Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Perencanaan Evaluasi Pembelajran”

Mata kuliah: Evaluasi Pemelajaran SD


Dosen Pengampu: Sarwati, M. Pd.

Oleh: KELOMPOK 2
1. Baiq Abidaturrosida / 200102245
2. Dwi Astuti / 200102251
3. Lalu Gede Arya Wira Buana / 200102266
4. Waridatul Uswah / 200102324

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puja-puji beserta syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan
rahmat dan karunianya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu dalam keadaan sehat wal afiat, Alhamdulillah.

Sholawat beserta salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi akhirul zaman yang
Rahmatallilalamin Nabi Muhammad Saw, karena beliaulah yang telah membawa kita dari
alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Pertama saya ucapkan terimakasih kepada ibu dosen pengampu mata kuliah “Evaluas
Pembelajaran SD”, yang telah memeberikan kami tugas makalah ini, sehingga kami dapat
mengetahui, serta paham akan “Perencanaan Evaluasi Pembelajaran” untuk menjadi bekal
ketika sudah terjun kepada masyarakat kelak, karena pada hakikatnya ilmu itu semata-mata
untuk diamalkan.

Tidak dapat dipungkiri, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan terlebih kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Ibu dosen dan
pembaca. Semoga kita sama-sama dapat mengambil hal yang baik dan membuang hal yang
buruk dari isi makalah ini. Sekian dari kami lebih dan kurangnya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pancor, 27 Maret 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

Halaman Depan...............................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5
D. Manfaat................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. Pengertian perencanaan evaluasi pembeljaran....................................................6
B. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan evaluasi pembelajaran.....6
C. Langkah-langkah perencanaan evaluasi pembelajarn ...................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................13
UJI KOMPETENSI.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu bangsa dan negara salah satu pokok kemajuan bangsa dannegara tersebut
terletak pada bidang pendidikan. Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan
pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan perubahan paradigmadan kurikulum,
namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih belummemberikan hasil yang
memuaskan.Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras
untukmeningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang
dapatdilakukan oleh satuan pendidikan adalah dengan membuat perencanaan
pendidikanatau pembelajaran. Dengan adanya perencanaan yang strategis akan dengan
mudahmengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam membuat
perencanaan pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan komponen-komponen
yang ada dalam lingkungan pendidikan.Menyusun perencanaan merupakan langkah
penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan
Pembelajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum pembelajaran
tersebutdi dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan
murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Karena dengan perencanaan itu,
makaseseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia
dapatmenghadapi situasi di dalam kelas secara. Perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, yaitu perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yangharus
dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada. Sehingga, perencanaan pembelajaranmenekankan kepada
proses penyusunan pedoman pembelajaran dalam rangkamenerjemahkan kurikulum yang
berlaku.
Setelah perencanaan pembelajaran dibuat dan dilakukan proses pembelajaran, maka
perlu dilakukannya evaluasi untuk mengukur dan menilai proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Keberhasilan pendidikan selama inihanya diukur dari keunggulan ranah
kognitif dan nyaris tidak mengukur ranahafektif serta psikomotorik sebagai satu kesatuan
yang harus dicapai untuk pembinaan keterampilan, perilaku atau watak, dan budi pekerti
siswa ke arahakhlaqul karimah. Sehingga dibutuhkan penilaian atau evaluasi dalam
4
proses pembelajaran. Agar dapat menilai ketiga ranah tersebut yaitu ranah kognitif,
afektifdan psikomotorik. Diharapkan dengan adanya evaluasi, guru dapat
mengetahuisejauh mana siswa dapat memahami suatu pembelajaran yang
disajikan.Dengan kata lain, rencana pembelajaran yang dibuat guru harus berdasarkan
pada kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran. Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan guru untuk mengetahui
kemampuan siswa sudah sejauh mana memahami pembelajaran disekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan evaluasi pembelajaran?
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan evaluasi pembelajaran
3. Bagaimana langkah-langkah perencanaan evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan evaluasi
pembelajaran
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perencanaan evaluasi pembelajaran
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis:
a) Bagi siswa evaluasi yang dilakukan akan bermanfaat untuk mengukur
pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran
b) Meningkatkan motivasi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik lagi
2. Manfaat Praktis :
a) Bagi Mahasiswa, Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai cara
melakukan evaluasi pembelajaran yang baik dan benar.
b) Bagi Guru dan Masyarakat, Meningkatkan profesionalisme guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan Meningkatkan keterampilan guru
dalam menggunakan berbagai metode dan model pembelajaran simulasi yang
tepat

