Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN ANAK

PRA SEKOLAH PADA ANAK NY.N

DI PUSKESMAS LANGSAT

PEKANBARU

Disusun Oleh

SELLI HERAYATI PANE

P031915401033

KEMENKES REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES RIAU

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D III KEBIDANAN

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN ANAK

PRA SEKOLAH PADA ANAK NY.N

DI PUSKESMAS LANGSAT

PEKANBARU

Disusun Oleh :

SELLI HERAYATI PANE

P031915401033

Disetujui Oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan (CI)

Okta Vitriani, SKM, M.Kes Nurlia Fitri Amd.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus PKK
III di Puskesmas Langsat.

Laporan kasus pelaksanaan kegiatan PKK III ini dimaksudkan untuk


memenuhi penugasan dari PKK III yang sudah dilaksanakan oleh Mahasiswa
Prodi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau.

Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis mendapat bantuan, arahan,


dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
Terimakasih kepada:

1. Bapak H. Husnan, S.Kp, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Riau.
2. Ibu Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Riau
3. Ibu Ani Laila, SST, M.Biomed selaku ketua Program Studi D III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau
4. Ibu Okta Vitriani, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing.
5. Ibu Nurlia Fitri, Amd.Keb selaku CI pembimbing lapangan.

Pekanbaru, Maret 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................................3
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus....................................................................4
D. Gambaran Kasus.......................................................................................................4
BAB IITINJAUAN TEORI.....................................................................................5
A. Pengertian Pertumbuhan & Perkembangan...............................................................5
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak..................................5
C. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak...............................................7
D. Tugas perkembangan anak........................................................................................8
E. Penilaian pertumbuhan fisik....................................................................................11
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN............................17
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................21
BAB V PENUTUP.................................................................................................23
A. Kesimpulan.............................................................................................................23
B. Saran........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh kembang anak terjadi secara kompleks dan sistematis. Anak akan

mengalami dua proses, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan

merupakan proses bertambahnya jumlah dan ukuran sel di seluruh bagian tubuh

yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan proses

peningkatan kemampuan adaptasi dan kompetensi seseorang dari yang sederhana

ke yang lebih kompleks (Wong, 2008).

Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat penting

dikenal dengan periode kanak-kanak awal (toddler) atau yang dikenal dengan

istilah masa keemasan (The golden age), yakni periode usia 12 sampai 36 bulan.

Periode ini merupakan masa saat anak melakukan eksplorasi lingkungan yang

insentif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi dan

bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum negativism, dan

keras kepala. Masa ini merupakan periode dimana pencapaian perkembangan dan

pertumbuhan intelektual harus dicapai dikarenakan tingkat plastisitas otak masih

sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan

bimbingan (Wong, 2009).

Pada masa ini, perkembangan psikososial yang lengkap sangat diperlukan

karena anak akan memiliki personality sekaligus memiliki sifat-sifat yang positif

seperti percaya diri, autonomi, inisiatif, dapat membina hubungan yang erat

dengan orang lain serta mencapai kesempurnaan ego. Sebaliknya jika anak
memiliki perkembangan psikososial yang kurang lengkap, anak akan memiliki

sifat-sifat yang negatif, seperti tidak percaya diri sendiri dan orang lain, merasa

dirinya memalukan dan ragu-ragu dalam bertindak, merasa bersalah dalam

berbuat, rendah diri, dan mengasingkan diri dari orang lain dan merasa dirinya

tidak berguna (Keliat, 2011).

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain status ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan

orangtua (Huda dalam Santri, 2014). Anak yang dilahirkan dan dibesarkan di

keluarga yang memiliki status ekonomi dan pendidikan yang tinggi akan lebih

mudah untuk memenuhi gizi, mendapatkan informasi tentang tumbuh kembang

anak, dan memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebaliknya

anak dengan status ekonomi dan pendidikan rendah dianggap akan terkait dengan

masalah gizi dan tumbuh kembang (Soetjiningsih, 2012).

