A. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian dilakukan agar data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk
sampai pada solusi. Isu-isu yang berkaitan dengan keputusan mengenai tujuan studi (eksploratif,
deskriptif, pengujian hipotesis), letaknya (yaitu konteks studi), jenis yang sesuai untuk penelitian
(jenis investigasi), tingkat manipulasi dan kontrol peneliti (tingkat intervensi peneliti), aspek
temporal (horizon waktu), dan level analisis data (unit analisis), adalah integral pada desain
penelitian.
Pada desain penelitian ,keputusan harus dibuat,misalnya mengenai jenis sampel yang digunakan
(desain simple), bagaimana data dikumpulkan (metode pengumpulan data), bagaimana variabel
diukur (pengukuran), dan bagaimana variabel dianalisis untuk menguji hipotesis (analisis data).
Tingkat keketatan ilmiah dalam studi penelitian bergantung pada bagaimana ketelitian
manajer/peneliti memilih alternatif desain yang tepat, mempertimbangkan tujuan khususnya.
Misal, jika suatu keputusan keuangan untuk menginvestasikan jutaan dolar dalam sebuah proyek
didasarkan pada hasil investigasi penelitian,maka perhatian yang seksama pada rincian
diperlukan untuk memastikan bahwa studi tersebut tepat dan mempunyai tingkat keyakinan yang
bisa diterima.
Semakin canggih dan ketat desain penelitian,semakin besar waktu,biaya,dan sumber daya lain
yang dihabiskan. Karena itu adalah relevan untuk bertanya kepada diri sendiri pada setiap poin
pilihan apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih canggih untuk memastikan
akurasi,keyakinan,generalisasi dan seterusnya, sepadan dengan investasi sumber daya yang lebih
besar.
Studi Eksploratif
Studi eksploratif dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang
dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu
penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu. Dalam kasus tersebut, studi awal yang
esktenstif perlu dilakukan untuk mendapatkan keakraban dengan fenomena situasi dan
memahami apa yang terjadi sebelum kita membuat sebuah model dan menyusun desain
ketat untuk investigasi menyeluruh. Studi eksploratif dilakukan untuk memahami dengan
lebih baik sifat masalah karena mungkin baru sedikit studi yang telah dilakukan dalam
bidang tesebut.
Wawancara ekstensif dengan banyak orang mungkin harus dilakukan untuk menangani
situasi dan memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketat pun kemudian dapat
dilaksanakan. Sejumlah studi kualitatif (sebagai lawan dari data kuantitatif yang
dikumpulkan melalui kuesioner,dan sebagainya) di mana data diperoleh melalui
pengamatan atau wawancara, adalah eksploratif dalam sifatnya. Bila data menyingkapkan
beberapa pola yang terkait dengan fenomena perhatian, teori pun dikembangkan dan
hipotesis dirumuskan untuk pengujian lebih jauh.
Studi eksploratif juga dilakukan ketika sejumlah fakta diketahui,tetapi diperlukan lebih
banyak informasi untuk menyusun kerangka teoretis yang kukuh. Studi eksploratif
penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai fenomena perhatian dan
melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian hipotesis.
Studi eksploratif dapat dilakukan dengan wawancarai orang-orang dan melalui kelompok
fokus. Misalnya, jika sebuah perusahaan produsen kosmetik ingin memperoleh
pemahaman menyeluruh mengenai apa saja yang menimbulkan daya tarik bagi produk,
beberapa kelompok fokus bisa dikumpulkan untuk membahas isu terkait. Studi
eksploratif ini akan memberikan informasi awal untuk melalukan studi mendalam.
Dengan kemajuan teknologi, fasilitias internet dan videokonferensi menawarkan manfaat
menghubungkan kelompok fokus onllne pada biaya minimal. Melalukan studi untuk
pertama kali dalam sebuah organisasi tertentu tidak berarti sama dengan penelitian
eksploratif; hanya jika pengetahuan sedikit dan pemahaman yang lebih dalam
dihasilkan,maka studi menjadi eksploratif.
