PERCOBAAN II
Thermistor
I. PENDAHULUAN
Sensor ini menggunakan Thermistor jenis 5BT-3, sensor jenis ini termasuk
PTC (Positive Temperature Coefficient). Seperti biasanya sensor ini
hambatannya akan bertambah jika suhu naik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
dalam gambar 2.1.
Termistor adalah salah satu jenis yang mempunyai koefisien temperatur yang
sangat tinggi. Fungsi utama dari komponen ini dalam suatu rangkaian elektronik
adalah untuk mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan temperatur
dalam rangkaian tersebut. Karakteristik yang demikian ini memungkinkan kita
untuk dapat mengatasi beberapa masalah yang sederhana, seperti misalnya yang
berkaitan dengan sensor temperatur, kompensasi temperatur, atau masalah
1
Percobaan 2 - Thermistor
• Termistor NTC
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, termistor NTC adalah resistor yang
mempunyai koefisien temperatur negatip yang sangat tinggi. Termistor jenis ini
dibuat dari oksida logam yang terdapat dalam golongan transisi, seperti
misalnya, ZrO2 – Y2P3, NiAl2O3 Mg(Al, Cr, Fe)2O4, SiC, dan sebagainya.
Oksida-oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang tinggi, tetapi dapat
diubah menjadi bahan semikonduktor yaitu dengan menambahkan beberapa ion
lain (sebagai doping) yang mempunyai valensi yang berbeda. Sedangkan
perubahan resistansinya karena pengaruh perubahan temperatur diberikan dalam
bentuk kurva resistansi sebagai fungsi temperatur.
• Termistor PTC
2
Percobaan 2 - Thermistor
• Termistor CTR
Termislor CTR dibuat dari V2O3 yang dipanaskan dengan serbuk oksida Ba
atau oksida Si dan sebagainya, yang hasilnya dalam bentuk kaca. Termistor jenis
ini merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperatur negatip yang
sangat tinggi. Penurunan resistansi yang drastis karena adanya pengaruh suhu
tersebut terjadi pada transisi logam-semikonduktor dan berubah-ubah tergantung
(sebagai fungsi) dari konsentrasi dopant, yaitu oksida logam, seperti misalnya
Ge, Ni, W, atau M.
Termistor NTC, utamanya digunakan untuk sensor dan regulator. Termistor
PIC, yang resistansinya berubah secara drastis dalam interval temperatur
tertentu, utamanya digunakan sebagai pendeteksi harga ambang-batas
(Threshold detector).
3
Percobaan 2 - Thermistor
IV. PERALATAN
1. Sensor Training Apparatus SNS-10
2. Trans Pal 150 step down transformer
3. Thermistor
4. Volt Meter
5. Resistor 10 kOhm
6. Lead Wire secukupnya
7. Thermometer
8. Solder
V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan.
2. Pasang thermistor pada trainer, dan hubungkan semua peralatan seperti
pada gambar 2.3.
3. Siapkan sumber arus DC 0.5 mA.
4. Pastikan selisih tegangan pada VR1 dan Thermistor adalah 0 volt dengan
mengatur VR1, catat nilai VR1.
5. Catat temperatur ruangan, kemudian catat juga tegangan output dari
rangkaian.
6. Dekatkan sensor panas (thermistor) dengan sumber panas (solder),
kemudian catat pengaruh suhu terhadap tegangan output. Masukkan data
pada tabel setiap perubahan temperatur.
4
Percobaan 2 - Thermistor
2 30
3 35
4 40
5 45
6 50
7 55
8 60
9 65
10 70
11 75
12 80
Analisa :
1. Lengkapi tabel pengamatan diatas
2. Gambarkan grafik Vout = f (T)
3. Gambarkan grafik RTH = f (T)
4. Mengapa tegangan menjadi berkurang saat suhu naik?
5. Apa yang harus dilakukan jika menginginkan tegangan menjadi
bertambah?
6. Bagaimana jika posisi input amplifier diubah?
7. Pertimbangkan jika penguat digunakan sebagai non inverter?