Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini, seperti perekonomian dunia telah mengalami

persaingan ketat. Ditambah lagi adanya pebentukan pasar tunggal yang disebut

dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang nantinya memungkinkan satu

negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh

Asia Tenggara. Hanya mereka yang siap dan mampu yang bisa bertahan

menghadapi kerasnya persaingan.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tidak hanya membuka arus

perdagangan barang dan jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional seperti

akuntan. Banyak pekerja muda yang belum menyadari adanya kompetisi yang

semakin ketat dengan akuntan luar negeri. Keadaan ini secara tidak langsung

memaksa mahasiswa khususnya lulusan akuntansi lebih aktif dan tanggap dalam

menentukan masa depannya, agar mampu bersaing dalam memenuhi kebutuhan

dunia kerja. Perencanaan pemilihan karir merupakan hal yang sangat penting

untuk mencapai kesuksesan seseorang.

Akuntan publik merupakan profesi yang memberikan peluang untuk

mendapatkan pekerjaan yang bervariasi, karena seorang akuntan dapat ditugaskan

di perusahaan dengan ciri dan kondisi yang berbeda-beda. Profesi akuntan publik

termasuk dalam profesi-profesi termahal. Profesi akuntan publik juga termasuk

profesi prestisius di Indonesia karena selain harus mempunyai gelar sarjana

akuntansi, calon akuntan diharuskan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh

1
2

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan terdaftar di Departemen Keuangan untuk bisa

berpraktek sebagai akuntan.

Penelitian Fahriani (2012:2) mununjukkan bahwa :

Perkembangan profesi akuntan publik saat ini tentu saja searah dengan
kebutuhan akan jumlah akuntan publik yang semakin besar. Namun
sayangnya pertumbuhan akuntan publik di Indonesia justru sangat lamban.
Data dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Sekretariat
Jendral Kementrian Keuangan, menunjukkan jumlah akuntan publik sampai
Februari 2011 berjumlah 929 orang yang bergabung di 501 Kantor Akuntan
Publik. Dari jumlah tersebut sejumlah 64% telah berusia diatas 51 tahun dan
hanya 11% yang berusia dibawah 40 tahun. Selain itu, dari jumlah tersebut
sebanyak 55% berdomisili di Jabodetabek dan sisanya menyebar ke seluruh
wilayah Indonesia.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan akuntan publik di

Indonesia sangat minim, meskipun sumber daya manusia yang dimiliki jumlahnya

lebih banyak dari negara Asean seperti Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia

dan Vietnam. Minimnya jumlah akuntan publik saat ini, merupakan salah satu

yang dihadapi oleh profesi akuntan publik. Ketidakmantapan peran dan posisi

profesi akuntan publik bisa jadi merupakan salah satu penyebabnya.

Data dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Sekretariat

Jendral Kementrian Keuangan tahun 2013 menunjukkan jumlah akuntan publik di

Indonesia hingga tahun 2013 terus mengalami peningkatan yaitu dengan jumlah

999 akuntan publik. Data PPAJP juga menunjukkan komposisi akuntan publik di

Indonesia berdasarkan usia yaitu usia kurang dari 30 tahun sebanyak 1% sama

dengan 13 akuntan publik, usia 30 – 39 tahun sebanyak 11% sama dengan 112

akuntan publik, usia 40 – 49 tahun sebanyak 29% sama dengan 286 akuntan

publik, usia 50 – 59 tahun sebanyak 26% sama dengan 255 akuntan publik dan

usia lebih dari 59 tahun sebanyak 33% sama dengan 333 akuntan publik. Dari data
3

tersebut dapat terlihat bahwa pertumbuhan akuntan publik di Indonesia

berdasarkan usia lebih banyak didominasi oleh usia tidak produktif.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan tahun 2015 menunjukkan jumlah

akuntan vs jumlah penduduk di negara – negara yang tergabung di Asosiasi

Profesi Akuntan.Urutan negara dengan jumlah akuntan terbanyak dibandingkan

dengan jumlah penduduknya (dalam ribuan) yaitu: (1) Singapura: jumlah

penduduk pada desember 2014 sebanyak 5.399,2 jiwa sedangkan pada januari

2015 jumlah akuntan sebanyak 28.891 orang, (2) Malaysia: jumlah penduduk

pada desember 2014 sebanyak 29.948,0 jiwa sedangkan pada januari 2015 jumlah

akuntan sebanyak 31.815 orang, (3) Thailand: jumlah penduduk pada desember

2014 sebanyak 68.251,0 jiwa sedangkan pada januari 2015 jumlah akuntan

sebanyak 62.739 orang, (4) Brunai: jumlah penduduk pada desember 2014

sebanyak 406,2 jiwa sedangkan pada januari 2015 jumlah akuntan sebanyak 56

orang, (5) Philipina: jumlah penduduk pada desember 2014 sebanyak 99.384,5

jiwa sedangkan pada januari 2015 jumlah akuntan sebanyak 18.214 orang, (6)

