Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA FARMASI

KELOMPOK 4

1. ANISA (

2. DINI PUSPA AGUSTI (20131095)

3. ERSI HERLIANA (

4. SINDY ANTIKA (

SEKOLAH TINGGI KESEHATA AL-FATAH BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bengkulu, 11 maret  2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

2.1.1. Latar Belakang

Reaksi redoks memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, baik yang merugikan
maupun yang menguntungkan. Reaksi redoks yang menguntungkan misalnya saja reaksi
yang berlangsung dalam proses respirasi pada tumbuhan. Dalam proses ini, karbohidrat
dioksidasi menjadi karbondioksida dan uap air dengan melepas energi, adapun contoh
redoks yang merugikan, yaitu korosi besi (besi berkarat). Korosi ini sangat merugikan
karena merusak banyak bangunan dan bendabenda yang terbuat dari besi. Reaksi redoks
memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri, misalnya prinsip reaksi redoks mendasari
pembuatan baterai dan aki, ekstrasi dan pemisahan logam dengan logam lain, seperti emas,
perak dan kromium, membuat senyawa kimia, seperti natrium hidroksida yang merupakan
bahan baku dalam banyak kegiatan industri. Reaksi redoks juga dapat diaplikasikan dalam
pembuatan logam seperti besi dan baja. Pada dewasa ini penggunaan logam yang paling
banyak masih didominasi oleh logam besi dan paduannya terutama di bidang permesinan.
Logam aluminium dan paduannya juga mengalami penggunaan yang meningkat akhir-akhir
ini karena beberapa sifat-sifatnya yang disukai yang salah satunya adalah bobotnya yang
ringan. Dalam penggunaannya pada bidang teknik diharuskan memilih bahan logam yang
sesuai dengan keperluan aplikasi dalam hal kekuatan, kekerasan, kekeuatan lelah, ketahanan
korosi dan sebagainya sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil yang paling
optimal. Dari itu teknik pengolahannya harus memahami reaksi yang tepat seperti
penggunaan reaksi redoks tersebut dalam penanganan yang tepat. Proses oksidasi pada buah
dapat kita amati secara langsung, misalnya buah apel yang dikupas dan didiamkan beberapa
saat maka buah tersebut akan berubah warna menjadi kecoklatan. Pencoklatan pada apel
setelah dikupas atau pada jus apel terjadi karena senyawa polifenol teroksidasi, bentuk
polifenol teroksidasi ini nantinya 1 dapat bergabung satu sama lain membentuk senyawa
makromolekul berwarna coklat, dimana senyawa makromolekul ini nantinya bisa membuat
jus apel menjadi keruh. Begitu pula pada kulit tubuh manusia, proses oksidasi dapat
berlangsung perlahanlahan dalam jangka waktu yang relatif lama namun nampak jelas
perubahan dari oksidasi kulit manusia ini. Proses oksidasi pada kulit manusia atau disebut
pula proses penuaan terjadi karena adanya radikal bebas (-OH). Jika di suatu tempat terjadi
reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa radikal bebas (-
OH) seperti asap kendaraan, rokok mauoun polusi maka tanpa adanya kehadiran antioksidan
radikal bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya, seperti pada kulit
tubuh manusia. Oksidasi sendiri adalah hancurnya jaringan tubuh karena pengaruh radikal
bebas. Antioksidan sangat dibutuhkan manusia dalam menghambat atau memperlambat
proses oksidasi pada tubuh. Buah strawberry memiliki fungsi yang sangat besar terhadap
proses penundaan penuaan pada tubuh manusia. Buah ini memang banyak mengandung
asam salisilat (salah satu jenis asam beta-hidroksi yang membantu mengencangkan kulit),
silica, serta vitamin B, C, E dan K. Dengan kemampuannya menyehatkan dan meremajakan
kulit, strawberry cocok digunakan untuk hampir semua jenis kulit. Oleh karenanya
strawberry banyak dimanfaatkan industri-industri kosmetik (terutama industri sabun mandi).
Dalam oksidasi-reduksi, suatu entitas diambil atau diberikan dari dua zat yang bereaksi.
Situasinya mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya, reaksi oksidasireduksi dan asam basa
merupakan pasangan sistem dalam kimia. Reaksi oksidasi reduksi dan asam basa memiliki
nasib yang sama, dalam hal keduanya digunakan dalam banyak praktek kimia sebelum
reaksi ini dipahami. Konsep penting secara perlahan dikembangkan: misalnya, bilangan
oksidasi, oksidan (bahan pengoksidasi), reduktan (bahan pereduksi), dan gaya gerak listrik,
persamaan Nernst, hukum Faraday tentang induksi elektromagnet dan elektrolisis.
Perkembangan sel elektrik juga sangat penting. Penyusunan komponen reaksi oksidas-
reduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara inteletual. Sel dan
elektrolisis adalah dua contoh penting, keduanya sangat erat dalam kehidupan sehari hari
dan industri kimia. 2 Oleh karena itu untuk mengetahui dan dapat memahami konsep reaksi
oksidasi-reduksi dilakukan percobaan yang sederhana dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

