Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Selama penulis melakukan asuhan secara komprehensif

kepala Ny.S yang dilakukan sejak tagnggal 10 januari 2022 sampai

dengan 17 februari 2022 yang dimulai dengan melakukan

pemeriksaan kehamilan Trimester III sebanyak 2 kali, kemudian

pertolongan persalian masa nifas sampai dengan bayi baru lhir, dapat

diidentifikasi masalah sebagai beriku :

1. Kehamilan

a. Pada masa kehamilan kunjunga pertama Ny.S memeriksakan

kehamilan pada tanggal 10 januari 2022 dengan usia

kehamilan 37 minggu, tidak terdapat keluhan yang ibu

rasakan.

b. Pada kunjungan selanjutnya, yaitu pada tanggal 17 januari

2022 dengan usia kehamilan 38 minggu Ny.S Mengeluh

sering buang Air Kecil (BAK) dan merasakan adanya mules

tapi hilang saat digerakan (berjalan).

2. Persalinan

Pada masa prsalinan yang telah dilalu oleh Ny.S berjalan

dengan normal dan tidak ada komplikasi yang menyertai selama

persalinan dimulai dengan persalinan sebagai berikut

a. Kala I lama persalinan berlangsung ± 3 jam 25 menit.

195
196

b. Kala II lama persalinan berlangsung ± 20 menit.

c. Kala III lama persalinan berlangsung ± 10 menit.

d. Kala IV lama persalinan berlangsung 2 jam.

Tidak ada kesulitan dalam persalinan semuanya dengan

normal, aman dan nyaman pada ibu.

3. Nifas

Dari hasil semua asuhan yang diberikan kepada Ny.S selama

nifas yaitu sebanyak 2 kali kunjungan dimana kunjungan

dilakukan di rumah Ny.S secara keseluruhan tidak ditemukan

masalah atau komplikasi pada ibu.

4. Bayi Baru Lahir

Dari hasil semua asuhan yang diberikan kepad bayi Ny.S yaitu

sebanyak 2 kunjungan, dimana kunjungan dilakukan di rumah

Ny.S keseluruhan tidak ditemukan masalah atau komplikasi pada

bayi.

B. Pembahasan Masalah

1. Pemeriksaan Kehamilan

a. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan

1) Kunjungan pertama

Asuhan kebidanan yang diberikan di PMB Ny.M

kepada Ny.S pada kunjungan pertama dilakukan pada

tanggal 10 Januari 2022 usia kehamilan 37 minggu, tidak

terdapat masalah pada ibu dan janin. Berdasarkan data


197

yang diperoleh setiap bulan ibu selalu memeriksakan

kehamilannya kebidan. Sehingga ibu dapat mengetahui

perkembangan dan pertumbuhan janinya serta mengetahui

keadaan ibu dan janin selama kehamilan.

Dari asuhan anternatal yang telah diberikan kepada

Ny.S harus memenuhi standar 10 T, yaitu penimbangan

berat badan, mengukur tinggi banada, mengukur TD, Ukur

LILA, ukut TFU, pemberian tablet Fe, tentukan presntasi

janin dan denyut janin (DJJ), imunisasi TT, tes

laboratorium, tatlaksanan kasus, dan temu wicara. Pada

tes HB dan tes protein urine dengan metode tes dipstick.

b. Penatalaksanaa menurut teori

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang

terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik

pada ibu hami, untuk memperoleh suatu proses kehamilan

dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan

(Walyani, 2015).

Jadwal pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan

pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid,

pemeriksaan ulang setiap bulan sampai umur kehamilan 24

minggu sampai 28 minggu, setiap 2 minggu sampai umur usia

kehamilan 32 minggu, setiap 1 minggu sejak umur 34 sampai

terjadi persalinan. (Walyani,2015).


