Anda di halaman 1dari 2

Kontingensi keadaan yang masih diliputi ketidakpastian dan berada di luar jangkauan

ambigu/am·bi·gu/ a bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan,


kekaburan, ketidakjelasan, dan sebagainya); bermakna ganda; taksa

konvensional/kon·ven·si·o·nal/ /konvénsional/ a 1 berdasarkan konvensi (kesepakatan) umum


(seperti adat, kebiasaan, kelaziman); 2 tradisional: lukisan yang --

pandemi/pan·de·mi/ /pandémi/ n wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah


geografi yang luas

implisit/im·pli·sit/ a 1 termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun tidak dinyatakan secara


jelas atau terang-terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung halus; tersirat; 2 mutlak tanpa
ragu-ragu; secara tulus (tentang kepercayaan, dukungan, kepatuhan, dan sebagainya);

mengimplisitkan/meng·im·pli·sit·kan/ v menjadikan terkandung di dalamnya, tetapi tidak


dinyatakan secara jelas; membuat tersirat

pragmatis/prag·ma·tis/ a 1 bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat mengutamakan segi
kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan); mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis; 2
mengenai atau bersangkutan dengan pragmatism

preventif/pre·ven·tif/ /prévéntif/ a bersifat mencegah (supaya jangan terjadi apa-apa):

Keteladanan kepemimpinan pun saat ini terasa kering dan hambar. Hampir di setiap sendi
kehidupan,kita tak lagi mampu menemukan suri teladan yang pantas dicontoh dan dikagumi, padahal
bangsa ini telah berpuluh-puluh tahun merdeka dari penjajahan. Ketika kondisi ini yang terjadi, sungguh
arif bila kita mencarinya dari perjalanan sejarah bangsa besar ini. Di sana kita akan menemukan sosok-
sosok pemimpin yang hebat. Pemimpin yang menjadikan waktu dan hidupnya sebagai pengabdian bagi
masyarakat. Kita kagum.

Karena itu, bagi Rumi, hidup sesungguhnya tak lain adalah meraih cinta-cinta sejati itu. Cinta
pada puncak kesempurnaannya itu. Tanpa itu, bukan hanya hidup, kematian pun hanya akan
menandai kehancuran, padahal seharusnya ia menandai kembalinya kita kepada Samudera Tanpa
Batas Sumber kita sendiri--Kerinduan primordial kita. Karena bagi pencinta, kematian jasad
sesungguhnya hanya menandai awal kehidupan. Memang Rumi sering menyebut cinta "(Mata)
Air hidup kita".

Melanjutkan Belajar Hidup dari Rumi, dan masih lewat serpihan puisinya yang mencerahkan dan
melembutkan jiwa, buku Mereguk Cinta Rumi ini secara khusus memberikan perhatian pada
perenungan Rumi tentang cinta, di samping tetap berbagi nasihat-nasihat sang penyair sufi untuk
meraih kehidupan yang dapat menawarkan kebahagiaan sejati.

Anda mungkin juga menyukai