaptasi dengan perubahan habitat yang
signifikan. Ada 3 cara makhluk hidup dalam beradaptasi pada lingkungannya :
 Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologis merupakan sebuah penyesuaian fisik tumbuhan dan hewan
terhadap lingkungannya. Tumbuhan dan hewan mempunyai organ-organ yang
berfungsi nya masing masing. Dalam adaptasi ini yang melakukan penyesuaian
terhadap merupakan fungsi fungsi organ pada makhluk hidup. Contohnya pada
tingkat kepekatan urin ikan laut dan ikan sungai yang memiliki perbedaan fisiografis.
Ikan laut memiliki urin yang cukup pekat sehingga ikan laut harus lebih sering minum
dibandingkan ikan sungai. Contoh lain pada tumbuhan yaitu tumbuhan bangkai yang
dapat mengeluarkan bau yang tidak sedap bertujuan untuk memancing serang sebagai
mangsanya. Bentuk adaptasi ini tidak dapat dianalisis secara langsung dikarenakan
fungsi organ yang beradaptasi berada dalam tubuh mahluk hidup

.
Gambar 1. Sistem eksresi ikan dan 2. Bunga Bangkai
 Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh atau tatanan alat alat tubuh
tertentu dari mahkluk hidup terhadap lingkungannya. Tumbuhan dan hewan pada
lingkungan tertentu akan menunjukkan adaptasi yang berbeda antar kawasan.
Adaptasi ini dapat dianalisis secara langsung karena merupakan bentuk tubuh yang
tampak pada makhluk hidup. Contoh bentuk kaki pada bebek berbeda dengan bentuk
kaki ayam dikarenakan bentuk kaki bebek dapat memudahkan bebek berenang di
danau atau lingkungannya. Contoh lain pada tumbuhan yaitu pada enceng gondok
yang memiliki habitat di air dapat dilihat adaptasi morfologi tumbuhan ini memiliki
angkai daun yang menggembung membentuk rongga-rongga udara yang berisi udara
sehingga membuat enceng gondok mengambang.

N
Gambar 3. Bentuk kaki bebek dan 4. Enceng gondok
 Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan penyesuaian tingkah laku pada makhluk hidup
terhada lingkungannya. Hewan dan tumbuhan dapat menimbulkan tingkah laku
sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungannya. Contohnya pada mamalia laut paus
yang akan sering muncul dan naik ke permukaan air untuk mengambil oksigen unntuk
bernafas.
Gambar 5. Mamalia laut paus
4) Faktor Biotik
Biotik merupakan makhluk hidup yang berada di permukaan bumi meliputi: manusia, hewan,
dan tumbuhan. Faktor biotik yang memiliki pengaruh besar terhadap persebaran hewan dan
tumbuhan di suatu kawasan adalah manusia. Manusia memiliki peran penting dalam
persebaran hewan dan tumbuhan entah dalam konteks pelestarian atau merubah lingkungan
habitat dari tumbuhan dan hewan. Perbuahan habitat dapat kita artikan sebagai perubahan
lingkungan tempat tinggal yang dapat menyebabkan ketidakmampuan, dalam beradaptasi
terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati habitat
tersebut. Hal tersebut sering terjadi disebabkan manusia yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang berasal dari lingkungandan juga terdiri dari hewan dan tumbuhan.
Perubahan pola ekosistem akan sangat berdampak pada mahluk hidup yang tersebar pada
lingkungan tersebut. Sebagai contoh adalah orang utan yang tersebar di hutan Kalimantan
hampir mengalami kepunahan dan mengalami perpindahan ke pemukiman yang disebabkan
oleh kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia.

Gambar 6. Dampak kebakaran hutan terhadap orang utan

Anda mungkin juga menyukai