Oleh karena itu hak dasar anak yakni memperoleh deteksi, intervensi, dan

stimulasi dalam mengembangkan 4 aspek perkembangan anak pada fase awal

yang meliputi aspek motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosial emosi dan

perilaku perlu mendapat perhatian yang lebih dalam asuhan baik yang dilakukan

oleh orang tua maupun dalam asuhan keperawatan profesional. Adanya

kekurangan dari salah satu aspek akan mempengaruhi aspek yang lain (Medise,

2013).

Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI jumlah anak

usia 1-2 tahun di Indonesia sebanyak 14.333.515 jiwa, di Kota Pekanbaru anak

usia 0-4 tahun sebanyak 111 586 jiwa. Sekitar 35,4% anak balita di Indonesia

2
menderita penyimpangan perkembangan seperti, penyimpangan dalam motorik

kasar, motorik halus, serta penyimpangan mental emosional (Kemenkes RI,

2015). Keterlambatan lainnya juga disampaikan oleh penelitian Hasanah & Ansori

(2013) bahwa keterlambatan perkembangan motorik sebanyak 50% di Asia, 30%

di Afrika dan 20% di Amerika Latin.

Velderman (2010) melakukan penelitian tentang masalah psikososial anak

usia toddler dimana sekitar 8 sampai 9% mengalami masalah psikososial

khususnya masalah sosial-emosional seperti kecemasan atau perilaku agresif.

Penelitian lainnya menyebutkan bahwa pravelensi masalah psikososial pada anak

usia 2-6 tahun sebesar 39,8% (gangguan emosional sebesar 10% dan gangguan

tingkah laku sebesar 29,8%) (Widiani, 2016).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan asuhan

kebidanan anak usia toddler pada anak Ny. N di Posyandu RW 4 wilayah kerja

Puskesmas Langsat Jalan Langsat, Pekanbaru.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah:

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan kebidanan pada anak usia toddler.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien anak usia toddler dengan benar

b. Mampu menegakkan diagnosa pada klien anak usia toddler dengan benar

3
d. Mampu melaksanakan implementasi pada anak usia toddler dengan benar

e. Mampu melaksanakan evaluasi pada anak usia toddler dengan benar

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Pengambilan kasus dilakukan pada hari Sabtu, 12 Maret 2022 di Posyandu
RW 4 wilayah kerja Puskesmas Langsat, Pekanbaru.

D. Gambaran Kasus
Penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara dan
pengkajian fisik pada anak Ny. N dan didapatkan hasil anak Ny. N merupakan
anak kedua dengan umur 2 tahun 12 hari. Pengambilan kasus ini dilakukan di
Posyandu RW 4 wilayah kerja Puskesmas Langsat, Kota Pekanbaru. Waktu
pengambilan kasus yakni pada tanggal 12 Maret 2022, dengan memberikan
asuhan kebidanan pada anak. Asuhan yang telah diberikan selanjutnya
didokumentasikan dengan metode SOAP.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan & Perkembangan

Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam

besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang

bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

(cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan

nitrogen tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

(Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung

kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan,

bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh

karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus

mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya

berjalan sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor

yang mempengaruhinya, baik faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu

faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu

faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan


gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu

diubah (dimodifikasi).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor genetik.

a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik

b. Jenis kelamin

c. Suku bangsa atau bangsa

2. Faktor lingkungan.

a. Faktor pranatal

Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi,

stress, imunitas, anoksia embrio

b. Faktor postnatal

1. Faktor Lingkungan Biologis

Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit,

perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan hormon

2. Faktor lingkungan fisik

Cuaca, musim, sanitasi, keadaan rumah.

3. Lingkungan sosial

Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, ganjaran

atau hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang

4. Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain

6
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas

rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan

norma-norma

C. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan

berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat

variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan

tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut :

1. Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )

a. masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8

minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu

organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk

suatu sistem oragan dalam tubuh.

b. Masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa

ini terdiri dari 2 periode yaitu :

1) Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II

kehidupan intrauterin, terjadi percepatan pertumbuhan,

pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah

terbentuk dan mulai berfungsi.

2) Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat

dan adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi

transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi

asam lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid)

omega 6(Arachidonic Acid) pada otak dari retina.