198

Pelayanan ANC harus sesuai standar 10 T yaitu

penimbangan berat badan, mengukur tinggi banada,

mengukur TD, Ukur LILA, ukut TFU, pemberian tablet Fe,

tentukan presntasi janin dan denyut janin (DJJ), imunisasi TT,

tes laboratorium, tatlaksanan kasus, dan temu wicara.

c. Kesenjangan Teori dengan Asuhan Kebidanan

Asuhan yang diberikan untuk masalah yang dialami

Ny.S dengan ketidaknyamanan pada trimester III, yaitu sering

BAK dan adanya mules. Dengan memberikan penjelasan

bahwa di usia kehamilan 38 minggu, termasuk ke dalam

Trimester III. Hal itu merupanakan kejadian yang normal,

karena penurunan kepala janin yang masuk ke dalam PAP,

sehingga BAK dan mules yang ibu rasakan adalah kontraksi

palsu yang biasa dirasakan ibu menjelang persalinan.

Penjelasan yang di beriksan kepada Ny.S sudah sesuai

dengan teori asuhan kebidanan kehamilan.

2. Persalinan

a. Asuhan kebidanan pada persalinan

1) Kala I

Asuhan yang dibrikan kepada Ny.S adalah

memberikan asuhan sayang ibu seperti menganjurkan ibu

untuk makan dan minu, membantu ibu melakukan

perubahan posisi sesuai keinginan ibu, memberikan


199

sentuhan seperti memijat atau menggosok punggung ibu

untuk mengurangi rasa sakit, menganjurkan dan

mengingatkan ibu dalam persalinan, membantu ibu dalam

pemenuhan nutrisi, menganjurkan ibu untuk tidak

menahan BAK, menganjurkan kepada keluarga untuk

memberi dukungan dan motivasi pada ibu. Kemudian

memantau kemajuan persalinan dan menctat semua

perkembanganya di partograph.

2) Kala II

Asuhan yang diberikan kepada Ny.S adalah meberikan

asuhan sayang ibu seperti memberikan ibu minum di sela-

sela kontraksi, mengajarkan dan membimbing ibu cara

mengedan yang baik, membatu ibu mengambil posisi yang

sesuai dengan pilihan ibu yang mempermudah proses

persalinan, dan menganjurkan ibu untuk istirahat dianatra

kontaksi. Melakukan pertolongan persalian sesuai dengan

APN, seperti memimpin ibu untuk mengedan, membantu

kelahiran kepala bayi, mengecek lilitan tali pusat dan

melakukan penangan bayi baru lahir.

3) Kala III

Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.S adalah

melakukan manajemen aktif kala III, yaitu memberikan

oxitosin 10 UI, melakukan penegangan tali pusat


200

terkendali, melakukan massae fundus uteri, memeriksakan

kelengkapan plasenta dan memeriksa lasirasi jalan lahir.

4) Kala IV

Asuhan kebidanan yang diberika kepada Ny.S adalah

mengajarkan ibu cara massae fundus uteri, membersihkan

ibu, membersihkan temapat tidur, membantu ibu

mengenakan pakain bersih, menganjurkan ibu untuk

mendapatkan asupan nutrisi, cairan dan istirahat serta

melakukan pemantaun kala IV persalinan.

b. Penatalaksanaan menurut teori

Persalinan adalah serangkai kejdian pengeluaran bayi

yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran

plasenta dan selaput janin dan tubuh ibu melalui jalan lahir

atau melalui jalain lain, berlangsung dengan bantuan atau

tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Kementrian Kesehatan

RI, 2016).

1) Kala I (pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur

darah karena serviks mulai membuka dan mendatar.

Darah berasal sari pecahnya pembuluh darah kapiler

sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran,

ketika serviks mendatar dan membuka (Rohani, Saswita &

Marisah, 2014).
201

2) Kala II (pengeluaran bayi)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks

sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan

pada multipara 1 jam. Tanda dan gejla Kala II yaitu his

semakin kuat, dengan interval 2 samapai 3 menit, ibu

merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya

kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya tekanan

pada rektum dan/atau vagina, perineum terlihat menonjol,

vulva-vagina an sfingter ani terlihat membuka, peningktaan

pengeluaran lendir dan darah.

Diagnosa Kala II ditegakan atas dasar pemeriksaan

dalam yang menunjukan pembukaan serviks telah

lengkap, terlihat bagian kepala bayi introitus vagina

(Rohani, Siswita & Marisah 2014).

3) Kala III (pelepasan plasenta)

Kala III Persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah

bayi lahir (Rohani, Saswita & Marisah, 2014).