Vietnam: jumlah penduduk pada desember 2014 sebanyak 89.708,9 jiwa

sedangkan pada januari 2015 jumlah akuntan sebanyak 9.800 orang, (7)

Indonesia: jumlah penduduk pada desember 2014 sebanyak 248.818,1 jiwa

sedangkan pada januari 2015 jumlah akuntan sebanyak 24.587 orang, (8)

Myanmar: jumlah penduduk pada desember 2014 sebanyak 61.568,0 jiwa

sedangkan pada januari 2015 jumlah akuntan sebanyak 1.948 orang, (9) Laos:

jumlah penduduk pada desember 2014 sebanyak 6.644,0 jiwa sedangkan pada

januari 2015 jumlah akuntan sebanyak 176 orang dan (10) Kamboja: jumlah

penduduk pada desember 2014 sebanyak 14.962,6 jiwa sedangkan pada januari
4

2015 jumlah akuntan sebanyak 291 orang. Dari data diatas menunjukkan bahwa

jumlah akuntan di Indonesia terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah

penduduknya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas bahwa

ketersediaan akuntan profesional khususnya akuntan publik di Indonesia belum

mencukupi kebutuhan dunia kerja, dikarenakan pertumbuhan jumlah akuntan

setiap tahunnya sangat rendah. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Minat Mahasiswa Akuntansi

Terhadap Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Pada Universitas

Katolik di Surabaya”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yaitu:

1. Apakah motivasi mempengaruhi mahasiswa akuntansi di Surabaya dalam

memilih karir sebagai Akuntan Publik ?

2. Apakah minat mempengaruhi mahasiswa akuntansi di Surabaya dalam

memilih karir sebagai Akuntan Publik ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah pengaruh motivasi mahasiswa akuntansi di

Surabaya dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik.


5

2. Untuk mengetahui apakah pengaruh minat mahasiswa akuntansi di Surabaya

dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dan

menerapkan teori-teori yang ada.

2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pengajar dalam

menjadikan lulusan yang mempunyai mutu sebagai pekerja yang siap

pakai sesuai dengan kebutuhan pasar.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa lulusan akuntansi dalam

mempertimbangkan untuk pemilihan karir.

c. Penelitian ini bermanfaat bagi lembaga yang membutuhkan tenaga

akuntan dalam mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan

calon akuntan yang akan bergabung di lembaganya.

d. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

bagi peneliti lain untuk menambah kebutuhan kepustakaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Penelitian ini tidak dapat tersusun tanpa adanya dasar-dasar ilmu yang

menjadi fondasi dan landasan teori. Beberapa teori dan ilmu yang menjadi

pertimbangan akan dijelaskan sebagi berikut:

2.1.1 Teori Motivasi

Menurut penelitian Fahriani (2012:3-6), Teori-teori motivasi - Berikut ini

berbagai teori motivasi menurut para pakarnya yaitu: Maslow (teori hierarki

kebutuhan), McClelland (teori motivasi prestasi), Mc Gregor (teori X dan Y),

teori motivasi Hezberg, dan Teori ERG Aldefer. Berikut penjelasannya:

1. Teori Motivasi Maslow

Teori Motivasi Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996),

membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis; Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan

manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup

seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b. Kebutuhan Rasa Aman; Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah

terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan

rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan

perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan

pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi

bekerja.

6
7

c. Kebutuhan Sosial; Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah

terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu

kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat

dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan

akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi

bersama dan sebagainya.

d. Kebutuhan Penghargaan; Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan

untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas

kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

e. Kebutuhan Aktualisasi diri; Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan

dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses

pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan

untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki

seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan

potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya.

Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang

akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi

kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku

memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang

lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih

tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal

yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah

dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia


8

menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja,

maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu

kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi

motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi,

tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih

mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.

2. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland

Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan

yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland

seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi

lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan

pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :

a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat

dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan - perbuatannya. Ia

menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia

berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.

b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.

c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin

mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh

antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur

perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu

menjaga reputasi dan kedudukannya.


9

3. Teori X dan Y dari Mc. Gregor

Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal

yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan

dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y.

Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan

dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori

X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87)

a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan

menghidarinya.

b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan

dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk

pencapaian tujuan organisasi.

c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung

jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.

Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer

bahwa anggapan - anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati

perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat

menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu,

Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya.

Anggapan dasar teori Y adalah :

a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain

atau istirahat.

b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya

menerima tetapi mencari tanggung jawab.


10

c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi

untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar

pada seluruh pegawai.

d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk

mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.

