Anda di halaman 1dari 15

Laporan Pendahuluan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

I. Pengertian.
Bronkopneumonia menurut Ngastiyah, 1997 dan Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Dr. Soetomo, 1994 merupakan salah satu pembagian dari pneumonia
menurut dasar anatomis. Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat
disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-
benda asing (Ngastiyah, 1997). Menurut Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD
Dr. Soetomo, 1994 pneumonia adalah radang pada parenkim paru.

II. Etiologi.
1. Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada
anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan
bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis,
Mikoplasma pneumonia.
2. Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori
sinsisial.
3. Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
4. Protozoa : Pneumokistis karinii.
5. Bahan kimia :
a. Aspirasi makanan/susu/isi lambung
b. Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan
sebagainya).

III. Gambaran Klinik


Mendadak panas tinggi, nyeri kepala/dada (anak besar), batuk, sesak,
takipnea, napas cuping hidung, sianosis, kaku kuduk, distensi perut.

IV. Penatalaksanaan.

Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita
yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis
antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman
penyebab.
1. Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh
Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada
umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis
dipakai :
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan
Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50
mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis
sda).
2. Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia,
Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan
Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau kombinasi :
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7
mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan
malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.
3. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia :
- Penisilin prokain IM atau
- Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam
oral, 4 kali sehari atau
- Eritromisin (dosis sda) atau
- Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).
4. Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat
(misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan
reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
5. Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
- kemajuan klinis penderita
- jenis kuman penyebab
Indikasi rawat inap :
1. Ada kesukaran napas, toksis.
2. Sianosis
3. Umur kurang dari 6 bulan
4. Adanya penyulit seperti
empiema
5. Diduga infeksi Stafilokokus
6. Perawatan di rumah kurang baik.
Pengobatan simptomatis :
1. Zat asam dan uap.
2. Ekspetoran bila perlu
Fisioterapi :
1. Postural drainase.
2. Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.

V. Asuhan Keperawatan.
A. Pengkajian keperawatan.
1. Identitas.
Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia
berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu
daya tahan tubuh yang menurun akibat KEP, penyakit menahun, trauma pada
paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai
pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang
disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir,
anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian
atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai
39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan
dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim
hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan
lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit.
Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan
anggota keluarga perokok.
f. Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat
penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system
pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

h. Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
3. Pemeriksaan persistem.
a. Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
b. Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan
cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non
produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler,
kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi,
ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang
bertambah sesak dan pilek.
c. Sistem pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada
orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum
memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde.
d. Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum
memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan
sampai berat).
e. Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-
anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
g. Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h. Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat,
kulit kering, .
i. Sistem penginderaan.
Tidak ada kelainan.

4. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.


Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m dengan
pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan
fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat
menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena
sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman
dari luar. Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :
 Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
 Luas daerah paru yang terkena.
 Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau
beberapa lobur.
Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 < 0 mmHg.
Masalah pemenuhan kebutuhan dasar (pohon masalah).

 ISPA
 Daya tahan tubuh menurun
 Penyakit menahun
 Aspirasi

Infeksi dan peradangan pada parenkim paru :


