SUSPENSI

PENGERTIAN
Suspensi Adalah sediaan yang mengandung
bahan padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa zat
yang terdispersi harus halus tidak boleh cepat
mengendap dan bila digojog perlahan-lahan ,
endapan harus segera terdispersi kembali

Kekentalan Suspensi tidak boleh terlalu tinggi

agar sediaan mudah dikocok dan dituang

Penandaan pada Etiket harus juga tertera

“Kocok Dahulu “
Untuk Lotion ( External) Syarat :
1. Harus mudah Menyebar pada daerah pemakaian
2. Tidak mudah mengalir dari daerah pemakaian
3. Cepat kering membentuk lapisan film pelindung

Ukuran zat padat yang terdispersi untuk suspensi sudah

tertentu yakni
0,5 – 10 Mikron Untuk suspensi yg halus
10 – 50 Mikron Untuk Suspensi Kasar
Suspensi sering disebut Mikstur gojog (Mixturae
Agitandae).
Bila obat dalam suhu kamar tidak larut dalam pelarut
yang tersedia maka harus dibuat mikstur gojog atau
disuspensi

STABILITAS SUSPENSI
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas
suspensi :
1. Ukuran Partikel
2. Kekentalan (Viskositas)
3. Jumlah Partikel (Konsentrasi)
4. Muatan/Sifat Partikel
ZAT PENSUSPENSI
(SUSPENDING AGENT)
Bahan – bahan pengental untuk menambah
kekentalan yang dapat larut kedalam cairan.
Contoh :
1. Golongan polysacharida
2. Golongan Gom
3. Golongan Agar
4. Golongan Selulosa
5. Golongan Tanah Liat
6. Golongan Organik Polimer
Bahan Pensuspensi dapat dikelompokkan
menjadi 2 :
1. Bahan pensuspensi dari alam
2. Bahan pensuspensi sintetik
Ad 1 ). Bahan Pensuspensi dari alam
Ex. Acasia (Gom Arab)
Chondrus
Tragacanth
Algin
Tanah Liat : Bentonite, Hectonite, Veegum
Ad 2) Bahan Pensuspensi Sintetik
❑ Derivat Selulosa
Ex : Metil Selulosa, Karboksi metil selulosa
(CMC), Hidroksi metil Selulosa
❑ Golongan Organik Polimer
Ex. Carbhopol 934 (merupakan nama dagang
dari salah satu pabrik)
Untuk suspensi dipakai kadar 1 %
Untuk meninggikan viskositas biasanya dapat
digunakan Pulvis Gummosus,

Pemakaian PGS + Air 7X PGS

Zat yang tidak larut akan cepat mengendap.

Banyak nya zat pengental tidak tergantung pada

banyaknya serbuk, tetapi tergantung dari besarnya
volume cairan
Pengaturan Umum :
1. Untuk Obat berkhasiat keras disuspensikan
dengan Pulvis Gummosus sebanyak 2 % dari
jumlah cairan obat minum.
2. Untuk Obat tidak berkhasiat keras
disuspensikan dengan Pulvis Gummosus
sebanyak 1 % dari jumlah cairan obat minum
3. Pada Obat-obat untuk pemakaian Dalam kita
mengambil Gummi Arabicum dan bukan Pulvis
Gummosus
4. Pada obat untuk pemakaian luar kita hindari
pemakaian Gummi Arabicum (PGA) atau Pulvis
Gummosus (PGS) dipakai Gol Tanah Liat
Kita hindari pemakaian PGA atau PGS oleh
karena zat yang mensuspensikan akan
menyelubungi obat yang tidak larut, sehingga
khasiatnya berkurang, sedangkan pada obat –
obat pemakaian dalam, zat pensuspensi akan
hilang dalam saluran cerna makanan dan
dengan demikian penyelubung obat akan hancur
sehingga obat dapat bekerja dengan
sepenuhnya
PGS
1. PGA
2. Tragakan
3. Saccharum Lactis

Jika dalam Suatu Formula terdapat GLISERIN

maka dari itu, Gliserin Serbuk/ Zat padat
didispersikan dengan gliserin/propilenglikol,
koloid gom baru diencerkan dengan air
 TEORI EMULSI

EMULSI : DISPERSI TETESAN MAKROSKOPIK SUATU CAIRAN DALAM CAIRAN YANG

LAIN DENGAN UKURAN DIAMETER SEKITAR 0,5 – 100 MIKRON.

EMULSI TERBENTUK BILA DUA CAIRAN YANG TAK BERCAMPUR BIASANYA AIR –
MINYAK DIADUK SECARA MEKANIK.

