Anda di halaman 1dari 9

PREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN

BERMOTOR AKIBAT PERTUMBUHAN LALULINTAS


J. Dwijoko Ansusanto1
1
Dosen Jurusan Teknik Sipil,Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 44 Yogyakarta, Telp
0274-487711, email: dwiyoko@mail.uajy.ac.id

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor berakibat pada kondisi lalulintas yang


semakin menurun tingkat pelayanannya. Dampak yang ditimbulkan dari jumlah
lalulintas yang meningkat adalah berupa ketidaknyamanan dari pengguna jalan.
Ketidaknyamanan dapat berupa; kecepatan rendah, kemacetan, kesemrawutan, dan
polusi udara berupa gas buang dan polusi suara berupa kebisingan.

Penelitian ini mencari besarnya tingkat kebisingan menggunakan formula CRTN


(Calculation of Road Traffic Noise) dimana faktor-faktor dari lalulintas jalan raya
berpengaruh terhadap besarnya nilai kebisingan. Hasil dari hitungan menggunakan
formulasi kemudian divalidasi menggunakan tingkat kebisingan sesungguhnya hasil
pencatatan alat penghitung tingkat kebisingan. Dengan menggunakan asumsi tingkat
pertumbuhan lalulintas kemudian dihitung pula tingkat kebisingan untuk masa yang
akan datang.

Hasil penelitian menggambarkan kondisi pencemaran suara akibat kebisingan yang


terjadi saat ini, serta kemungkinan yang akan timbul di masa yang akan datang. Dari
hasil ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perencana wilayah di dalam
melakukan sebuah perencanaan pengembangan wilayah untuk jangka waktu yang
panjang.

Kata kunci: kebisingan, formula CRTN

1. PENDAHULUAN
Kebutuhan akan mobilitas saat ini meningkat dengan pesat seiring dengan kenaikan
kebutuhan aktifitas untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat. Hal ini
kemudian mendorong peningkatan jumlah kendaraan bermotor di jalan raya. Di
Daerah Istimewa Yogyakarta pertumbuhan kendaraan bermotor secara rata-rata setiap
tahunnya sekitar 10%, dengan angka tertinggi adalah pertumbuhan jumlah sepeda
motor. Sedangkan dari sisi penyediaan prasarana jalan hanya tumbuh sekitar 1,8% per
tahun, dan ini tidak akan mungkin bertambah terus menerus mengingat luas propinsi
DIY yang terbatas.

Dampak dari pertumbuhan kendaraan bermotor sangat beragam, mulai dampak


terhadap kondisi lalulintas sampai dampak terhadap lingkungan. Dampak terhadap
kondisi lalulintas diatasi dengan melakukan upaya manajemen lalulintas. Namun
upaya ini pun ada keterbatasannya, manakala sudah dicapai batas jenuh maka upaya
yang dilakukan tidak akan dapat mengatasi dampak yang timbul.

E-87
J.Dwijoko Ansusanto

Dari sisi lingkungan juga akan sedikit mendapat manfaat dari upaya manajemen
lalulintas meskipun nilainya tidak sangat berarti. Yang biasanya dilakukan adalah
dengan upaya regulasi maupun membangun prasarana fisik tertentu. Upaya regulasi
untuk mengatur batas batas emisi yang diperbolehkan dari kendaraan bermotor
sebagai salah satu contoh. Dengan demikian maka dapat dikurangi polusi gas buang
kendaraan bermotor. Jika upaya ini dilakukan secara simultan dengan manajemen
lalulintas maka diharapkan dapat mengurangi polusi gas buang. Upaya lain adalah
dengan penanaman pohon yang berfungsi sebagai penyerap polusi sekaligus sebagai
peneduh jalan. Membangun prasarana fisik tertentu misalnya pelindung (barrier)
dimaksudkan untuk meredam suara yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor.

Pertumbuhan kendaraan bermotor memang tidak dapat dicegah, namun sebenarnya


dapat dikurangi jika terdapat alternatif angkutan umum yang memadai. Jika angkutan
umum dapat disediakan, oleh pemerintah maupun swasta, dengan kualitas yang
memadai, masyarakat akan mempertimbangkan untuk beralih menggunakan angkutan
umum ini. Kalau hal ini terjadi maka pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor akan
dapat dikendalikan. Dengan demikian dampak yang tidak menguntungkan juga dapat
dikurangi.