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Evaluasi Pembelajaran


Menurut William H. Newman dalam bukunya Administrative Active Techniquesof
Organizationand Management, bahwa perencanaan adalah menentukan apa yang akan
dilakukan. Evaluasi adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh
informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu
keputusan.
Sedangkan evaluasi pembelajaran menurut Norman E. Gronlound adalah suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-
tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Sehingga pengertian perencanaan evaluasi pembelajaran adalah rangkaian-rangkaian
putusan yang diambil untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa atau perencanaan evaluasi adalah menguraikan strategi mengenai cara
mendapatkan dan menganalisis data yang akan membantu meningkatkan efektivitas dari
suatu evaluasi program pendidikan. Yang termasuk ke dalam perencanaan evaluasi ini
adalah:
1. Penjelasan mengenai perlunya evaluasi dan tanggung jawab melakukan evaluasi
2. Penentuan batasan evaluasi dan analisis konteks evaluasi
3. Identifikasi pertanyaan, kriteria, dan masalah evaluatif
4. Perencanaan pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi
5. Mengembangkan team manajemen perencanaan evaluasi, termasuk penentuan
waktu, anggaran dan biaya, personel, serta menentukan penilaian, monitoring,
dan perbaikan perencanaan evaluasi sampai mendapatkan suatu kesepakatan
mengenai prosedur evaluasi yang akan dilakukan.

B. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan Evaluasi Pembelajaran


Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan evaluasi
menurut buku Zainal Arifin yang berjudul Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan
Prosedur.

6
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala prioritas pemecahannya. Analisis
kebutuhan merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran secara keseluruhan,
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengindentifikasi dan mengklarifikasi
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, analisa data dan
kesimpulan.Analisis kebutuhan dalam program pembelajaran berarti analisis yang
dilakukan terhadap kebutuhan peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok.
2. Menentukan Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian harus dirumuskan secara jelas dan tegas karena menjadi
dasar untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis atau model, dan karakter
alat penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki
kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk menentukan keberhasilan peserta
didik (sumatif), untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai
dengan kemampuannya (penempatan).Dengan kata lain, tujuan penilaian harus
dirumuskan sesuai dengan jenis penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian
formatif, sumatif, diagnostik, atau penempatan. Rumusan tujuan penilaian harus
memperhatikan domain hasil belajar.
3. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar
Pengidentifkasian kompetensi dilakukan oleh guru berdasarkan kompetensi
yang ada dalam kurikulum yang berlaku. Mulai dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, hasil belajar hingga indikator.
4. Menyusun Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian relevan dengan
materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru kepada peserta didik.Kisi-kisi
adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai
topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsinya
sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-
kisi disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi, guru harus menganilisis
silabus terlebih dahulu sebelum menyusun kisi-kisi.
7
5. Mengembangkan Draf Instrumen
Draf instrumen penilaian dapat berupa bentuk tes maupun nontes. bentuk tes
mengharuskan guru membuat soal. Penulisan soal adalah penjabaran indikator
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-
kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang
efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan
menentukan kualitas tes secara keseluruhan. Bentuk nontes, contohnya dapat berupa
angket, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
6. Uji Coba dan Analisis Soal
Uji coba dan analisis soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal mana yang
perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal mana yang baik
untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami
uji coba dan revisi yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.Analisis empiris
dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan.
Informasi empiris pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat
memengaruhi validitas soal meliputi aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran
soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, dan pengaruh kultur. Sedangkan analisis
rasional dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Kedua
analisis tersebut dilakukan pula terhadap instrumen evaluasi dalam bentuk nontes.
7. Revisi dan Merakit Soal
Soal yang sudah diuji coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai dengan
proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang
masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, atau direvisi total, baik menyangkut pokok
soal (stem) maupun alternatif jawaban (option), untuk kemudian dilakukan perakitan
soal menjadi suatu instrumen yang terpadu dengan memperhatikan validitas skor tes,
seperti nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, dan penataan soal.