7
2. Masa bayi : usia 0 – 1 tahun

a. Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi

perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ tubuh

lainnya.

b. Masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan

berlangsung secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem

saraf (29 hari – 1 tahun).

3. Masa prasekolah

Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi

perkembangaan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan

meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir.

4. Masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa

prasekolah, keterampilan, dan intelektual makin berkembang, senang

bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama ( usia 6 – 18/20

tahun).

a. Masa pra remaja: usia 6-10 tahun

b. Masa remaja :

1) Masa remaja dini (Wanita: usia 8-13 tahun dan Pria: usia 10-15

tahun)

2) Masa remaja lanjut (Wanita: usia 13 –18 tahun dan Pria: usia 15-

20 tahun)

D. Tugas perkembangan anak

1. Tugas perkembangan masa bayi dan anak prasekolah

8
a. Belajar memakan makanan padat

b. Belajar berjalan

c. Belajar berbicara

d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh

e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin

f. Mencapai kestabilan fisik

g. Belajar mengenal konsep – konsep sederhana tentang kenyataan alam

dan sosial

h. Belajar membedakan baik buruk , benar - salah , atau mengembangkan

kata hati

2. Tugas perkembangan anak usia sekolah

a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan

b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai

makhluk biologis

c. Belajar bergaul dengan teman sebaya

d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin

e. Belajar keterampilan dasar membaca . menulis , dan menghitung

f. Belajar mengembangkan konsep sehari – hari

g. Mengembangkan kata hati

h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi

i. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial

3. Tugas perkembangan remaja

a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa

9
b. Mencapai kematangan berperilaku etis

c. Mencapai kematangan emosi

d. Mencapai kematangan intelektual

e. Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial

f. Mencapai kematangan perkembangan pribadi

g. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya

h. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis

i. Mencapai kematangan dalam pilihan karir

j. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup

berkeluarga

4. Tugas Perkembangan Dewasa Awal

a. Memilih pasangan hidup

b. Belajar hidup dengan pasangan nikah

c. Memulai hidup berkeluarga

d. Memelihara anak

e. Mengelola rumah tangga

f. Mulai bekerja

g. Bertanggung jawab sebagai warga negara

h. Menemukan kelompok sosial yang serasi

5. Tugas perkembangan dewasa pertengahan

a. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara

b. Membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung

jawab

c. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang

10
d. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu

individu

e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan

fisologis

f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam

karier pekerjaan dan

g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua

6. Tugas Perkembangan Dewasa Akhir (masa tua )

a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan diri dengan masa pension dan menurunya penghasilan

keluarga

c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

d. Membentuk hubungan dengan orang – orang seusia

e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.

E. Penilaian pertumbuhan fisik

1. Ukuran Antropometrik

Pertumbuhan fisik anak pada umumnya dinilai dengan menggunakan

ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:

a. Tergantung umur yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan

(TB) terhadap umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur dan

lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. Untuk dapat memberikan

pemaknaan secara klinis pada parameter tersebut diperlukan

keterangan yang akurat mengenai tanggal lahir anak. Kesulitannya

11
adalah di daerah-daerah tertentu, penetapan umur anak kurang tepat

karena orang tua tidak ingat bahkan tidak ada catatan mengenai

tanggal lahirnya.

b. Tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan

(BB/TB), lingkaran lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).

Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu

baku tertentu misalnya NCHS dari Harvard atau standar baku nasional

(Indonesia) seperti yang terekam pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Dengan melihat perbandingan hasil penilaian dengan standar baku

tersebut maka dapat diketahui status gizi anak. Nilai perbandingan ini

dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan fisik anak karena

menunjukkan posisi anak tersebut pada persentil (%) keberapa untuk

suatu ukuran antropometrik pertumbuhannya, sehingga dapat

disimpulkan apakah anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang

atau lebih. Selain itu juga dapat diamati trend (pergeseran)

pertumbuhan anak dari waktu ke waktu.

2. Berat Badan (BB)

Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling

sederhana, mudah diukur, dan diulang. BB merupakan ukuran yang

terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan

fisik anak pada semua kelompok umur karena BB merupakan indikator

yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat

pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap

perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi

12
pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan timbangan

apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama.

Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh

misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi

penyakit dapat mempengaruhi pengukuran BB seperti adanya bengkak

(udem), pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dan sebagainya.

Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk

menilai status nutrisi.

Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data

tambahan berupa umur yang tepat, jenis kelamin, dan acuan standar. Data

tersebut bersama dengan pengukuran BB dipetakan pada kurve standar

BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standar yang diacu.

BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase

a. >120% disebut gizi lebih

b. 80-120% disebut gizi baik

c. 60-80% tanpa edema = gizi kurang

d. Dengan edema = gizi buruk

e. <60% disebut gizi buruk

Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan petunjuk

adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan

menjadi :

1. Ringan = kehilangan 5-15%,

2. Sedang = kehilangan 16-25%,

3. Berat = kehilangan >25%

13
3. Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang

terpenting. Pengukuran TB sederhana dan mudah dilakukan. Apabila

dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan informasi

penting tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak. Ukuran tinggi

badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai tinggi

maksimal dicapai. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses

pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis),

dan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa

lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif,

dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.

Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk

mengukur tinggi badan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur

kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur dan pada anak umur lebih dari 2

tahun dengan berdiri. Seperti pada BB, pengukuran TB juga memerlukan

informasi seperti umur yang tepat, jenis kelamin dan standar baku yang

diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB atau dihitung terhadap

standar baku dan dinyatakan dalam persen. TB/U dibandingkan dengan

standar baku (%)

a. 90-110% = baik/normal

b. 70-89% = tinggi kurang

c. <70% = tinggi sangat kurang

Rasio BB menurut TB (BB/TB)

14
Rasio BB/TB jika dikombinasikan dengan BB/U dan TB/U sangat penting

dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi karena memberikan

informasi mengenai proporsi tubuh. Indeks ini digunakan pada anak

perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm dan pada anak lelaki

sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu, hasil perbandingan BB/TB

menjadi tidak bermakna, karena adanya tahap percepatan pertumbuhan

(growth spurt) pada masa pubertas.

Interpretasi BB/TB (dalam %)

a. 120 % : obesitas

b. 110-120 % : overweight

c. 90-110 % : normal

d. 70-90% : gizi kurang

e. <70% : gizi baik

4. Lingkar Kepala (LK)

Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi

volume dalam kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak

sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring

kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan otak walaupun diperlukan pengukuran LK secara berkala

daripada sewaktu-waktu saja. Apabila pertumbuhan otak mengalami

gangguan yang dideteksi dari hasil pengukuran LK yang kecil (dinamakan

mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si anak pada kelainan retardasi

mental. Sebaiknya kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquor

cerebrospinal) maka volume kepala akan membesar (makrosefali),

15
kelainan ini dikenal dengan hidrosefalus. Pengukuran LK paling

bermanfaat pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena pada periode

inilah pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang

abnormal baik kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor

genetik (keturunan) dan bawaan bayi . Pada 6 bulan pertama kehidupan

LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1 tahun sekitar 47 cm,

2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.

5. Lingkar Lengan Atas (LLA)

Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang

jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh

keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan (BB). LLA lebih

sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak

kelompok umur prasekolah (1-5 tahun). Pengukuran LLA ini mudah,

murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Alat

yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan

LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan

gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya

juga dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman bagi

anak-anak. Interpretasi hasil dapat berupa:

a. LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi

kurang (kuning), >13.5 cm = gizi baik (hijau).

b. Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB:

<75% = gizi buruk, 75-80% = gizi kurang, 80-85% = borderline , dan

>85% = gizi baik (normal).

16
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

Tempat : Posyandu RW 4 wilayah kerja Puskesmas Langsat

Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2022

Pukul : 11.30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
I. Biodata

A. Identitas klien

Nama : An. A
Umur : 2 tahun 12 hari
Tanggal lahir : 28 Februari 2020
Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah

B. Data biografis orang tua

Nama Ibu : Ny. N Nama Ayah : Tn. D


Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Mangga

II. Keluhan Utama


Ny. N datang untuk memeriksakan perkembangan berat badan serta tinggi badan
anaknya.