4) Kala IV (observasi)

Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2

jam setelah proses tersebut . dua jam pertama setelah


202

persalinan merupakan sat paling kritis bagi pasien dan

bayinya. Tubuh pasien melakukan adaptasi yang luar

biasa setelah kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali

stabil, sedangkan bayi melakukan adaptasi terhadap

perubahan lingkungan hidupnya. Kematian ibu terbanyak

terjadi pada kala ini. Observasi yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Keadaan umum dan kesadaran

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah,

suhu, nadi, dan pernafasan.

3. Kontraksi uterus dan TFU.

4. Kandung kemih.

5. Perdarahan : Perdarahan dianggap masih normal

jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

c. Kesenjangan teori dengan asuhan kebidanan yang di

berikan :

Pada saat persalinan berlangsung, masalah yang

dialmi oleh Ny.S adalah mules, maka asuhan yang diberikan

asuhan sayang ibu seperti memberitahu ibu dan keluarga

tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan inu untuk makan

dan minum saat his menurun, menganjurkan dan

mengajarkan ibu untuk tidak menhan buang air kecil, meminta

ibu untuk ditemani keluarga, mengajarkan ibu mengedan yang


203

baik jika ada mules, dalam asuhan ini tidak terdapat

kesenjangan teori.

Pada kala II berjalan dengan baik demudian segera

setelah bayi lahir dilakukan Inisiasi Menyusu Dini. Melakaukan

manajemen aktif kala III, melakukan massase uterus, dan

melakukan pemantauan kala IV. Maka tidak terdapat

kesenjangan atau ketidak sesuaian anatar asuhan yang

diberikan dengan asuhan yang terdapa dalam teori.

3. Nifas

a. Asuhan kebidanan pada masa nifas

Pada nifas 6 jam pada Ny.S berlajan dengan normal,

dan hasil pemeriksaan keadaan seluruhnya Ny.S dalam

keadaan baik dan Ny.S sudah dapat kekamar mandi untuk

BAK dan mengganti pembalut setelah 2 jam postpartum

dengan dibantu oleh suaminya. Ibu juga sudah makan dan

minum, dan pengkaji memberikan konseling tentang tanda-

tanda bahaya postpartum, personal hygine, teknik menyusui,

nutrisi, dan pengkaji memberikan obat amoxilcillin 3x1/hari (10

tablet), asam mefenamat 3x1/hari (10 tablet), tablet fe 1x1/hari

(tablet) dan selanjutnya memberitahu ibu mengenai kunjungan

rumah yang akan dilakukan 2 minggu kemudian.

Pada kunjungan nifas 2 minggu di rumah Ny.S

dlakukan pemeriksaan fisik kepada Ny.S dari hasil


204

pemeriksaan pengkaji, bahwa di dapatkan prosen nifas ibu

berjalan dengan normal, keadaan keseluruhan ibu baik dan

sehat serta tidak memiliki keluhun apapun. Pengkaji

memberikan konseling kepada Ny.S mengenai istirahat yang

cukup, mengkomsumsi banyak saturan, tanda-tanda bahaya

post partum, ASI ekslusif dan membertahu ibu tentang

kunjungan ulang.

Pada kunjungan nifas 4 minggu di rumah Ny.S

dilakukan pemeriksaan fisik kepada Ny.S dari hasil

pemeriksaan pengkaji, bahwa didapatkan prosen nifas ibu

berjalan dengan normal, keadaan keseluruhan ibu baik dan

sehat tidak memeliki keluhan apapun. Pengkaji mulai

membicaran mengenai penggunaan KB, setelah diberikan

penjelasan, dan memberitahu tentang keuntungan dan efek

sampig KB yang ibu rencanakan, konseling nutrisi mendukung

ibu agar memberikan ASI esklusif.

b. Penatalaksanaan teori

Masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan

sebelum hami. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu,

akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti

keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan. (Kementrian

Kesehatan RI, 2016).


205

Pada masa nifas Ny.S tidak mengeluh masalah

asuhan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar Dinas

Kesehatan 6 jam postpartum, 2 minggu post partum, dan 4

minggu post partum.