C. Langkah-Langkah Perencanaan Evaluasi


Tahap-tahap utama dalam perencanaan evaluasi adalah:
1. Menetukan Tujuan Evaluasi
Memahami tujuan evaluasi adalah salah satu wawasan paling penting
yang harus dimiliki seorang evaluator. Apapun bentuk dan pendekatan
evaluasi, penentuan tujuan evaluasi akan selalu berkenaan dengan apa yang
8
diharapkan dari pelaksanaan suatu evaluasi, yaitu output (misalnya; produk
pembelajaran, dokumentasi siswa/guru, dsb.) dan outcome (misalnya;
efektivitas/efisiensi pembelajaran siswa, perubahan sikap siswa, perubahan
kinerja dan sikap guru, perubahan kelembagaan, posisi di dunia pendidikan
dan dunia kerja, dsb.). Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh dari
penentuan tujuan evaluasi yang berkaitan dengan kurikulum. Tujuan:
Menguraikan kelemahan atau kekurangan dari kurikulum yang sekarang
digunakan, dengan fokus pada kegagalan pembelajaran siswa. Pertanyaan:
Apa kebutuhan pembelajaran dan mengapa kebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi oleh pengajaran/pembelajaran yang ada? Dalam hal ini analisis
kurikulum hendaknya menghasilkan suatu pernyataan yang jelas dari outcome
pembelajaran yang diinginkan, misalnya tujuan pembelajaran.
2. Merumuskan Masalah Evaluasi
Masalah evaluasi bisa dilihat dari fenomena yang terjadi. Dengan
mengacu pada contoh sebelumnya, yaitu masalah kurikulum, dapat dilihat
bahwa masalah yang terjadi adalah rendahnya mutu pembelajaran siswa atau
bahwa hasil pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dengan demikian, di sini diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pembelajaran siswa dalam kaitannya dengan menganalisis
kelemahan atau kekurangan dari kurikulum yang sekarang digunakan.
Dalam hal ini, evaluator bisa merumuskan masalah tersebut dengan
melakukan analisis diri, analisis dari rekan sejawat, dari para ahli, atau dari
tinjauan literatur pendidikan, dengan fokus pada muatan kurikulum, aktivitas
pengajaran/pembelajaran, dan penilaian. Setelah merumuskan masalah,
evaluator bisa melanjutkan dengan menentukan jenis data yang akan
dikumpulkan untuk kepentingan evaluasi tersebut.
3. Menentukan Jenis Data yang Akan Dikumpulkan
Pada tahap ini evaluator mengidentifikasi data/informasi sesuai dengan
kebutuhan dan variabel yang akan dievaluasi. Jenis data secara umum adalah
data kuantitatif dan data kualitatif. Di sini evaluator memilih dan/atau
mengembangkan metode pengumpulan data (instrumen), mengidentifikasi
sumber-sumber informasi yang tepat (dari siapa, oleh siapa) dan cara

9
mengumpulkannya, organisasi hasil informasi evaluasi, serta analisis dan
interpretasi hasil informasi evaluasi.
4. Menentukan Sampel
Sampel digunakan bila kita akan mengevaluasi sebagian dari populasi
yang menjadi subjek atau objek evaluasi, dengan memperhatikan sifatnya yang
homogenitas dan heterogenitas. Evaluator juga menentukan teknik
pengambilan sampel (sampling) yang cocok diambil. Sebagai contoh, Anda
bisa menentukan desain sampling yang akan diambil dari sejumlah populasi
dengan menggunakan teknik-teknik seperti random sampling, stratified
sampling, proportional sampling, dengan memperhatikan pendekatan seperti
judgment sampling (ditarik berdasarkan pertimbangan para ahli) dan
probability sampling (ditarik berdasarkan probabilitas) serta haphazard
sampling (berdasarkan aksesibilitas sampel yang dapat diambil).
5. Menentukan Model Evaluasi
Penentuan modal evaluasi sangat berkaitan dengan berbagai
pendekatan evaluasi. Evaluator hendaknya memahami berbagai pendekatan
dalam evaluasi, kekuatan dan kelemahan setiap pendekatan.

Berikut ini adalah pendekatan-pendekatan utama dalam evaluasi:


a. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, yang fokusnya adalah
menentukan tujuan dan sasaran dan pencapainnya.
b. Pendekatan yang berorientasi pada manajemen, yang fokus utamanya
adalah pada identifikasi dan pemenuhan kebutuhan informasi bagi para
pembuat keputusan manajerial.
c. Pendekatan yang berorientasi pada klien, yaitu yang masalah utamanya
adalah mengembangkan informasi evaluasi dalam produk-produk
pendidikan, untuk digunakan oleh pengguna pendidikan dalam memilih
kurikulum (misalnya kurikulum berbasis kompetensi), produk-produk
pembelajaran, dan sebagainya.
d. Pendekatan yang berorientasi pada para ahli, yang sangat bergantung
pada penerapan langsung dari para profesional dalam menilai kualitas
pendidikan.

10
e. Pendekatan yang berorientasi pada lawan atau pesaing, yaitu sebagai
kontra atau penyeimbang dari pendekatan yang berorientasi pada para
ahli pada umumnya (pro dan kontra).
f. Pendekatan naturalistik yang berorientasi pada partisipan, yaitu bahwa
keterlibatan partisipan merupakan penentu utama dalam nilai-nilai,
kriteria, kebutuhan, dan sifat data untuk evaluasi.
6. Menentukan Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang umumnya dipakai oleh evaluator antara lain adalah
tes, pengukuran sikap, survey dan kuesioner survey, wawancara, pengamatan,
on-siteevaluation, teknik Delphi, analisis kebutuhan, analisis konten, sampling,
eksperimental, quasi-experimental, dan sebagainya. Penentuan alat evaluasi
hendaknya sesuai dengan tujuan dan pertanyaan evaluasi yang dikemukakan
sebelumnya. Sebagai contoh, jika Anda akan mengevaluasi kemajuan prestasi
siswa dalam beberapa matapelajaran, hendaknya Anda menggunakan tes
tertulis sebagai alat evaluasi. Contoh lain jika Anda akan mengevaluasi minat
dan bakat siswa, Anda bisa menggunakan tes lisan, wawancara, atau
pengukuran sikap.
7. Merencanakan Personal Evaluasi
Yang dimaksud personal evaluasi di sini adalah seluruh sumber daya
manusia yang tersedia dan terlibat untuk pelaksanaan evaluasi. Termasuk di
sini antara lain adalah evaluator atau teamevaluator, klien yang meminta
evaluasi, dan evaluand (objek evaluasi). Dalam posisi kita sebagai evaluator,
kita bisa meminta bantuan dari evaluator eksternal yang memiliki keahlian
tertentu dalam bidangnya. Keuntungan menggunakan evaluator eksternal
antara lain adalah hasil evaluasi akan lebih objektif karena mereka jarang
memiliki kepentingan tertentu (vestedinterest) dalam keberhasilan atau
kegagalan suatu program. Keuntungan lainnya adalah bahwa evaluator
eksternal bisa memperkaya perspektif lain ketimbang evaluator internal.
8. Merencanakan Anggaran
Anggaran dan pembiayaan kadang bisa menjadi kendala untuk
keberhasilan pelaksanaan evaluasi. Dana yang tidak sesuai dengan
perencanaan anggaran bisa menghambat jalannya program. Di lain pihak,
perencanaan anggaran yang tidak realistis juga akan berdampak buruk dalam
11
pelaksanaan evaluasi. Sebagai contoh, dalam hal ini kita harus bisa
menyesuaikan perencanaan anggaran dengan dana yang tersedia, misalnya
dana yang disediakan oleh sponsor atau dana yang tersedia dalam anggaran
rutin. Dengan kata lain, agar rencana sesuai dengan realisasi, perencanaan
anggaran dan biaya yang kita buat harus realistis dan tetap berpatokkan pada
konsep efisiensi. Bila Anda merasa anggaran Anda kurang sempurna, Anda
bisa meminta bantuan orang-orang perencanaan anggaran, konsultan keuangan
dan/atau akuntan.
9. Merencanakan Jadwal Kegiatan
Suatu perencanaan akan lebih mudah dipahami dan lebih
mudah dilaksanakan bila kita memiliki suatu jadwal kegiatan, yang terdiri dari
jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dan waktu yang tersedia. Dengan
jadwal, kita dapat menentukan apa yang harus kita lakukan hari ini, misalnya.
Kita harus tetap menjaga agar aktivitas dan waktu kita tidak keluar dari jadwal
yang telah ditetapkan, sebab jika hal tersebut terjadi, maka kegiatan lainnya
akan terpengaruh juga. Namun demikian, kita tidak boleh melepaskan diri dari
fleksibilitas jadwal, artinya suatu kegiatan dalam suatu rangkaian kegiatan
hendaknya dibuat fleksibel agar jika terjadi hal-hal yang diluar dugaan, hal
tersebut bisa diantisipasi sesegera mungkin. Perencanaan jadwal kegiatan
dapat didasarkan pada permintaan klien, kebutuhan program atau berpatokkan
pada kriteria dan peraturan tertentu.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan evaluasi pembelajaran adalah rangkaian-rangkaian putusan yang diambil
untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan evaluasi menurut buku Zainal
Arifin yang berjudul Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan Prosedur.:Analisis
Kebutuhan, Menentukan Tujuan Penilaian, Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil
Belajar,menyusun kisi-kisi, Mengembangkan Draf Instrumen,uji coba dan analisis
soal,revisi dan merakit soal.

