MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ushul fiqh yang di ampuh oleh dosen :
Abdul Jalil, M. HI
Oleh Kelompok 9
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Maha Esa yang selalu
memberikan rahmat, hidayah serta Inayah-Nya. Sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah AL-QAWAID AL-USHULIYAH
Tidak lupa Sholawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi besar kita
Nabi MUHAMMAD SAW yang telah memberikan cahaya pada diri kita yakni adanya
islam dan iman. Kami membuat makalah ini dengan maksud dan tujuan agar pembaca
dapat menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan sehingga menjadi mulim yang
unggul dalam ilmu.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ini memberi manfaat atau inspirasi pada
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ِإ ْع َما ُل ال َّدلِ ْيلَ ْي ِن اَوْ لَى ِم ْن ِإ ْه َما ِل اَ َح ِد ِه َما بِاْل ُكلِّيَّ ِة
“Mengamalkan kedua dalil lebih baik daripada meninggalkan atau
mengabaikan dalil yang lain”.
Contohnya kasus kesaksian yang termaktub dalam hadis nabi:
Maksud hadis di atas, adalah bahwa kesaksian yang paling baik itu adalah
kesaksian seseorang yang diberikan tanpa diminta, baik itu kesaksian dalam hak-
hakl Allah maupun dalam kasus menyangkut hak manusia.
، ا َأبِيdd ثن: ا َلddَ ق، بِال َّرقَّ ِة، ا ِهلِ ُّيddَالل ْالب ٍ ثنا ِهال ُل ب ُْن ْال َعال ِء ب ِْن ِه، َح َّدثَنَا يَحْ يَى ب ُْن ُم َح َّم ٍد
ُأ
َ ةd ع َْن خَ ْيثَ َم، َ َّرةdرو ْب ِن ُمd ِ d ع َْن َع ْم، َ ع َْن زَ ْي ِد ْب ِن َأبِي نَ ْي َسة، ثنا ُعبَ ْي ُد هَّللا ِ ب ُْن َع ْم ٍرو: ال َ َق
” : لَّ َمddصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس َ ِ ال َرسُو ُل هَّللا َ َ ق: الَ َ ق، ير ٍ ع َِن النُّ ْع َما ِن ْب ِن بَ ِش، ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن
وْ ٌمddَْأتِي قdَ ثُ َّم ي, ونَهُ ْمddُ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَل، ونَهُ ْمddُ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَل، ونَهُ ْمddُ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَل, رْ نِيddَاس ق
ِ َّ ُر النdخَ ْي
ق َأ ْي َمانُهُ ْم َشهَا َدتَهُ ْم َو َشهَا َدتُهُ ْم َأ ْي َمانَهُ ْم
ُ ِتَ ْسب
“Sebaik-baiknya generasi adalah generasiku, kemudian generasi
sesudahnya, kemudian generasi sesudahnya pula, lalu setelah itu orang-orang
yang akan memberikan kesaksian tanpa diminta, sedangkan mereka tidak
menyaksikan peristiwa itu, dan mereka berkhianat serta tidak dapat dipercaya”
(HR. Bukhari Muslim)
Dalam ayat 145 surat al-An’am Allah berfirman: “… kecuali kalau makanan itu
bangkai atau darah yang mengalir…”. Dalam ayat ini mengandung pengertian
bahwa darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir, termasuk darah yang
dibekukan di luar tubuh.
2 Totok jumantoro dan samsul munir, kamus islam ushul fiqh. (jakarta:Amzah,2005) hal 32
3 Muh rifa’i, ushul fiqh (bandung: al-ma’arif, 1995) hal 132
Menguatkan salah satu nash dari segi sanad-nya.
Untuk itu, bisa dilakukan dari segi kuantitas para perawi, yaitu
menguatkan hadits yang sanadnya sedikit, karena kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam suatu riwayat yang diriwayatkan oleh banyak
perawinya snagt kecil. Pendapat inidikemukakan oleh Jumhur Ulama’.
Pentarjihan dengan melihat riwayat itu sendiri
Yaitu hadits mutawatir dikuatkan dari hadis masyhur (hadits yang
diriwayatkan oleh sejumlah orang banyak, tetapi tidak sampai ke tingkat
mutawatir) dan hadits masyhur lebih didahulukan dari hadis ahad. Yaitu
bisa juga dilakukan dengan cara melihat oersambungan sanadnya
brrsambung ke Rasulullah saw dari hadis yang sanadnya terputus.
Pentarjihan melalui cara menerima hadis itu dari Rasulullah
Yaitu menguatkan hadis yang langsung didengar oleh Rasulullah dari
pada hadis yang didengar melalui perantara orang lainatau tulisan.
Dikuatkannya juga riwayat yang lafal langsung dari Rasulullah ynag
menunjukan kata kerja, seperti lafal naha, amara, dan adzina.
2. Dari segi Matan (Teks)
Matan yang dimaksudkan di sini adalah teks ayat,hadis atau ijma’. Al
Amidi menegemukakannya menjadi 51 cara, diantaranya:
Teks yang mengandung larangan lebih didahulukan dari teks yang
mengandung oerintah, karena menolak segala kemundaratan lebih
didahulukan dari mengambil manfaat.