SELAMA PENGADUKAN KEDUA CAIRAN CENDRUNG MEMBENTUK TETESAN-

TETESAN , TAPI BILA PENGADUKAN DITIADAKAN , TETESAN TERSEBUT
MEMISAH LAGI DALAM DUA FASE.
JIKA SUATU SENYAWA PENSTABIL (EMULGATOR) DITAMBAHKAN KE DALAM
CAIRAN TERSEBUT, MAKA AKAN TERBENTUK SATU FASE KONTINYU DAN
FASE LAIN TETAP DALAM BENTUK TETESAN.

STABILITAS SUATU EMULSI : ADALAH UKURAN LAMANYA TETESAN YANG

TERDISPERSI BERGABUNG SATU SAMA LAIN DAN TERPISAH SEBAGAI SUATU
LAPISAN.
FENOMENA ASOSIASI SURFAKTAN

SURFAKTAN IONIK : NATRIUM DODESILSULFAT

PADA KONSENTRASI RENDAH SURFAKTAN BERPRILAKU SPT GARAM YAITU ION

POSITIF NATRIUM DAN ION NEGATIF DODESILSULFAT.

JIKA KONSENTRASI SURFAKTAN DINAIKKAN SAMPAI TITIK CMC, AKAN

TERBENTUK ASOSIASI SURFAKTAN (MISEL)

DIAMETER MISEL 50 Å, NILAI INI 1 % DARI PANJANG GELOMBANG CAHAYA

TAMPAK, SHG MISEL TAK DAPAT DIDETEKSI SECARA VISUAL (LARUTAN MENJADI
TRANSPARAN).

HIDROKARBON, ALKOHOL RANTAI PANJANG , ESTER, ASAM KARBOKSILAT DAN

SENYAWA ORGANIK LAIN YANG SUKAR LARUT DALAM AIR AKAN TERLARUT
DALAM INTI SEL . DISEBUT DG SOLUBILISASI
STABILITAS EMULSI DUA FASA

EMULSI DISTABILKAN OLEH EMULGATOR (SURFAKTAN ATAU POLIMER)

EMULGATOR LARUT DALAM SALAH SATU FASA ATAU DIADSORPSI PADA ANTAR
MUKA.

TANDA TANDA DARI EMULSI TAK STABIL :

BILA EMULSI MULAI MEMISAH , LAP MINYAKTERLIHAT DI BAGIAN ATAS DAN LAP
AIR DI BAGIAN BAWAH. PEMISAHAN INI ADALAH AKHIR DARI BENTUK EMULSI
YANG TAK STABIL

ADA DUA PROSES AWAL YANG DISEBUT FLOKULASI DAN KOALESCENSI

FLOKULASI : DUA TETESAN SALING BERDEKATAN, TAPI MASIH DIPISAHKAN OLEH
FILM (LAPISAN ) . TETESAN-TETESAN FASE TERDISPERSI MEMBENTUK CLUSTER
TAPI LAPISAN TIPIS ANTAR TETESAN MASIH ADA. DAN EMULGATOR MASIH PADA
PERMUKAAN TETESAN SELAMA PROSES INI.

KOALESCENSI : LAPISAN TIPIS ANTAR TETESAN SUDAH HILANG , DAN BERSATU

MEMBENTUK TETESAN YANG LEBIH BESAR DAN TAHAP TERAKHIR AKAN TERJADI
PEMISAHAN FASA YANG DAPAT DIAMATI SECARA VISUAL.

EMULSI YANG STABIL : EMULSI YANG TAK BERUBAH DENGAN WAKTU , JK

DIRANCANG SHELF LIFE 3 TAHUN, MAKA HARUS STABIL SELAMA WAKTU
TERSEBUT.

KESTABILAN EMULSI DISEBABKAN OLEH PERLAMBATAN DARI PROSES

DESTABILISASI : A) HALANGAN ENERGI ANTARA TETESAN, B) GELASI FASA
KONTINYU >>> VISKOSITAS MENINGKAT
KECEPATAN FLOKULASI TERGANTUNG PADA DIFUSI PARTIKEL BERDASARKAN
EQUASI BERIKUT :

𝑑𝑛
= -16 .𝜋. 𝐷. 𝑎. 𝑛 2
𝑑𝑡

KETERANGAN :

Dn/dt = kec flokulasi

a = jari jari tetesan
D = koefisien difusi untuk satu tetesan
n = jumlah partikel per satuan volume
KINETIKA DESTABILISASI

ADA HUB LANSUNG ANTARA FLOKULASI, KOALESCENCI DAN PEMISAHAN

FASE

BILA KOALESCENSI TERJADI, PERBESARAN TETESAN MENJADI CEPAT NAIK KE

PERMUKAAN ATAU KE BAWAH (TERGANTUNG PADA DENSITY FASA KONTINYU
DAN FASE DISKONTINYU).
TABEL YANG MENUNJUKKAN WAKTU TETESAN BERGERAK SEJAUH 5 CM
SECARA VERTIKAL , DG JARI-JARI PARTIKEL YANG BERBEDA DAN DENSITY 0,8
g/cc.