Studi Deskriptif
Dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik
variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Studi deskriptif dilakukan dalam organisasi
untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah kelompok karyawan, misalnya,
usia,tingkat pendidikan,status kerja,dan lama kerja.
Tujuan studi deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk
menggambarkan aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif
seseorang,organisasi, orientasi industri. Dalam banyak kasus, informasi tersebut mungkin
vital bahkan sebelum mempertimbangkan langkah korektif tertentu, misalnya : Apakah
organisasi sebaiknya mengubah pratiknya? Jika sebuah studi mengenai perusahaan dalam
industry menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan mengandalkan sistem just-in-time
untuk memangkas biaya inventaris, mungkin organisasi z juga sebaiknya
mempertimbangkan sistem tersebut.
Studi deskriptif yang menampilkan data dalam bentuk yang bermakna, dengan demikian
membantu untuk (1) memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu,
(2) memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi, (3)
memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut dan, (4) membuat
keputusan tertentu yang sederhana (seperti berapa banyak dan jenis orang seperti apa
yang sebaiknya ditransfer dari satu dapertemen ke lainnya). Data kuantitatif dalam hal
frekuensi, atau mean dan standar deviasi adalah penting untuk studi deskriptif.
Pengujian Hipotesis
Menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau
kebebasan (indepedensi) dua atau lebih faktor dalam situasi. Pengujian hipotesis
dilakukan untuk menelaah varians dalam variabel terikat atau untuk memperkirakan
keluaran organisasi.
Tidak sulit untuk melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada dasarnya berminat untuk
menyelidiki faktor-faktor situasional untuk memperoleh pengertian mengenai karakteristik
fenomena yang diteliti. Studi awal pada skala kecil,dengan mewawancarai orang-orang atau
mendapatkan informasi dari jumlah kajadian yang terbatas,adalah tidak umum dalam penelitian
eksploratif.
Studi deskriptif tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang tampak dalam sebuah
situasi diketahui eksis,dan seseorang ingin mampu menjelaskannya secara lebih baik dengan
memberikan riwayat mengenai faktor terkait. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman yang
lebih baik mengenai hubungan yang eksis antarvariabel. Pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan data kualitiatif dan kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif dan kadang-
kadang digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajerial.
I. IMPLIKASI MANAJERIAL
Penguasaan mengenai desain penelitian membantu manajer untuk memahami apa yang peneliti
berusaha lakukan. Manajer juga memahami mengapa laporan kadang kala menunjukkan analisis
data berdasarkan ukuran sampel kecil, jika banyak waktu yang dihabiskan dalam mengumpulkan
data dari beberapa kelompok orang.
Manajer harus membuat satu keputusan penting sebelum memulai studi yang berkaitan dengan
bagaimana ketetatan studi seharusnya. Mengetahui bahwa desain penelitian yang lebih ketat
memakan sumber daya lebih banyak, manajer berada dalam posisi untuk menimbang kepentingan
masalah yang dialami dan memutuskan jenis desain seperti apa yang dapat memberikan hasil
yang bisa diterima dalam cara yang efisien.
Pengetahuan mengenai interkoneksi di antara beragam aspek dari desain penelitian membantu
manajer memutuskan studi yang paling efektif, setelah mempertimbangkan sifat dan besarnya
masalah yang dihadapi, dan jenis solusi yang diharapkan.
Satu manfaat utama dalam memahami sepenuhnya perbedaan antara studi kausal dan korelasional
adalah bahwa manajer tidak terpeleset ke dalam jebakan membuat asumsi kausal implisit ketika
dua variabel hanya berhubungan satu sama lain. Mereka menyadari A dapat menyebabkan B, atau
B dapat menyebabkan A, atau A dan B dapat saling berkaitan karena hadirnya variabel ketiga.
Pengetahuan mengenai desain penelitian juga menolong manajer untuk mempelajari dan secara
cerdas mengomentari proposal penelitian.