Anda di halaman 1dari 4

Nama : Doi Risfinda Alfianti

NIM : 20110034

Kelas : Akuntansi Reguler Sore

1. Jangka pendek adalah periode waktu di mana perusahaan hanya dapat mengubah beberapa input.
Biasanya yang bersifat variabel adalah tenaga kerja. Penggunaan jumlah tenaga kerja dapat ditingkatkan
atau dikurangi sesuai dengan perubahan output. Jadi, dengan semua faktor produksi lainnya tetap sama
(ceteris paribus), perusahaan yang mengambil lebih banyak pekerja mungkin dapat meningkatkan
outputnya.Meskipun jumlah pekerja dapat dikurangi/ditambah, tetapi sewa, kontrak, dan perjanjian
upah adalah tetap dalam jangka pendek. Ini membatasi kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan
produksi atau upah untuk mempertahankan tingkat laba.

Misalnya, sebuah perusahaan kilang minyak ingin meningkatkan produksi bensin. Dalam jangka pendek,
kilang tersebut dapat mempekerjakan lebih banyak pekerja atau memberi insentif lembur. Alternatifnya,
perusahaan dapat membeli minyak mentah dalam jumlah yang lebih besar untuk menambah produksi
dan meningkatkan pemanfaatan kapasitas.

Tapi, perusahan hanya dapat meningkatkan output sampai kapasitas maksimum. Setelah itu, output
tidak dapat meningkat lagi. Perusahaan harus menambah faktor produksi tetapnya. Untuk itu,
perusahaan membeli mesin tambahan, memperluas ruang pabrik saat ini atau berinvestasi dalam
teknologi baru.

Dan sebuah produsen makanan rumah tangga menyewa unit mesin untuk melakukan produksi. Dengan
demikian, perusahaan telah mengeluarkan biaya tetap (yakni biaya sewa pabrik dan mesin). Produsen
harus membayar sewa mesin sejak awal penggunaan, meskipun produksi belum dimulai.

Kita mengasumsikan perusahaan berproduksi dalam jangka pendek ketika perusahaan memulai
produksi makanan. Ini berarti ada setidaknya satu faktor yang tetap, yakni, kapasitas produksi mesin.

2.Pada proses produksi, penambahan jumlah faktor produksi (misal Tenaga kerja) awalnya akan
memberi nilai tambah hasil produksi yg semakin besar. Jika penambahan faktor produksi terus
dilakukan, pada titik tertentu jumlah nilai tambahnya akan semakin berkurang meskipun total
produksinya masih naik. Dan jika penambahan faktor produksi terus dilakukan pada titik tertentu nilai
tambahnya akan menjadi minus yang anrtinya total produksi akan mulai turun.

Contoh:TK. Total Prod Selisih1. 2. 2. 3. 13. 5. 24. 8. 35. 10. 26. 11. 17. 11. 08. 10. -1

Bisa dilihat selisih hasil produksi setiap penambahan satu Tenaga kerja awalnya akan semakin tinggi,
terus semakin menurun dan akhirnya minus.Hal ini bisa terjadi karena yg ditambah hanya Tenaga kerja
sedangkan faktor produksi lain (mesin, tempat) tidak ditambah. Tempat dan mesin mempunyai
maksimal pengguna. Kalau pengguna mesin melebihi jumlah maksimal maka tidak akan optimal
3. A.Total produk

.Total produk adalah output maksimum yang dapat dihasilkan oleh jumlah tenaga kerja tertentu ketika
bekerja dengan jumlah unit modal yang tetap. Indikator ini memberikan wawasan tentang ukuran
perusahaan relatif terhadap industri secara keseluruhan. Tetapi, indikator ini tidak menunjukkan
seberapa efisien perusahaan dalam memproduksi outputnya.

B.Produk rata-rata

Produk rata-rata sama dengan total produk tenaga kerja dibagi dengan jumlah unit input yang
dipekerjakan. Sebagaimana produk marginal, produk rata-rata dinyatakan untuk faktor produksi
tertentu. Misalnya, jika kita membagi total produk dengan tenaga kerja, kita mengukur produk rata-rata
tenaga kerja.

Produk rata-rata adalah ukuran produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Semakin tinggi produk
rata-rata suatu perusahaan, semakin efisien perusahaan tersebut.

Untuk menghitung produk rata-rata, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Produk rata-rata = Total output/Total input yang digunakan

C.Produk marginal

Produk marginal mengacu pada jumlah output tambahan yang dapat diproduksi ketika perusahaan
menggunakan satu unit tambahan dari faktor produksi tertentu.

Misalnya, kita mengukur berapa banyak output akan meningkat jika perusahaan menggunakan satu
pekerja tambahan. Kita perlu mengukur produk marginal tenaga kerja (marginal product of labor atau
MPL). Dalam kasus ini, produk marginal tenaga kerja mengukur produktivitas dari pekerja tambahan.

Biasanya faktor produksi menghadapi pengembalian marginal yang semakin berkurang. Ini berarti setiap
unit tambahan dari faktor tersebut akan menyebabkan produksi tambahan yang lebih sedikit.

Kita dapat menghitung produk marginal dengan rumus berikut:

Produk marginal = Perubahan total output/Perubahan jumlah input

D.
4. A.)Kurva garis biaya sama (isocost) mencerminkan semua kombinasi yang mungkin daritenaga kerja
dan modal yang dapat dibeli dengan biaya totoal yang telah diberikan.Dalam meminimumkan biaya
dapat digunakan dua variabel input yaitu tenaga kerja yangdiukur berdasarkan jam kerjanya per tahun
dan modal yang diukur berdasarkan jampenggunaan mesin per tahunnya.Untuk tenaga kerja(L) dan
modal (C) dapat disewa daripasar kompetitif sehingga harga dapat ditetapkan dan perusahaan dapat
memfokuskan padakombinasi optimal antara keduanya (L dan C) tanpa harus khawatir mengenai
pembelianbesar-besaran yang mengakibatkan harga input meningkat.

B.)Kurva produksi sama (isoquan) akan memiliki hubungan dengan kombinasi dua faktorproduksi, dan
kuantitas output yang dihasilkan. Kurva isoquan adalah suatu kurva dimanatitik-titik sepanjang kurva
tersebut menggambarkan kombinasi penggunaan dua input yangkemudian menghasilkan kuantitas
output yang sama.Mengingat pada sepanjang kurva isoquan jumlah output yang dihasilkan sama, maka
untukmemaksimalkan produksi terdapat beberapa alternatif yaitu dengan melakukan optimalisasiatau
peningkatan faktor produksi tenaga kerja atau modal sehingga kurva akan bergeserkekanan (Q
bertambah).

5. A.Yang merupakan kombinasi modal paling murah yaitu urutan ke 4 dengan jumlah pekerja 30 orang
dan modal 10 unit dengan isocost sebesar Rp. 500.000

Caranya dengan mengalikan modal/ tenaga kerja dengan harganya. Kemudian dijumlahkan sesuai
kombinasi nya

B.

Anda mungkin juga menyukai