bronkopneumonia

Perubahan membran kapiler Hipertermi Hipersekresi mukus


alveolar

Gangguan pertukaran gas Dyspnea, malas minum,


Penumpukan mukus
berat badan menurun

Tidak efektif bersihan jalan napas


Gangguan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh

Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit

B. Diagnosa keperawatan.
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. produk mukus
berlebihan dan kental, batuk tidak efektif.
2. Gangguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane
alveolar.
3. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake inadekuat.
4. Hipertermi b.d proses inflamasi paru
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
Ketidakefektifan Jalan napas 1. Auskultasi Menetukan adekuatnya
bersihan jalan pasien akan bunyi napas pertukran gas dan luasnya
napas b.d. produk paten dengan obstruksi akibat mucus.
mukus berlebihan kriteria hasil 2. Kaji Infeksi ditandai dengan secret
dan kental, batuk jalan napas karakteristik secret tebal dan kekuningan
tidak efektif. bersih, batuk 3. Beri posisi Meningkatkan pngembangan
hilang, x ray untuk pernapasan diafragma
bersih, RR 15 – yang optimal yaitu
35 X/menit. 35-45 0 Nebulizer membantu
4. Lakukan menghangatkan dan
nebulizer, dan mengencerkan secret. Fisioterapi
fisioterapi napas membantu merontokan secret
untuk dikeluarkan.
Menghambat pertumbuhan
5. Beri agen mikoroorganisme
antiinfeksi sesuai Cairan adekuat membantu
order mengencerkan secret sehingga
6. Berikan cairan mudah dikeluarkan
per oral atau iv line
sesuai usia anak.
Gangguan Pertukaran gas 1. Kaji tingkat Tanda ini menunjukkan hipoksia
pertukaran gas b. normal bagi kesadaran Menentukan adekuatnya
d. peerubahan pasien dengan 2. Observasi sirkulasi dimana penting untuk
membrane criteria PaO2 = warna kulit dan pertukaran gas ke jaringan
alveolar. 80-100 mmHg, capillary refill Deteksi jumlah Hb yang ada dan
pH darah 7,35- 3. Monitor ABGs adanya infeksi
7,45 dan bunyi 4. Atur oksigen Meningkatkan pertukaran gas
napas bersih. sesuai order dan mengurangi kerja
pernapasan
5. Kurangi Mengurangi kebutuhan akan
aktivitas anak oksigen
Perubahan nutrisi Stauts nutrisi 1 Auskultasi bunyi Mendokumentasikan peristaltis
kurang dari dalam batas usus usus yang dibutuhkan untuk
kebutuhan tubuh normal dengan digesti.
b.d intake criteria BB 2 Kaji kebutuhan Membantu menetapkan diet
inadekuat. bertambah 1 harian anak individu anak
kg/minggu, 3 Ukur lingkat lengan, Hal ini menentukan
tidak pucat, ketebalan trisep penyimpanan lemak dan protein.
anoreksia 4 Timbang berat Nutrisi meningkat akan
hilang, bibir badan setiap hari. mengakibatkan peningkatan
lembab berat badan.
5 Berikan diet pada Memenuhi kebutuhan nutrisinya.
anak sesuai
kebutuhannya
Hipertermi b.d Suhu tubuh 1. Ukur suhu tubuh Indikasi jika ada demam
proses inflamasi dalam batas setiap 4 jam Leukositosis indikasi suatu
paru normal dengan 2. Monitor jumlah peradangan dan atau proses
criteria hasil WBC infeksi
suhu 372 0C, Megnurangi demam dengan
kulit hangat dan 3. Atur agen antipiretik bertindak pada hipotalamus
lembab, sesuai order. Memfasilitasi kehlangan panas
membrane 4. Tingkatkan sirkulasi lewat konveksi
mukosa lembab. ruangan dengan Memfasilitasi kehilangan panas
kipas angina. lewat konduksi
5. Berikan kompres air
biasa
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI DENGAN BRONKOPNEUMONIA
RUANG ANAK RSUD PAMBALAH BATUNG AMUNTAI
TANGGAL 13 – 25 FEBRUARI 2107
A. Pengkajian.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Februari2017 pukul 11.00 wita
1. Identitas.
Nama : An. M. Andr
TTL : Alabio, 1 Agustus 2017
Usia : 6 bulan
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : IRT
Agama : Islam
Suku /bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan Ayah : SMP
Pendidikan Ibu : SMA
Nmr RM : xx xx xx
Alamat : Desa teluk cati Alabio
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
Orang tua mengatakan anaknya panas dan nafasnya berbunyi dg tarikan
dinding dada setiap menarik nafas, dan batuk.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Sejak tanggal 16-2-2017 anak panas, batuk, rewel ,malas minum,
sebelumnya dibawa ke praktik dokter specialis anak namun tdk ada
perbaikan dan oleh orang tua dibawa ke IGD dan selanjutnya dianjurkan
untuk dirawat di RS.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Lahir dg BBLR 1600 gram ,Umur 1 bulan masuk RS dg keluhan panas
dan batuk dan seminggu yang lalu dirawat selama 5 hari di RS
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Tdk ada keluarga yg menderita batuk atau panas sebelumnya.