Tahap-tahap utama dalam perencanaan evaluasi adalah:

1. Menentukan tujuan evaluasi


2. Merumuskan masalah evaluasi
3. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan
4. Menentukan sampel sesuai dengan tujuan evaluasi
5. Menentukan model evaluasi sesuai dengan tujuan evaluasi
6. Menentukan alat evaluasi
7. Merencanakan personal evaluasi
8. Merencanakan anggaran
9. Merencanakan jadwal kegiatan
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari dalam penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan pemakalah pada khususnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amrikhan. (2013). "Perencanaan Evaluasi Pembelajaran".


(https://www.google.com/amp/s/amrikhan.wordpress.com/2012/10/29/perencanaan-evaluasi-
pembelajaran/amp/ ). Diakses pada tanggal 26 Maret 2022.
Arifin, Zainal. (2013). Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Hikmah. (2017). "Makalah : Perencanaan, Pengelolaan dan Evaluasi Pembelajaran
(Psikologi Pendidikan)". (http://maphikmah.blogspot.com/2017/01/makalah-perencanaan-
pengelolaan-dan.html?m=1 ). Diakses pada tanggal 26 Maret 2022.
Mutiara. (2018). "Makalah Evaluasi Pembelajaran".
(https://mutiarafadhilahnasution.blogspot.com/2019/04/makalahevaluasipembelajaran.html?
m=1 ). Diakses pada tanggal 26 Maret 2022.
Sani. (2015). "Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran ".
(https://id.scribd.com/doc/293719702/Perencanaan-dan-Evaluasi-Pembelajaran ). Diakses
pada tanggal 26 Maret 2022.