Tulisan ini akan membahas mengenai prediksi dampak kebisingan kendaraan


bermotor pada masa yang akan datang akibat tumbuhnya jumlah kendaraan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat kebisingan antara lain adalah : suara mesin, suara
knalpot, volume lalulintas, kecepatan lalulintas, geometrik jalan, jenis permukaan
jalan, jarak sumber bunyi. Dengan mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan maka
dapat dilakukan upaya mereduksi dampak tersebut sehingga tercipta lingkungan yang
nyaman.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Bunyi dan Kebisingan
Suara adalah apa yang kita dengan, sedangkan kebisingan didefinisikan sebagai “suara
yang tidak dikehendaki”. Perbedaan dari suara dan kebisingan tergantung dari siapa
yang mendengar dan situasinya. Sebagai contoh suara musik rock bagi penggemarnya
adalah bunyi yang dapat dinikmati sedangkan bagi yang lain bisa saja menjadi suatu
bunyi yang terlalu keras yang menimbulkan rasa sakit di telinga.

Suara diproduksi oleh getaran suatu benda yang masuk ke dalam organ pendengaran
melalui gelombang yang merambat melalui udara. Sebagai gambaran sebuah
genderang ditabuh akan menghasilkan getaran yang menekan udara sehingga
menghasilkan gelombang suara.

Gambar 1 : Proses Produksi Gelombang Suara

E-88
Prediksi Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Akibat Pertumbuhan Lalulintas

Tiga elemen dari suara adalah : volume (keras atau lemahnya suara), “pitch” (tinggi
atau rendahnya frekuensi suara), “tone” (warna suara). Grafik di bawah ini adalah
grafik kontur “kekerasan bunyi” yang menggambarkan hubungan antara tingkat
tekanan dan frekuensi bunyi.

Gambar 2: Kontur Tekanan Bunyi dan Frekuensi

Jangkauan frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah berkisar
antara 20 sampai 20.000 Hz. Dari grafik di atas disimpulkan bahwa kekerasan bunyi
dapat diukur berdasarkan dua jenis ukuran yaitu tingkat tekanan atau berdasarkan
frekuensi suara. Suara dengan frekuensi rendah maupun tinggi sulit untuk didengar.

Akibat yang ditimbulkan oleh kebisingan dapat berupa gangguan fisik maupun
gangguan psikologis. Gangguan fisik yang dapat ditimbulkan antara lain naiknya
tekanan darah, sakit kepala, berdengung, dan yang paling parah adalah hilangnya
pendengaran, Sedangkan gangguan psikologis dapat berupa hilangnya konsentrasi,
sulit tidur, stres dan sebagainya.

Kebisingan Akibat Kendaraan Bermotor


Metode perhitungan tingkat kebisingan di jalan raya dari formula CRTN dapat
dijelaskan dengan melalui formula di bawah ini.

Basic Noise Level :


L 10 18 h = 29,1+ 10 Log Q dBA
L 10 = 42,2 + 10 Log Q dBA
Tingkat kebisingan dasar ini dihitung dengan asumsi arus lalulintas normal dalam arti
tidak ada kendaraan berat yang melintas. Kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas
adalah 75 km/jam. Disurvai selama 18 jam. Dari rumus menghitung kebisingan dasar
tersebut yang berpengaruh hanya jumlah kendaraan yang melintas (Q) dalam
kendaraan per jam.