Teks yang mengandung perintah didahulukan dari teks yang menunjukan
kebolehan saja, karena dengan melaksanakan perintah, hukumnya
bolehnya telah terbawasekaligus.
Makna hakikat dari suatru lafal lebih didahulukan dari makna majaznua,
karena makna hakikat tersebut tidak memerlukan indikasi yang lain
untuk menguatkannya.
Dalil khusus lebih didahulukan dari dalikl yang umum
Teks yang yang sharih (jelas) didahulukan dari teks yang bersifat
sindiran (kinayah).
3. Segi Hukum atau Kandungan Teks
Dari segi hukum atau kandungan teks, al-Amidi mengemukakan sebelas
cra pentarjihan, sedangkan as-Syaukani menyederhanaknnya menjadi sembilan;
diantaranya:
Apabila salah satu hukum teks itu mengandung bahaya, sedagkan teks
lain menyatakan kebolehan saja, menurut jumhur yang mengandung
bahaya itulah yang harus di dahulukan.
Apabila hukum yang dikandung suatu teks bersifat menetapkan,
sedangkan yang lain bersifat meniadakan, maka dalam seperti ini terjadi
perbedaan pendapat dikalangan ulama’. Menurut Syafi’iyah teks yang
bersifat meniadakan lebih didahulukan dari teks yang bersifat
menetapkan. Sedangkan menurut jumhur teks yang sifatnya menetapkan
lebih di dahulukan
Apabila teks yang bertentangan itu salah satunya mengandung hukum
menghindarkan terpidana dari hukum, sedangkan teks yang lain
mengandung hukum mewajibkan pelaksanaan hukuman terhadap
terpidana tersebut, maka teks yang mengandung hukum menghindarkan
itu lebih didahulukan, karena dengan adanya dua kemungkinan ini
hukuman tidak dapat dilaksanakan, sesuai dengan sabda Rosulullah
SAW:
ُ)اَ ْل َم ْنسُوْ خ artinya yang dihapus. Sedang yang datang kemudian, disebut “Al-
6 A. Basiq djalil, ilmu ushul fiqh satu dan dua ( jakarta: prenada media group,2010), hal 123-124
7 Nasrun Haroen, ushul fiqh 1 cet. II (jakarta: PT.LOGOS Wacana Ilmu,1997), hal 182
dengan satu perintah untuk menghadap ke Ka’bah”. (HR. Bukhari dan
Muslim).8
Rukun Naskh
Syarat-syarat Nasakh
Mengenai hukum yang boleh dimansukh atau dihapus, para Ulama
memberikan beberapa syarat sebagai berikut : Hendaklah yang dimansukh itu
adalah hukum syara.
Maksudnya yang dimansukh itu tidak boleh keluar dari hukum syara’,
atau dengan kata lain tidak boleh mengenai hukum yang lainnya seperti :
“Sesuatu yang diwajibkan karena zatnya” seperti iman atau yang dilarang
karena zatnya seperti kufur.
Hukum akal, seperti alam itu baru.
Hukum perasaan, seperti api itu panas.
Cerita-cerita zaman dahulu seperti cerita-cerita Nabi dalam Al-Qur’an.Tentang
kejadian-kejadian yang akan datang, seperti berita tentang adanya hari kiamat.
` Hendaklah yang mennasakh adalah hukum syara’. Hendaklah yang
dinasakh tidak terbatas atau dibatasi dengan waktu yang tertentu Hendaklah
yang menasakh terpisah dari yang dinasakh,(yang menasakh) lebih belakangan
yang dinasakh. Hendaklah yang menasakh lebih kuat dari yang dinasakh.
Macam-macam Naskh
1) Al-Kitab dinasakh oleh Al-Kitab
2) Al-Kitab dinasakh dengan As-Sunnah
3) As-Sunnah dinasakh oleh As-Sunnah
ت بِخ َۡي ٍر ِّم ۡنهَٓا اَ ۡو ِم ۡثلِهَا ؕ اَلَمۡ ت َۡعلَمۡ اَ َّن هّٰللا َ ع َٰلى ُكلِّ َش ۡى ٍء قَ ِد ۡي ٌر
ِ َما ن َۡن َس ۡخ ِم ۡن ٰايَ ٍة اَ ۡو نُ ۡن ِسهَا ن َۡا
“ayat mana saja yang Kami naskhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa
kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding
dengannya, tidaklah kamu mengetahui sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu”.
Telah disepakati oleh ulama ushul fiqih, bahwa disyariatkan berbagai hukum
kepada manusia bertujuan untuk memelihara kemaslahatan manusia, baik di dunia
maupun di akhirat, selain tuntunan dari allah agar hambanya mematuhi segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
BAB 3
PENUTUP
Tarjih adalah menguatkan salah satu diantara dua dalil yang bertentangan tersebut
berdasarkan beberapa indikasi yang dapat mendukungnya.
B Saran
Dalam penulisan makalah ini menyadari banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA