Anda di halaman 1dari 21

PEMETAAN PARTISIPATIF DI DESA DONOTIRTO KECAMATAN

KRETEK KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan


Sarjana Terapan di Bidang Pertanahan
Pada Program Studi Diploma IV Pertanahan

Oleh :
ROBBY DWI PUTRA
NIM. 12212668

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
YOGYAKARTA
2016

i
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN DRAFT SKRIPSI ……………………… iii
MOTTO ………………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xii
INTISARI ………...…………………………………………………….. xiii
ABSTRACT …………………………………………………………….. xiv

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ……………………………………….... 7
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ............................. 8
E. Keaslian Penelitian (Novelty) .................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 13


A. Kerangka Teoritik ..................................................................... 13
1. Peta ……………………...................................................... 13
2. Kartografi ............................................................................ 15
3. Pemetaan ............................................................................ 16
4. ArcGis ……………………………………………………. 18
5. Partisipatif ............................................................................ 19
6. Pemetaan partisipatif ........................................................... 20
7. Pemberdayaan Masyarakat .................................................. 24
8. Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah ................................................................................... 26
B. Kerangka Konseptual ................................................................ 27
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................ 31

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 32

viii
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 32
B. Lokasi Penelitian ..................................................................... 32
C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 33
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 36
F. Jadwal Penelitian …………………………………………….. 38

BAB IV. GAMBARAN UMUM DESA DONOTIRTO …………………. 39


A. Kondisi Fisik ………………………………………………….. 39
B. Infrastruktur dan Sarana Prasarana…………………………….. 40
C. Kelembagaan Desa …………………………………………..... 41
D. Kondisi Sosial Ekonomi …………………………………….. 43
E. Sumber Daya Manusia ……………………………………….. 44

BAB V. PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DI DESA


DONOTIRTO …………………………………………………... 47
A. Pelaku dan Pihak ……………………………………………… 47
B. Proses Penyelenggaraan Pemetaan partisipatif
di Desa Donotirto …………………………………….………. 48
C. Hambatan dalam Penyelenggaraan Pemetaan partisipatif
di Desa Donotirto …………………………………………….. 68

BAB VI. MANFAAT PENYELENGGARAAN PEMETAAN


PARTISIPATIF DALAM RANGKA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ……………………… 71
A. Penggunaan dan Pemanfaatan Hasil Pemetaan partisipatif …. 71
B. Pemetaan partisipatif dalam Mendukung Pendaftaran Tanah .. 73
C. Potensi Pemetaan partisipatif PPPM-STPN ………………… 75

BAB VII. PENUTUP …………………………………………………… 77


A. Kesimpulan ………………………………………………… 77
B. Saran ……………………………………………………….. 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79

ix
PARTICIPATIVE MAPPING IN DONOTIRTO VILLAGE SUB
DISTRICT OF KRETEK DISTRICT OF BANTUL PROVINCE OF
SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA
By:
Robby Dwi Putra

ABSTRACT

Participative mapping in Village of Donotirto Sub District of Kretek


District of Bantul Province of Special Region of Yogyakarta is performed on
initiative of PPM-STPN with community. This research’s objectives are to learn
the implementation of participative mapping and to learn what benefits can be
earned from implementation of participative mapping related to the low of
community contribution and limited infrastructures as well as lack of human
resources in Donotirto Village in regard of area mapping in Donotirto Village
Kretek Sub District District of Bantul Province of Special Region of Yogyakarta.
Research method used was qualitative method with descriptive approach.
Analysis technic used was by preparing proportional statements logically to
answer the research questions. First problem analysis was conducted by drafting
statements to describe stages of participative mapping implementation, who the
executors are, and what technic used in participative mapping in Donotirto
village. Second problem analysis was conducted by drafting statements to
describe benefit obtained from the implementation of participative mapping in
Donotirto village.
Based on research result can be discovered that 1) Implementation of
participative mapping in Donotirto Village was an activities conducted in context
of development of land database at village level. Participative mapping in
Donotirto village was performed by 15 Young Organization members of Busuran
sub village; 2) Result of the participative mapping in Donotirto Village was put
forth on participative mapping field data forms; 3) Result of participative mapping
was in form of P4T map, the input data was derived from data existing in
participative mapping field data forms; 4) Method/Technic used in the mapping
was digital mapping. Result of map analysis suggested that majority of land in
Donotirto village was occupied by the owner himself. The land utilization has
been conformed to the use, namely dominated for residencies.
Based on research activities that have been conducted then this research is
useful for Ministry of Agrarian and Spatial/National Land Agency specifically
Land Office that is the availability of a land that can be used as basic data of
mapping and optimization of participative spatial structuring implementation.
Through participative mapping availability of basic data of land subject and object
can be fulfilled.