2.1.2. Rumusan masalah

Adapun berdasarkan dari latar belakang di atas dapat disimpulkan:

1. Penentuan Reaksi Spontan


a. Apakah reaksi yang terjadi spontan? Jika tidak, mengapa? Dan jika iya, ditandai
dengan apa?

b. Apakah reaksi yang terjadi sesuai dengan teori atau tidak? Jika tidak, mengapa?

2. Penentuan E° Sel

a. Berdasarkan percobaan, berapakah E° selnya?

b. Secara teoritis berapakah E° selnya?

c. Apakah hasil yang terbentuk sesuai teori atau tidak? Jika tidak, mengapa?

2.1.3. Manfaat Penelitian

Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak antara lain:

1. Tenaga pendidik, dapat digunakan sebagai bahan ajar mereka untuk mendidik anak-anak
bangsa dan menambah pengetahuan pribadi.

2. Pelajar, dapat digunakan sebagai bahan belajar, menambah pengetahuan, dan


menyelesaikan tugas.
BAB II PEMBAHASAN
2.1.4. Pengertian

Reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi
reduksi dan reaksi oksidasi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya reaksi
pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa di dalam tubuh,
perkaratan besi, dan lain-lainnya. Pengertian Reaksi Redoks Pada awalnya konsep reduksi dan
oksidasi (redoks) terbatas pada reaksi yang melibatkan pelepasan dan pengikatan oksigen. Reaksi
oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat.

Contoh:

C(s) + O2(g) → CO2(g)

H2(g) + O2(g) → H2O(l)

2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)

Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat.

Contoh:

HgO(s) → Hg(l) + O2(g)

FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)

Tinjauan reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen ternyata
kurang universal (luas) karena reaksi kimia tidak hanya melibatkan oksigen saja. Misalnya, reaksi
kimia antara gas klorin dan logam natrium membentuk natrium klorida.

Na(s) + ½Cl2(g) → NaCl(s)

Konsep reaksi reduksi dan oksidasi selanjutnya dijelaskan dengan menggunakan konsep
perpindahan (transfer) elektron. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi
adalah reaksi pengikatan elektron. Dengan menggunakan konsep tersebut, maka dapat dijelaskan
terjadinya reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi antara gas klorin dengan logam natrium
sebagai berikut.
Na(s) + ½ Cl2(g) → NaCl(s)

Dalam reaksi itu terdapat 2 peristiwa, yaitu:

Na(s) → NA+(s) + e- ……… (oksidasi) ½

Cl2 + e- → Cl- ……… (reduksi)

Berdasrkan konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa peristiwa reaksi oksidasi reduksi terjadi
secara bersamaan. Reaksi transfer elektron terjadi pada senyawa-senyawa yang berikatan ion. Ion
positif terbentuk karena suatu atom melepas elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk
karena suatu atom mengikat elektron. Oleh karena itu, konsep reaksi redoks yang didasrkan pada
perpindahan (transfer) elektron cukup memuaskan untuk menjelaskan reaksi-reaksi
pembentukkan senyawa ion.

2.1.5. Bilangan Oksidasi dan Reaksi Redoks

Konsep reaksi redoks yang lebih universal untuk menjelaskan reaksi yang melibatkan
senyawa kovalen adalah konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
Reaksi redoks yang sukar dijelaskan dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat
dengan mudah dijelaskan menggunakan konsep bilangan oksidasi.

Bilangan oksidasi:

Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan bulat positif
atau negatif yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk senyawa. Bilangan
oksidasi suatu unsur ditentukan dengan memeperhatikan hal-hal berikut.

a) Senyawa ion Bilangan oksidasi unsur pada ion monoatomik merupakan muatan riil dari
ion-ion senyawa tersebut.