Keterangan : = Laki-laki

= Perempuan

= Klien

= Serumah

e. Riwayat persalinan.
Lahir dibantu Bidan RS, normal dg kondisi BBLR 1600 gram. Dirawat 1
bulan di dalam inkubator
f. Imunisasi.
Hanya vaksin BCG dan HB 0 yg sdh didapatkan
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
Anak terganggu tumbangnya krn sering sakit dan BB hanya 4,6 kg .
Sebelumnya BB 5.0 kg SMRS
h. Nutrisi.
Anak sejak lahir sampai sekarang diberi PASI sdgkan ASI tdk mau
menyusu. Tidak ada Alergi thd makanan atau bahan serta obat-obatan.

3. Pemeriksaan fisik.
a. Antropometri
TB : 63 cm
LK : 37 cm
LP : 48 cm
LLA : 16 cm
BB : 4.6 kg
b. Sistem kardiovaskuler.
Bunyi jantung normal, S1 dan S2 tunggal, HR 140 X/menit.
c. Sistem pernapasan.
Inspeksi : sesak, RR 80 X/menit, retraksi subcostal dan intracosta.
Auskultasi : ronki+ . Palpasi : vokal resonan menurun. Perkusi sonor.
d. Sistem pencernaan.
Abdomen simetris , bising usus normal 20 X/menit, orang tua mengatakan
saat ini anak hanya minum PASI dan air putih hangat .
e. Sistem eliminasi.
BAB 1 kali sehari lembek. BAK +.
f. Sistem muskuloskeletal.
Lemah, tangan terpasang infuse dan spalk.
g. Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, suhu axila 37, 4 0C, capillary refill normal < 2
detik.
h. Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
i. Sistem reproduksi dan genitalia.
Tidak ada luka pada genitalia, belum sirkumsisi.
j. Sistem persarafan.
Kesadaran compos mentis.
4. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
a. Tanggal 17-7-2017
X-ray dada, kesimpulan : bronkopneumonia.

5. Pengobatan/therapi.
IVFD D ¼ 12 tpm micro
O 2 2 liter /menit K/P
Inj. Norages 50 mg
Inj. Ampicillin 50 mg / IV

Analisa data.
No Data Etiologi Masalah

1. S: Ortu mengatakan sesak 3 hari yang Penumpukan sekret Tidak efektif


lalu, tidak bisa mengeluarkan pada jalan napas bersihan jalan napas
sekret
O: retraksi subcostal dan intercosta,
ronki basah + , resonan menurun,
RR 80 X/menit, kadang batuk non
Produktif, X-ray
bronkopneumonia

2. S :- Intake nutrisi Resiko tinggi


O : BB 4,6 kg, rewel, lemah inadekuat perubahan nutrisi
BB SMRS 5.0 kg. kurang dari
kebutuhan

B. Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas)


1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan
penumpukan sekret pada jalan napas.
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake inadekuat.
C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

Tidak efektif bersihan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pernapasan : irama dan frekuensi, bunyi  Mendeteksi adanya dyspnea.dan penumpukan sekret
jalan napas berhubungan keperawatan jalan napas napas : ronki
dengan penumpukan bersih dengan Kriteria : 2. Beri posisi kepala lebih tinggi.  Meningkatkan pengembangan paru yang optimal
sekret pada jalan napas. ronki berkurang / tidak ada, 3. Lakukan fisioterapi & nebulizer K/P .  Nebuliser membantu menghangatkan dan mengencerkan
RR 15-35 X/menit, tidak secret, fisioterapi napas membantu merontokan secret untuk
sesak. dikeluarkan.
4. Berikan Oksigen 2 lt /mnt K/P  Mencukupi kebutuhan oksigen & mencegak hypoxia.