4. Teori Motivasi dari Herzberg

Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori

ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer

dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja

atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua

kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu

”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor

sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung

jawab.

Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai

sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini

adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji.

Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan

menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan

motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya

faktor ”motivasi”.
11

5. Teori ERG Aldefer

Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu

mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan

(Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga

mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan

pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-

menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan

menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena

menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.

Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting

bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang

lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak

terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus

menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali

upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan

atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa

individuakan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhisalah satu

dari ketiga perangkat kebutuhan.

2.1.1.1 Pengertian Motivasi

Menurut Hamzah (2011:3) dalam W.S Winkel, motivasi berasal

dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam

diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.

Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri


12

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih

baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Menurut Hamzah (2011:5) dalam Don Hellriegel, dkk, menyatakan

bahwa, motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku

seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan.

Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa

unsure. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong

seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Menurut Hamzah (2011:6), menyatakan bahwa motivasi

merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh

persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak

memuaskan atau tidak menyenangkan.

Menurut Hamzah (2011:9), motivasi merupakan suatu dorongan

yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga

seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau

aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Menurut Hamzah (2011:10), motivasi adalah dorongan internal dan

eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

yang mempunyai indikator sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan

keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan

melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan cita – cita, (4) penghargaan

dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6)

adanya kegiatan yang menarik.


13

Menurut Iqbal (2017-12), motivasi adalah dorongan yang timbul

pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha - usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat

kepuasan dengan perbuatannya.

Menurut Fahriani (2012:6), Motivasi merupakan hal yang melatar

belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang

dengan sengaja mengikat diri menjadi bagian dari organisasi mempunyai

latar belakang yang berbeda-beda, salah satunya adalah mereka dapat

berinteraksi dengan manusia lainnya dan agar kebutuhan hidupnya dapat

terpenuhi. Seseorang atau kelompok melakukan kegiatan tentunya karena

adanya motivasi. Kata motivasi berasal dari movere yang berarti to move

(pendorong).

2.1.1.2 Jenis Motivasi

Menurut Iqbal (2017:12), motivasi dibagi menjjadi 3 yaitu:

1. Motivasi kualitas

Motivasi kualitas adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang

untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya

dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas

dengan baik dan benar.

2. Motivasi karir

Motivasi karir adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
14

meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai

kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Motivasi ekonomi

Motivasi ekonomi adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang

untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai

penghargaan finansial yang diinginkan.

2.1.2 Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu

hal atau aktivitas. Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong

seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda,

kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri

(Sherlynda, 2013:7).

Menurut Iqbal (2017:12), Minat adalah kecenderungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu. Menyatakan bahwa minat merupakan salah satu

dimensi aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang.

Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi – dimensi

perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang

mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Dimensi afektif ini

mencakup tiga hal penting, yaitu :

1. Berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda,

2. Perasaan – perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik

netral ke kubu yang berlawanan, tidak positif dan tidak negatif,


15

3. Berbagai perasaan yang memiliki intensitas yang berbeda, dari kuat ke

sedang ke lemah.

Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan

minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan pada minat ini, yaitu:

1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang

mempunyai dampak pada suatu perilaku.

2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba

melakukan sesuatu.

Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang

untuk melakukan sesuatu.

2.1.3 Konsep Karir

Karir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, jabatan atau pekerjaan

seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang

mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang. Karier adalah sebuah kata

dari bahasa Belanda, carriere adalah perkembangan dan kemajuan dalam

pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan

tertentu.

Menurut Ardianto (2014:17), karir dapat dilihat dari berbagai cara,

sebagai berikut :

1. Posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu


16

perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

2. Dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi.

3. Tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai tingkatan

umur tertentu yang ditandai dengan penampilan dan gaya hidup

seseorang.

Karir dipandang sebagai rangkaian promosi untuk memperoleh

pekerjaan yang mempunyai beban tanggung jawab lebih tinggi atau

penempatan posisi yang lebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang

sepanjang kehidupan kerjanya. Karir dapat diartikan sebagai rangkaian

sikap dan perilaku yang berhubungan dengan pengalaman seseorang

sepanjang kehidupan kerjanya.

2.1.3.1 Tahapan-tahapan Karir

Tahapan-tahapan karir seseorang terdiri dari tahap - tahap pilihan

karir (Career Choice), tahap karir awal (Early Career), tahap karir

pertengahan (Middle Career), tahap karir akhir dan pensiun. Tahapan

pertama tahap pilihan karir (Career Choice), terjadi pada umur 15 - 22

tahun atau masa remaja. Tahapan ini disebut tahapan penjalajahan. ketika

manusia mengembangkan visi dan identitas mereka yang berkenaan

dengan masa depan atau gaya hidup, sesuai dengan pilihan jurusan dan

pendidikan seseorang. Pada tahap ini seseorang umumnya memilih

jurusan, yang menurutnya baik dan disukai. Apakah seseorang memilih

jurusan tertentu oleh karena masalah gambaran jurusan tersebut adalah

salah satu faktor. Bisa juga ia memilih jurusan tertentu karena


17

rekomendasi orang tua dan sisi ekonomi atau peluang kerja. Beragam

alasan orang memilih jurusan tertentu di sekolah atau kampus.

