Anda di halaman 1dari 2

PEREMPUAN DAN ANAK

Indonesia sebagai negara berkembang, negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam di
Asia Tenggara, dan negara yang sangat erat hubungan antara masyarakat dengan adat, terlepas dari
status tersebut, memiliki track record yang cukup baik terhadap kesetaraan antara pria dan wanita.
Dibandingkan dengan negara-negara maju yang menjunjung tinggi HAM, Indonesia termasuk
negara yang pernah memiliki kepala negara wanita, yaitu Presiden ke-5 Indonesia, Ibu Megawati,
sebagai perbandingan, Amerika Serikat dan Prancis belum pernah memiliki pemimpin wanita.
Pahlawan nasional maupun tokoh daerah pun cukup banyak yang berjenis kelamin wanita, seperti
R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Rasuna Said, dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
di Indonesia yang notabenya negara dunia ketiga yang biasanya cenderung sangat patriarki, namun
di Indonesia tokoh-tokoh wanita tetap ada. Keadaan yang cukup baik tersebut bukan berarti
Indonesia memiliki sejarah dan keadaan yang setara antara pria dan wanita, perempuan Indonesia
masih harus berjuang melawan stigma yang ada di masyarakat agar bisa dianggap setara di mata
masyarakat Indonesia. Apalagi norma agama dan sosial yang ada cenderung bersifat patriarki dan
menekan wanita. Menurut The Global Gender Gap Index, sebuah laporan dan ranking negara oleh
World Economic Forum berdasarkan gender equality dalam negara tersebut, menempatkan
Indonesia pada urutan ke-88 dibawah negara-negara seperti India, Rusia, Rwanda dan Zimbabwe.1

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, dan berkembangnya sains teknologi serta
globalisasi mendorong wanita Indonesia untuk berperan lebih dari sekedar urusan rumah tangga
saja. Banyak wanita Indonesia yang masuk kedalam tenaga kerja, bahkan banyak TKW yang
bekerja diluar negeri menjadi pahlawan devisa negara.

Namun dalam hal anak, masyarakat Indonesia yang sangat berakar terhadap norma adat dan
agama, sangat menjunjung tinggi senioritas, orang tua, kakak, sangat dihormati dan orang-orang
yang dituakan sangat dijunjung tinggi. Dalam dunia pendidikan pun, dosen atau guru dianggap
beda derajatnya dengan peserta didik, membuat peserta didik untuk enggan berpendapat,
melakukan diskusi atau aktif dalam pelajaran. Kakak kelas atau senior pun dianggap memiliki
wewenang lebih, menciptakan banyak kasus senioritas di sekolah ataupun kampus.

Peran seorang ibu sangatlah penting didalam keberlangsungan bangsa kita karena seorang ibu
harus berperan sebagai pembentuk karakter bangsa yang harus disosialisasikan dan diajarkan
kepada anaknya yang diman aanak berperan sebagai masa depan bangsa dan penompang bangsa
untuk masa depan yang lebih baik, dan Seorang ibu mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan suatu keluarga, baik peranannya bagi suami maupun anaknya.

1
Didapat dari World Economic Forum Report of data of The Global Gender Index. 2016. Diakses melalui
http://reports.weforum.org/global-gender-gap-report-2016/rankings/ pada November 2016

Anda mungkin juga menyukai