E-89
J.Dwijoko Ansusanto

Koreksi-koreksi yang dilakukan terhadap tingkat kebisingan dasar ada 6 jenis koreksi:
1. koreksi terhadap kecepatan rata-rata dan kendaraan berat
2. koreksi terhadap gradien jalan
3. koreksi terhadap permukaan perkerasan
4. koreksi terhadap kondisi antara sumber bunyi dengan penerima
5. koreksi terhadap bangunan
6. koreksi terhadap sudut pandangan
Koreksi terhadap kecepatan rata-rata dan prosentase kendaraan berat dalam arus
lalulintas yang melintas:
C1 = 33 Log (V+40+500/V) + 10 Log (1+ 5P/V) – 68,8 dBA
Dengan V adalah kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam) dan P adalah prosen
kendaraan berat (%).
Koreksi terhadap gradien atau kelandaian jalan:
C2 = 0,2 G dBA
Dengan G adalah prosentase gradien (kelandaian jalan) dalam %.
Koreksi terhadap tekstur permukaan perkerasan dipengaruhi oleh prosen kendaraan
berat yang melintas:
C3 = 4 - 0,03 P dBA
Koreksi terhadap kondisi antara sumber bunyi dengan penerima dipengaruhi oleh
material yang digunakan sebagai halaman yang terletak antara jalan dan bangunan.
Dibedakan menjadi 2 jenis yaitu halaman yang diperkeras dan yang tidak diperkeras.
Untuk yang lebih dari 50% diperkeras dan tidak menyerap bunyi koreksi dihitung
dengan rumus :
C4 = - 10 Log (d’/13,5) dBA
Dimana d’ adalah panjang garis pandangan dari sumber bunyi ke penerima (m).
Sedangkan untuk halaman yang lebih dari 50% merupakan penyerap bunyi alami
dibedakan menurut ketinggian titik penerima dari muka tanah. Untuk ketinggian lebih
dari 1 meter namun kurang dari (d+ 3,5)/3 dimana d adalah jarak sumber bunyi ke
penerima sejajar dengan tanah (m) koreksi kebisingan dihitung dengan rumus :
C4 = - 10 Log (d’/13,5) + 5,2 Log {3h/(d+3,25)} dBA
d’ = Panjang garis pandangan dari sumber bunyi ke penerima (m)
d = Jarak sumber bunyi ke penerima sejajar dengan tanah (m)
h = ketinggian titik penerima dari muka tanah (m)

Sedangkan untuk ketinggian h > { (d+ 3,5)/3 } koreksi tingkat kebisingan dihitung
dengan rumus :
C4 = - 10 Log (d’/13,5) dBA

Koreksi berikutnya adalah koreksi terhadap bangunan, dimana jika penerima berada 1
m di depan dinding bangunan maka kebisingan dikoreksi dengan + 2,5 dBA.
Sedangkan terhadap pantulan suara dari gedung seberang jalan (Z) jika nilainya
kurang dari 0,5 maka kebisingan dikoreksi dengan + 1 dBA, sedangkan untuk
mendapatkan Z = R/ (R+b), dimana :
R = Ruang terbuka rata-rata antar gedung (m)
B = Panjang muka bangunan rata-rata (m)

E-90
Prediksi Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Akibat Pertumbuhan Lalulintas

Koreksi terakhir adalah koreksi terhadap sudut pandangan. Terhadap sudut pandangan
yang dihitung dengan rumus :
C 6 = 10 Log ( Φ /180) dBA
Dimana Φ = Sudut pandangan dalam (o)
Keterangan untuk rumus-rumus tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Q = Jumlah kendaraan yang melintasi pengamat (kend/jam)
V = Kecepatan Rata-rata (km/jam)
P = Prosentase kendaraan berat (%)
G = Prosentase gradien (%)
d’ = Panjang garis pandangan dari sumber bunyi ke penerima (m)
d = Jarak sumber bunyi ke penerima sejajar dengan tanah (m)
h = ketinggian titik penerima dari muka tanah (m)
R = Ruang terbuka rata-rata antar gedung (m)
B = Panjang muka bangunan rata-rata (m)
Φ = Sudut pandangan (o)

3. HASIL PENELITIAN
Data Lalulintas
Dari survai pencacahan kendaraan yang dilakukan oleh tim survai dengan waktu
survai 2,5 jam di Jl. Adisucipto Yogyakarta diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Survai Volume Lalulintas


Volume Lalulintas Total Kend.Berat
Arah
I II III IV (Kend) %
Ke Timur 398 1,345 6,727 474 8,944 4,45
Ke Barat 497 1,852 10,130 1,135 13,614 3,65
TOTAL 895 3,197 16,857 1,609 22,558 3,97
Sumber : Hasil Survai

S.Gajah Wong
Ambarukmo
Museum U Plasa
Afandi Lokasi Survai

Jl.Adisucipto Ke Timur
Ke Barat

Gambar 3. Lokasi Penelitian

E-91
J.Dwijoko Ansusanto

Dari hasil survai volume lalulintas tersebut kemudian dilakukan konversi ke dalam
satuan mobil penumpang (smp) dengan angka ekuivalen masing-masing jenis
kendaraan sebagai berikut :