Key Words: Mapping, Participative, P4T

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinamika pemanfaatan ruang yang terjadi pada saat ini

berlangsung begitu cepat, sehingga dalam pengendalian pemanfaatannya

membutuhkan sistem pengelolaan ruang yang tepat dan akurat. Di wilayah

perkotaan misalnya, dinamika pembangunan meningkat secara drastis.

Fenomena ini seiring dengan tingkat urbanisasi yang semakin lama

menunjukkan angka peningkatan yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan

karena faktor wilayah perkotaan yang menjanjikan perubahan tingkat

ekonomi masyarakat ke arah yang lebih baik.

Kota Yogyakarta dalam dasa warsa terakhir ini menghadapi

permasalahan yang dilematis dengan maraknya pembangunan hotel

berbintang dan pusat perbelanjaan di seluruh penjuru kota Yogyakarta. Di

satu sisi fenomena tersebut telah mendorong pertumbuhan investasi

daerah, namun di sisi lain dinilai telah menggerus indeks kenyamanan

hidup masyarakat kota Yogyakarta. Konflik tersebut bahkan berujung

pada kekhawatiran hilangnya keistimewaan Yogyakarta. Pasalnya

pembangunan kota tidak lagi berlandaskan pada acuan sejarah dan budaya,

namun dari sisi ekonomi semata.

Pemenuhan kebutuhan akan lahan dan infrastruktur menjadi hal

yang sangat penting untuk diperhatikan, karena dampak dari pertumbuhan

1
investasi daerah ini dirasakan langsung oleh daerah-daerah yang

berbatasan dengan Kota Yogyakarta, diantaranya;

1. Terjadinya konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian

sebagai dampak dari pemenuhan kebutuhan lahan untuk tempat

tinggal.

2. Penghunian kawasan bantaran sungai, yang seharusnya menjadi

kawasan penyangga yang mengakibatkan penurunan kualitas

daerah aliran sungai yang ada.

Kondisi ini mengakibatkan dampak yang tidak sederhana bagi

masyarakat disekitar Kota Yogyakarta. Salah satu contoh masyarakat yang

merasakan dampak tersebut antara lain masyarakat di Desa Donotirto.

Desa Donotirto merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kretek,

Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Donotirto

berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Yogyakarta. Desa ini merupakan

salah satu desa yang memiliki posisi cukup strategis karena berada di pintu

masuk kawasan wisata Pantai Parang Tritis.

Desa Donotirto dengan luas 470,2715 Ha memiliki beberapa

potensi yang dapat dikembangkan. Potensi fisik Desa Donotirto dapat

dilihat pada jaringan jalan, lahan pertanian, irigasi, sarana kesehatan, dan

sarana ibadah. Potensi non fisik Desa Donotirto tercermin dari semangat

gotong royong yang baik, terdapatnya lembaga-lembaga masyarakat dan

2
lembaga pendidikan serta program-program penunjang peranan desa

dalam melaksanakan program pembangunan.

Informasi geospasial wilayah telah banyak terdapat di Desa

Donotirto. Informasi geospasial wilayah yang ada di Desa Donotirto

berasal dari berbagai macam sumber, contohnya peta kawasan wisata

maupun peta wilayah Desa Donotirto yang dapat di searching pada media

internet. Agar dalam informasi geospasial wilayah di Desa Donotirto dapat

dijadikan acuan secara berkesinambungan maka peran serta dari

masyarakat sangat diperlukan dalam menyajikan informasi geospasial

tersebut. Namun untuk bisa mewujudkan masyarakat yang mampu

menyajikan informasi geospasial yang dapat dijadikan acuan secara

berkesinambungan di Desa Donotirto maka diperlukan pengelolaan secara

berkelanjutan di Desa Donotirto. Kegiatan pengelolaan secara

berkelanjutan yang dimaksud tersebut dapat berupa kegiatan-kegiatan

yang meningkatan kapasitas masyarakat Desa Donotirto seperti kegiatan

pemetaan wilayah dengan melibatkan masyarakat Desa Donotirto sebagai

pelaksana utama kegiatannya.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu diselenggarakan suatu

pemetaan yang melibatkan masyarakat sebagai pelaksana utama

kegiatannya. Menurut (Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif, 2014:9)