Tahapan kedua tahap karir awal (Early Career), terjadi pada umur

22 - 38 tahun. Tahap ini, seseorang juga meninjau kembali pengalaman

yang terdahulu dan sekarang selama bekerja di perusahaan dan mencoba

untuk menentukan apa yang diharapkan di masa yang akan datang. Tahap

ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase percobaan (trial) pada usia 22 - 30

tahun, pada fase ini orang memilih karir sesuai dengan jurusan yang ia

pelajari di kampus. Ia tertarik dengan pekerjaan barunya dan mulai

menekuni apa yang ia pilih. Ada gairah terhadap pekerjaan apalagi kalau

di perusahaan tempat ia bekerja ada suasana kondusif ditambah dengan

jenjang karier yang jelas. Fase berikutnya yaitu fase penetuan

(estabilishment) pada usia 30 - 38 tahun. Bila seseorang menekuni

pekerjaannya pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada fase ini.

Kinerjanya umumnya di atas rata-rata. Gairah kerja semakin bertambah. Ia

mungkin mencapai posisi manager dalam sebuah perusahaan pada fase ini.

Karir semakin mantap dan bisa sampai menduduki posisi Vice President.

Ini tergantung berapa bagus kinerjanya dan berapa baik budaya korporasi

di perusahaan.

Tahapan ketiga tahap karir pertengahan (Middle Career) terjadi

pada umur 38 - 55 tahun. Dalam tahap karir pertengahan ini, seseorang

bergerak dalam suatu periode stabilisasi dimana mereka dianggap

produktif, menjadi semakin lebih memikul tanggung jawab yang lebih

berat dan menerapkan suatu rencana lahir yang lebih berjangka panjang.
18

Tahap ini seperti pada tahap sebelumnya tahap early career juga

dibagi menjadi dua fase. Fase yang pertama fase transisi (transition)

terjadi pada usia 38-45 tahun fase yang tepat untuk memikirkan ulang

pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Pada fase ini biasanya orang mulai

makin sadar akan pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Fase ang

berikutnya adalah fase pertumbuhan (growth) terjadi pada umur 45-55

tahun. Fase ini adalah lanjutan dari fase sebelumnya. Apabila seseorang

lolos dari fase transisi, biasanya akan semakin mantap pada fase ini.

Khususnya mereka yang memilih karir atau menemukan pekerjaan yang

cocok dengan bakat dan talenta pribadinya. Karirnya akan semakin

bersinar. Ada kematangan baik dalam jiwa dan dalam pekerjaan. Ia

semakin mengerti tujuan perusahaan. Ia makin mengerti relasi dari

organisasi dengan masyarakat luas. Fase pertumbuhan ini adalah

manjadikan individu penasehat bagi rekan-rekan kerja yang lebih junior.

Tahapan karir terakhir tahap kari dan pension (late career) terjadi

pada usia 55-67 tahun. Tahap karir akhir dan pension merupakan tahap

terakhir dalam tahapan karir. Seseorang mulai melepaskan diri dari

belitan-belitan tugasnya dan bersiap pensiun. Tahapan ini juga berguna

untuk melatih penerus, mengurangi beban kerja atau mendelegasikan

tanggung jawab kepada karyawan baru atau junior. Tahap ini memiliki 2

fase, yaitu fase maintence pada usia 55-62 tahun, mengalami gairah kerja

yang semakin bertambah pada fase ini. Kreatifitas muncul, ide-ide baru

utuk memperbaiki organisasi melintas dalam 20 pikiran. Vitalitas orang

semakin bertambah dalam pekerjaan pada phase ini. Selfactualization


19

semakin matang dan mulai mempersiapkan diri utuk memasuki phase

terakhir.

Fase berikutnya yaitu fase withdrawal yang terjadi pada usia 62-70

tahun. Pada fase ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir

yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan.

Seseorang mulai memikirkan siapa yang akan menggantikannya di

kemudian hari. Melakukan regenerasi kepimimpinan kepada junior-

juniornya unutk meneruskan pekerjaan yang sebelumnya. Pada fase ini

seseorang harus memikirkan bagaimana agar apa yang sudah dimulai dan

dikerjakan bisa diteruskan dalam jalan yang benar oleh penerusnya.

2.1.4 Profesi Akuntansi

Akuntan adalah sebutan dan gelar yang diberikan kepada seorang

sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan

akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus

pendidikan profesi akuntansi (PPAK) ketentuan mengenai praktik akuntan

di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1945

tentang Pemakain Gelar Akuntan yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan

hanya dapat dipakai mereka yang telah menyelesaikan pendidikanya dari

perguruan tinggi (Ardianto, 2014:20-21)

Profesi akuntan juga dapat diperoleh oleh para lulusan yang dari

jurusan non akuntansi. Dalam peraturan pemerintah UU No.5 tahun 2011

menyatakan bahwa profesi tidak hanya di peruntukan bagi lulusan dari


20

jurusan akuntansi melainkan bagi lulusan dari jurusan non akuntasi

memiliki kesempatan asalkan lulus ujian sertifikasi.

Berikut macam – macam profesi akuntansi menurut Ardianto,

2014:21-26 :

1. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari

menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.

Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang

Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

2. Akuntan Perusahaan

Akuntan perusahaan atau auditor intern adalah akuntan yang bekerja

dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah penyusunan sistem

akuntansi, menyusun laporan akuntansi untuk pihak luar perusahaan,

menyusun anggaran, manangani masalah pajak. Akuntan perusahaan

adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan. Tugas-tugas

yang dikerjakan dapat berupa penyusunan sistem akuntansi,

penyusunan laporan keuangan akuntansi kepada pihak-pihak di luar

perusahaan, penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen,

penyusunananggaran, menangani masalah perusahaan dan melakukan

pemeriksaan intern.
21

3. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di

instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan

terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit

organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang

disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau

pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

4. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik merupakan profesi yang menghasilkan sumber daya

manusia yang berkarir pada tiga bidang akuntan lainnya.

2.1.5 Akuntan Publik

2.1.5.1 Pengertian Akuntan Publik

Yuniasari (2010:48) menyatakan bahwa, akuntan publik adalah

seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di

Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI melalui

Departemen Keuangan untuk memberikan jasa audit umum dan review

atas laporan keuangan, audit kinerja, dan audit khusus yang berhubungan

dengan akuntansi dan keuangan. Akuntan publik pada dasarnya adalah

akuntan yang melayani masyarakat umum dan mendapat bayaran untuk

pekerjaannya, seperti juga dokter atau pengacara. Akuntan publik biasanya

bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) atau bahkan diharuskan untuk

membuka KAP-nya sendiri yang independen, yang tentunya mengikuti

prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum. Maka dari itu, akuntan
22

publik adalah pihak yang bekerja secara mandiri bagi pihak – pihak atau

klien yang membutuhkan jasanya.

UU RI No. 5 Tahun 2011, menyatakan bahwa profesi Akuntan

Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans

dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah

satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Akuntan Pulik

adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa

sebagimana diatur dalam UU ini.

Menurut Merdekawati dan Ardiani (2011:11), akuntan publik atau

auditor adalah akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik. Jenis

pekerjaan yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik adalah

pemeriksaan laporan keuangan dan konsultasi di bidang keuangan.

Menurut Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)

Sekretariat Jendral Kementrian Keuangan (2013:1), Akuntan Publik

adalah seseorang yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan

untuk memberikan jasa asurans sebagaimana diatur dalam Undang-undang

nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Profesi akuntan publik

merupakan profesi yang memiliki peranan penting dalam perekonomian.

Akuntan Publik berperan dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas

informasi keuangan, serta mendorong peningkatan good corporate

governance.
23

2.1.5.2 Pihak Yang Menggunakan Jasa Akuntan Publik

Berikut pihak – pihak yang membutuhkan dan menggunakan jasa

akuntan publik, menurut Yuniasari (2010:49) :

a. Pemegang saham (pemilik modal) di sebuah perusahaan ingin

mengetahui apakah perusahaannya dikelola dengan baikoleh para

direksi dan manajer. Mereka juga ingin tahu apakah kondisi

keuangannya sehat. Oleh karena itu, mereka meminta bantuan KAP

untuk mengaudit perusahaanya sendiri.

b. Sebuah yayasan pencari dana untuk korban bencana alam menyewa

jasa KAP untuk mengaudit keuangannya sendiri dan hasilnya

dipaparkan kepada khalayak umum, agar masyarakat mengetahui

bahwa tidak terdapat kecurangan dalam pengelolaan dana yang telah

dipercayakan kepada yayasan tersebut.

c. Pihak investor ingin menginvestasikan sejumlah dananya ke sebuah

perusahaan yang tampaknya sehat dan memiliki keuntungan yang

meningkat tiap bulannya. Sebelum melakukan hal itu, investor

meminta sebuah KAP untuk melakukan audit pada perusahaan

tersebut benar – benar seperti yang tampak di permukaan, sehingga

investasi yang akan mereka lakukan tidak akan berakibat pada

kerugian.