Ibu juga diberikan tablet zat besi/penambah darah oleh

bidan Ny.M yang diminum 1x sehari. Tablet zat besi siminum

untuk menamba zat besi setidaknya 40 hari pasca persalinan.

c. Kesenjangan Teori dengan asuhan kebidanan yang

diberikan

Asuhan yang diberikan pada Ny.S masih berlangsung

sampai masa nifas ini diakrenakan pandemic masih belum

selesai. Asuhan yang diberikan selama 6 jam 2 minggu dan 4

minggu tidak ada komplikasi yang terjadi pada ibu setelah

dilakukan anamnesa dan kolaborasi dengan bidan Ny.M tidak

ada kesenjangan anatara teori dengan asuhan yang diberikan.

4. Bayi Baru Lahiir

a. Asuhan kebidanan pada masa bayi baru lahir

Asuhan yang diberikan kepada Ny.S yaitu sebanyak 2

kali kunjungan, dimana kunjungan dilakukan di rumah Ny.S

secara keseluruhan tidak titmukan masalah atau komplikasi

pada bayi.

Asuhan yang diberikan anatara lain :

1) Kujungan 1 (6 jam)
206

Asuhan yang diberikan kepada Ny.S adalah melihat

keadan umum bayi baik, bayi sudah menyusu dengan baik,

bayi sudah BAB dan sudah BAK, memandiakan bayi,

memberitahui ibu untuk menjaga bayi agar tetap hangat agar

tidak terjadi hipotermi dengan menjaga suhu ruangan,

mengganti kain dengan kain bersih dan kering jika popok atau

pakaian bayi basah, memberitahu ibu untuk istirahat yang

cukup karena kurang istirahat dapat mempengaruhi prosuk

ASI dan konsisi kesehatan ibu, tidur ketika bayi sedang tidur.

Istirahat yang cukup dapat mempercepat pemulihan konsisi

Kesehatan ibu dan memperlancar prosuksi ASI.

2) Kunjungan ke 2 (2 minggu)

melihat keadaan umum bayi, melakukan pemeriksaan

fisik, pada bayi, melihat apakah bayi sudah bisa menyusu atau

tidak. Asuhan yang diberikan, bayi dalam keadaan sehat, bayi

sudah dapat menyusu ASI dengan biak, memberikan

kehangatan pada bayi, mengingatkan pada ibu tentang

pemeberian ASI secara ekslusif, tanda-tanda bahaya yai dan

memberitahukan ibu tentang imunisasi BCG dan polio 1 pada

usia 1 bulan.

3) Kunjungan ke 3 (4 minggu)

Asuhan yang diberikan, bayi dalam keadaan sehat, bayi

sudah dapat menyusu ASI dengan baik, menganjurkan ibu


207

untuk melengkapi imunisasi, mengingatkan Kembali kepada

ibu mengenai pemeberian ASI secara esklusif, mengingatkan

kembli kepada ibu untuk menjaga kehangatn bayi,

menganjurkan ibu agar rajin membawa bayinya ke pelayanan

Kesehatan untuk mengetahui perkembangan dan

pertumubuhan bayi.

b. Penatalaksanaa menurut teori

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai

alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu samapai 42

minggu, dengan berat badan lahir 2500-4000 gram, dengan

nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan ( Nurhasiyah, 2017).

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra

uteri kehidupan ekstra uterin. Tiga faktor yang

memepengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus

yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi

pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat

berlangsung adalah pada sistem pernafasaan, sirkulasi,

kemapuan menghasilkan glukososa. (Nurhasiyah, 2017).

c. Kesenjangan Teori dengan Asuhan Kebidanan yang di

berikan
208

Asuhan yang diberikan setelah bayi lahir pada Ny.S

menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai dengan

kebutuhan dan memeberikan motivasi kepada ibu agar

memberikan ASI esklusif kepada bayinya, memberitahu ibu

tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, memberitahu ibu

untuk menjemur bayinya pada pagi hari, memberitahu ibu

untukimunisasi bayinya, mengganti pokok, membersihkan

feces, dan melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip

bersih dan kering telah sesuai dengan teori.

Setelah bayi lahir 1 jam diberikan Vik K, salep mata.

Semetara untuk Hb 0 diberikan setelah 6 jam bayi lahir.

Berdasarkan asuhan yang diberikan tidak terdapat

kesenjangan atau ketidak sesuaian anatara asuhan kebidnana

dengan asuhan terdapay dalam teori.

Anda mungkin juga menyukai