Pemetaan partisipatif merupakan kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh

masyarakat dan juga merupakan proses dokumentasi pengetahuan

keruangan suatu kelompok masyarakat berdasarkan filosofi dan prinsip

3
dasar pemetaan partisipatif. Filosofi Pemetaan partisipatif ada dua, yaitu;

pertama, pemetaan partisipatif adalah proses membangun kesepahaman

bersama demi perbaikan dan keberlanjutan ruang hidup masyarakat.

kedua, pemetaan partisipatif adalah proses membangun kesepakatan

bersama untuk memperjelas dan mempertegas ruang hidup masyarakat

(Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif, 2014:3). Berdasarkan hal tersebut

diatas pemetaan partisipatif menjadi suatu hal yang sangat penting dalam

mewujudkan masyarakat yang mampu menyajikan informasi geospasial

yang dapat dijadikan acuan secara berkesinambungan di Desa Donotirto

Hal inilah yang menjadi faktor utama munculnya inisiatif dari

Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Pertanahan

Nasional ( PPPM-STPN) untuk memfasilitasi masyarakat Desa Donotirto.

Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang mampu menyajikan informasi

geospasial yang dapat dijadikan acuan secara berkesinambungan di Desa

Donotirto, maka oleh pihak PPPM-STPN diselenggarakan pemetaan

partisipatif. Adapun kegiatan pemetaan partisipatif yang dilaksanakan di

Desa Donotirto Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta merupakan tindak lanjut kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang selama ini telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (PPPM-

STPN), yaitu: Profiling Desa, Pembuatan Website Desa, Pelatihan dan

Pengelolaan Website Desa.

4
Tujuan dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PPPM-STPN

adalah mampu menjadikan Desa Donotirto sebagai desa yang memiliki

Kemandirian Informasi Pertanahan, karena telah didukung oleh

ketersediaan Website Desa Donotirto, dan kemampuan anggota Karang

Taruna untuk melakukan updating data/peta setelah mengikuti kegiatan

pemetaan partisipatif.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

Geospasial (UUIG) menjamin akses dan ketersediaan informasi geospasial

(IG) yang dapat dipertanggungjawabkan. Badan Informasi Geospasial

(BIG) menjadi satu-satunya lembaga pemerintah sebagai penyelenggara

kegiatan Informasi Geospasial Dasar (IGD). Informasi Geospasial Tematik

(IGT) dapat diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,

perorangan, ataupun pihak swasta (Pasal 23 Undang-Undang No. 4 Tahun

2011).

Meskipun demikian, dalam menghasilkan data dan dan informasi

termasuk peta-peta yang tepat, akurat dan up to date tidak hanya dilakukan

secara teknis dan oleh pemerintah saja. Akan tetapi, keterlibatan pelaku

pembangunan, organisasi-organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan

menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam membantu terlaksananya

kegiatan tersebut. Dengan adanya partisipasi dari pelaku pembangunan,

dan organisasi-organisasi masyarakat serta dunia pendidikan akan

mempermudah dalam duplikasi data dan ketidak cocokan informasi dalam

5
pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Desa

Donotirto.

B. Permasalahan

Terkait dengan hal tersebut diatas, keberadaan peta sebagai “alat

untuk analisis” dalam proses penataan ruang di Desa Donotirto tidak bisa

menghindar dari keterlibatan masyarakat Desa Donotirto itu sendiri.

Meskipun demikian, dalam menghasilkan peta yang tepat, akurat dan up to

date masih terdapat masalah dalam masyarakat di Desa Donotirto,

diantaranya;

1. Penyelenggaraan pemetaan partisipatif di Desa Donotirto merupakan

uji coba pemetaan partisipatif pertama kali yang dilaksanakan oleh

PPPM-STPN di Desa Donotirto.