14
UJI KOMPETENSI

A. SOAL
1. Apakah pernyataan “Perencanaan dalam setiap kegiatan melibatkan komponen
dalam kegiatan tersebut” berlaku dalam perencanaan pembelajaran? dan, Bagaimana
tinjauan dari aspek guru dan siswa?
2. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang ideal menurut tuntutan kurikulum yang
berlaku?
3. Evaluasi yang baik harus terdiri dari kegiatan pengukuran dan penilaian, jelaskan
mengapa kegiatan evaluasi harus melibatkan kedua hal tersebut?
4. Jelaskan perbedaan antara evaluasi hasil belajar dengan evaluasi pembelajaran?
5. Hal2 apa saja yang harus di perhatikan dalam perencanaan evaluasi pembelajaran?

B. KUNCI JAWABAN
1. Sama halnya pada setiap perencanaan, semua komponen tentu terlibat dalam kegiatan
tersebut. Begitu pula dalam perencanaan pembelajaran. Guru sebagai penyampai
pelajaran memiliki multiperan seperti penulis skenario, aktor, sekaligus sutradara
dalam pembelajaran yang dilaksanakannya.
Dari aspek guru, yang harus ditampilkan dalam pembelajaran setidaknya dapat
terkondisikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Ketersediaan waktu menjadi
penentu agar pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik. Dalam kata lain, indikator ketercapaian kompetensi telah terukur dan
mampu menggambarkan tingkat kepahaman dari peserta didik. Guru harus mampu
mengajak siswa tertarik dengan pelajaran yang diberikan melalui inovasi kreatif
dalam mengajar, misalnya penggunaan metode anjangsana (kunjungan) ke objek
yang terkait dengan materi ajar.
Dari aspek siswa, komponen pembelajaran yang dibutuhkan siswa setidaknya
telah tersedia media pembelajaran yang menarik dan relevan dengan materi ajar yang
sedang diberikan. Kesesuaian ini akan menumbuhkan motivasi dan semangat siswa
dalam mengikuti pelajaran. Pada akhirnya siswa akan dengan mudah menyerap
pelajaran yang sedang diberikan. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan berjalan

15
dengan efektif karena mampu mengarahkan siswa untuk paham dengan materi
pelajarannya.

2. Perencanaan yang ideal menurut tuntutan kurikulum tentunya telah memenuhi


kriteria yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Sesuai dengan kurikulum yang
sedang berlaku, perencanaan setidaknya meliputi tiga hal pokok, yaitu pendahuluan,
kegiatan inti, kemudian penutup. Dalam satu paket perencanaan tersebut telah
tergambarkan model pembelajarannya dengan jelas. Kemudian di dalam strategi
hingga taktik mengajar juga telah disebutkan pada rencana pembelajarannya.
Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” menyebutkan
persiapan mengajar yang baik harus memenuhi kriteria:
a. Materi dan tujuan mengacu pada garis besar program pengajaran.
b. Proses belajar mengajar menunjang pembelajaran aktif dan mengacu pada
analisis materi pelajaran.
c. Terdapat keselarasan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
d. Dapat dilaksanakan.
e. Mudah dimengerti/dipahami.
Dalam perencanaan pembelajaran hal yang perlu ditampilkan pertama kali
adalah Standar Kompetensi (SK). Selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar
(KD) sebuah topik, dari topik yang akan dibahas kemudian ditentukan pula indikator
yang akan dicapai. Berikutnya menyebutkan tujuan pembelajaran yang seterusnya
diberikan gambaran/deskripsi singkat materi yang akan disampaikan. Kemudian
menyebutkan pendekatan dan metode yang akan dipakai. Sedangkan didalam
kegiatan inti hingga kegiatan akhir menyebutkan taktik yang akan dilakukan
meliputi membuka dengan doa, menyampaikan materi pertemuan selanjutnya serta
doa penutup. Dibagian akhir disebutkan pula sumber ajar, alat, media, teknik
penilaian, bentuk penilaian, intrumen dan kriteria penilaian.