III. Riwayat Kelahiran


Berat lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm
Penolong : Dokter Lilitan tali pusat : Tidak ada
Jenis persalinan : Normal Keadaan air ketuban : Jernih
IV. Riwayat Tumbuh Kembang
Perkembangan Tiap Tahap Usia Anak saat :

1. Berguling : Ny. N mengatakan anaknya mulai berguling pada saat usianya


±3-6 bulan

2. Duduk : Ny. N mengatakan anaknya mulai bisa duduk ketika usianya ±6-
9 bulan

3. Merangkak : Ny. N mengatakan anaknya mulai bisa merangkak dan mencoba


meraih benda juga saat usianya ±6-9 bulan

4. Berdiri : Ny. N mengatakan anaknya mulai bisa berdiri sambal berpegang


kursi pada saat usianya ±9-12 bulan

5. Berjalan : Ny. N mengatakan anaknya mulai bisa berjalan walau sambal


dituntun pada saat usianya ± 1 tahun / 12 bulan

6. Bicara : Ny. N mengatakan anaknya mulai mengeluarkan 2-3 suku kata


yang sama pada saat usianya ± 1 tahun

V. Riwayat Nutrisi (ASI)

Pertama kali disusui : Bayi sejak lahir

Waktu pemberian ASI : Sering, ±1-2 jam sekali

ASI diberikan : Sampai usia 2 tahun

VI. Riwayat Psikososial

Anak tinggal di rumah orang tuanya, lingkungan berada di kota, rumah dekat
dengan lingkungan sekolah, tempat ibadah (musholla), tidak punya tempat tidur
sendiri (tidur bersama orang tua), hubungan dengan anggota keluarga harmonis,
pengasuh anak orang tua.

VII. Riwayat Spiritual

Orang tua klien rajin beribadah dan anggota keluarga rajin ikut wirit.

VIII. Pola Aktivitas/Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola makan dan minum

Frekuensi makan : 3 kali sehari

18
Nafsu/ selera makan : selera makan baik, meningkat sedikit ketika memiliki
teman untuk makan bersama, menyukai sayuran dan
buah.

Alergi : tidak ada riwayat alergi makanan

Waktu pemberian makan : Pagi sekitar jam 07. 00 WIB, siang sekitar jam 12.30
WIB, sore sekitar jam 18.00 WIB

Jumlah dan jenis makanan : jumlah satu porsi ± setengah piring

Makanan yang dikonsumsi : nasi,telur, ikan, ayam, sayur, buah, dan air mineral

Waktu pemberian minum : tidak tentu, frekuensi 4-5 gelas.

b. Pola Kegiatan/ Aktivitas

Klien dibantu orang tuanya untuk mandi dan makan, eliminasi, mengganti pakaian
secara sebagian.

c. Pola Eliminasi

a. BAB : satu kali sehari pada pagi/sore hari

b. BAK : > 4 kali sehari

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

Suhu : 36,8°C Nadi : 97 kali/menit Respirasi : 24 kali/ menit

c. Antropometri

TB : 88 cm BB : 11,5 kg LK : 47 cm LLA :14 cm

2. Keadaan Fisik

Rambut/kepala : Bersih, tidak rontok

Mata : Sclera putih, konjungtiva tidak pucat, tidak menggunakan alat


bantu untuk melihat

Muka : tidak ada edema, tidak ada hiperpigmentasi

19
Hidung : tidak ada pembengkakan, tidak ada secret yang keluar
Mulut : bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
Telinga : bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada cairan yang
keluar
Leher : tidak ada pembesaran vena jugolaris, tidak ada pembesaran
pada kelejar tiroid

C. ASSESSMENT
An.A usia 2 tahun 12 hari, k/u baik

D. PLAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum An.A baik dilihat
dari hasil pemeriksaan umum dan fisik yaitu berat badan sekarang 11,5 kg dan
tinggi badan sekarang 88 cm.
2. Melakukan skrining kesehatan dengan cara mendeteksi masalah atau resiko
kesehatan melalui riwayat, dan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan penyuluhan nutrisi toddler, anjuran tentang nutrisi dan praktik
pemberian makan atau meminimalkan nutrisi.
4. Melakukan promosi kesehatan tentang pendidikan kesehatan tumbuh kembang
anak

20
21
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan

kebidanan anak pra sekolah pada An.A umur 2 tahun 12 hari. Keluhan utama pada

Ny.N membawa anaknya ke posyandu RW 4 wilayah kerja Puskesmas Langsat

adalah untuk memeriksakan tumbuh kembang anaknya apakah sudah sesuai

dengan usianya sekarang.