2. Masih rendahnya kontribusi masyarakat Donotirto terhadap peta-peta

yang dihasilkan sehingga masyarakat hanya bisa menerima hasil

pemetaan saja dan tidak bisa melakukan partisipasi untuk

menghasilkan peta yang lebih up to date

3. Terbatasnya prasarana untuk proses pemetaan baik dari software dan

hardware di Desa Donotirto, misalnya kurangnya komputer/laptop dan

software autocad dan arcgis untuk pemetaan sehingga mengakibatkan

hambatan dalam penyelenggaraan pengolahan/penyusunan peta di

Desa Donotirto.

6
4. Masih rendahnya sumber daya manusia (SDM) yang menangani

pemetaan, hal ini ditunjukkan dengan masih terbatasnya aparat Desa

Donotirto yang dapat memahami dan mempraktekkan proses

pemetaan.

Oleh sebab itu, untuk menjawab semua masalah tersebut diatas perlu

diselenggarakan kegiatan pemetaan partisipatif di Desa Donotirto.

Berdasarkan latar belakang diatas calon peneliti sangat tertarik untuk

melakukan penelitian terhadap “Pemetaan Partisipatif di Desa Donotirto

Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta”.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran dan hasil yang diinginkan, maka

peneliti memberikan batasan antara lain:

1. Penyelenggaraan pemetaan partisipatif dilaksanakan di Dusun

Busuran Desa Donotirto Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Penyelenggaraan pemetaan partisipatif dilaksanakan pada 2 Rukun

Tetangga (RT) di Dusun Busuran Desa Donotirto, yaitu RT 36 dan

RT 37.

7
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh calon peneliti adalah untuk

mengetahui:

1. Penyelenggaraan pemetaan partisipatif di Desa Donotirto Kecamatan

Kretek Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terkait

peran dari PPPM-STPN sebagai inisiator dan fasilitator pemetaan

partisipatif yang bekerja sama dengan masyarakat Desa Donotirto

sebagai pelaksana pemetaan partisipatif;

2. Manfaat yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan pemetaan

partisipatif terkait rendahnya kontribusi masyarakat dan terbatasnya

prasarana serta rendahnya sumber daya manusia di Desa Donotirto

dalam hal pemetaan wilayah di Desa Donotirto Kecamatan Kretek

Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Adapun secara khusus manfaat/kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan alternatif kegiatan pemberdayaan masyarakat di

bidang pertanahan.

2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi calon peneliti

khususnya dan pembaca umumnya mengenai penyelenggaraan

pemetaan partisipatif di Desa Donotirto Kecamatan Kretek Kabupaten

Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

8
3. Dapat dijadikan referensi dan/ atau rujukan untuk penelitian keilmuan

pertanahan di bidang pemetaan dan pemberdayaan masyarakat bagi

peneliti lain.

E. Keaslian Penelitian

Perbandingan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

9
Tabel 1. Perbandingan penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan dari aspek judul penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian
dan hasil penelitian.

No Nama, Tahun dan Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1 2 3 4 5
1 Noah Wamebu. 2002. untuk mempermudah perencanaan Metode deskriptif dengan Pemetaan partisipatif menjadi bagian
Pemetaan partisipatif pengelolaan sumberdaya alam dan pendekatan kualitatif penguatan dan pelembagaan masyarakat
Multipihak : Wilayah adat sumberdaya lainnya sesuai dengan adat dalam rangka pengelolaan tata ruang
nambluong di Kab. keinginan dan kepentingan bagi kesejahteraan mereka.
Jayapura – Papua masyarakat adat

2 M. Machfudh Zarqoni. Untuk membahas jalan keluar bagi Metode kualitatif Keberhasilan PPAN sangat ditentukan oleh
2007. Pemetaan partisipatif penguatan data base tanah yang ketersediaan data base tanah. Kekurangan
Untuk Program Pembaruan dapat digunakan sebagai basis data base tanah untuk PPAN dapat
Agraria Nasional penyelenggaraan PPAN. dipenuhi melalui pemetaan partisipatif.