2.1.5.3 Kantor Akuntan Publik

Yuniasari (2010:59-63) menyatakan bahwa, berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008, Kantor Akuntan Publik (KAP)


24

adalah suatu badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri

Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.

Sebelum memberikan jasa, ada perjanjian yang harus ditandatangani

antara pihak KAP dengan klien. Perjanjian tersebut membahas dari mulai

jasa audit seperti apa yang ingin diminta oleh klien terhadap KAP, sampai

biaya yang dibebankan KAP kepada klien.

Jasa – jasa yang diberikan KAP kepada masyarakat adalah sebagai

berikut :

1. Jasa atestasi, yang meliputi :

a. Jasa audit umum atas laporan keuangan

b. Jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif

c. Jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma

d. Jasa review atas laporan keuangan

e. Jasa audi serta atestasi lainnya

2. Jasa nonatestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan

akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan dan

konultasi.

Terdapat begitu banyak KAP yang beroperasi di negara kita. Ada

yang berasal dari luar negri, ada yang dari dalam negeri. Peraturan

Menkeu No. 17/PMK.01/2008 Pasal 16 menjabarkan dengan jelas bentuk

usaha KAP. Secara hokum badan usaha KAP dapat berbentuk :

1. Perseorangan, di mana KAP hanya dapat didirikan dan dijalankan

oleh seorang akuntan publik yang juga sekaligus bertindak sebagi

pimpinan. Nama kantor KAP ini menggunakan nama akuntan publik


25

yang bersangkutan.

2. Persekutuan perdata atau persekutuan firma, di mana KAP tersebut

hanya dapat didirikan oleh paling sedikit dua orang akuntan publik

dan atau 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing –

masing sekutu disebut Rekan atau Partner dan salah seorang sekutu

bertindak sebagai Pemimpin Rekan. Nama KAP ini menggunakan

nama seorang atau lebih akuntan publik yang merupakan Rekan pada

KAP yang bersangkutan. Ada penambahan kata “& Rekan” di

belakangnya apabila jumlah akuntan publik pada KAP tersebut lebih

banyak dari jumlah akuntan publik yang namanya tercantum sebagai

nama KAP.

Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP

berbentuk badan usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk

mendapatkan izin usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1. Memiliki izin akuntan publik.

2. Menjadi anggota IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia).

3. Mempunyai paling sedikit tiga orang auditor tetap denga tingkat

pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah

setara Diploma III dan paling sedikit satu orang di antaranya

memiliki register Negara untuk akuntan.

4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

5. Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang

memenuhi Standar Profesi Akuntansi Publik (SPAP), dan paling


26

kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsure pengendalian

mutu.

6. Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.

7. Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor dan denah kantor yang

menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.

8. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin

Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan

bermaterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang

disampaikan adalah benar.

Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan

– persyaratan di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Memiliki NPWP KAP.

2. Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.

3. Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan

yang akuntan publik.

4. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin

Rekan dan Rekan yang akuntan publik.

5. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai

penunjukan salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.

6. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.

KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di

seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.

Di samping persyaratan tersebut, hokum Indonesia secara tegas

melarang akuntan publik untuk memiliki atau menjadi rekan pada lebih
27

dari satu KAP. Akuntan publik juga tidak diperbolehkan merangkap

sebagai pimpinan atau karyawan tetap pada instansi pemerintah, lembaga

tertinggi atau tinggi Negara, BUMN, BUMD atau swasta, atau pimpinan

dan pengurus partai politik, kecuali sebagai dosen perguruan tinggi negeri

atau swasta, atau sebagi pimpinan, pengurus, atau pegawai pada Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI), IAPI, yayasan keagamaan, dan badan hokum

lainnya yang didirikan untuk kepentingan social (berdasarkan Pasal 46

Peraturan Menkeu No. 17/PMK.01/2008).

Di dunia, terdapat empat KAP yang paling berpengaruh dan

terkenal, yang jasanya paling banyak digunakan oleh klien. Empat KAP itu

dikenal dengan sebutan The Big Four Auditors. Kantor akuntan The Big

Four merupakan kantor akuntan internasional terbesar di dunia yaitu :

1. PricewaterhouseCoopers, didirikan di Inggris.

2. Deloitte Touche Tohmatsu, didirikan di Inggris.

3. Ernst & Young, didirikan oleh akuntan dari Skotlandia.

4. KPMG, produk gabungan dari dua kantor besar dari Belgia dan

Belanda.