Jari –jari (um) T

100 11,5 detik
10 10 menit
1 32 jam
0,1 133 hari
0,01 36 tahun

Semakin kecil ukuran tetesan , maka akan semakin lama pemisahan

DENGAN MENJAGA PARTIKEL (TETESAN ) KECIL , DPT MENCEGAH

FLOKULASI DAN KOALESCENCE >>>>> MEMPERLAMBAT PEMISAHAN
FASA
EMULSI MINYAK /AIR TANPA PENAMBAHAN PENGEMULSI (PENSTABIL)
MEMPERLIHATKAN FLOKULASI – KOALESCENCE YANG CEPAT.

PENGEMULSI BERPERAN :

❖ MEMPERLAMBAT FLOKULASI DAN KOALESCENSI TETESAN DENGAN

MENCEGAH PERGERAKAN TETESAN MELALUI PENINGKATAN VISKOSITAS
FASE KONTINYU

❖ MELINDUNGI TETESAN MELALUI HALANGAN ENERGI ANTAR TETESAN

PENINGKATAN VISKOSITAS

KECEPATAN FLOKULASI EMULSI BERBANDING TERBALIK DENGAN

VISKOSITAS FASE KONTINYU. EMULSI YANG STABIL DAPAT DIBUAT DG
CARA GELASI FASE KONTINYU.

PEMILIHAN POLIMER YANG BERSIFAT TIKSOTROPIK (GUM ALAM DAN

POLIMER SINTETIK).

PARTIKEL CLAY JUGA BERPERAN SEBAGAI PENINGKAT VISKOSITAS SPT

BENTONIT
HALANGAN ENERGI

JIKA DIHARAPKAN SISTEM EMULSI DENGAN VISKOSITAS YANG RENDAH MAKA

STABILITAS SISTEM EMULSI DAPAT DICAPAI DENGAN HALANGAN ENERGI ANTAR
TETESAN

ADA BEBERAPA METODE UNTUK MEMBENTUK HALANGAN ENERGI ANTARA 2

TETESAN :

❖ LAPISAN LISTRIK GANDA (ELECRICAL DOUBLE LAYER)

❖ TOLAK MENOLAK STERIK DARI POLIMER YANG TERADSORPSI

SURFAKTAN IONIK DIADSORPSI PADA ANTARMUKA TETESAN MINYAK DALAM

AIR YANG GUGUS POLAR BERORIENTASI KE AIR, COUNTER ION SURFAKTAN (EX.
ION NATRIUM DALAM Na Dodesil sulfat) AKAN MEMISAH DARI PERMUKAAN
MEMBENTUK KABUT DIFFUSI YANG MENCAPAI FASE KONTINYU.
MUATAN POSITIF PERMUKAAN COUNTER ION DISEBUT : LAPISAN LISTRIK GANDA

JIKA COUNTER ION MULAI SALING BERDEKATAN ANTAR TETESAN MAKA AKAN
TERJADI GAYA TOLAK MENOLAK
STABILISASI DENGAN POLIMER

POLIMER DIADSORPSI PADA PERMUKAAN FASE TERDISPERSI DALAM KEADAAN

LOOPS, TAILS DAN TRAIN.

TRAINS

LOOPS

TAILS

KERJA STABILISASI TERGANTUNG PADA KEBERADAAN EKOR (TAILS) DAN LOOP YANG
CUKUP PANJANG.
 Electrostatic stabilisation

Steric Stabilisation

12/13/2021 Disperse System by Erizal 19

 UJI STABILITAS SISTEM DISPERSI

DIBUTUHKAN WAKTU LAMA UNTUK MELAKUKAN UJI STABILITAS SISTEM EMULSI, JIKA
UMUR SIMPAN SEDIAAN 1 TAHUN, MAKA AKAN DIBUTUHKAN JUGA PENGUJIAN
SELAMA 1 TAHUN (REAL TIME STABILITY TEST)

KETIDAKSTABILAN ALAMAI SISTEM EMULSI DIAKIBATKAN OLEH 2 FENOMENA :

❖ TETESAN SATU SAMA LAIN SALING BERGABUNG DIINDUKSI OLEH GERAK

BROWN (FLOKULASI DAN KOALESCENSI) , PEMANASAN DPT MENINGKATKAN
GERAK BROWN, MENINGKATKAN KECEPATAN DESTABILISASI.
PENINGKATAN TEMPERATUR JUGA DAPAT MENYEBABKAN :
1. MENGURANGI KERJA PELINDUNG DARI SURFAKTAN YANG DIADSORPSI
2. MENINGKATKAN KELARUTAN KOMPONEN FASE YANG TERDISPERSI
3. MERUBAH LAPISAN LISTRIK GANDA
❖ SEDIMENTASI