3 Mujiati. 2015. Peta P4T Untuk mengidentifikasi tanah obyek Metode kualitatif Peta P4T hasil pemetaan partisipatif melalui
Hasil Pemetaan partisipatif landreform yang berasal dari tanah kegiatan Manajemen Pertanahan Berbasis
sebagai Instrumen absentee Masyarakat dapat menjadi instrumen untuk
Identifikasi Tanah mengidentifikasi adanya tanah absentee
Absentee.

bersambung…..

10
sambungan..

4 Robby Dwi Putra, a. Untuk mengetahui penyelenggaraan Metode kualitatif dengan 1. Penyelenggaraan pemetaan
2016, Pemetaan partisipatif kegiatan pemetaan partisipatif di pendekatan deskriptif partisipatif di Desa Donotirto
di Desa Donotirto Desa Donotirto Kecamatan Kretek belum terlaksana dengan baik.
Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Kurangnya kooordinasi antara
Kabupaten Bantul Propinsi b. Untuk mengetahui manfaat pihak PPPM-STPN sebagai
Daerah Istimewa pemetaan partisipatif dalam rangka fasilitator dengan masyarakat Desa
Yogyakarta pemberdayaan masyarakat di Desa Donotirto sebagai pelaksana
Donotirto Kecamatan Kretek pemetaan partisipatif pada saat
Kabupaten Bantul pelaksanaan kegiatan pelatihan
teknik pemetaan partisipatif dan
pengambilan data lapangan di Desa
Donotirto. Manfaat
penyelenggaraan pemetaan
partisipatif di Desa Donotirto
antara lain:
a. Masyarakat Desa Donotirto
berkontribusi secara langsung
terhadap penyelenggaraan
pemetaan partisipatif.
b. Keterbatasan prasarana
pemetaan di Desa Donotirto
dapat terpenuhi.
c. Meningkatkan kemampuan
masyarakat Desa Donotirto
dalam mengelola sumberdaya
lokal yang mereka miliki.

Sumber: Diolah penulis Tahun 2016

11
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perbandingan

penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya dari aspek judul

penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian

terdapat pada inisiator pemetaan partisipatif. Inisiator pemetaan partisipatif

di Desa Donotirto berasal dari Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional dalam

hal ini Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi

Pertanahan Nasional (PPPM-STPN) yang juga bertindak sebagai fasilitator

yang kemudian bekerjasama dengan masyarakat Desa Donotirto. Tujuan

utamanya adalah untuk Kemandirian Informasi Pertanahan dalam lingkup

Desa Donotirto.

Adapun dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penyelenggaraan pemetaan partisipatif di Desa Donotirto belum terlaksana

dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya kooordinasi antara pihak

PPPM-STPN sebagai fasilitator dengan masyarakat Desa Donotirto sebagai

pelaksana pemetaan partisipatif pada saat pelaksanaan kegiatan pelatihan teknik

pemetaan partisipatif dan pengambilan data lapangan di Desa Donotirto sehingga

hasil yang dicapai kurang maksimal dari segi pelaksanaan teknis dan hasil

kegiatan pemetaan partisipatif. Akan tetapi manfaat penyelenggaraan

pemetaan partisipatif di Desa Donotirto dapat dirasakan oleh masyarakat Desa

Donotirto, antara lain; masyarakat Desa Donotirto berkontribusi secara langsung

terhadap penyelenggaraan pemetaan partisipatif, keterbatasan prasarana

pemetaan di Desa Donotirto dapat terpenuhi, dan meningkatnya kemampuan

masyarakat Desa Donotirto dalam mengelola sumberdaya lokal yang mereka

miliki.

11
Berbeda dengan kegiatan pemetaan partisipatif pada umumnya,

dilihat dari tujuan pemetaan, pemetaan partisipatif dilaksanakan dengan

tujuan untuk mengetahui potensi kekayaan sumberdaya agraria/ alam

setempat sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Noah Wamebu

(2002). Dalam rangka mendukung kegiatan pemerintah di bidang

pertanahan juga dapat dilakukan dengan pemetaan partisipatif

sebagaimana penelitian M. Machfudh Zarqoni (2007) yaitu pemetaan

partisipatif untuk mewujudkan Program Pembaruan Agraria Nasional

(PPAN) dan penelitian yang dilakukan oleh Mujiati (2015) yaitu untuk

mengidentifikasi tanah obyek landreform yang berasal dari tanah

absentee.