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui

atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18

tahun. Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam

yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan

memahami pentingnya nutrisi pada anak (Hidayat, 2008). Dalam hal ini

pertumbuhan An.A tidak terjadi masalah dilihat dari hasil pengukuran berat badan

dan tinggi badan yang sudah dilakukan. Serta kebiasaan makan An.A yang tidak

pilih-pilih dan mau makan sayuran dan juga buah.

Data yang didapat dari pengkajian Sabtu, 12 Maret 2022 jam 11.30 WIB,

pada An. A, BB : 11,5 kg, TB : 88 cm, usia 2 tahun 12 hari. Keadaan TTV normal

T : 36°C 2, RR : 24 x/menit, HR : 97 x/menit. Orang tua klien mengatakan BB

anaknya terus bertambah sejak ±1 tahun yang lalu, nafsu makan anaknya baik dan

menyukai sayur, buah serta susu. Klien selalu menerima jika diberikan sayuran

dan jenis buah apapun. Klien menyusui (ASI) sampai usia 2 tahun. Keadaan

umum klien tampak bersih dan kulit lembab, tercium aroma minyak telon pada

22
badan An.A. Klien merespon apabila diajak berbicara serta mampu menjawab

pertanyaan yang diberikan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada An.A

terlihat bahwa klien aktif berbicara dan bermain serta bersemangat apabila ada

teman yang seusianya. Klien terlihat berbaur dengan anak lainnya dan mampu

melakukan perintah yang diberikan seperti mengucapkan salam, meminta maaf,

berterima kasih, dan meminta tolong. Klien juga terlihat senang saat diajak

bernyanyi bersama dengan anak yang lainnya serta mampu menyanyikan

beberapa lirik lagu yang sedang dinyanyikan.

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pada umumnya telah sesuai

dengan rencana tindakan kebidanan. Dalam tahap pelaksanaan ini penulis

menerapkan pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan teori yang ada. Asuhan

kebidanan dan yang diberikan secara berkesinambungan dan terus menerus. Pada

kasus ini pelaksanaannya sudah sesuai dengan kondisi pasien tanpa menyimpang

dari perencanaan yang telah dibuat. Adapun faktor pendukung dari pelaksanaan

adalah adanya kerjasama yang baik antara klien dan keluarga.

23
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui

atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18

tahun. Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam

yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan

memahami pentingnya nutrisi pada anak (Hidayat, 2008)

Pertumbuhan serata 5 cm pertahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg

pertahun untuk berat badan. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, anak

perempuan cenderung gemuk. Pembentukan jaringan lemak lebih cepat

perkembangannya dari pada otot.

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan

sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor

keturunan, maupun faktor yang tidakdapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor

lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap

proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi).

24
B. Saran

1. Pendidikan

Hasil penulisan Laporan Kasus (LK) ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sumber informasi dan pengetahuan bagi institusi pendidikan dalam

mengembangkan bidang pembelajaran terkhusus asuhan kebidanan usia toddler.

2. Penulis

Hasil penulisan Laporan Kasus (LK) ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis terkait pentingnya stimulasi dini orangtua pada perkembangan usia

toddler.

25
DAFTAR PUSTAKA

Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of

Pediatrics ). EGC. Jakarta. 2000 : 37 – 45.

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI.

Jakarta. 192 : 6 – 18.

Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan

Emotional Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh

Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan RSHS

Bandung. Bandung

Latief, A. 2000. Diagnosis fisik pada Anak. Jakarta: Penerbit Sagung Seto

Markum.A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.

Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.

26
27

Anda mungkin juga menyukai