Tabel 2. Angka Ekuivalen (smp)


Gol. Jenis Kendaraan e(smp)
I Kend.Besar Solar 1.5
II Kend.Besar Bensin 1
III Sp.Motor 4 Tak 0.5
IV Sp.Motor 2 Tak 0.5
Sehingga volume lalulintas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang adalah seperti
terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Volume Lalulintas dalam smp


Vol kend. Masing-masing Jenis Total PER JAM
Arah
I II III IV (smp) (Tot/2,5)
Ke Timur 597 1,345 3,364 237 5,543 2,217
Ke Barat 746 1,852 5,065 568 8,230 3,292
TOTAL 1,343 3,197 8,429 805 13,773 5,509
Sumber : Hasil Survai (diolah)

Skenario Prediksi Lalulintas


Untuk dapat melakukan prediksi tingkat kebisingan masa yang akan datang dilakukan
simulasi dengan beberapa skenario. Skenario pertumbuhan lalulintas, dilakukan
perkiraan angka pertumbuhan dari 5% sampai 25% naik bertahap sebesar 5%.
Kemudian skenario kedua adalah penurunan kecepatan lalulintas. Dalam kondisi
lalulintas yang semakin bertambah tentunya akan diikuti dengan penurunan kecepatan
lalulintas pada ruas jalan yang sama, kecuali jika dilakukan perubahan geometri jalan
atau upaya manajemen lalulintas yang lain. Hubungan antara arus lalulintas dengan
kecepatan dapat ditentukan melalui penelitian tersendiri. Pada tulisan ini skenario
penurunan kecepatan yang diambil juga bertahap, kecepatan existing adalah 40
km/jam, kemudian turun bertahap sebesar 5 km/jam sampai keceatan paling rendah
diambil sebesar 5 km/jam.

Hasil Perhitungan Tingkat Kebisingan


Menggunakan formula yang telah ditulis di depan kemudian dicari tingkat kebisingan
dengan data hasil survai. Diperoleh tingkat kebisingan saat ini seperti ditunjukkan
dalam tabel 4. Hitungan ini adalah untuk satu sisi jalan yaitu sisi Utara (Gambar 3)
arah lalulintas dari Barat ke Timur.

E-92
Prediksi Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Akibat Pertumbuhan Lalulintas

Tabel 4. Perhitungan Tingkat Kebisingan Arah Lalulintas ke Timur


Uraian Perhitungan dBA Keterangan
Q=Volume
Basic Lalulintas
Noise Q= 2,217 L 10 = 75.66 (smp/jam)
P=Persen Kend
1. Kecepatan& V P Berat (%)
kend Berat V=Kecepatan
Koreksi- 40 4.45 -2.00 (km/jam)
koreksi 2. Gradien % Grad
0 0.00 0.00
3. Tekstur Δ TD
Permukaan pervious road -3.50 -3.50
4. Antara >50% tidak menyerap
Sumber - Bunyi
Penerima d' 6.65 3.07
5. Penutup Trotoir dari paving dan
Tanah beton 0.00 0.00
TOTAL L10 = 73.23 dBA
Sumber : Hasil Analisis

Simulasi Perhitungan Tingkat Kebisingan


Dari hasil perhitungan tingkat kebisingan saat ini sebesar 72,23 dbA kemudian
dilakukan simulasi menggunakan skenario prediksi pertumbuhan lalulinas yaitu
kenaikan sebesar 5 % secara bertahap. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Simulasi Perhitungan Tingkat Kebisingan (dalam dA)

Pertumbuhan Kecepatan Arus Lalulintas (km/jam)


Lalulintas 40 35 30 25 20 15 10 5
Existing 73,24 72,95 72,79 72,87 73,35 74,61 77,93 85,54
5% 73,45 73,16 73,00 73,08 73,56 74,82 78,13 85,73
10 % 73,65 73,36 73,21 73,28 73,77 75,02 78,31 85,91
15 % 73,84 73,55 73,40 73,48 73,96 75,21 78,49 86,09
20 % 74,03 73,74 73,58 73,66 74,14 75,40 77,93 85,54
25 % 74,21 73,91 73,76 73,84 74,32 75,57 78,13 85,73
Sumber : Hasil Analisis