3. Sesuai dengan tujuan evaluasi yaitu mendeskripsikan kemampuan belajar siswa,


makadalam upaya untuk mendeskripsikan belajar siswa seorang guru harus
menetapkan satuan penilaian yang dapat diselaraskan dan mudah dibaca oleh orang
lain. Dan dalam sebuahnilai juga terdapat ukuran (patokan) yang menjadi acuan hasil
belajar siswa dapatdikatakan sangat baik, baik dan cukup.
16
Dan di dalam evaluasi juga terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu
programyang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi juga memerlukan
sedikit banyak data hasil pengkuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki
banyak dimensi seperti kemampuan kreativitas, sikap minat, keterampilan dan
sebagainya.
4. a. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan
pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan
dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait,
atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau
tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk
memberi nilai tentang kualitas hasil belajar secara klasik tujuan evaluasi hasil
belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta
didik.
Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan
umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai
pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan
sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan. Sedangkan
b. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,penjaminan dan
penetapan kualitas (nilai dan arti ) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggung jawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran.
Evaluasi pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan
melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor
atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan
17
tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran
(measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar
dalam kegiatan evaluasi.
5. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan evaluasi
menurut buku Zainal Arifin yang berjudul Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik,
dan Prosedur.
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang
untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala prioritas
pemecahannya. Analisis kebutuhan merupakan bagian integral dari sistem
pembelajaran secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
mengindentifikasi dan mengklarifikasi masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, analisa data dan kesimpulan.[3]Analisis kebutuhan dalam
program pembelajaran berarti analisis yang dilakukan terhadap kebutuhan
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok.
b. Menentukan Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian harus dirumuskan secara jelas dan tegas karena
menjadi dasar untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis atau model,
dan karakter alat penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu
untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk
menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostik), atau
untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya
(penempatan).[4]Dengan kata lain, tujuan penilaian harus dirumuskan sesuai
dengan jenis penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian formatif,
sumatif, diagnostik, atau penempatan. Rumusan tujuan penilaian harus
memperhatikan domain hasil belajar.
c. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar
Pengidentifkasian kompetensi dilakukan oleh guru berdasarkan
kompetensi yang ada dalam kurikulum yang berlaku. Mulai dari standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar hingga indikator.

18
d. Menyusun Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian relevan
dengan materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru kepada peserta
didik.Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi
item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang
kemampuan tertentu. Fungsinya sebagai pedoman untuk menulis soal atau
merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi disusun berdasarkan silabus
setiap mata pelajaran. Jadi, guru harus menganilisis silabus terlebih dahulu
sebelum menyusun kisi-kisi.
e. Mengembangkan Draf Instrume
Draf instrumen penilaian dapat berupa bentuk tes maupun nontes.
bentuk tes mengharuskan guru membuat soal. Penulisan soal adalah
penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya
sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus
serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun
bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara
keseluruhan. Bentuk nontes, contohnya dapat berupa angket, observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.
f. Uji Coba dan Analisis Soal
Uji coba dan analisis soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal mana
yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal mana
yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang
sudah mengalami uji coba dan revisi yang didasarkan atas analisis empiris dan
rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan setiap soal yang digunakan.
Informasi empiris pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat
memengaruhi validitas soal meliputi aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat
kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, dan pengaruh kultur.
Sedangkan analisis rasional dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-
kelemahan setiap soal. Kedua analisis tersebut dilakukan pula terhadap
instrumen evaluasi dalam bentuk nontes.

19
g. Revisi dan Merakit Soal
Soal yang sudah diuji coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai
dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian,
ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, atau direvisi total, baik
menyangkut pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option), untuk
kemudian dilakukan perakitan soal menjadi suatu instrumen yang terpadu
dengan memperhatikan validitas skor tes, seperti nomor urut soal,
pengelompokkan bentuk soal, dan penataan soal

20
21

Anda mungkin juga menyukai