Contoh: Senyawa NaCl, terbentuk dari ion Na+ dan Cl-, maka bilangan oksidasi atom Na
dalam NaCl adalah +1, dan bilangan oksidasi Cl adalah -1.

b) Senyawa kovalen

Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan bilangan oksidasi dalam senyawa kovalen
adalah harga skala keelektronegatifan dari masing-masing atom penyusunnya.
Atom-atom unsur yang mempunyai harga skala keelektronegatifan lebih tinggi
menunjukkan bahwa daya tarik atom tersebut terhadap pasangan elektron ikatan lebih
kuat. Oleh karena lebih kuat menarik pasangan elektron, maka seakan-akan menjadi
bermuatan negatif, dan karena itu bilangan oksidasinya diberi angka negatif. Atom-atom
yang mempnyai harga keelektronegatifan lebih rendah diberi bilangan oksidasi positif.
Contoh: Senyawa HCl terbentuk dari atom hidrogen (keelektronegatifan H = 2,0) dan
atom klorin (keelektronegatifan Cl = 3,0) dengan menggunakan pasangan elektron
bersama. Pasangan elektron bersama ini lebih tertarik kepada atom Cl, maka atom klorin
diberi bilangan oksidasi -1, sedangkan atom hidrogen diberi bilangan oksidasi +1.
Penentuan bilangan oksidasi:

Untuk menentukan bilangan oksidasi suatau atom dalam suatu senyawa dapat
dipergunakan beberapa ketentuan berikut ini.

1. Bilangan oksidasi unsur bebas (tidak bersenyawa) adalah 0 (nol).

2. Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa adalah 0
(nol).

3. Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu ion poliatomik sama
dengan muatan ion tersebut.

4. Unsur-unsur tertentu dalam membentuk senyawa mempunyai bilangan oksidasi


tertentu, misalnya:

 Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa mempunyai
bilangan oksidasi +1.

 Atom-atom golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) dalam senyawa mempunyai
bilangan oksidasi +2.

 Atom-atom golongan IIIA (B, Al, dan Ga) dalam senyawa mempunyai bilangan
oksidasi +3.

 Atom hidrogen (H) dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan oksidasi +1,
kecuali dalam hidrida logam. Hidrida logam adalah senyawa yang terbentuk dari unsur
logam dan hidrogen. Pada hidrida logam, seperti LiH, NaH, CaH2, MgH2, dan AlH3, atom
hidrogen diberi bilangan ksidasi -1

.  Atom oksigen (O) di dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan oksidasi -2,
kecuali pada senyawa peroksida dan OF2.

Pada peroksida, seperti H2O2, Na2O, dan BaO, atom oksigen diberi bilangan oksidasi -
1, sedangkan pada OF2 diberi bilangan oksidasi +2

Konsep reaksi redoks berdasarkan bilangan oksidasi:

Dengan menggunakan konsep bilangan oksidasi, maka suatu reaksi yang rumit dapat
diketahui zat mana yang mengalami reduksi dan oksidasi.

Contoh:

Reaksi : CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g)

Menurut konsep oksigen pada reaksi diatas, terdapat dua reaksi, yaitu:

Reaksi reduksi : CuO → Cu

Reaksi oksidasi : H2 → H2O

Bila dihitung bilangan oksidasinya, maka :

Reaksi reduksi : CuO → Cu (Bilangan oksidasi Cu pada CuO = +2 dan pada Cu = 0)

Reaksi oksidasi : H2 → H2O (Bilangan oksidasi H pada H2 = 0 dan pada H2O = +1)

Dari contoh reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Reaksi oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi
reduksi adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi
dan reaksi reduksi umumnya terjadi secara bersamaan dalam satu reaksi, maka
kemudian disebut reaksi redoks.

Pengoksidasi dan Pereduksi:


Dalam reaksi redoks terdapat zat-zat yang bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan
pengoksidasi (oksidator). Pereduksi atau reduktor adalah zat yang dalam reaksi redoks
tersebut menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Dalam hal ini pereduksi mengalami
oksidasi. Pengoksidasi atau oksidator adalah zat yang dalam reaksi redoks tersebut
menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Dalam hal ini pengoksidasi mengalami
reduksi. Dalam reaksi di atas, Fe bertindak sebagai pereduksi dan HCl sebagai
pengoksidasi, sedangkan FeCl2 merupakan hasil oksidasi dan gas H2 hasil reduksi. Atom
klorin dalam reaksi ini tidak mengalami oksidasi maupun redukasi. Apabila dalam reaksi
tersebut zat mengoksidasi atau meredukasi dirinya sendiri maka peristiwanya disebut
reaksi otoredoksi