Terlihat bahwa untuk semua kondisi arus lalulintas yang menurun kecepatannya dari
40 km/jam menuju 20 km/jam maka tingkat kebisingan juga akan menurun. Namun
jika kecepatannya menurun lagi dari 20 km/jam sampai 5 km/jam akan terjadi
kenaikan tingkat kebisingan.
Jika hitungan ini juga dilakukan untuk sisi ruas jalan yang lain hasilnya akan
mengikuti pola yang sama. Namun untuk menghitung kontribusi sisi ruas jalan yang
laindianggap sebagai segmen. Masing-masing arah merupakan segmen tersendiri dan

E-93
J.Dwijoko Ansusanto

dihitung sendiri-sendiri, kemudian dihitung penggabungan semua segmen dengan


formula ini :

Gambar grafik di bawah ini menunjukkan hasil simulasi penurunan kecepatan


lalulintas terhadap dampak tingkat kebisingan untuk satu segmen yaitu sisi Utara.
Masing-masing garis menunjukkan berbagai variasi dari skenario pertumbuhan
lalulintas.

86,00

84,00

82,00

80,00
dB A

78,00

76,00

74,00

72,00

70,00
40 35 30 25 20 15 10 5
Kecepatan Lalulintas

Gambar 4 : Grafik Hubungan Antara Kecepatan Arus Lalulintas dengan


Tingkat Kebisingan

4. KESIMPULAN
Penurunan kecepatan lalulintas sampai dengan 20 km/jam akan menurunkan pula
tingkat kebisingan pada ruas jalan raya. Jika lebih rendah lagi dari 20 km/jam tingkat
kebisingan akan naik. Jika kecepatan lalulintas tinggi mka putaran mesin juga tinggi,
gesekan kendaraan dengan jalan raya juga semakin besar maka kebisingan yang
dihasilkan juga tinggi. Namun sebalinya jika kecepatan lalulintas sudah terlalu rendah
bahkan mungkin terjadi kemacetan maka yang terjadi adalah suara kendaraan akan
mengumpul dan tidak dapat cepat hilang, akibatnya juga sama akan terjadi kebisingan
yang tinggi. Pertumbuhan kendaraan yang membebani jalan raya akan berdampak
pula terhadap tingkat kebisingan.

5. SARAN
Penelitian ini belum memasukkan hubungan antara kapasitas ruas jalan, kepadatan
dan kecepatan. Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan analisis tersebut
sehingga hasil yang didapatkan akan sangat mendekati kondisi sebenarnya di
lapangan.

E-94
Prediksi Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Akibat Pertumbuhan Lalulintas

6. DAFTAR PUSTAKA
1. ___________ (2006) Noise Basics
http://www.ccohs.ca/oshanswers/phys_agents/noise_basic.html(diakses17-2-2006)
2. ___________ (2006) The Prediction of Noise from Road Traffic
http://www.staff.brad.ac.uk/kvhorosh/CV6505M/Lecture_06.PDF (diakses 17-2-2006)
3. Ansusanto, J.D. (2001) Pemodelan Bangkitan Transportasi Berbasis Rumah Tangga,
Laporan Penelitian, DIKTI
4. Ansusanto, J.D., dan Yulianti LI (2006) Tingkat Kebisingan Akibat Kendaraan Bermotor
Pada Ruas Jalan. Simposium FSTPT IX, Unibraw Malang
5. Lord Richard (2006) Technical Guides - Calculation of Road Traffic Noise 1988
http://www.npl.co.uk/acoustics/techguides/crtn/ (diakses 17-2-2006)
6. Mediastika, Ch. (2005) Akustika Bangunan, Penerbit Erlangga
7. Murwono, J. (1997) Perencanaan Lingkungan Transportasi, diktat kuliah MSTT
8. Ortuzar, J.D. dan Wilumsen, L.G. (1994) Modelling Transport, John Willey and Sons
Ltd, England
9. Papacostas, C.S. dan Prevedouros, P.D. (1993) Transportation Engineering Planning,
Honolulu, Hawaii.
10. Sinha, C. Kumares dan Labi Samuel (2007) Transportation Decision Making, John
Willey & Sons, Inc. New Jersey
11. Tamin, OZ. (1997) Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB Bandung

E-95

Anda mungkin juga menyukai