UU RI No. 5 Tahun 2011, menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik

adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perUU

dan mendapatkan izin usaha berdasarkan UU ini. UU ini juga mengatur

KAP yang merupakan wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasa

profesional. Hal yang mendasar mengenai pengaturan KAP antara lain

mengenai perizinan KAP dan bentuk usaha KAP. Salah satu persyaratan

izin usaha KAP adalah memiliki rancangan sistem pengendalian mutu


28

sehingga dapat menjamin bahwa perikatan profesional dilaksanakan sesuai

dengan SPAP. Sementara itu, pengaturan mengenai bentuk usaha KAP

dimaksudkan agar sesuai dengan karakteristik Akuntan Publik, yaitu

independensi dan tanggung jawab professional Akuntan Publik terhadap

hasil pekerjaannya.

2.1.5.4 Sertifikasi Akuntan Publik

Yuniasari (2010:39) menyatakan bahwa, sertifikasi akuntan akhir –

akhir ini mulai menjadi hal yang vital. Di Amerika gelar sertifikasi profesi

akuntansi publik yaitu CPA (Certified Public Accountant) atau sertifikat

untuk akuntan publik. Untuk memperoleh gelar CPA, seseorang harus

lulus ujian yang diselenggrakan oleh AICPA (American Institute of

Certified Public Accountant).

Di Indonesia, meski akuntan sudah disertifikasi melalui pendidikan

PPAk, ada sertifikasi tambahan bagi mereka yang bekerja di bidang

akuntansi. Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di

Indonesia, seorang akuntan harus atau wajib lulus dalam ujian profesi yang

dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Ujian USAP ini bisa

diikuti di Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Bagi seseorang yang

lulus dari ujian USAP memperoleh gelar CPA bagi pemegang Sertifikat

Akuntan Publik, sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Pengurus

Nasional Ikatan Akuntan Indonesia No. KEP-27/SK/DPN/IAI/XI/2007.

Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan

utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari


29

Departemen Keuangan. Tanpa sertifikat akuntan publik, seorang akuntan

tidak boleh menjadi penanggung jawab dalam sebuah kegiatan audit pada

keuangan klien, tidak boleh menjadi partner di sebuah Kantor Akuntan

Publik (KAP), dan tidak dapat membuka KAP-nya sendiri.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

1. Jurnal Ilmiah I

Merdekawati dan Sulistyawati (2011). Penelitian dengan judul “Faktor

– Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Publik dan

Non Akuntan Publik”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut:

Penghargaan finansial, lingkungan kerja dan pasar kerja tidak

berpengaruh signifikan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik,

sedangkan pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai – nilai

sosial, dan personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

sebagai akuntan publik.


30

Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan dengan Hasil Penelitian Terdahulu
Indikator Persamaan Perbedaan
Penghargaan Variabel terikatnya Penelitian terdahulu meneliti mengenai faktor

finansial, pelatihan mengacu pada - faktor yang mempengaruhi pemilihan karir

profesional, pemilihan karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik

pengakuan Akuntan Publik. yang meliputi penghargaan finansial,

profesioanl, nilai pelatihan profesional, pengakuan profesioanl,

sosial, lingkungan nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan

kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas. Sedangkan pada

pasar kerja dan penelitian sekarang adalah pengaruh motivasi

personalitas. dan minat mahasiswa akuntansi di Surabaya

dalam memilih karir sebagai akuntan publik.

Sumber : Peneliti

2. Jurnal Ilmiah II

Asmoro, dkk (2016). Penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai

Akuntan Publik”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut: Penghargaan

finansial, pengakuan profesional, lingkungan kerja, nilai – nilai social,

pertimbangan pasar kerja dan personalitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik. Sedangkan pelatihan

profesional berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai

akuntan publik.
31

Tabel 2.2
Persamaan dan Perbedaan dengan Hasil Penelitian Terdahulu
Indikator Persamaan Perbedaan
Pengaruh gaji, Variabel terikatnya Penelitian terdahulu meneliti mengenai faktor

pelatihan mengacu pada - faktor yang mempengaruhi mahasiswa

profesional, pemilihan karir akuntansi dalam pemilihan karir sebagai

pengakuan Akuntan Publik. Akuntan Publik yang meliputi pengaruh gaji,

profesional, nilai pelatihan profesional, pengakuan profesional,

sosial, lingkungan nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan

kerja, pasar kerja dan personalitas. Sedangkan pada

pertimbangan penelitian sekarang adalah pengaruh motivasi

pasar kerja dan dan minat mahasiswa akuntansi di Surabaya

personalitas. dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik.