Tata Nama Senyawa:

Salah satu manfaat bilangan oksidasi adalah untuk memberikan nama suatu senyawa
yang bisa membentuk beberapa senyawa dengan unsur lain. Sebagai contoh, besi dapat
membentuk dua macam senyawa dengan oksigen, yaitu FeO dan Fe2O3. Untuk
pemberian nama kedua senyawa tersebut kakan mengalami kesulitan bila tidak
memperhatikan bilangan oksidasinya, sebab keduanya merupakan senyawa yang
bernama oksida. Untuk mengatasi hal tersebut bilangan oksidasi besi dicantumkan dalam
pemberian nama sehingga mudah dibedakan. Kedua nama senyawa tersebut, yaitu:

FeO : besi (II) oksida

Fe2O3 : besi (III) oksida

Jadi untuk unsur logam yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu
bilangan oksidasi, maka pada penamaan bilangan oksidasinya disertakan setelah nama
logam tersebut dan diletakkan dalam kurung ().
2.1.6. Elektrokimia

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan
banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua
kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.Suatu sel elektrokimia terdiri dari
dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada
elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada
anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi:

a. Sel Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik.

Contoh :baterai (sel kering) dan accu

b. Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia.

Contoh : penyepuhan, pemurnian logam Dalam sel volta, reaksi redoks


spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel elektrolisis merupakan
kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk
melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan. Sel elektrolisis terdiri dari
sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron
memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap
elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain akan
melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada
sel volta, reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah
oksidasi. Akan tetapi muatan elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda
bermuatan positif, dan anoda bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis, katoda
bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif. Deret volta diurutkan
berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin kecil sehingga
sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah
meengalami oksidasi). Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah
daya gerak listrik yang timbul karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi.
Karena itu, potensial 19 elektroda standar sering juga disebut potensial
reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan dengan elektroda
hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan dalam
satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0 nya adalah 0,00V. Bila Eo > 0
à cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator). Bila Eo < 0 à cenderung
mengalami oksidasi (bersifat reduktor). Potensial standar sel adalah nilai
daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan selisih potensial reduksi
standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial reduksi standar
elektroda yang mengalami oksidasi.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


2.1.7. Kesimpulan

Adapun berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa reaksi


redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan proses reduksi dan oksidasi secara
bersamaan. Prinsip reaksi redoks dipakai dalam sel elektrokimia. Sel elektrokimia
merupakan sel yang berkaitan dengan perubahan energi. Sel elektrokimia dibedakan
menjadi sel Volta dan sel elektrolisis. Sel Volta merupakan sel yang mengolah energi
kimia menjadi elektrolistik. Sel Volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar
listrik yang memberikan aliran elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang
teroksidasi ke zat kimia yang direduksi. Dalam sel Volta, oksidasi berarti dilepaskannya
elektron oleh atom, molekul, atau ion. Sedangkan reduksi berarti diperolehnya electron
oleh partikel – partikel ini.

2.1.8. Saran

Setelah penulis mengulas permasalahan di atas, penulis ingin menyarankan


kepada pembaca khususnya pelajar yang ingin melakukan percobaan redoks untuk
dilakukan dengan teliti agar hasil yang diperoleh jauh lebih sempurna dan lebih
mendekati hasil perhitungan teoritis.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Norma. 2012. ”Praktikum Reaksi Redoks.” http://placetoyou.blogspot.com

Anggriyaman, Yamin. 2011. ”Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik.”


http://yaminanggri.blogspot.com

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep - Konsep inti Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Devinta, Via. 2012. ”Aplikasi Redoks dalam Kehidupan Sehari-hari.” http://viadevinta.blogspot.com

Diaz, Rizqi. 2012. ”Penerapan Konsep Reaksi Redoks.” http://rizqidiaz.blogspot.com

Diezda, Avriel. 2013. ”Laporan Kimia dasar larutan dan Elektrokimia.” http://avrieldiezda.blogspot.com
Ekky, Nova. 2013. ”Reaksi Redoks dan Elektrokimia Sel.” http://miracleofliv.blogspot.com

Febri. 2014. ”Reaksi Redoks dan Elektrokimia.” http://www.slideshare.net 37 Febrina, Nova. 2014.
”Kespontanan reaksi Redoks.” http://drnovafebrina.blogspot.co

Anda mungkin juga menyukai