5. Kolaborasi pemberian obat-obatan expektoran &  Membantu expetorasi & Membunuh pertumbuhan kuman
antibiotik. infeksi .
Resiko tinggi perubahan Tidak terjadi perubahan 1. Monitor tanda-tanda kekurangan nutrisi & o Menentukan tindaka perawatan selanjutnya.
nutrisi kurang dari nutrisi selama perawatan kemampuan anak untuk intake nutrisi.
kebutuhan tubuh dengan Kriteria : 2. Monitor berat badan tiap 3 hari. o Nutrisi meningkat akan mengakibatkan peningkatan berat
berhubungan dengan BB dalam batas normal, badan.
intake inadekuat. kebutuhan nutrisi terpenuhi, 3. Ajarkan pada orang tua cara pemberian ASI/PASI o Orang tua akan kooperati dalam membantu memenuhi
tidak muntah kebutuhan nutrisi anak
4. Anjurkan orang tua untuk segera lapor petugas bila o Salah satu komplikasi pemberian ASI/PASI adalah aspirasi
saat memberi ASI/PASI terjadi aspirasi yang bisa berakibat fatal
5. Pertahankan tetesan infus sesuai aturan o Memenuhi kebutuhan nutrisi anak
D. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa
Hari/tanggal
keperawa Tindakan keperawatan Evaluasi keperawatan
(jam)
tan.
Jum’at, 17 – 02- 2017 Jam 16.00
1. 11.00 - Memonitor pernapasan : irama teratur, frekuensi 84 x/menit, ronki basah S : mengatakan anak sesak.
kedua paru, retraksi subcosta dan intracosta O: sesak, RR 82 X/menit, retraksi subcosta, batuk non produktif,
- Memberi posisi kepala lebih tinggi yaitu dialasi selimut. ronki +
14.30 - Melakukan injeksi Ampisilin 50 mg dan norages 50 mg per iv A : inefektifitas bersihan jalan nafas belum teratasi
- Melakukan fisioterapi dg memberikan pijatan dg minyak kayu putih pd P : tindakan keperawatan dipertahankan
punggung.

2. 09.30 o Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan anak untuk Jam 16.10
intake cairan & nutrisi S : --
O : tidak muntah, BB 4,6 kg, lemah.
10.00 o Mengajarkan pada orang tua cara pemberian ASI/PASI untuk mencegah A : Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
aspirasi. msh terjadi
o Menganjurkan orang tua untuk segera lapor kpd petugas bila anak tiba- P : tindakan keperawatan dipertahankan
tiba biru, muntah atau tersedak saat memberi ASI/PASI terjadi aspirasi.
12.00 o Mempertahankan tetesan infus D ¼ NS 12 tpm

1. Sabtu, 18-02-2017 Jam 16.00


09.05 - Memoniotr pernapasan : irama teratur, frekuensi 84 X/menit, ronki + S : mengatakan anak tdk sesak
- Memberikan injeksi Ampisilin 50 mg dan Norages 50 mg per iv O: RR 82 X/menit, batuk non produktif tapi kadang, ronki +
09.20 - Melakukan fisioterapi dg menganjurkan Ortu memijat punggung & dada A : inefektifitas bersihan jalan nafas belum teratasi
anak dg minyak telon/ Minyak kayu putih . P : tindakan keperawatan dipertahankan

2. 09.30 o Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan anak untuk Jam 16.10
intake nutrisi : mampu minum sedikit demi sedikit, kebutuhan ASI/PASI S : --
ditingkatkan 8 X 50 cc O : tidak muntah, lemah, minum sedikit demi sedikit dan menyedot
09.50 o Memberikan diet pada anak 50 cc PASI LLM melalui dot kuat
o Mempertahankan tetesan infus D ¼ 12 tpm A : Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
12.00 o Menganjurkan ibu untuk memberi minum PASI sedikit demi sedikit per msh terjadi
oral P : tindakan keperawatan dipertahankan
1. Ahad, 19 –02 -2017 Jam 16.30
09.00 - Memonitor pernapasan : irama teratur, frekuensi 67 X/menit, ronki - S : mengatakan anak tidak sesak
09.20 kedua paru, tidak ada retraksi O: RR 56 X/menit, batuk & ronki + .
10.30 - Melakukan injeksi Ampisilin 50 mg dan norages 50 mg per iv A : inefektifitas jln nafas belum teratasi
- Melakukan fisioterapi dg menganjurkan Ortu memijat punggung & dada P: tindakan keperawatan dipertahankan
anak dg minyak telon .

2. 09.00 o Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan anak untuk Jam 12.30
intake nutrisi : mampu minum sedikit demi sedikit. S : --
O: tidak muntah, , minum sedikit demi sedikit & mengisap kuat.
09.20 o Menganjurkan ibu untuk memberi minum PASI sedikit demi sedikit per A : Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
oral tdk terjadi

P: tindakan keperawatan dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai