Anda di halaman 1dari 3

MATERI KULIAH KE 4 INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial berarti adanya hubungan dua orang atau lebih yang perilaku atau
tindakannya dimengerti dan ditanggapi oleh yang lain. Interaksi sosial dimaksud interaksi
dalam tempat berbeda atau dilakukan bersama dalam tempat berebda. Dengan kemajuan
teknologi yang semakin canggih, kita bisa tukar pendapat, diskusi, atau memberi informasi
kepada teman kita melalui telepon, telepon seluler, email, atau media lain di internet. Anda di
Jakarta dan rekan Anda mungkin di kota bahkan negara lain Bandung, Surabaya, Amerika
atau di Eropa. Intinya, menurut kalangan fungsionalis, tindakan Anda yang sendiri itu tetap
berakar pada struktur interaksi yang ada di masyarakat (Nurdin & Abrori, 2019).
Pengertian lain interaksi sosial adalah tindakan, kegiatan, atau praktik dari dua orang
atau lebih yang masing-masing mempunyai orientasi dan tujuan. Interaksi sosial adanya
tindakan yang saling diketahui dan saling mengerti. Jarak bukan suatu hambatan, melainkan
masalah saling mengetahui atau memahami atau tidak. Menulis dan mengirim surat pada
teman merupakan interaksi sosial. Tetapi, mengintai orang lain dari suatu tempat dari jarak
tertentu meskipun dekat bukan interaksi sosial, bila yang diintai tidak mengetahui atau
menyadarinya. Tindakan antara si pemerkosa terhadap korban bukanlah interaksi sosial, jika
si korban hanya diperlakukan sebagai objek fisik. Juga, tidak termasuk interaksi sosial antara
tahanan dan penjaga penjara, penyiksa dan yang disiksa, pemegang senjata, dan pasukan
musuh. Jika orang yang memperlakukan orang lain sebagai objek, benda, atau binatang, atau
menganggap orang lain sebagai mesin, maka tidak dapat disebut interaksi sosial
(Soyomukti, 2010).
Pendapat lain (Siti Rahma Harahap, 2020) interaksi sosial adalah hubungan antara
individu dengan individu, individu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya,
jadi ada hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Dalam
interaksi sosial ada kemungkinan individu menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya.
Pengertian penyesuaian dalam arti luas, yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan
keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sekitrnya sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan.
2. Proses dan Syarat Terjadi Interaksi Sosial
Menurut Adham Nasution proses interaksi sosial adalah kelompok-kelompok dan
individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah
bentuk-bentuk yang dapat dilihat kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan
mengadakan hubungan satu sama lain. Ditegaskan lagi, bahwa interaksi sosial adalah
rangkaian sikap atau tindakan manusia yang merupakan aksi dan reaksi. Abu Ahmadi
mengemukakan bahwa proses interaksi sosial adalah aksi dan reaksi yang dapat diamati
apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan konsep
interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal di dalam usaha
mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk
mencapai tujuannya bersama. Selanjutnya, Oucek dan Warren berpendapat proses interaksi
sosial adalah suatu tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak
bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, kelompok
dipengaruhi tingkah laku respon pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi
tingkah laku orang lain. Gillin dan Gillin berpendapat proses interaksi sosial adalah cara
berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok saling bertemu dan
menentukan bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Rahma
menyimpulkan proses interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu
yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang, terdapat hubungan yang saling
timbal balik. Hubungan dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok lainnya. Dalam proses interaksi sosial ada
kemungkinan individu menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Penyesuaian dalam
arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya, atau
sebaliknya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan (Siti Rahma
Harahap, 2020).
Interaksi sosial terjadi karena ada komunikasi. Komunikasi tidak harus bertemu
secara langsung, komunikasi dapat dilakukan melalui perantara misalnya media elektronik
seperti handphone atau tulisan, misalnya melalui surat. Interaksi sosial sangat mengikuti
kemajuan zaman, khususnya pada kemajuan teknologi dan komunikasi. Adanya hal tersebut
dapat memudahkan pekerjaan. Interaksi sosial selalu terjadi dilakukan oleh setiap orang,
dilakukan dengan sesama individu, sesama kelompok bahkan juga antara individu dengan
kelompok (Megandini et al., 2020).
Menurut Soekanto syarat terjadi interaksi sosial adalah, adanya kontak sosial dan
adanya kontak sosial. Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum artinya bersama-
sama dan tango artinya menyentuh. Artinya secara harafiah bersama-sama menyentuh. Secara
fisik kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Dalam interaksi sosial tidak perlu
menyentuh fisik karena hubungan dapat terjadi tanpa hubungan secara fisik atau tanpa
sentuhan fisik. Perkembangan teknologi orang dapat berhubungan melalui telepon, surat,
email dan sebagainya tanpa sentuhan fisik. Badaniah tidak dapat dijadikan syarat terjadi
interaksi sosial. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk:
1. Antara orang-perorangan. Kontak sosial ini, biala anak-anak mempelajari kebiasaan
dalam keluarga. Proses demikian terjadi melalui yang disebut sosialisasi, yaitu suatu
proses, anggota kelompok mempelajari norma-norma atau nilai-nilai dalam
masyarakat.
2. Antara perorangan dengan kelompok manusia atau sebaliknya. Kontak sosial ini bila
seseorang merasakan tindak tanduknya berlawan dengan norma-norma masyarakat.
Anatara suatu kelompok manusia dengan kelompok lainnya. Misalnya antara dua perusahaan
membuat kontrak untuk membangun jalan raya secara bersama (Soerjono Soekanto, 2009)

Anda mungkin juga menyukai