12
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyelenggaraan pemetaan partisipatif di Desa Donotirto belum

sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya

koordinasi antara pihak PPPM-STPN sebagai fasilitator dengan

masyarakat Desa Donotirto khususnya anggota Karang Taruna Dusun

Busuran sebagai pelaksana pemetaan partisipatif pada saat pelaksanaan

kegiatan pelatihan teknik pemetaan partisipatif dan pengambilan data

lapangan di Desa Donotirto, sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal

dari segi pelaksanaan teknis dan hasil kegiatan pemetaan partisipatif.

2. Hasil dari penyelenggaraan pemetaan partisipatif di Desa Donotirto

mempunyai manfaat bagi masyarakat Desa Donotirto, antara lain:

a. berkontribusi secara langsung terhadap penyelenggaraan pemetaan

partisipatif. Hal ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat

terhadap muatan yang ada dalam peta yang dihasilhan dari

penyelenggaraan pemetaan partisipatif, sehingga proses updating

informasi dapat dilakukan secara berkesinambungan di Desa

Donotirto;

b. telah memperoleh fasilitas prasarana dalam penyelenggaraan

pemetaan partisipatif sehingga keterbatasan prasarana pemetaan di

Desa Donotirto dapat terpenuhi. Hal ini dapat mendorong

77
perkembangan dibidang pemetaan atau penyediaan informasi

keruangan di Desa Donotirto;

c. memiliki kemampuan mengidentifikasi data sekaligus membantu

menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan menggunakan

sumberdaya lokal yang mereka miliki.

B. Saran

1. Penyelenggaraan pemetaan partisipatif diharapkan sesuai dengan tahapan

penyelenggaraan yang ada dalam Standard Operating Procedures

Pemetaan partisipatif sehingga hasil pemetaan partisipatif dapat

diakomodir.

2. Perlu ditingkatkannya koordinasi antara pihak fasilitator dengan pihak

utama sebagai pelaksana kegiatan, sehingga penyelenggaraan pelatihan

pemetaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

3. Perlu disediakannya tutorial pemetaan dalam rangka meningkatkan

Sumber Daya Manusia dalam hal pemetaan bidang tanah.

78
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anwas, O. M. (2014). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:


Alfabeta.

Dwiningrum, S. I. A. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam


Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huneryager dan Heckman. (1992). Partisipasi dan Dinamika Kelompok.


Semarang: Dahara Prize.

Indradi dan Suhardjono. (2008). Buku Materi Pokok Modul Kartografi.


Yogyakarta: STPN.

Jaringan Kerja Pemetaan partisipatif. (2014). Standard Operating Procedures


Penyelenggaraan Pemetaan Partisipatif Dan Pengendalian Kualitas Peta
Partisipatif. Bogor: JKPP.

Moleong, L. J. (2007) . Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Mujiati. (2015). Peta P4T Hasil Pemetaan partisipatif sebagai Instrumen


Identifikasi Tanah Absentee. Jurnal Agraria dan Pertanahan, edisi i,
nomor 1. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. hal. 59-68.

Nugroho, A. dan Mustain, H. (2009) . Buku Materi Pokok Modul Pemberdayaan


Masyarakat STPN. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.

Nugroho, A. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi


PertanahanNasional.

Prihandito, A. (1989). Kartografi. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Soetomo. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subagio. (2002). Pengetahuan Peta. Bandung: ITB.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Takasaki, M. (1981). Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan.Jakarta:
Pradnya Paramita.

79
Tim Penyusun KBBI. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Wamebu, Noah. (2002). Pemetaan Partitipatif Multipihak Wilayah Adat


Nambluong di Kabupaten Jayapura-Papua. Skripsi. Papua

Zarqoni, M. Machfud. (2007). Pemetaan partisipatif untuk program pembaruan


agraria nasional. Jurnal Ilmiah Hasil-Hasil Penelitian dan Kajian
Pertanahan, edisi vii, nomor 1. Jakarta: Puslitbang BPN. hal. 1-8.

80

Anda mungkin juga menyukai