Disusun Oleh :
Kelompok 5
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah fitokimia dengan
berjudul “Akhlak Terhadap Allah SWT” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumus Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merujukan kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-buat
yang menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah islam, akhlak ialah sikap
kepribadian manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lain, sesuai
dengan suruhan dan larangan serta petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasullah SAW. Ini
berarti akhlak merujuk kepada seluruh perlakuan manusia sama ada berbentuk ;ahiriah
dan batiniah yang merangkumi aspek amal ibadah, percakapan, perbuatan, pergaulan,
komunikasi, kasih sayang dan sebagainya.
Dalam manakalah ini dibahas adalah akhlak seorang muslim kepada Allah SWT,
yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim terhadap Allah SWT.
Sehingga nantinya seorang muslim akan menjadi seorang yang berakhlak mulia
khusunya kepada Allah SWT.
Dan adapun akhlak kepada Allah yaitu menjalankan segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya. Jadi seorang muslin itu hendaknya taat terhadap apa yang
diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga akhlak seorang muslim kepada Allah SWT
yaitu berinman dan bertaqwa kepada-Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak terhadap Allah SWT?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT?
3. Bagaimana seharusnya akhlak seorang muslim kepada Allah SWT?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian akhlak terhadap Allah SWT
2. Mengetahui alasan seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT
3. Mengetahui bagaimana seharusnya seorang muslim berakhlak kepada Allah SWT
1
BAB II
PEMBAHASAN
Akhlak menurut bahasa yitu berasal dari bahasa Arab jamak dari kata itrareb gnay
tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan menurut istilah akhlak adalah daya
kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada hakikatnya adalah sikap yang melekat
pada diri manusia, sehingga manusia dapat melakukannya tanpa berpikir (spontan).
Menurut Kahar Masyhur akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan
sebagai Khaliq. Sehingga akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai segala sikap atau
perbuatan manusia yang dilakukan tanpa dengan berpikir lagi (spontan) yang memang
seharusnya ada pada diri manusia (sebagai hamba) kepada Allah SWT.
B. Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus berakhlak Sepada Allah SWT
Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlak yang baik kepada
Allah SWT. Karena kita sebagai manusia itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga
alangkah baiknya kita bersikap santun (berakhlak) kepada sang Khaliq sebagai rasa
syukur kita.
Menurut Kahar Mashyu sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia
perlu berakhlak kepada Allah yaitu:
a. Allah SWT-lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari
air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini
sebagai mana di firmankan oleh Allah SWT dalam surat at-Thariq ayat 5-7 yang
artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah did diciptakan?
Dia tercipta dari air yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada.” (at-
Thariq: 5-7).
b. Allah SWT-lah hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan
sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surat an-Nahl ayat 78 yang
artinya: “dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
2
tidak mengetahui sesuatupun dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,
dan hati agar kamu bersyukur.” (QS an-Nahl : 78).
c. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman
Allah SWT dalam surat al-Jatsiyah ayat 12-13 yang artinya: “ Allah SWT-lah
yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar
padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-
Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan dia menundukkan untuk kamu
apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi semuanya, (sebagai rahmat)
dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.” (QS al-Jatsiyah: 12-13).
d. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Israa’ ayat
70 yang artinya: “dan sesungguh telah kami muliakan anak-anak cucu Adam,
Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, kami beri mereka dari rizki yang
baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanykan makhluk yang telag kami ciptakan.” (QS al-Israa’ : 70).
C. Akhlak Seorang Muslim Kepada Allah SWT
Kita sebagai umat islam memang selayaknya harus berakhlak baik kepada Allah
karena Allah-lah yang telah menyempurnakan kita sabagai manusia yang sempurna.
Untuk itu akhlak kepada Allah itu harus yang baik-baik, jangan akhlak yang buruk.
Seperti kalau kita sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah SWT.
Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah SWT
adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah SWT. Dia
memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun
tidak akan mampu menjangkaunya.
Seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik
terhadap Allah Ta’ala dan sesamanya.
3
Keluhuran akhlak itu terbagi dua, yaitu:
a. Akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang kita
kerjakan pasti (mengandung kekurangan/ketidak sempurnaan) sehingga
membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus
disyukuri. Dengan demikian, kita senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta
maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan sesama.
Kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu
sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan.
Adapun contoh akhlaq kepada Allah SWT itu antara lain:
a) Taqwa kepada Allah SWT
Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah
denganmengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Carabertawqa secara maksimal kepada Allah SWT yaitu dengan
melakukanislamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan
(islamiyahhal-hayah),karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati
sebagai Muslim kalau diatidak selalu menjadi Muslim sepanjang hidupnya.
Kualitas ketaqwaan seseorang menentukan tingkat kemuliannya di
sisiAllah SWT. Semakin maksimal taqwanya semakin mulia dia. Buah dari
taqwakepada Allah SWT adalah:
1) Mendapatkan sikap furqan, yaitu sikap tegas membedakan antara hak
dan batin, benar dan salah, halal dan haram, serta terpuji dan tercela.
2) Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi
3) Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4) Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga
5) Mendapatkan kemudahan dalam urusannya
6) Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan
pahala yang besar
b) Cinta kepada Allah SWT
Definisi cinta yaitu kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang
menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan
penuh semangat dan rasa kasih sayang. Sejalan dengan cintanyakepada Allah
4
SWT, seorang mukmin akan mencintai Rasul dan jihad pada jalan-Nya.
Inilah yang disebut dengan cinta utama Sedangkan cinta kepada orangtua,
anak-anak, sanak saudara, harta benda, kedudukan dan segalamacamnya
adalah cinta menengah yang harus berada dibawah cinta utama.
Bila seseorang mencintai Allah SWT tentu dia akan selalu
berusahamelakukan segala sesuatu yang dicintai-Nya, dan meninggalkan
segala sesuatuyang tidak disukai dan dibenci-Nya.
c) Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata-
matamengharap ridha Allah SWT. Jadi segala apa yang kita lakukan itu
semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT. Tiga unsur keikhlasan
adalah:
1) Niat yang ikhlas
2) Beramal dengan sebaik-baiknya
3) Pemanfaat hasil usaha dengan tepat
d) Khauf dan Raja
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak
disukaiyang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu
yangdisukainya. Menurut Sayyid Sabiq, ada dua sebab mengapa seseorang
takutkepada Allah SWT:
1) Karena dia mengenal Allah SWT (ma’ rifatullah). Takut seperti ini
dinamai dengan khaufa al-‘Arifin.
2) Karena dosa-dosa yang dilakukannya, dia takut akan azab Allah SWT.
Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq ada dua dampak positif dari khauf:
1) Melahirkan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan memberantas
kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut pada makhluk yang
menghambatnya.
2) Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan yang telah
dilakukannya dan menjauhkannya dari segala macam bentuk kefasikan
dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.
Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai
pada masa yang akan datang. Raja‟ harus didahului oleh usaha yang
5
sungguh-sungguh. Barang siapa yang harapan dan penantiannya
menjadikannya berbuat ketaatan dan mencegahnya dari kemaksiatan, berarti
harapannya benar.
Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja‟. Bila beribadah dan
beramal, dia penuh harap ibadah dan semua amalannya akan diterima dan
dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Akhirnya sekali
lagi kita katakan bahwa kedua sikap itu, khauf dan raja’ harus berlangsung
sejalan dan seimbang dalam diri seorang muslim.
e) Tawakal dan Ikhtiar
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada
selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya.
Tawakal adalah salah satu buah keimanan. Tawakal harus diawali dengan
kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar). Tidaklah dinamai tawakal jika
hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan
apa-apa.
Sikap tawakal memberikan ketenangan dan kepercayaan diri kepada
seseorang untuk menghadapi masa depan. Dia akan menghadapi masa depan
dengan segala kemungkinannya tanpa rasa takut dan cemas. Yang penting
berusaha sekuat tenaga, hasilnya Allah SWT yang menentukan. Dan yang
lebih penting lagi orang bertawakal akan dilindungi oleh Allah SWT.
f) Syukur
Syukur ialah memuji si Pemberi nikmat atas kebaikan yang telah
dilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal, yang apa bila
ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan bersyukur, yaitu:
mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir, dan
menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT.
Tida dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah (anggota badan).
Orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan
dan manfaat, diantaranya:
1) Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
6
Artinya: “sesungguhnya jika kamu bersyukur, maka pasti aku akan
menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim: 7).
7
“Mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa: 65).
8
ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada maupun oleh keluarga yang
tidak mampu, bentuk fisik yang Allah SWT berikan padanya, atau hal-hal
lainnya. Karena pada hakikatnya, sikap seorang muslim senantiasa yakin terhadap
apapun yang Allah SWT berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan atau
berupa keburukan.
9
terpaksa harus mendapatkan ketidak sukaan dari para manusia lainnya. Dalam
sebuah hadits Rasulullah SAW pernah menggambarkan kepada kita:
“Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan adanya kemurkaan
manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga. Dan barang
siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah, maka
Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia.”
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai
manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah kepadaAllah SWT
sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya “dan tidaklah Kami(Allah) ciptakan jin
dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap AllahSWT,
manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh
keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk
memperoleh keridhaan-Nya. Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh
Allah, terutama melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji,
haruslah menjaga kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh
keikhlasan.Tentu yang tersebut bersumber kepada Al-Qur'an yang harus dipelajari dan
dipelihara kemurniannya dan pelestariannya oleh umat islam.
Adapun akhlak kepada Allah itu antara lain:
1. Taqwa kepada Allah SWT
2. Cinta kepada Allah SWT
3. Ikhlas kepada Allah SWT
4. Khauf dan raja’ terhadap Allah SWT
5. Bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT
6. Muraqobah
7. Taubat kepada Allah SWT
8. Berbaik sangka kepada Allah SWT
9. Bertawakal kepada Allah SWT
10. Senantiasa mengingat Allah SWT
11. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT
12. Melaksankan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT
13. Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT
11
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar. 2005. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam (LPPI).
http://hisbulah.blogspot.com/2011/03/akhlak-seorang-muslim-kepada-allah-swt.html
(diakseshttps://ikapd165.wordpress.com/2013/09/23/keutamaan-bersyukur-kepada-allah/
(diakses 3April 2015).
12