Sumber : Peneliti

3. Jurnal Ilmiah III

Suyono (2014). Penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik “. Dengan

hasil penelitian sebagai berikut: Penghargaan finansial, pelatihan

professional, nilai – nilai sosial, pertimbangan pasar kerja dan

personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai

akuntan publik. Sedangkan pengaruh profesional, dan lingkungan kerja

tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan

publik.
32

Tabel 2.3
Persamaan dan Perbedaan dengan Hasil Penelitian Terdahulu
Indikator Persamaan Perbedaan
Pengaruh gaji, Variabel terikatnya Penelitian terdahulu meneliti mengenai faktor

pelatihan mengacu pada pemilihan - faktor yang mempengaruhi pemilihan karir

profesional, karir Akuntan Publik. sebagai Akuntan Publik yang meliputi

pengakuan pengaruh gaji, pelatihan profesional,

profesional, pengakuan profesional, nilai sosial,

nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja

lingkungan dan personalitas. Sedangkan pada penelitian

kerja, sekarang adalah pengaruh motivasi dan minat

pertimbangan mahasiswa akuntansi di Surabaya dalam

pasar kerja dan memilih karir sebagai Akuntan Publik.

personalitas.

Sumber : Peneliti

4. Jurnal Ilmiah IV

Andersen dan Chariri (2012). Penelitian dengan judul “Analisis

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Profesi Sebagai

Akuntan”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut: Gaji, pelatihan

professional dan pengakuan profesional berpengaruh terhadap

pemilihan karir sebagai akuntan publik. Sedangkan pengaruh nilai- nilai

sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan kesetaraan

gender tidak berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan

publik.
33

Tabel 2.4
Persamaan dan Perbedaan dengan Hasil Penelitian Terdahulu
Indikator Persamaan Perbedaan
Pengaruh gaji, Variabel terikatnya Penelitian terdahulu meneliti mengenai faktor

pelatihan mengacu pada - faktor yang mempengaruhi pemilihan karir

profesional, pemilihan karir sebagai Akuntan Publik yang meliputi

pengakuan Akuntan Publik. pengaruh gaji, pelatihan profesional,

profesional, nilai pengakuan profesional, nilai sosial,

sosial, lingkungan lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja

kerja, pertimbangan dan personalitas. Sedangkan pada penelitian

pasar kerja dan sekarang adalah pengaruh motivasi dan minat

personalitas. mahasiswa akuntansi di Surabaya dalam

memilih karir sebagai Akuntan Publik.

Sumber : Peneliti

2.3 Kerangka Konseptual

Hubungan antara variabel bebas (X) yaitu motivasi dan minat, terhadap

variabel terikat (Y) yaitu karir sebagai akuntan publik dalam kerangka

pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Motivasi (X1)
Karir Akuntan
Publik (Y)
Minat (X2)
34

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Motivasi Mahasiswa Akuntansi di Surabaya Dalam Memilih

Karir Sebagai Akuntan Publik

Penelitian Asmoro, dkk (2016:78) menyatakan bahwa secara

parsial dari tujuh variabel independen yaitu penghargaan finansial atau

gaji, pelatiahan professional, pengakuan professional, lingkungan kerja,

nilai – nilai sosial, pertimbangan pasar kerja dan personalitas,

didapatkan hasil bahwa hanya faktor pelatihan professional yang secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan karir

mahasiswa S1 akuntansi tingkat akhir UNIBA dan UNS Surakarta

sementara keenam faktor lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.

Namun secara simultan atau bersama disimpulkan bahwa ketujuh

variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pemilihan karir.

Suyono (2014:82) mengemukakan bahwa secara simultan faktor

penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan professional,

lingkungan kerja, nilai – nilai sosial, pertimbangan pasar kerja dan

personalitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan

karir sebagai akuntan publik oleh mahasiswa akuntansi di Universitas

Sains Al Qur’an. Secara parsial faktor penghargaan finansial, pelatihan

profesional, lingkungan kerja, nilai – nilai sosial, pertimbangan pasar

kerja dan personalitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pemilihan karir sebagai akuntan publik oleh mahasiswa akuntansi di


35

Universitas Sains Al Qur’an. Sedangkan faktor pengakuan profesional

tidak memiliki pengaruh signifikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu :

H1 : Motivasi berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa

akuntansi di Surabaya menjadi Akuntan Publik.

2. Pengaruh Minat Mahasiswa Akuntansi di Surabaya Dalam Memilih

Karir Sebagai Akuntan Publik

Dalam penelitian Mahayani, dkk (2017) menyimpulkan bahwa

minat mahasiswa akuntansi program S1 untuk berkarir berpengaruh

terhadap pilihan berkarir di bidang perpajakan. Ketika seorang

mahasiswa memiliki minat atau keinginan untuk berkarir dibidang

perpajakan maka mahasiswa tersebut akan berusaha untuk mencapai

keinginannya. Mahasiswa akan memilih karir dibidang perpajakan

ketika mahasiswa tersebut berminat untuk berkarir dibidang perpajakan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu :

H2 : Minat berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi

di Surabaya menjadi Akuntan Publik.


36

Anda mungkin juga menyukai